Home / Fantasi / ATURAN LANGIT! / Pecah Kongsi

Share

Pecah Kongsi

Author: Bani Salman
last update Last Updated: 2023-03-08 14:34:39

Cahyo memutuskan untuk pindah kost sore itu juga. Langit tidak mengerti dengan aksi mendadak yang dilakukan kawannya itu. Namun dia tidak bisa menolak keinginan Cahyo yang ingin berpisah kost-an dengannya. Bahkan Cahyo sudah berikrar tidak ingin menjadi temannya lagi!

Langit hanya bisa menatap kepergian Cahyo dengan sedih. Dia tidak bisa mencegahnya. Tekad Cahyo sudah bulat. Dia sudah lelah melihat Langit terus menerus membuat masalah. Maka dari itu dia memutuskan untuk tidak akan mau mengurusinya lagi.

Sebagai seorang sahabat, Cahyo sudah mengingatkannya berkali-kali. Jangan pernah membuat masalah baru lagi, dengan meladeni permainan gadis-gadis cantik itu. Karena imbasnya tentu saja akan kembali kepada Langit sendiri. Tapi Langit terlalu bodoh dan bebal! Masih mengulangi kesalahan yang sama terus menerus.

"Aku tidak iri dengan kamu, walau ada sih sedikit! Tapi intinya aku mengingatkanmu demi kebaikanmu sendiri! Bersikap tegas dan keras kepada mereka, itu jauh lebih baik, dari pada harus menanggung masalah setiap saat! Apa kamu tidak sadar kalau sebenarnya mereka sedang berusaha mempermainkan mu? Entah seperti apa yang sedang mereka rencanakan, tapi yang jelas aku mencium sesuatu yang tidak beres disini!" Cahyo berasumsi.

"Tapi, aku tidak merasa seperti itu Yo, mungkin kamu benar, tapi bisa juga mereka yang benar! Aku hanya berusaha melakukan yang terbaik yang aku bisa! Aku tidak mau mengecewakannya,, terutama Dewi! Dia adalah pesona kampus ini! Aku tidak bisa menolak bidadari secantik dia!"

"Bukankah dengan yang lainnya juga begitu? Kamu masih saja tidak sadar! Kamu mungkin bukan Play Boy, tapi kehadiran mereka yang membuat kamu bisa menjadi seorang Play Boy kedepannya! Apa kamu mau di cap seperti itu?"

"Aku bukan tipe seperti itu! Buktinya aku tidak menerima Vania! Mungkin jika yang lainnya datang, aku tidak akan menerima mereka! Aku hanya menerima Dewi, karena aku memang menyukainya, mungkin bisa lebih dari itu!"

"Itulah yang membuatku khawatir, Dewi adalah yang tercantik diantara semuanya, justru dialah yang paling berbahaya! Kamu tahu siapa Diego? Dia adalah anak paling kaya di Kota ini! Jika dibandingkan dengan yang lain, semua tidak ada apa-apanya! Dan kamu, sedang menggali masalah yang besar dengan berani mencoba merebut Dewi dari dia!"

"Diego adalah sepupu Dewi! Dia yang bilang sendiri kepadaku waktu itu!"

"Dan kamu percaya? Ayolah Langit! Berfikirlah dengan realistis! Diego itu adalah anak ekspatriat, Raja Properti kaya di Kota ini, sedangkan Dewi adalah seorang pendatang dari luar daerah, Kampung nan jaih di mata! Sepupu dari mana?"

"Aku percaya apa yang dia katakan!"

"Itulah kesalahanmu! Makanya mulai sekarang, aku tidak mau melihatmu kena masalah, jadi sebaiknya kita jaga jarak saja! Bukan berarti aku membencimu, aku hanya sudah lelah menasehatimu, karena kamu selalu mengambil arah yang salah!"

"Aku menjalani semua hidupku dengan keputusanku sendiri, dan aku selalu siap menanggung segala konsekwensi yang ada, dan semua yang sudah kulakukan, tidak pernah sedikitpun kusesali! Untuk yang satu ini, kamu tidak berhak mengaturku, Cahyo!"

"Baiklah, maka dari itu aku menjauh darimu! Agar kamu bisa bebas menjalankan hidupmu sesuai dengan kehendakmu sendiri! Tanpa ada siapapun yang mengaturmu! Mulai dari sekarang dan seterusnya, carilah teman yang bisa mengerti kamu!"

Dan Cahyo pun pergi. Langit benar-benar sendiri kini! Sahabat yang sudah hampir dua tahun lebih menemaninya itu, akhirnya dia memutuskan untuk meninggalkannya. Sahabat yang selalu bersama dalam setiap waktu dan keadaan. Dalam susah maupun senang. Dalam panas terik maupun hujan badai. Teman curhat dan kawan berbagi segala keluh-kesah. Kini sahabatnya sudah tidak ada lagi di sampingnya. Cahyo telah pergi!

Sejujurnya, Langit merasa kehilangan. Ada ruang hampa yang terasa pedih di hatinya ketika sahabatnya pergi meninggalkannya. Mungkin tidak jauh berbeda seperti ditinggalkan kekasih, atau ditinggal mati orang-orang terdekat! Tapi mau bagaimana lagi, itu sudah keputusan dia! Langit tidak bisa berbuat apa-apa. Karena Langit pun memiliki keputusannya sendiri! Mereka pecah kongsi!

Sudahlah, tidak perlu cengeng! Sahabat akan selalu ada, orang-orang baik akan selalu datang. Selama niat kita baik, dan selalu berbuat baik, maka kita akan mudah mendapatkan sahabat yang baik. Karena mereka melihat kebaikan kita, dan merasa nyaman dengan keberadaan kita, akhirnya mereka memutuskan untuk menjadi orang yang dekat dengan kita! Itulah hidup dan segala lika-likunya. Karena persahabatan, hubungan cinta, tidak ada yang abadi, selalu saja ada yang datang dan pergi. Karena yang abadi, adalah perubahan itu sendiri!

Duk! Duk! Duk!

"Langit, tolong buka pintunya! Aku tahu kamu ada di dalam!" sebuah ketukan di pintu mengejutkannya. Padahal Langit baru mau bersiap untuk memejamkan mata. Persiapan untuk Gathering Global di Kampus besok.

Dia melihat jam dinding bergambar Detektif Conan, jam dinding milik Cahyo yang tidak sempat dibawanya. Jarum jam menunjukan angka sebelas lewat tiga puluh menit. Setengah jam lagi menuju tengah malam! Siapa yang bertamu malam-malam begini?

"Langit! Buka pintunya!"

"Siapa?" tanya Langit, segan.

"Aku Bagas! Ada hal penting yang harus kusampaikan!"

"Bagas?" alis Langit berkerut heran. Dia mengenal Bagas sebagai salah satu teman di kampus. Namun Langit tidak begitu akrab dengannya. Ada keperluan apa Bagas mendatanginya malam-malam begini?

"Cepatlah! Ini penting sekali!" Bagas kembali menggedor pintunya. Kali ini dengan lebih keras. Mau tidak mau Langit melangkahkan kakiknya menuju pintu.

"Ya, Gimana ? Ada yang bisa ku bantu?" tanya Langit.

Di depannya, seorang pemuda tambun berambut ikal, nampak terengah-engah. Berusaha mengatur napasnya yang terasa berat. Dadanya naik turun.

"Ini tentang Fani! Fani! Dia dijebak di Bronze Shine Cafe!"

"Terjebak bagaimana maksudnya?"

"Dia bersama Gavin dan geng nya, lalu mereka melakukan sesuatu kepadanya, aku kebetulan ada di sana! Dan Fani meminta tolong kepadaku untuk memberitahumu!"

"Oh, begitu ya?"

"Iya, sebaiknya kita segera ke sana! Aku khawatir terjadi hal yang tidak-tidak dengan Fani!"

"Aduh, gimana ya? Kamu tahu kan, aku tidak akan ada gunanya jika ke sana! Gavin bukanlah tandinganku, apa yang mereka lakukan kepadaku, masih membekas! Jadi sepertinya..."

"Jadi kamu tidak mau menolong Fani? Dia sangat mengharapkan kamu datang! Kenapa juga aku harus susah-susah datang kemari kalau bukan karena aku kasihan sama dia!"

"Tapi aku bisa apa? Aku..." Langit teringat perkataan Cahyo. Dia harus tegas dalam bersikap dan memutuskan sesuatu.

"Ayolah, kasihan Fani! Setidaknya kamu bisa mencegah mereka untuk berbuat yang lebih jauh pada gadis itu! Dia, dia adalah sepupuku!"

"Apa? Sepupu kamu? Kok tidak mirip?"

"Memangnya sepupu harus mirip?"

"Iya, iya. Terus kenapa harus sama aku? Aku bukan siapa-siapanya dia? Kami hanya teman saja, lagi pula, Gavin yang lebih berhak, dia adalah ..."

"Kamu salah! Gavin hanya menganggap Fani sebagai mainannya saja! Dia sudah memiliki Audrey di sampingnya! Dan Gavin tidak mau melepaskan Fani begitu saja! Dia ingin hidup Fani menderita! Apakah kamu tega membiarkan dia seperti itu?"

"Duhh, kok sepertinya rumit sekali kedengarannya? Dan kenapa harus aku? Ya sudahlah! Tunggu sebentar! Aku ganti baju dulu!" ujar Langit akhirnya.

"Sip! Terima kasih Langit! Setidaknya beban Fani berkurang karena kehadiran kamu di sana!" jawab Bagas. Tersenyum simpul. Entah apa maksudnya.

"Ayo, kita berangkat sekarang?" Langit sudah siap, dengan jeans bekel dan t-shirt merah serta jaket kulit lusuh andalannya.

"Oke! Kita berangkat sekarang! Semoga Fani masih keburu tertolong!"

"Ya, semoga saja!"

Langit menghela napasnya. Dia sepertinya sudah tahu akan seperti apa kejadiannya di sana. Ujung-ujungnya, dia yang akan kena masalah! Dia yang akan terkena imbas dan menanggung akibatnya!

Langit menggelengkan kepalanya. Mengehal napasnya dalam-dalam. Dia sama sekali tidak mengerti dengan jalan hidupnya sendiri. Apakah hidupku memang ditakdirkan harus seperti ini?

***

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Rhdnts
Waduh langit dijebak nih ...
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • ATURAN LANGIT!    Pengendali Besi 2

    "Aku tidak punya niatan seperti itu, pakailah ini!" Langit dengan cepat melepas baju panjangnya dan melemparkannya ke arah sang gadis. "Ka..Kamu..." Mata gadis itu terbelalak, bukan karena dia kaget diberi pakaian oleh Langit, melainkan dia terpesona dengan postur tubuh Langit yang bidang, kekar dan berotot. "Pakailah cepat! Dan kamu Prajurit...Cepat alihkan pandanganmu darinya, atau kamu tidak akan bisa melihat lagi untuk selamanya! " Langit mengancam sang Letnan ynag sejak tadi asik memperhatikan sang gadis. "Si..Siap Tuan...!" sang Letnan langsung menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Namun sesekali merenggangkan jarinya diantara matanya. "Sepertinya aku harus mengambil kedua matamu..." "Siap. Maaf...Tuan!" sang Letnan secara spontan berbalik. Takut dengan ancaman Langit. "Pakailah cepat, sebelum para Prajurit ini bangun!" perintah Langit pada sang Gadis. Mau tidak mau dia mengambil baju Langit yang tergeletak di tanah, lalu mengambilnya perlahan. "Aku tidak akan

  • ATURAN LANGIT!    Pengendali Besi

    Di antara kebingungannya, Langjt segera menghindar dari serangan cepat sang gadis. Beberapa kali tebasannya hamoir saja melukai titik-titik vital di tubuh Langit. Ternyata Gadis ini sangat mahir menggunakan pedang. Gerakannya yang gemulai namun cepat mau tidak mau membuat Langit berfikir, bagaimana bisa gadis sehebat ini tertangkap oleh Prajurit biasa macam mereka. "Kenapa selalu menghindar? Bukankah tadi kamu bisa menumbangkan mereka dengan mudah?" tanta gadis itu di sela serangannya."Apa kamu tidak tega menyerang wainta? Dasar bodoh! Aku tidak akan bersimpati karena kamu sudah menolongku! Karena sejatitnya, kamu adalah musuh terbesarku!" ujar sang gadis sambil menaikan tensi serangannya. Membuat Langit sedikt kerepotan."Tuan, jangan ragu untuk membunuhnya! Dia bukankah wanita biasa! Dia adalah Iblis yang telah membantai satu Desa! Jangan kasih ampun!" teriak sang Letnan dari kejauhan. "Oh, benarkah itu? Apa kamu memang seperti itu?" tanya Langit sambil terus menghindari hujan s

  • ATURAN LANGIT!    Gadis dalam Ikatan

    "Apa-apaan ini? Apa mereka sedang syuting Film Kolosal?" fikir Langit sambil terkejut. Sekitar seratus meter di depannya, Langit melihat puluhan orang tengah menyeret seorang wanita muda dengan menggunakan Kereta yang ditarik oleh dua ekor Kuda. Beberapa orang bertampang garang, dengan out fit lengkap seperti layaknya Pasukan Berkuda Kerajaan abad Pertengahan, lengkap dengan senjatanya, nampak ikut berteriak sambil tertawa penuh kesenangan. Seolah-olah mereka sedang melakukan permainan yang mengasyikan. Menyeret tubuh orang dengan Kuda! Langit masih mengamatinya dengan seksama. Jika ini sebuah frame dalam adegan Film, maka mereka semua jelas melakukannya dengan sangat baik dan profesional. Dia juga sama sekali tidak akan ikut campur. Tapi jika apa yang sedang mereka lakukan adalah asli alias bukan adegan film maka bisa di pastikan mereka adalah Pasukan Bar-bar yang sadis dan keji, karena telah melakukan tindakan yang sewenang-wenang dengan mempermainkan nyawa seorang manusia! L

  • ATURAN LANGIT!    Kabar Duka

    Tiga bulan semenjak 'meninggalnya' Kadet Langit, di Akademi terjadi beberapa perubahan Kebijakan yang cukup Signifikan. Beberapa Aturan yang dulu sempat di hapus, kini diangkat dan dijadikan sebuah Kebijakan kembali. Salah satunya adalah mewajibkan semua kadet itu mendaftar menjadi seorang Ksatria Hollyman! Sementara Ketua Perwakilan Ras Manusia secara Aklamasi digantikan oleh Hazel, yang mendampingi Casandra Cyrus, sang Putri Pengendali Es. Adalah Lord Macros Gigantika yang berperan di belakang layar untuk membasmi Angels of Eye, berjuang selama hampir dua bulan ini mencari dimana letak keberadaan dan Markas Angels of Eye alias Mata Malaikat. Puluhan orang yang terindikasi langsung di tangkap dan di adili. Simpatisan yang berusaha membela mereka ikut terseret dan dihukum dengan berat. Beberapa pertempuran pecah di berbagai tempat. Namun di karenakan Hollyman dalam kondisi siap tempur, banyak Anggota Angels of Eye yang menjadi korban. Mereka dihancurkan tanpa belas kasih. Bahka

  • ATURAN LANGIT!    Pusaka Batu Bintang 2

    "Itu adakah Pusaka yang berasal dari Dimensi kami. Hanya beberapa Necromenger Murni yang bisa memilikinya. Dan mereka adalah para Necromenger terpilih. Karena Pusaka Batu Bintang merupakan simbol dari Keagungan, Kehebatan, Kekuatan, dan juga Kekuasaan Bangsa kami!""Necromenger, apa kalian adalah salah satu Ras yang ada di Dunia ini, ataukah....""Apa kamu fikir kami adalah bagian dari kalian? Para Manusia, Goblin, Elf dan Troll? Tentu saja bukan! Ya, asal kamu tahu, aku bukanlah bagian dari dimensi kalian. Aku datang jauh dari Dimensi lain di Planet terjauh, yang mengembara dan terdampar di sini. Kami adalah Bangsa yang memiliki Peradaban dan Teknologi lebih hebat dari kalian. Namun, seperti di Dunia kalian, kami memiliki Konflik besar hingga akhirnya harus pergi mennggalkan Tanah Kelahiran kami sendiri. Asal kamu tahu, tidak semua Bangsa Necromenger itu jahat. Kami juga memiliki apa yang kalian sebuat akal, hati, nurani, moral dan aturan yang selalu kami junjung tinggi. Namun kadang

  • ATURAN LANGIT!    Pusaka Batu Bintang

    Skip : Tiga Bulan Kemudian.Langit menatap Cakrawala di atas sana dengan perasaan senang sekaligus sedih. Barisan Awan yang nampak berarak, berjalan dengan lambat, dihiasi dengan semburat lidah Mentari yang mengintip malu, menghadirkan Siluet gradasi spektrum warna yang Indah. Pagi ini dia diizinkan keluar dari sebuah Gua besar di antara Teluk Karang besar yang memghadap Langsung ke Samudera Lepas.Dia tidak pernah keluar dari Gua itu sebelumnya, bahkan untuk mendekati mulut Gua saja dia dilarang keras melakukannya. Dia hanya diizinkan berada di Pelataran Gua besar beralaskan pasir putih dan beberapa karang, yang sesekali dimasuki oleh Abrasi Air Laut. Langit sejak awal menyadari dia berada di Gua di pinggir Laut, ketika dia merasakan bau garam yang cukup santar. Dia juga selalu melihat air masuk ke tempatnya berada, serta seringnya suara ombak yang keras menghantam karang. Akhirnya, setelah tiga bulan berlalu, Langkt bisa menikmati udara kebebasan yang ssbenarnya. Bau garam dan he

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status