Share

Bab 619

Author: Shana
Setelah Raja Rubra dan Raja Marun mati, Nabila menunjuk dua orang dari kerumunan penjahat, "Kalian, pakai pakaian mereka, menyamar."

Orang-orang itu tidak suka diperintah oleh Nabila, tetapi demi menyelamatkan nyawa mereka sendiri dan demi harta karun yang dijanjikan, mereka terpaksa menurutinya untuk sementara.

Mereka ini, jika tidak punya kemampuan, tidak mungkin dipenjara di Menara Abadi Sembilan, jadi meniru seseorang bukanlah hal sulit.

Pakaian diganti, topeng dipasang, hasilnya benar-benar terlihat seperti aslinya.

Sesaat kemudian, mereka mengikuti Nabila kembali ke lantai teratas.

Levino sedang duduk bersila menenangkan diri. Ketika mendengar mereka kembali, dia langsung membuka matanya.

Raja Rubra maju dan memberi hormat.

"Tuan, sudah kami periksa, ternyata memang ada di tempat yang tidak terduga, di lantai lima, di bawah lantai menara. Tidak heran, lantai ini lebih tebal dari yang lainnya."

Levino menatap dingin pada noda darah di pakaian mereka.

Nabila berbicara langsung.

"Me
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter
Mga Comments (2)
goodnovel comment avatar
Westi
kaisarrr ada apa dengan mu..
goodnovel comment avatar
April Setyo
kaisar benar-benar ya gak ikut aturan demi Ratu tetap hidup
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Aduh Jenderal Tak Tahan   Bab 1519

    Aldo membenci dirinya sendiri karena tidak melakukan tugasnya dengan baik, serta tidak mengucapkan kata-kata yang baik di depan Nyonya Fiona.Di tengah rasa bersalah dan penyesalannya, Aldo berkata."Pangeran, Hamba turut bersedih!"Pangeran Rio tiba-tiba mengangkat kepalanya untuk menatap Aldo.Fiona adalah orang yang dingin dan tidak memiliki perasaan, sedangkan Aldo adalah orang yang bodoh.Apakah tidak ada orang yang bisa diandalkan di sisinya!"Setelah kamu pergi ke Klan Namrian dan bertemu dengan Fiona, apa yang dia katakan padamu?"Pangeran Rio curiga jika ucapan Aldo-lah yang membuat Fiona bertekad untuk bercerai dengannya.Hanya saja, Aldo benar-benar tidak bersalah."Pangeran, Hamba sama sekali tidak bilang apa pun. Nyonya langsung kasih surat perceraian pada Hamba!"Aldo berkata dengan ekspresi serius dan tidak bersalah.Pangeran Rio berkata di dalam hatinya, 'Tidak bilang apa pun? Bukankah ini adalah letak permasalahannya!'Dia tertawa dengan marah."Aku minta kamu pergi ke

  • Aduh Jenderal Tak Tahan   Bab 1518

    Fiona memang belum benar-benar memikirkan apakah dia akan pergi ke perbatasan selatan atau tidak.Dia sudah lama menulis surat cerai, tetapi belum sempat mengirimkannya.Karena itu, secara hukum mereka masih suami istri.Namun di dalam hatinya, mereka sudah seperti orang asing.Jika bertemu kembali, apa gunanya?Husain mencoba membujuknya, "Kakak Senior, wilayah selatan Naki sangat dekat, meskipun kamu pergi ke sana pun tidak akan mengganggu kabut beracun di Klan Namrian, 'kan? Kalau begitu, kenapa harus menyiksa dirimu sendiri? Kamu masih muda, punya suami dan anak ...."Fiona menatapnya tajam."Kamu begitu ingin aku tinggalkan Klan Namrian, ada maksud tersembunyi apa?"Wajah Husain langsung berubah, sangat merasa tidak adil."Kakak Senior! Aku ini benar-benar memikirkanmu!""Bagaimana bisa kamu curiga aku berniat jahat?""Jangan-jangan kamu curiga aku ingin merebut posisi Raja Serangga Beracun? Ampun deh, aku tak sanggup! Hanya kamu satu-satunya yang bisa mengendalikan itu!"Bukan se

  • Aduh Jenderal Tak Tahan   Bab 1517

    Yohan langsung terbangun dan duduk.Dia baru menyadari ternyata dirinya tidur di lantai!Begitu melihat ke arah tempat tidur, untunglah kedua bocah itu tidak terjatuh, masih tidur manis di samping ibunda mereka.Ternyata hanya dia sendiri yang tersingkir ke bawah.Saat itu Nabila sudah turun dari tempat tidur dan mengenakan pakaian luar."Waktu masih pagi, kamu kembali saja tidur di atas ranjang. Aku akan lihat isi surat dari Kerajaan Puanin."Dia tahu kapan harus bertindak. Jika surat dari pihak lain, tentu tidak pantas baginya mendahului Yohan selaku Kaisar. Namun, karena surat ini dari Kerajaan Puanin, Nabila bisa menangani terlebih dahulu.Yohan tidak menolak.Saat ini memang dia masih perlu tidur sebentar lagi.Dua bocah di ranjang itu sangat peka, baru saja dia naik ke tempat tidur, mereka langsung terbangun, lalu saling menatap dengan mata membulat.Butuh beberapa saat sampai mereka mengenali bahwa itu ayah mereka, lalu keduanya langsung meringkuk ke dalam pelukannya.Anak bungs

  • Aduh Jenderal Tak Tahan   Bab 1516

    Di dalam kamar.Begitu Yohan melihat putranya, seluruh rasa lelah pun lenyap.Dia memeluk erat putra bungsunya, meski tubuhnya penuh cipratan nasi dan lauk dari bocah nakal itu, dia sama sekali tidak memedulikannya."Ayah! Ayah! Main keluar!""Baik, baik!" Yohan langsung mengiakan.Nabila memeluk putra sulung, yang sedikit lebih tenang."Makan sayur! Makan!" Putra sulungnya dengan susah payah menjepit sehelai sayur dan menyodorkannya ke mulut Nabila.Nabila tersenyum, matanya tergenang air mata.Saat itu, Yohan mendekat dan langsung mengangkat si sulung juga.Dengan kekuatannya, memeluk dua anak sekaligus bukanlah masalah."Ayo! Ayah bawa kalian main keluar!"Nabila segera berdiri dan mengejar keluar, "Hari sudah gelap, mau ke mana!"Nyonya Windi berdiri di bawah serambi, berpapasan langsung dengan Nabila.Dia menahan langkah Nabila dan tersenyum."Biarkan saja Yang Mulia Kaisar, baru bertemu anak-anak, pasti hatinya sedang membara."Nabila mengangguk setuju.Namun, Yohan langsung memb

  • Aduh Jenderal Tak Tahan   Bab 1515

    Setengah bulan kemudian, Kota Jarin.Nyonya Windi sudah lebih dulu menerima surat dari Nabila, dan mengetahui bahwa dia dan Kaisar akan tiba hari ini. Sejak pagi-pagi sekali, dia sudah membangunkan kedua pangeran kecil.Mereka telah berpisah dari ayah dan ibu mereka selama satu tahun. Dari awal yang sulit beradaptasi, sering menangis di malam hari, hingga kini mereka telah terbiasa dengan keberadaan Nyonya Windi.Di usia dua tahun lebih, mereka sudah melewati masa bayi yang polos dan mulai mengerti beberapa hal.Meski ada pelayan perempuan di kediaman, Nyonya Windi tetap memilih untuk memakaikan pakaian kepada mereka sendiri.Yang kecil sambil mengucek matanya yang masih mengantuk, sambil berkicau."Keluar, keluar main, main bola-bola."Nyonya Windi tak bisa menahan tawa, beberapa helai uban di rambutnya adalah bukti betapa dia telah mengerahkan hati dan tenaga demi kedua pangeran kecil itu."Hari ini tidak main dulu, ayah dan ibu kalian akan pulang."Beberapa waktu ini, Nyonya Windi j

  • Aduh Jenderal Tak Tahan   Bab 1514

    Istana Kekaisaran Verto.Setelah mendengar apa yang disampaikan Zerito, Kaisar hampir saja sakit karena marah."Apa katamu? Kamu tidak ingin menjadi Jenderal Besar lagi?"Apakah Zerito tahu, berapa banyak orang yang berebut posisi ini!Tatapan Zerito teguh, tidak menunjukkan sedikit pun keraguan."Benar, Yang Mulia!""Hamba merasa, jika Kerajaan Verto ingin menjadi kuat, tak bisa hanya mengandalkan kekuatan militer semata-mata! Hamba tidak mampu mengemban posisi ini, mohon Kaisar menunjuk orang bijak lainnya."Mata Kaisar membelalak penuh amarah."Zerito! Tahukah kamu, apa yang sedang kamu katakan?""Benar, akhir-akhir ini memang banyak kejadian. Kamu masih muda, banyak hal yang belum kamu pahami, itu bisa dimaklumi. Namun, Kerajaan Verto harus memiliki kekuatan militer yang kuat! Itu juga yang dulu kamu katakan padaku, kamu bilang sepuluh tahun lagi ...."Zerito langsung membantah."Yang Mulia, itu karena hamba masih muda dan bodoh, sehingga berbicara sembarangan. Sekarang pemikiran h

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status