Mike masih saja menekuk wajahnya, padahal beberapa menit yang lalu mereka sudah landing di Bandar Udara Internasional Grand Bahama.Ada beberapa bandara yang lainnya seperti Bandar Udara Internasional Lulynden Pindling, namun Mike memilih Grand Bahama karena lebih sepi selain itu mereka menggunakan pesawat pribadi milik Arsen.Bandar udara Grand Bahama adalah bandara milik swasta yang dimiliki bersama oleh Hutchison Port Holdings (HPH) dan The Port Group (atau Grand Bahama Port Authority).Bandara ini memiliki fasilitas yang meliputi tanah seluas 741 are yang bergabung dengan Freeport Harbour Company Limited dan mereka beroperasi dalam satu entitas, yang dikenal sebagai Sea Air Business Centre (SABC)."Handsome... Mengapa kau diam terus sih?? Masih marah padaku, hah?!"Namun, Mike tetap tak menggubris ucapan Sasha yang kini duduk di sampingnya. Saat ini mereka sudah berada di dalam kamar hotel mereka dengan pemandangan kamar yang langsung tertuju pada laut biru yang indah dengan panta
Ini adalah malam terakhir Mike dan Sasha berada di Bahama. Kemarin mereka habiskan dengan bermain di pantai, atas keinginan Sasha tentunya.Mulai dari snorkling, diving, dan water sport yang lainnya. Tentu saja Sasha menarik Mike untuk ikut bersamanya. Dengan terpaksa Mike melakukan apa yang diinginkan oleh istrinya tersebut.Bahkan, tubuh Mike dikagumi oleh wanita berbikini yang sedang berjemur di pantai hingga membuat Sasha cemburu dan selalu memeluk Mike. Membuat Mike sedikit jengkel.Bukan tanpa sebab, Mike sama sekali tak akan tertarik dengan wanita-wanita yang terang-terangan menggodanya seperti itu. Baginya, satu wanita sudah cukup untuk hidupnya, dan wanita itu adalah Sasha."Handsome, wanita itu menatapmu dengan mata laparnya, biar aku menusuk matanya.""Dadanya besar sekali, apa harus seperti dia? Agar kau tak melirik wanita lain?""Ck!! Apa aku dikira adikmu, lihat dia terang-terangan menggodamu, Handsome?"Itu lah beberapa gerutuan Sasha ketika di pantai. Yang membuat Mike
Tiga hari berlalu.."Kau tidak ikut ke markas?" Tanya Mike saat melihat Sasha memakai celana training di bawah lutut dan kaos santai lengan pendek yang agak ketat."Aku hari ini tidak ikut ke markas. Aku masih kurang enak badan." Kata Sasha pada Mike seraya membantu mengancingkan kemeja yang dipakai oleh Mike."Kita ke dokter saja. Di markas ada dokter yang jaga." Sahut Mike seraya memperhatikan wajah Sasha yang sedikit pusat."Tidak usah. Aku hanya kelelahan dan jetlag saja." sahut Sasha."Ck! Jetlag dari kemarin tidak sembuh-sembuh, lagi pula kita sudah kembali 3 hari yang lalu, Sasha. Ayo ke dokter saja. Aku temani." dengus Mike."Oh iya ya hehe. Tidak usah Handsome. Aku baik-baik saja. Kadang saja aku merasa kepalaku agak berputar." Jawab Sasha cengengesan."Jangan-jangan kau hamil." Tebak Mike sambil mengangkat satu alisnya."Ck! Kita baru pulang dari Bahama tiga hari yang lalu. Masak sudah hamil?" Kata Sasha seraya mengelus perutnya."Jauh sebelum ke Bahama kita sudah sering mel
Setelah jam makan malam, Lily dan Theo sudah kembali ke kamar. Arsen berbicara dengan Mike di ruang kerjanya yang ada di mansion."Hasil penyelidikan terakhir dari pihak polisi mengatakan ini sabosate. Rupanya orang yang menyabotase itu sudah menggetahui letak CCTV sehingga saat mereka melakukannya, pergerakan mereka tak terlacak." Kata Arsen."Ya, Pascoe juga mengatakan demikian." Seru Mike."Aku sudah lama bekerja sama dengan Giant Steel dan mengenal pemiliknya dengan cukup baik, bahkan sebelum pelaksanaan pembangunan di Greenwood, aku pernah makan siang dengannya saat mereka di New York. Menurut Ivanov, pabrik mereka semakin besar setelah masuk di bursa efek saham sekitar enam bulan yang lalu. Jadi itu kemungkinan yang memancing kecemburuan saingan bisnis mereka. Aku tidak mau memikirkannya." Jelas Arsen."Tuan tidak merasa ada sesuatu yang mencurigakan?" Tanya Mike dengan sedikit waspada.Arsen menatap Mike dan menarik napasnya dalam-dalam."Bukan Lazcano's Corp saja yang saat ini
Sasha dan Mike sedang menikmati makan malam mereka di meja makan lantai dua dekat dengan kamar mereka."Bagaimana keadaanmu, kau sudah baikan?" Tanya Mike di sela makan malamnya pada Sasha."Sudah kok. Aku sudah sehat. Besok aku bisa menemanimu ke markas." Jawab Sasha setelah menyelesaikan makan malamnya."Tidak usah, jika kau masih ingin beristirahat diamlah di mansion dan temani Nyonya. Kondisi saat ini relatif kondusif." Jawab Mike sambil menelan suapan terakhirnya."Baiklah. Aku juga lebih senang menemani Nyonya bermain dengan Tuan Muda. Empat hari tidak bertemu Tuan Muda, rasanya ia sudah tambah besar saja. Dan semakin menggemaskan. Membuatku ingin mencubit pipinya, tapi aku tak berani, nanti Tuan bisa-bisa menghukum ku." Seru Sasha dengan semangat, namun memasang wajah takutnya saat menyangkut Arsen."Kau sepertinya sudah siap jadi seorang ibu, Hem." Kata Mike sambil tersenyum seraya menutup sendoknya di atas piringnya."Ya, aku siap, Handsome. Menyenangkan rasanya jika punya an
Setelah Mike keluar dari kamarnya, ia mendatangi kamar Dante di lantai bawah sekitar dua puluh menit setelah ia menghubunginya."Bagaimana Dante?" Tanya Mike setelah ia masuk ke dalam kamar Dante yang memang sengaja tak dikunci."Lihat, Itu truck yang membawa semen-semen itu. Tidak ada yang aneh saat mengirimkannya. Terlihat orang-orang kita di proyek yang menurunkannya. Tidak ada orang lain lagi." Jawab Dante sambil menunjukkan pekerja berseragam proyek menurunkan semen-semen satu persatu dari atas truck."Aku sudah menghubungi Ivanov dan Ia terkejut mendengar penemuan kita. Ia mengatakan bahwa suplier semen itu relasi lama Lazcano's corp. Bahkan ownernya adalah teman senam Grandma. Coba kau retas CCTV Home Cement. Kita lihat saat proses muatnya." Seru Mike."Pascoe tidak mau mengajariku cara meretas CCTV milik orang lain. Dia hanya mengajariku meretas CCTV kota saja. Aku sudah pernah mencoba tapi tidak bisa. Memang bocah itu menyebalkan." Gerutu Dante.Mike menghembuskan napasnya de
Setelah mendapat penjelasan dari Mike, sekitar satu jam Arsen kemudian kembali ke kamarnya. Begitupula dengan Mike menjelang tengah malam ia kembali ke kamarnya.Mereka memutuskan untuk beristirahat dan kembali memantaunya esok hari.Menjelang pukul lima pagi, ponsel Mike bergetar, membangunkan Mike yang tidak bisa tidur dengan nyenyak karena memikirkan cara menghadapi musuh yang benar-benar tertutup dan belum di ketahui ini.Mike melerai pelukan Sasha dengan perlahan untuk mengambil ponsel sambil mendudukkan dirinya.Enrico mengabarkan bahwa tengah malam tadi, ia dan Frans sudah menangkap dua orang yang menyusup ke proyek untuk membuat kebakaran di tempat penyimpanan semen.Dari mereka, Frans dan Enrico mendapat informasi tentang orang yang membayar mereka.Dengan memberikan beberapa pukulan dan ancaman pistol pada kedua penyusup, akhirnya mereka mengaku tidak mengenal orang yang membayarnya. Tapi mereka bersedia menunjukkan tempat dimana orang tersebut menunggu untuk memberikan sisa
Setelah Yuri menghubunginya Arsen dan Mike segera pergi ke markas, dan mengumpulkan semua anak buahnya kecuali Pascoe yang belum kembali ke New York.Masih harus menunggu berjam-jam lagi untuk mendapatkan informasi dari Yuri. Karena saat ini masih terlalu dini hari di Rusia. Dan masih lama untuk Sergei menggeledah kediaman Dimitri.Rasanya Arsen sudah tidak sabar saja. Kenalnya Dimitri dan Giuseppe membuatnya semakin emosi. Arsen yakin, meskipun Yuri mengatakan ia harus berpikiran objektif pada pertemanan Dimitri dan Giu tapi perasaannya mengatakan semuanya berkaitan.Jika benar Giu dibelakang semua ini bersama Dimitri, Arsen tak akan main-main untuk melenyapkan Giu.Arsen menjelaskan secara singkat pada seluruh anak buahnya mengenai dugaan keterlibatan Giuseppe Bruscha yang bekerja sama dengan Dimitri untuk menghancurkan Black Nostra.Tentu saja membuat semuanya tampak kaget. Karena selama ini tak ada bukti atau temuan mereka yang mengarah pada Giu."Apa Anda yakin dengan ini Tuan?"
Setelah menyelesaikan meeting dengan client di sebuah hotel, Arsen berencana kembali ke mansion.Di dalam mobil, Arsen tiba-tiba teringat perkataan Yuri beberapa hari yang lalu. Arsen sempat mendiskusikan hal ini dengan Lily.Mike sangat menghargai Arsen dan memperlakukannya dengan hormat, Arsen sangat memahami dedikasi, kontribusi dan kesetiaan Mike padanya.Arsen sangat mengerti, pengorbanan waktu, tenaga dan pikiran Mike untuk Black Nostra bukan semata-mata karena mengejar materi dan status. Meskipun Mike banyak dikenal sebagai ketua oleh dunia hitam, Mike tidak pernah congkak menepuk dada di luar sana.Mike selalu tunduk dan memperlakukan Arsen dengan hormat sejak kecil meskipun David dan Marissa selalu mengatakan bahwa Mike sudah dianggap seperti cucu kandungnya, sama seperti Arsen. Arsen tahu bahwa Mike sangat menyayanginya dan selalu siap pasang badan untuk melindungi Arsen.Arsen menyadari bahwa perkataan Yuri itu benar adanya. Sasha adalah anak angkat Yuri dan otomatis akan m
"Selesai sarapan, kita berangkat ke hutan, Theo" seru Arsen di tengah sarapannya."Benarkah, Dad?" Tanya Theo dengan wajah berbinar dan penuh antusias.Arsen mengunyah makanannya sambil menganggukkan kepala. Theo tampak sangat gembira dan bersemangat.Lily tersenyum melihat Theo yang sangat antusias belajar banyak hal pada ayahnya. Theo benar-benar mirip sekali dengan Arsen."Aku ikut mengantar kalian sampai tempat berkuda," kata Lily."Mom tidak ikut?" Tanya Theo."Tidak bisa Theo. Ada adikmu di perut Mommy. Berbahaya," sahut Lily dengan lembut seraya mengusap perutnya.Theo mengangguk-anggukkan kepalanya, seakan mengerti dengan penjelasan dari ibunya tersebut.Theo dan Arsen memakai pakaian dan sepatu boots untuk berkuda di hutan. Arsen juga membawa sebuah helm kecil untuk Theo.Mereka bertiga berjalan keluar mansion menuju ke tempat penyimpanan kuda. Pelayan yang mengurus kuda segera menghampiri Tuan dan segera menyiapkan kuda yang akan di gunakan oleh Tuannya."Dad, apa aku boleh
Hari ini adalah ulang tahun pernikahan Arsen dan Lily yang ke 4. Lily meminta pada Arsen untuk merayakannya secara sederhana. Hanya makan bersama dan beramah tamah bersama keluarga inti Black Nostra, dengan mengundang anak istri masing-masing dan Arsen menyetujuinya.Lily sedang membantu Arsen memasang dasi. Arsen merangkul pinggang Lily dan menatapnya dengan mesra."Kau tetap cantik seperti dulu. Bahkan lebih cantik dibanding awal saat kita bertemu. Dress putih yang kau pakai ini membuatku teringat saat menggandengmu sebagai pengantinku 4 tahun yang lalu." Bisik Arsen dengan mesra.Lily mengenakan dress panjang sutra berwarna broken white model off shoulder bertaburan bunga-bunga emas dan perak di dada. Lily menjepit rambut indahnya di atas kedua telinganya dengan jepitan emas lalu menggerai rambutnya ke kanan dan ke kiri untuk menutupi sebagian kulit bahunya yang putih mulus.Perutnya sudah terlihat sedikit membuncit.Lily tersenyum manis mendengar pujian suaminya dan menjinjitkan k
Arsen, Lily, Mike, Sasha dan Yuri segera mengambil tempat untuk duduk sambil berbincang ringan dan memperhatikan Theo, Michael dan Misha yang sedang bermain bersama.Misha sedang berjalan cepat mengitari sofa sambil tertawa-tawa. Sesekali Theo datang di hadapan Misha untuk mengejutkan dan mencegat langkah Misha lalu Misha menjerit kemudian segera membalikkan badannya untuk menghindari Theo dan kembali berjalan cepat lagi namun di ujung sana, Misha dicegat oleh Michael. Misha kembali berjalan cepat ke arah lain yang diikuti oleh Theo dan Michael.Yuri tertawa gembira melihat kedua cucunya bermain dengan riang bersama Theo."Tingkah Misha benar-benar menggemaskan, persis seperti ibunya. Periang dan aktif. Lihat itu, Misha dikeroyok oleh Michael dan Theo." Seru Yuri dengan sumringah."Benar. Misha memang seperti aku. Aktif sekali," seru Sasha dengan bangga.Tiba-tiba Misha berjalan cepat ke arah Mike dan berseru dengan suara cadelnya "Handsome, tolong... handsome.."Mike segera berdiri,
2.5 tahun kemudian.."Yuri sedang berada di Atlanta, Handsome," kata Sasha pada Mike di sela sarapannya di meja makan."Benarkah?" Tanya Mike balik. Sasha menganggukkan kepalanya."Aku lupa bercerita kalau kemarin Yuri tiba di sana dan siang ini ia menghadiri undangan perkawinan anak dari salah satu relasi dekatnya," jawab Sasha."Apakah Yuri akan kemari?" Tanya Mike.Sasha kembali menganggukkan kepalanya sambil mengunyah suapan makanan terakhirnya."Aku memintanya untuk singgah beberapa hari kemari. Sore ini ia akan terbang ke New York." Kata Sasha sambil tersenyum."Kita harus menjemputnya." Jawab Mike seraya menutup sendok di atas piringnya."Ya, aku juga berpikir begitu, Handsome. Sekitar jam 18.30 ia sampai di New York, " sahut Sasha kemudian."Baiklah. Aku akan menjemputnya sepulang dari markas. Kau tunggu di mansion saja dan menjaga anak-anak," kata Mike.Sasha tersenyum dan menganggukkan kepalanya.Sore menjelang malam hari pun tiba..."Yuri..." seru Sasha saat melihat Yuri mu
"Lampu hias itu dulu tidak ada.. Di situlah aku dulu pertama kali di tampar dan dipukul oleh ibuku," kata Arsen dengan bibir bergetar.Lily segera merangkul pinggang Arsen dan mengusap punggungnya dengan lembut untuk menenangkannya."Semua sudah berlalu. Biarkan kenangan pahit itu tertinggal di sana. Kau sudah menang atas tragedi kehidupan. Bukankah ibumu pun sangat menyesali karena sudah menyakitimu?" Lirih Lily.Arsen mengangguk perlahan dan memutar tubuhnya menatap dinding."Di situ dulu ada connecting door yang menghubungkan kamarku dan kamar orang tuaku. Ternyata itu pun telah dihilangkan oleh Grandpa," tunjuk Arsen."Grandpa dan Grandma benar-benar sangat menyayangimu," kata Lily dengan lembut, dan Arsen menganggukkan kepalanya.Arsen berjalan melangkahkan kaki menuju ke kamar mandi dan membukanya."Kamar mandi ini tidak berubah. Hanya diganti bentuk kacanya saja," kata Arsen.Setelah beberapa saat berada di kamar masa kecilnya, Arsen merangkul Lily untuk berjalan ke lantai 2.L
Menjelang sore tadi, Lily, Theo, Arsen dan rombongannya melakukan penerbangan kembali ke New YorkMaria dan Roza menyambut kedatangan mereka dan mengambil alih Theo dan barang bawaan mereka, sementara Camilio dan Charlotte berpamitan untuk pulang ke rumahnya dan berkumpul bersama anak-anaknya.Setelah membereskan semua barang, makan malam, kini mereka bersiap untuk tidur. Theo bahkan sudah terlelap di kamarnya sebelum pukul 9 dan Lily menyuruh Roza untuk beristirahat.Lily tak mampu menggambarkan kebahagiaan nya saat ini. Ia sudah mendatangi makam kedua orang tuanya setelah sekian lama. Kemudian mengunjungi rumah lamanya yang menyimpan berbagai macam kenangan bersama mereka. Bahkan kenangan pahit bersama Margaret.Namun, yang membuatnya semakin bahagia adalah Arsen yang akan memperbaiki rumah tersebut. Arsen mengatakan padanya akan membuat mansion atau vila di sana dan berjanji akan mengajak dirinya dan Theo setiap tahun ke sana.Lily sempat menolak, jika akan membangun mansion atau v
"Handsome.." panggil Sasha untuk kedua kalinya sambil menggerakkan perlahan lengan Mike."Hmm.. apa?" gumam Mike sambil membuka separuh matanya dengan malas. Ia sebenarnya sudah tidur dengan lelap, namun guncangan Sasha membuatnya terbangun. Meski masih merasa mengantuk Mike tetap membuka matanya."Aku lapar. Aku ingin makan," kata Sasha dalam posisi duduk sambil memasang wajah memelasnya.Mike menolehkan pandangannya pada jam di dinding."Ini masih jam 1 malam," jawab Mike dengan suara seraknya."Iya. Tadi aku sudah ke dapur sendiri. Tidak ada makanan yang enak. Cuma ada kue, buah dan pudding. Aku tidak suka dan tidak mau itu," jawab Sasha."Kau ingin makan apa?" Tanya Mike mulai membuka matanya dengan lebar kali ini."Aku kemarin lihat referensi kuliner di internet. Aku tertarik pada masakan Indonesia. Nasi goreng. Lagi pula dengan keadaanku saat ini pasti rencanamu mengajakku ke Lombok diundur seperti berburu ke hutan." jawab Sasha dengan sedikit cemberut.Mata Mike membulat menden
"Kau tidak lelah?" Tanya Camilio seraya merangkul bahu Charlotte dengan lembut."Ahh.. kau mengagetkanku, Cam!" seru Charlotte"Apa yang sedang kau lihat dan lamunkan, hmm?" Tanya Camilio sambil mencoba menelisik apa yan tadi Charlotte lihat dari jendela kamar hotel mereka."Aku tidak melamun," jawab Charlotte."Aku menyapamu pelan dan tidak bermaksud mengejutkanmu tapi kau terkejut. Itu artinya ada yang sedang yang sedang mencuri perhatian dan pikiranmu." Jawab Camilio setelah melihat tidak ada apapun di luar jendela sana selain pemandangan kota Austin menjelang malam hari saja.Charlotte menarik napasnya panjang lalu menundukkan kepalanya."Suami istri harus saling terbuka dan bisa berbagi cerita. Jangan suka disimpan sendiri, yang ada nanti malah akan menjadi ganjalan dan suatu kebiasaan. Selelah apapun, jangan segan-segan untuk berbagi denganku. Memang aku belum tentu bisa langsung memberikan solusi tapi setidaknya akan meringankan pikiranmu," kata Camilio sambil memegang bahu ist