Sudah jam dua belas malam, Ed terus menunggu Arinda di depan kos wanita itu. Ali belum memberikan kabar apapun, seorang Pria datang menggunakan sepeda motor. Dia hanya tersenyum seadanya kepada Ed lalu masuk ke dalam kos.
Ed tidak menanggapi senyum itu, dia hanya menatap datar Arif. Dari jam dua belas malam berganti menjadi jam satu, Ed sudah sangat gelisah. Ingin pergi dari sana tapi dia berpikir jika dia pergi maka kesempatannya untuk berbicara dengan Arinda pasti akan sirna.
Hasilnya kesabaran Ed berbuah manis, Arinda terlihat datang dengan sepedanya. Ed melihat Arinda sudah memakai celana ketat berwarna hitam sebatas lututnya namun masih menggunakan dress yang sama. Ed ingin mendekati Arinda, dia tadinya berpikir Arinda akan menghindar dengan kata-kata dan rangkaian kalimat lagi tapi nyatanya wanita itu hanya diam.
Setiap manusia sudah di takdirkan memiliki jalan yang berbeda, tapi bukan berarti kita tidak bisa meraih apa yang kita inginkan. Arinda percaya akan hal itu, maka dari itu dia tidak menyerah dengan keadaannya yang serba sulit saat ini. Menjual makanan di pasar dia lakukan meski kulitnya menjadi gelap karena terkena sinar matahari, bekerja di rumah makan juga dia lakukan demi bisa mempercepat modalnya terkumpul meski kakinya pegal bukan main. Terakhir dia bekerja di pom bensin, Arinda tidak merasa malu meski banyak sekali pria nakal yang menggoda atau sengaja menuliskan nomor ponsel mereka di uang kertas yang mereka berikan.Arinda hanya diam menerima hinaan itu, dia wanita yang kuat, tangguh dan bisa menjaga kehormatan keluarganya. Sudah tiga hari berlalu dari tawaran Yogi untuk bekerja di kafe milik temannya, tapi Arinda belum bisa berhenti karena kejelasan pekerjaan di kafe itu
Dua tahun berlalu....London kota mendung yang akan selalu jadi favorit Ed ketika musim dingin tiba, salju yang begitu indah dan pajangan-pajangan musim dingin yang begitu memukau matanya. Ed menyukai musim dingin karena saat itulah Ed benar-benar menghabiskan waktu bersama mendiang ibunya. Ya, ibu Ed sudah meninggal saat dia masih duduk di bangku sekolah tingkat atas dan hingga kini Alfa sang ayah tidak pernah mencari pengganti.Ed sudah dua tahun bolak-balik antara London dan Los Angeles, bisnis di dunia per-film'an yang dia lakukan disana berkembang sukses.Hal itu membuat dia banyak di dekati para aktris dan model cantik tentunya, Ed tidak menutup hati dan dia masih sering berkencan dengan wanita-wanita itu. Tapi hanya sebatas kencan yang sebenarnya, duduk makan malam lalu kembali ke rumah masing-masing. Hal itu memb
Hari demi hari berlalu, tidak terasa perjuangan Arinda untuk berdiri dengan kakinya sendiri kini membuahkan hasil yang sangat mengesankan. Dari usaha katering rumahan kini, berlanjut menjadi usaha untuk kantor-kantor dan juga acara-acara.Dari hanya memiliki satu orang karyawan kini Arinda sudah memiliki banyak karyawan, dan dia bahkan sudah memiliki lima restoran yang ia beri nama 'Makan Yuk !' restoran yang menyajikan menu-menu khusus racikan bumbu dari tangan Arinda itu menyediakan makanan khas Indonesia. Seperti rendang, ayam bumbu dan juga sambal teri medan yang menjadi menu favorit di restorannya.Ada soto medan, soto betawi, sampai sphagetti ala Arinda yang bumbunya sangat simpel namun tetap menjadi incaran para pengunjung. Arinda memiliki lima restoran yang dia kelola bersama tim-nya sendiri dan juga beberapa franchis
Dia bukan mantan, tapi semua tentangnya selalu mambuat aku merasa kembali ke masa-masa indah, hingga tersadar aku tidak pernah menjadi miliknya. Sakit, tapi selalu ingin ku lakukan....Ed sudah menduga akan bertemu dengan Arinda di acara Adhitama hari ini, sejak Aidan memintanya menggantikan Ibra dan Allard yang tidak bisa ke Bali untuk menghadiri undangan dari Raka. Karena Ed berhubungan dekat dengan Raka maka dialah yang pergi, dan Esme yang sangat ingin mengunjungi Bali juga ikut bersamanya.Dari saat pertama Arinda menginjakkan kakinya di ballroom itu, Ed sudah melihat senyum yang wanita itu perlihatkan. Hatinya berdebar dan dia sedikit gelisah, Ed mengalihkan pandangannya dengan sedikit menjauh. Ed tahu mungkin Arinda tidak akan pernah memaafkannya atau ti
Arinda tidak bisa melakukan apapun karena Ed benar-benar sudah gila baginya. Tangannya terus di genggam dari di dalam mobil hingga sampai ke sebuah vila, yang Arinda tidak sempat melihat apa namanya serta berada di daerah mana. Wajah Ed juga terus tersenyum menatapnya, memangku tubuh Arinda bagaikan dia anak kecil berusia lima tahun saja."Abang bos," panggil Arinda entah ini panggilan yang ke berapa kalinya. Ed tidak menjawab lebih selain berdeham dan terus tersenyum."Abang bos," rajuk Arinda dengan memajukan bibirnya dan langsung Ed ingin meraih bibir itu. Untung saja Arinda dengan sigap menghindar."Saya sudah punya pacar," kata Arinda dengan wajah galak."Oh sekarang sudah ingat kalau kamu punya kekasih ? tadi
Menjadi wanita apakah salah jika dia mengharapkan lebih dari sekedar menjadi istri dan seorang ibu ? Arinda meneteskan airmata ketika bapaknya Samos dan ibunya Malina sudah menerima lamaran dari anak tuan tanah di tempat mereka tinggal. Hanya opungnya yang mengerti dengan perasaannya dan saat ini dia tengah memeluk opungnya.Bahkan hari pernikahan tinggal beberapa hari lagi, Arinda sungguh merasa dia tidak berarti. Dia ingin berkuliah seperti teman-temannya yang merantau ke kota lalu bisa hidup seperti wanita-wanita di kota besar."Sudahlah Rinda ini yang terbaik buat kamu dan keluarga kita. Kau tahu kalau kondisi ekonomi keluarga kita sedang sangat turun dan dengan kau menikah dengan pria pilihan bapak mu kau bisa kuliah nak ku. Keluarga kita juga bangga kau m
Suara gaduh memenuhi ruangan studio salah satu stasiun tv yang terkenal di Jakarta. Terlihat dua wanita sedang bertengkar dan aksi mereka melebihi dari pertengkaran semata.Arinda menarik rambut wanita yang tidak lain adalah artis yang sedang naik daun saat ini. Pasalnya sepele hanya karena Arinda dari bagian kostum memberikannya kostum yang tidak sesuai dengan warna yang di inginkan wanita itu menghina Arinda dengan segala caci maki. Padahal Arinda sudah mengatakan jika dia tidak di beri tahu oleh tim jika artis tersebut hanya ingin memakai kostum berwarna merah muda.Artis itu mengatakan jika Arinda hanya sampah dan juga tolol, dia masih diam. Lalu kemudian si artis meminta di belikan makanan dia hanya diam dan menurut, tapi ketika si artis memintanya membuatkan sirup dingin dan kemudian menghinanya lagi dan bahkan menumpahkan air sir
Semua wanita cantik dan sempurna...Karena merekalah hidup para Pria menjadi Sempurna...***Bangun pagi sarapan membaca berita sejenak lalu mengecek email tentang pekerjaannya kemudian berolahraga di ruang gym yang ada di apartment mewah yang ia miliki adalah rutinitas pagi dari seorang Pria bernama Eadric Derson.Semua orang memanggilnya Ed dan hobinya adalah menggoda wanita lalu mencampakkannya begitu saja. Ed tidak memiliki trauma apapun kepada wanita atau pandangannya yang buruk tentang wanita tidak ada sama sekali. Dia bahkan memuji semua wanita yang ada di Bumi ini, menurutnya semua wanita sangat spesial karena mampu memberikannya kenikmatan yang sering orang sebut surga Dunia.Pemiliki aset stasiun televisi dan juga media-media terkenal itu memi