Aduh, Bosku Bucin

Aduh, Bosku Bucin

last updateTerakhir Diperbarui : 2025-09-29
Oleh:  dtyasBaru saja diperbarui
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Belum ada penilaian
5Bab
2Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Pernah ada masalah di masa lalu, nyatanya Bintang malah bertemu lagi dengan Asoka. Bukan hanya sekedar bertemu, tapi rekan kerja. Bahkan Asoka adalah ketua tim. Hubungan mereka tidak baik, kerap berdebat dan saling sindir saat hanya berdua. Namun, tetap profesional ketika bekerja. Perlahan hubungan mereka berubah saat Asoka menolong Bintang dari jebakan buaya darat dan jerat sang mantan. Dibalik itu semua, ternyata Asoka adalah …. === “Kamu itu bukan tipeku, terlalu kanak-kanak.” “Dasar gila, kamu pikir aku mau. Ah, jangan bilang kamu cemburu ya,” tuduh Bintang pada Asoka. “Cemburu? Aku tidak seputus asa itu.”

Lihat lebih banyak

Bab 1

1. Bertemu (Lagi)

“Makasih ya pak,” seru Bintang sambil menyerahkan helm dan menaiki undakan tangga lobby.

Hari pertama ia bekerja, sebenarnya bukan kali pertama juga. Bintang dimutasi ke kantor pusat. Tentu saja karena pencapain dan prestasi kerjanya. Memasuki area lobby, gedung Emerald Company, ia bertanya pada bagian informasi lantai tujuannya. Emerald Design, Firma arsitektur. Salah satu usaha dari Emerald Company.

“Emerald Design, lantai delapan ya.”

“Lantai delapan, oke, terima kasih mbak,” ujar Bintang lalu bergegas menuju lift.

Tidak ingin memberikan kesan buruk di hari pertamanya bertugas. Ia tidak boleh terlambat. Melirik jam tangan, masih ada lima belas menit sebelum waktu kerja dimulai. Berdesakan saat memasuki lift, tidak mungkin menggunakan tangga darurat. Bisa-bisa ia kehabisan nafas saat tiba di lantai tujuan.

Keluar dari lift, Bintang melihat penunjuk arah dan kembali bertanya pada meja informasi.

“Saya Bintang Lita Anjani, dari cabang Jogja. Ini surat tugas mutasi saya,” ujar Bintang.

“Oh, mbak Bintang. Langsung temui Pak Medi, beliau pimpinan di sini.”

Bintang diantar untuk bertemu dengan Medi -- atasannya.

“Silahkan masuk.”

Bintang tersenyum dan mengangguk saat memasuki ruangan. Mengulurkan tangannya pada pria dengan jabatan tertinggi di firma tersebut.

“Saya Bintang, pak.”

“Iya, saya sudah tahu kamu Bintang. Karyawan yang dimutasi dari cabang hanya kamu. Silahkan duduk.”

Pria di hadapan Bintang menatap layar laptop lalu menurunkan kacamatanya.

“Entah bagaimana cara kerja di cabang, kalau di sini kita bekerja dibagi tim dan kamu saya masukan ke timnya … Ah, ini saja. Tim dua.”

Pria itu memberikan titah pada sekretarisnya melalui interkom.

“Panggilkan Oka!”

“Baik, Pak.”

“Kita tunggu ketua tim kamu. Ngomong-ngomong kamu bukan asli orang sini ya?” tanya Pak Medi sambil melepas kacamatanya.

“Bukan Pak,” jawab Bintang sambil mengangguk.

“Saya sudah baca CV kamu, ternyata kamu dan ketua tim satu almamater kampus. Mungkin saja kalian saling kenal apalagi kalian seumuran.”

“Mungkin pak,” jawab Bintang, entah siapa yang dimaksud oleh pria itu.

Terdengar ketukan pintu.

“Masuk!” titah Pak Medi.  “Oka, kemarilah!”

Mendengar perintah Medi, Bintang pun berdiri. Rasanya tidak sopan kalau dia tetap duduk saat dikenalkan dengan rekan kerjanya, apalagi rekannya ini adalah ketua tim. Ia menoleh, seorang pria dengan wajah datar dan tegas mendekat. Dahi Bintang mengernyit, rasanya wajah pria ini tidak asing. Dia ….

“Ini anggota tim kamu yang baru, mutasi dari cabang. Namanya Bintang.”

Pria yang dipanggil Oka itu berdiri mematung berhadapan dengan Bintang. Sama-sama heran dan raut wajah terkejut.

“Kamu ….” Bintang mencoba mengingat lagi sosok di hadapannya.

“Asoka, saya Asoka.” Pria itu mengulurkan tangannya.

Bintang menyambut dengan ragu-ragu. Pria bertubuh tinggi dan berkulit putih. Rambut agak ikal, tapi terlihat rapi. Rahang tegas dengan hidung mancung, membuat penampilannya terlihat sempurna.

Semua wanita yang baru melihat Asoka pasti sepakat kalau pria ini sangat tampan dan tidak ada cela dari sosoknya. Dengan setelan celana panjang hitam dan kemeja lengan panjang marun yang dilipat sampai siku, sangat menyempurnakan raganya.

“Bintang,” ucap Bintang.

“Kalian belum kenal, padahal satu kampus,” ujar Medi.

Tangan Asoka dan Bintang masih saling menjabat, sampai akhirnya Bintang menyadari sesuatu lalu melepaskan tangannya.

“Kamu … Asoka Brata, kating saya di univ X?”

“Hm.”  Asoka bersedekap menatap Bintang masih dengan raut wajah datar.

“Astaga, lalu kita satu tim?” tanya Bintang memastikan lagi sambil menatap Asoka dan Medi bergantian.

“Oh, sudah saling kenal ‘kan? Baguslah, saya yakin kalian bisa jadi tim yang solid karena sudah saling kenal, pasti sudah ada chemistry. Iya ‘kan?” tanya Medi.

“Tidak,” jawab Asoka dan Bintang serempak menatap Medi.

“Waduh, gawat ini.”

Bintang mendengus kesal karena ia bertemu lagi dengan Asoka. Pria yang sudah menimbulkan kesalahpahaman di masa lalu dan tidak bisa menjelaskan apapun. Teringat lagi kejadian lima tahun lalu, saat masih kuliah. Kejadian salah paham dan berakhir memalukan. Apalagi dia harus rela patah hati diputuskan kekasihnya, semua itu terjadi karena pria ini. Asoka Brata.

Mengikuti acara kampus dan mengharuskan mereka bermalam di penginapan. BIntang baru selesai mandi dan hanya mengenakan bathrobe ketika keluar dari toilet mendapati seorang pria tertidur di ranjang kamarnya. Kondisi pria itu bertelanjang dada dengan selimut menutupi sampai pinggang. Padahal ia sekamar dengan rekannya yang jelas-jelas perempuan.

“Dia siapa, kenapa ada di sini.”  Bintang mendekat ke ranjang. “Hei, bangun!” Menepuk lengan pria itu beberapa kali yang langsung menggeliat pelan dan mengerang.

“Siapa kamu? Kenapa ….”

Brak.

Bintang terkejut karena pintu kamar dibuka paksa, pria itu langsung beranjak duduk sambil mengucek mata dan rambut acak-acakan.

“Oh, jadi benar isu kegiatan ini dimanfaatkan juga untuk mesum.”

“Kak Candra,” ucap Bintang terbata.

Candra adalah kekasih Bintang, senior di kampus. Bersama dengan dua orang senior lainnya mereka tersenyum sinis bahkan bergumam merendahkan. Bintang menghampiri Candra.

“Kak, aku bisa jelaskan. Ini tidak seperti yang terlihat.”

“Mau jelaskan apa? Kondisi kalian begini, bisa dipastikan kalau kalian baru … ck, menjijikan.” Candra berdecak dengan senyum sinis.

Bintang menyadari dia hanya mengenakan bathrobe dan pria itu tidak menggunakan kaos atau atasan apapun.

“Tapi aku nggak tahu kenapa dia ada di sini,” ujar Bintang berusaha menjelaskan situasinya bahkan sambil memegang lengan Candra.

“Lepaskan tanganmu dari tubuhku.” Candra mengusap lengan yang tadi disentuh Bintang seakan menghempas debu dan kotoran yang menempel.

“Lo, Asoka ‘kan?” tanya rekan Candra.

Pria itu mengangguk lalu turun dari ranjang, menatap sekeliling dan mendapati kaosnya ada di lantai gegas ia memakai kaos itu.

“Kalian berdua ikut kami!” seru rekan Candra yang lain.

“Pakai baju kamu, murahan banget sih,” ejek Candra pada Bintang.

“Kak, dengarkan aku dulu. Ini nggak seperti yang kamu kira. Aku nggak kenal dia dan nggak tahu kenapa bisa ada di kamar ini.”

“Aku tidak butuh penjelasan. Kondisi kalian bisa menjelaskan apa yang sudah terjadi. Mulai sekarang kita putus, kamu bisa lanjut sama dia.” Candra menunjuk pria bernama Asoka.

“Tapi … kak, tolong percaya aku,” rengek Bintang lalu menoleh pada Asoka. “Kamu jelaskan kalau kita tidak melakukan apapun,” titah Bintang.

“Kalau tidak macam-macam, kenapa kalian bisa ada di kamar ini?” tanya Candra.

“Aku nggak ngerti kak. Sumpah aku baru beres mandi, lihat dia ada di ranjang lalu kalian datang.”

“Seharusnya kamu di aula, sebentar lagi acara dimulai dan kamu tanggung jawab di acara. Kenapa bisa ada di sini?” tanya Candra pada Asoka.

Semua orang yang ada di ruangan itu memusatkan perhatian pada Asoka yang masih berusaha fokus.  Asoka memegang kepalanya yang masih terasa pening.

“Hei, jawab!” teriak Candra.

“Aku ….”

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

Tidak ada komentar
5 Bab
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status