Share

Bab 42

Penulis: Capucinno
last update Terakhir Diperbarui: 2025-12-21 16:43:10
Setelah memakai piyama yang disiapkan Emma, Mario menyusul Emma ke atas tempat tidur.

"Dapat pinjaman?" tanya Emma.

"Nggak. Zega tidak ada uang," Mario menjawab persis seperti jawaban Zega.

Dahi Emma berkerut. "Masak dia gak punya uang? kan dia udah kembali ke rumah Ayah."

Mario mengedikkan bahu.

"Kamu udah bilang ke dia kalau gak mau pinjamin uang terpaksa darah tali pusat untuk Sisi kita ambil lagi?"

"Belum," sahut Mario, lalu memejam mata.

Andai Mario tahu, wajah Emma saat ini langsung berubah kesal. "Kenapa belum? kan aku udah suruh kamu bilang begitu?"

Mario membuka mata dan menatap Emma dengan heran. "Zega udah bilang gak punya uang, masak aku ancam?"

"Justru karena itu! kamu harusnya mengetes dia! supaya tahu Zega tidak punya uang beneran apa pura-pura tidak punya!"

Mario tidak terkejut Emma tiba-tiba marah. Karena Emma memang begini setiap minta uang untuk disumbangkan ke anak yatim. Pokoknya harus ada!

Masalahnya, dulu dia punya kerjaan dan belum diusir d
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Adik Ipar, Jangan Goda Aku   Bab 43

    Wanita pertama? Ella tahu Zega pria yang hanya punya satu cinta yaitu Fara. Tapi, Zega sudah pacaran dengan Fara sejak SMP sampai kuliah semester pertama. Untuk ukuran pria sebajingan Zega, apakah pria ini tidak pernah mengotak atik pacarnya? Ella tidak percaya. Ella membalas tatapan gelap Zega. Perasaannya campur aduk saat ini. Antara takut, malu, dan terlanjur disentuh campur jadi satu satu. Ella tidak menyangka, malam ini akan menjadi seperti ini. "Kamu boleh membakar rumah sakit ini kalau takut," ujar Zega, serak. "Berikan korek apimu," jawab Ella. Zega turun dari ranjang, mengambil korek apinya yang ada di meja lalu memberikan ke Ella. Ella menatap Zega yang malam ini memakai kemeja lengan pendek warna biru navy dan celana jeans warna senada, lalu mengambil korek api dari tangan Zega. Ella menyalakan korek apinya. Menahannya cukup lama sembari membalas tatapan mata Zega yang masih gelap dan buas. Lalu mematikannya. Menyalakannya lagi dan mematikannya. Menyalakan

  • Adik Ipar, Jangan Goda Aku   Bab 42

    Setelah memakai piyama yang disiapkan Emma, Mario menyusul Emma ke atas tempat tidur. "Dapat pinjaman?" tanya Emma. "Nggak. Zega tidak ada uang," Mario menjawab persis seperti jawaban Zega. Dahi Emma berkerut. "Masak dia gak punya uang? kan dia udah kembali ke rumah Ayah." Mario mengedikkan bahu. "Kamu udah bilang ke dia kalau gak mau pinjamin uang terpaksa darah tali pusat untuk Sisi kita ambil lagi?" "Belum," sahut Mario, lalu memejam mata. Andai Mario tahu, wajah Emma saat ini langsung berubah kesal. "Kenapa belum? kan aku udah suruh kamu bilang begitu?" Mario membuka mata dan menatap Emma dengan heran. "Zega udah bilang gak punya uang, masak aku ancam?" "Justru karena itu! kamu harusnya mengetes dia! supaya tahu Zega tidak punya uang beneran apa pura-pura tidak punya!" Mario tidak terkejut Emma tiba-tiba marah. Karena Emma memang begini setiap minta uang untuk disumbangkan ke anak yatim. Pokoknya harus ada! Masalahnya, dulu dia punya kerjaan dan belum diusir d

  • Adik Ipar, Jangan Goda Aku   Bab 41

    Malam semakin larut. Dan hujan lebat di luar membuat suhu kamar semakin dingin. Ella menyuruh Zega menjauh karena sebentar lagi ada suster melakukan pengecekan berkala. Saat suster datang, Zega sedang gosok gigi di toilet, sementara Ella tetap duduk di sofa. Ella memperhatikan Sisi yang sedang dicek oleh suster. "Gimana kondisi Sisi, Sus?" tanya Ella. "Baik, Bu. Tidak ada infeksi baru dan organ vitalnya stabil." Ella senang mendengar hal ini. "Kapan Sisi transfusi?" tanya Ella. "2 hari lagi, Bu." Beberapa hari ini Sisi makannya banyak karena disuapi Zega. Bahkan mau minum susu. Padahal sejak Ella sapih 6 bulan lalu Sisi tidak mau minum Susu. "Apa berat badan Sisi bertambah, Sus?" tanya Ella. "Iya, Bu. Berat badan Sisi bertambah 2 kilo," Suster memberi tahu Ella. "Syukurlah." Ella senang. Saat ini Zega keluar dari toilet. Ella heran melihat suster cantik di depannya senyum ke Zega. Itu bukan senyum normal, tapi senyum malu. Saat Zega bertanya tentang keadaan S

  • Adik Ipar, Jangan Goda Aku   Bab 40

    Sore ini Mario dan Emma mampir ke vila Zega. Mario turun dari mobil tapi Emma tetap di dalam. "Tuan Zega tidak di rumah, Tuan," ujar satpam. "Kemana?" tanya Mario. "Saya kurang tahu. Tuan mau menunggu?" tawar satpam. Mario tampak berpikir. Dia menemui Zega karena ingin pinjam uang. "Ya sudah, aku tunggu." "Baik, Tuan." Satpam Zega segera menverifikasi wajahnya lalu gerbang terbuka. Mario menyuruh Emma pulang, setelah itu dia masuk ke vila Zega. Tapi Zega tidak pulang malam itu, di telpon Mario juga tidak di angkat. Pagi ini Mario terbangun karena telpon dari Emma. Mario mengangkatnya. "Ya, Em," sahut Mario, serak karena baru bangun tidur. "Kamu masih di vila Zega?" "Iya." "Gimana, sudah dapat pinjaman?" "Belum," sahut Mario. "Kok belum sih, Yang? Hari ini waktunya donasi rutin ke anak yatim 300 juta." "Zega pergi, aku telpon gak diangkat-angkat dan semalam dia gak pulang," terang Mario. "Aku jual mobil aja dah." "Jangan, aku beli mahal-mahal buat kamu.

  • Adik Ipar, Jangan Goda Aku   Bab 39

    Ella tak peduli Mario percaya ucapannya atau tidak. Setelah menemui Mario, Ella menuju gerai kosmetik lain. Dia membeli lipstik saja karena gerai itu bukan merk yang biasa dia pakai. Setelah itu Ella menuju toilet untuk ganti baju. Ella melihat dua wanita seusianya sedang merapikan rambut di depan wastafel. Ella tersenyum sedikit lalu masuk ke salah satu bilik kosong. "Eh wanita itu tadi bukannya yang merebut pacar Emma?" "Sepertinya iya." "Cantik ya tapi sayang nggak punya akhlak. Masak pacar teman sendiri di rebut." "Iya. Nggak ada akhlak. Menjijikkan sekali." Ella menarik nafas dalam mendengar dua wanita tadi membicarakannya. Ella kesal, rasanya ingin mengatakan kepada mereka bahwa Emma kakak tirinya dan dia tidak merebut Mario, tapi Mario yang memperkosanya. Usai memakai baju Ella keluar dari bilik toilet. Dia menatap dia wanita itu sekilas lalu mencuci tangan dan memakai lipstik. Usai memakai lipstik Ella mengeluarkan jam tangan dari clucthnya dan memakainya. Ke

  • Adik Ipar, Jangan Goda Aku   Bab 38.

    Mata Ella sontak membelalak begitu sadar bibir Zega kembali menempel di lehernya. Ella segera mendorong Zega sekuat tenaga namun malah berakhir dipeluk erat oleh Zega. "Apa sih, Ga!" Ella mencoba melepaskan diri dari pelukan Zega namun sia-sia. "Jangan membuatku cemburu." "Cemburu? kita tidak ada hubungan apa-apa. Kenapa kamu cemburu?" Ella berusaha melepaskan diri lagi dari pelukan Zega namun masih sia-sia. "Aku tidak tahu." "Kamu aneh." Ella mencoba melepaskan diri lagi, namun sia-sia. "Aku serius," ujar Zega. "Aku tidak peduli." Ella tetap berusaha melepaskan diri Zega. "Menikahlah denganku." Zega mencium lembut pipi Ella. Ella menatap tajam Zega. "Aku Kakak iparmu, kamu adik iparku. kita tidak akan menikah." Zega kembali mencium lembut pipi Ella. "Aku tidak bisa melihatmu dengan pria lain." Zega memang menginginkan Ella. Tapi sekarang, lebih menginginkan Ella lagi. Karena semalam dia melihat tubuh polos Ella. Terlalu indah dan terlalu hot. Karena itu dia tid

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status