Arsenio Orlando Lazcano, muda, tampan, berkharisma dan sudah pastinya kaya raya. Tidak ada wanita yang tidak jatuh cinta kepadanya, bahkan dengan suka rela akan memberikan tubuhnya kepada CEO tampan pemilik Lazcano's corps itu. Namun dibalik itu semua ada hal yang di sembunyikan oleh seorang Arsen. Kehidupan gelapnya, yang siapapun tidak akan pernah mengiranya. Membunuh sudah menjadi hal yang biasa bagi seorang Arsen. Sebuah insiden mempertemukannya dengan seorang gadis yang membuat hidupnya berubah. Gadis lugu, polos dan baik hati. Sungguh sangat berbanding terbalik dengannya. Namun itulah yang membuat ia penasaran dan tertarik dengan gadis itu.
View MoreNiatnya hanya ingin mengambil sesuatu yang tertinggal di rumah kaca, yang ia tinggal saat tadi bekerja, ternyata membawanya pada pemandangan yang paling mengerikan dalam hidupnya.Pujaan hatinya sedang bermesraan dengan istrinya sungguh memuakkan. Seharusnya ia yang berada di sana, seharusnya dirinya lah yang sedang dicumbu oleh pujaan hatinya.Tangannya mengepal dengan kuat menahan emosi yang hampir meledak dalam dirinya.Alicia ingin meraung, ingin menjerit, ingin menghempaskan sesuatu. Namun tak mungkin.Sungguh, ia ingin mendorong tubuh Lily untuk menjauhi pujaan hatinya. Bisa-bisa nya wanita tidak tahu diri itu merebut tempat yang seharusnya jadi miliknya.Hatinya bergemuruh, kilatan amarah terpancar di matanya, terutama saat pujaan hatinya memeluk dan mengecup wanita itu. Argghhh…Kenapa harus wanita sok polos dan sok baik itu sih? Aku lebih cantik, dan aku masih muda!! Kenapa semua orang mengkhianatiku, termasuk keluargaku hah?!.Ini tidak adil dan aku tidak suka! Aku harus men
Selepas mengizinkan Maria pergi, Arsen tidak membawa Lily ke dalam kamar. Namun ia mengajak istrinya tersebut untuk berjalan-jalan di sekitar mansion.Suasana malam di mansion tampak lain, berbeda dengan keadaan di siang hari. Jika siang hari maka akan terlihat beberapa pelayan berlalu lalang, pada malam hari tidak ada. Mungkin mereka sudah mulai untuk beristirahat di kamar mereka masing-masing melepas lelah.Entah apa yang merasuki Arsen hingga mengajak Lily untuk berjalan-jalan. Arsen hanya berpikir mungkin ia harus sering-sering mengajak istrinya berduaan selain di dalam kamar. Meskipun itu hanya berkeliling di mansion, ya tidak buruk.Arsen terus menggenggam tangan Lily seolah Lily anak kecil yang jika terlepas dari pegangan ibunya kan hilang karena berlarian kesana kemari."Kita akan kemana?" tanya Lily yang mulai bingung."Aku hanya ingin berkeliling mansion bersamamu," ujar Arsen. Tangan mereka masih bertautan. Saling berbagi kehangatan melalui telapak tangan mereka."Hmm..., b
"Aku saja yang akan mencucinya," seru Sasha, saat Mike menyimpan semua piring kotornya ke dalam wastafel dan hendak mencucinya.Mereka sudah selesai makan, Mike hanya membuat makanan dengan memanfaatkan bahan makanan yang tersisa di kulkas."Apa kau yakin?" tanya Mike, dan Sasha mengangguk. Tentu saja Sasha yakin, jika hanya mencuci piring sudah pasti ia bisa melakukannya."Baiklah." Mike menyerahkan pekerjaannya pada Sasha, kini ia hanya tinggal mengawasi Sasha melakukan pekerjaannya. Mike tidak akan meninggalkannya, karena ia tak ingin dapurnya akan berubah menjadi kapal terguling dengan piring-piring yang pecah di lantai.Mike bisa melihat Sasha begitu hati-hati saat mencuci semua piring-piring kotor itu. Setidaknya Sasha mau mencoba nya.Kini Sasha sudah menyelesaikan pekerjaannya."Selesai!" ucapnya dengan girang seraya menoleh pada Mike dan melepas apron mencucinya.Mike sedari tadi berdiri dan menyandarkan pinggang nya di meja makan dengan tangan yang terlipat di dada seraya me
"Arsen..., aku mohon izinkan Maria pulang beberapa hari," pinta Lily memohon pada Arsen.Lily mengatakannya saat Arsen sedang duduk santai di kamar, setelah ia membersihkan dirinya dan berganti pakaian.Tentu saja Lily harus memilih waktu yang tepat untuk meminta izin kepada Arsen. Ia tak ingin jika ia bicara di saat yang tidak tepat dan akan merugikan dirinya atau Maria."Aku akan memikirkannya terlebih dahulu," ujar Arsen."Aku mohon Arsen. Ayahnya sedang sakit," jelas Lily."Jika aku izinkan, siapa yang akan menemanimu?" Arsen mengangkat sebelah alis matanya.Arsen lebih mementingkan semua kebutuhan istrinya, ia tak ingin Lily kerepotan saat Maria tak ada."Masih ada Charlotte. Aku mohon Arsen," Lily tak patah semangat untuk membujuk Arsen.Arsen tampak berpikir sejenak, Lily menanti keputusan Arsen dengan khawatir jika Arsen tidak mengizinkan Maria untuk pulang."Aku akan memanggil Maria ke ruang tengah di lantai bawah, apa kau mau ikut?" tanya Arsen setelah diam beberapa saat.Li
Akhirnya setelah tiga hari terjebak di pegunungan dan dikelilingi salju yang tebal. Mike dan Sasha berhasil dijemput oleh Sergei. Ada sebuah tempat lapangan tanpa pepohonan yang berjarak 1 jam dari kabin.Sergei menjemput mereka menggunakan helikopter. Lebih baik berjalan 1 jam menuju lapangan tersebut daripada harus menghabiskan waktu 6-7 jam lagi untuk berjalan turun pegunungan.Mengapa saat pengejaran Marco tidak menggunakan helikopter ini, karena jika menggunakannya maka akan dengan mudah diketahui oleh Marco dengan suara helikoter yang cukup bising, maka besar kemungkinan Marco akan mengetahuinya dan segera kabur dari sana.Sergei dan anak buahnya pula yang akan membereskan mayat Marco dan dua anak buahnya yang tewas ditembak Marco. Salju masih tebal. Namun sudah tidak ada hujan salju lagi.Mike dan Sasha mengikuti langkah Sergei yang memandu mereka menuju tempat dimana helikopter berada.Langkah mereka sedikit terseok karena ketebalan salju yang mereka injak. Bahkan Sasha sempat
Menjelang sore Anna pamit pulang pada Lily, sudah cukup untuk hari ini meskipun sebenarnya Anna tidak ingin meninggalkan Lily.Namun tatapan tajam bos besarnya membuat Anna memutuskan untuk pulang. Tatapannya seakan mengusir keberadaan dirinya yang sejak siang bersama Lily.Ah..., Anna paham, jika bosnya itu tidak ingin kebersamaannya bersama istrinya terganggu karena keberadaannya.Meskipun mengerikan, namun Arsen memperlakukan Anna dengan baik, karena ia menyuruh supir untuk mengantarnya pulang dengan selamat sampai ke apartemennya.Lily memeluk Arsen dengan erat. "Terima kasih Arsen, karena sudah membawa Anna kesini," ujarnya dengan tulus.Lily benar-benar bahagia saat ini. Semuanya tampak masih seperti mimpi baginya."Aku akan melakukan apapun yang bisa membuatmu senang. Asal kau tidak mencoba untuk pergi darik," ujar Arsen seraya membalas pelukan Lily.Lily mengangguk dalam dekapan Arsen. "Tentu saja, aku sudah berjanji padamu bukan, aku akan selalu ada disampingmu, apapun yang t
Anna melangkah kan kakinya memasuki kediaman Arsen yang besar, ia menatap sekeliling ruangan yang di laluinya dan berdecak kagum.Arsen membawanya menuju lantai 3, dimana Lily berada, Albert sudah mengabarkan bahwa Lily sedang berada di perpustakaan bersama Maria dan Charlotte.Arsen sudah meminta Anna untuk mencabut laporannya, bahkan tadi mereka datang ke kantor polisi dahulu sebelum ke mansion.Meskipun Anna ragu untuk terlebih dahulu mencabut laporannya namun nyatanya ia melakukannya juga.Aura intimidasi dari bosnya itu benar-benar membuatnya tak berkutik dan tak bisa menolak.Semenjak turun dari mobil dan masuk kedalam mansion Arsen tak mengeluarkan sepatah katapun pada Anna. Bahkan ia sedikit menjaga jarak darinya. Anna terus mengikuti langkah Arsen dari belakang.Mendengar pintu dibuka Lily langsung menolehkan pandangannya pada pintu dan segera berdiri untuk menyambut kedatangan suaminya begitu ia menangkap sosok Arsen lah yang membuka pintu.Lily segera menghampiri Arsen dan
"Anna.." Panggil Ivanov.Seketika Anna langsung berdiri dari kursinya, ia langsung sedikit menundukkan kepala untuk menghormat pada Ivanov. Kaget, takut, itulah yang di rasakan oleh Anna.Ivanov jarang menemui karyawan biasa seperti Anna, biasanya ia akan menyuruh atau mendatangai manager dari masing-masing divisi."Ya..Pak, ..ada yang bisa saya bantu?" tanya Anna sedikit gugup. Karena karyawan lain yang berada di ruangan menatap Anna heran. Mereka mengira jika Anna akan terkena masalah atau apapun."Ikut saya." Ujar Ivanov.Anna sedikit membelalakan mata, ia belum sadar dari rasa kagetnya karena kedatangan asisten kepercayaan pemilik perusahaannya bekerja, kini ia meminta Anna untuk mengikutinya.Untuk karyawan biasa sepertinya tentu saja menuruti atasan harus dilakukannya jika ia tidak ingin kehilangan pekerjaan."Baik Pak," ujar Anna.Ivanov segera melangkahkan kakinya dan memberi kode pada Anna untuk mengikutinya. Anna mengikuti langkah Ivanov diiringi tatapan penasaran karyawan l
Arsen dan Lily saat ini sedang menikmati makan malam mereka di beranda kamar. Arsen teringat obrolannya dengan Ivanov siang tadi."Aku besok akan membawa temanmu Anna kesini," ujar Arsen di sela makan malamnya.Lily hampir saja tersedak oleh makanannya saat mendengarnya, tentu saja ia sangat kaget dengan ucapan Arsen tersebut."A-anna?" Mulut Lily terbata menyebut nama temannya yang sudah tidak lama dijumpainya."Ya, Anna Calesthane temanmu di kantor," ucap Arsen.Lily belum pulih dari rasa kagetnya, 'A-anna?Oh..My God Anna,' gumamnya dalam hati."Kenapa? kenapa kau tiba-tiba membawa Anna kesini?" tanya Lily ia masih belum bisa mengontrol rasa kagetnya."Ada beberapa alasan mengapa aku akan membawa Anna padamu," ujar Arsen kini menatap serius ke arah Lily.Lily berusaha untuk mengenyahkan rasa kagetnya. Ia merasa senang, bahagia tentu saja, karena ia sudah lama tidak bertemu dengan Anna, sekitar setengah tahun lebih. Tapi ada rasa penasaran dalam dirinya, mengapa tiba-tiba Arsen memba
Cerita ini mengandung konten dewasa dan kekerasan, harap pembaca bijak.Materi yang di sisipkan berdasarkan informasi yang didapat dari internet (Google, Google Map, Google Translate, Wikipedia) dan narasumber terpecaya. ----------Lily mulai membuka matanya saat sedikit sinar matahari yang lolos dari celah gorden yang tidak tertutup rapat menerpa wajahnya. Ia mengucek matanya agar bisa melihat sedikit lebih jelas. Karena kamar masih terlihat cukup gelap. Kepalanya sedikit pengar, mungkin akibat alkohol yang diminumnya semalam.Perutnya terasa berat, saat terlihat sebuah tangan melingkar di perutnya, ia bisa merasakannya walau tidak dapat melihatnya dengan jelas.Kini badannya benar-benar terasa sakit, bahkan bagian intinya sangat kebas dan perih. Entah berapa kali semalam ia melakukannya, bahkan ia tidak mampu menghitungnya.Kini Ken--kekasihnya, tampak masih terlelap, terdengar suara napas yang teratur. Lily mengambil ponselnya di nakas sebelah tempat tidur, ia ingat semalam menaru...
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments