Beranda / Romansa / Aduh, Bosku Bucin / 22. Tolong Aku

Share

22. Tolong Aku

Penulis: dtyas
last update Terakhir Diperbarui: 2025-10-15 16:15:43

Bab 22

(Bab kali ini ingatan Asoka di masa lalu, mengenai Bintang)

Jatuh cinta, itu yang Asoka rasakan. Meski mencintai dalam diam. Gadis beruntung itu bernama Bintang, adik tingkatnya. Terlihat cantik dan menggemaskan. Entah beruntung atau malah buntung, karena cintanya bertepuk sebelah tangan. Tidak berani mendekat untuk sekedar berkenalan apalagi mengutarakan isi hati.

Yang menyebalkan saat mendengar Bintang dekat dengan Candra, seniornya di kampus. Selain aktif di kemahasiswaan, Candra dikenal sebagai sultan dan banyak mahasiswi mengagumi baik diam-diam atau terang-terangan. Asoka mengikuti kegiatan kemahasiswaan demi melihat Bintang, bukan karena aktivis.

Hari itu dalam sebuah kegiatan ia mengawasi Bintang, tidak fokus saat bertugas di stage. Bahkan saat panitia lain memberikan kotak jatah konsumsinya, langsung ia nikmati sambil mengawasi Bintang dan berakhir dalam sebuah jebakan.

“Kak, jangan begini. Aku bisa jelaskan, semua ulah si basoka ini. Ini pasti prank dia untuk kita ata
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Yuniw Zz
coba upnya lebih bny lg kak, aku suka
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Aduh, Bosku Bucin   33. Pertemuan Itu

    Bab 33Bintang terpaku di tempat, memastikan pria yang mendekat ke arahnya. Meski sudah beberapa tahun berlalu, ia masih mengenal wajah itu juga suaranya. Memang ada perubahan dari penampilan selain terlihat semakin dewasa dan mapan.Candra. Nama yang beberapa tahun ini, bahkan hampir lima atau enam tahun sudah ia coba lupakan.“Kak Candra,” ucap Bintang lirih.Bintangku, pria itu masih memanggil Bintang dengan sebutan itu. Dulu mungkin sangat menyukai panggilan itu, tapi tidak sekarang.“Ya Tuhan, serius kamu Bintang. Apa kabar? Kenapa bisa ada di sini? Bukannya kamu masih di Jogja?” cecar Candra.“ Saya ….”“Pak Candra kenal dengan Bintang?” Soni ikut menghampiri.“Kenal, tapi sepertinya Bintang sudah lupa,” seru Candra lalu mengulurkan tangannya. “Apa kabarmu?”“Baik, kak. Eh, maksud saya Bapak.” Bintang menyambut uluran tangan Candra dan menjabatnya.Candra terkekeh. “Sudah lama sekali ya, senang juga mendengar panggilan itu. Ah iya, kamu kerja di Emerald?”Bintang mengangguk. Aga

  • Aduh, Bosku Bucin   32. Bintangku

    Bab 32Sudah lewat dari jam kerja berakhir, Bintang masih fokus dengan layar komputernya. Bahkan sengaja memakai headset seakan tidak ingin terganggu. Sudah mengikuti perintah Asoka untuk menyerahkan draft pada rekan lainnya, masih ada rasa dongkol di hati Bintang.Seharusnya Bintang bisa bersikap profesional. Masih banyak kesempatan untuk memberikan kompetensinya. Namun, ia menduga kalau Asoka dan Bela ada sesuatu. Entah mengapa ada rasa tidak nyaman memikirkan dan membayangkan kalau mereka memang ada hubungan spesial.“Hah.”Bintang menghela nafasnya. melepas headset dan melihat ponsel untuk mengecek pesan atau panggilan masuk. Mug kopinya sudah kosong, berniat membawa ke pantry. Hanya tersisa beberapa orang saja di ruangan itu termasuk Asoka.Tanpa Bintang sadari, Asoka memperhatikannya sejak tadi. Sengaja menunggu Bintang beranjak agar bisa mengajak pulang bersama. Tidak mungkin mengajak duluan meski hanya lewat chat.“Kemana dia?”Asoka beranjak mengikuti Bintang ke pantry. Ponse

  • Aduh, Bosku Bucin   31. Demi Kebaikanmu

    BAb 31Demi menguak kebenaran dan mencari informasi siapa sebenarnya putra dari Akbar, Bela membayar orang untuk mencari tahu hal itu. Sulit untuk mendekati kediaman pemilik Emerald Company.Namun, hari ini Bela mendapatkan foto di mana seorang pria mendatangi kediaman Akbar. Diduga pria itu adalah putra dari Akbar. Hanya foto dari belakang saja. Bela mengernyitkan dahi menatap foto kiriman itu.“Ini … mirip siapa ya? kayak nggak asing sosoknya.” Masih mengamati foto itu bahkan saat ia berada di lift bersama Asoka.“Sampaikan ke tim, kita briefing satu jam lagi,” ujar Asoka.Bela hanya mengangguk, masih memikirkan sosok dalam foto. Mengabaikan Asoka yang menuju ruangan Medi. Sampai di ruangan ia berteriak kalau satu jam lagi harus briefing. Mengabaikan ocehan menggoda dari rekannya.Bintang mendatangi kubikel Bela untuk memastikan sesuatu, tidak mungkin ia berteriak dari mejanya. “Mau bahas proyek apartemen ya?”“Mana ku tahu, ketua timnya Asoka.” Bela mengedikkan bahu masih menatap l

  • Aduh, Bosku Bucin   29. Rencana Asoka (2)

    BAb 29“Jadi kita mulai dari mana?” tanya Candra.Asoka berusaha profesional, fokus membahas kerja sama. Sesuai dengan kesepakatan sebelumnya, membicarakan pekerjaan sambil makan siang.“Oke, draftnya saya sudah setuju. Sekarang kita makan dulu, masalah pekerjaan bisa dilanjutkan nanti.”Saat menunggu pesanan, Asoka pamit ke toilet. Candra memberi kode pada sekretarisnya untuk keluar menyisakan hanya pria itu dengan Bela.“Kamu ….”Candra dan Bela serempak bicara.“Kamu dulu,” ucap Candra. “Ladies first.”Bela menoleh ke arah pintu, entah mengapa dia merasa was-was kalau Asoka mendengar apa yang akan dibicarakan. Saat ini berusaha menjaga imagenya dalam rangka mempersiapkan diri mendekati putra dari Akbar.“Apa yang terjadi malam itu, hanya senang-senang lupakan kalau kita pernah bertemu,” ujar Bela lirih.Candra tersenyum lalu mengedikan bahu. “Aku lupa nama, tapi ingat rasa. Sepertinya kamu takut ketahuan, pria tadi pacarmu?”“Bukan, calon suamiku lebih hebat dari dia,” sahut Bela.

  • Aduh, Bosku Bucin   Mulai Dari Mana

    BAb 28“Akhirnya,” ucap Bintang karena pintu unitnya sudah bisa diakses lagi.Asoka yang bersandar di kusen pintu, bersedekap menatap ke arah Bintang dan teknisi yang menjelaskan agar tidak terblokir lagi. Tidak mungkin menunda lebih lama, Asoka akhirnya menghubungi teknisi gedung setelah mereka sarapan.Bintang masih memakai kaos dan training milik Asoka, tubuhnya seakan tenggelam dalam pakaian itu. Saat tertawa dan mengangguk mengucapkan terima kasih pada teknisi itu, terlihat begitu menggemaskan. Yang lebih menantang dan menggoda, rambutnya dicepol tinggi memperlihatkan tengkuknya.Sejak tadi asoka menelan saliva, berusaha mengusir pikiran mesum dan dewasa yang melintas. Akhirnya gadis itu menoleh, Asoka pikir sudah lupa sejak kemarin ditampung di mana.“Sudah berhasil terbuka,” ujar Bintang menunjuk pintu.“Iya, aku tahu.”“Aku masuk ya.”“Hm.”Bintang tersenyum sambil melambaikan tangan. “Terima kasih Mas Oka, sejak kemarin aku sudah diizinkan menunggu di tempatmu.”“Hm, masuklah

  • Aduh, Bosku Bucin   27. Candra Dari Masa Lalu

    Bab 27Orangtuanya akan datang, pasti bukan sekedar ancaman. tidak ingin Bintang tahu kalau ia menyukainya, belum saatnya. Gegas Asoka meuju kamarnya untuk mengeluarkan Bintang dari apartemen itu.“Bintang ….” Ia terkejut saat membuka pintu kamar.Bintang hanya mengenakan handuk melilit di tubuhnya. Mengekspos kedua bahu dan memperlihatkan kedua pahanya yang putih dan mulus. Tentu saja Asoka terkejut, ia lupa kalau gadis itu sedang mandi.“Aaaa, dasar mesum,” teriak Bintang.Asoka kembali menutup pintu dan memegangdadanya yang terasa berdebar kencang. Bukan hanya ulah orangtuanya yang mendadak akan datang, tpai juga melihat sesuatu yang tidak terbayang. Mungkin bagi Bintang sebuah musibah, tapi baginya adalah anugrah. Tidak akan ia lupa, akan tersur terbayang.“Gila, aku pasti gila,” seru Asoka lalu menuju balkon dan menghubungi Mila. Cukup lama mendengarkan nada tunggu akhirnya dijawab.“Iya,” ucap Mami di ujung sana.Asoka mengusap wajahnya. “Mih, apa-apan sih. Aku sudah dewasa, ken

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status