Beranda / Romansa / Aduh, Sayang Jangan Goda Aku Terus / Bab 52: Suamiku vs Terapisku

Share

Bab 52: Suamiku vs Terapisku

Penulis: NACL
last update Terakhir Diperbarui: 2025-12-18 09:45:09

Satu jam setelahnya, Sus Rara kembali membawa perlengkapan Dipta dan Dhava. Pria itu juga telah mengenakan pakaian bersih, setelah sebelumnya memakai baju kotor semalam.

​“Ra, saya titip Dipta.” Dhava merangkul Diana. “Ayo, Baby.”

​Diana mengangguk pelan. Sebelum benar-benar meninggalkan ruangan itu, ia mengecup rambut Dipta lagi.

​“Sayang, Aunty pamit dulu, ya. Bye.” Diana melambaikan lembut tangannya.

​Dipta menggeleng tegas. “Ma Ma nga … ngan gi! Ma Ma.”

​“Dipta … jagoan, Mama Diana ada perlu dulu sebentar, hm?” ucap Dhava tiba-tiba, membuat Diana melotot, bahkan Sus Rara juga ternganga. “Kamu di sini sama Sus.”

​Anak itu menunduk dan mencebikkan bibirnya. Sus Rara sigap memeluk anak itu.

​Sebelum Dipta merengek, Dhava membawa Diana keluar ruangan. Tangan mereka saling tertaut satu sama lain.

​“Kenapa kamu panggil aku Mama Diana? Dipta bisa salah paham, Mas. Aku nggak mau!” cerocos Diana sambil mengikuti langkah Dhava yang lebar.

​“Berapa kali aku bilang, kamu mamanya!” Dhava menol
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Aduh, Sayang Jangan Goda Aku Terus   Bab 65: Suami Sok Suci

    “Apaan, sih, Dhav? Bisa lepas nggak? Aku ini istri kamu, bukan penjahat!” raung Renita. Matanya melotot penuh kilat, dan embusan napasnya kasar.Begitu pintu tertutup Dhava mengempaskan tangan istrinya. Ingin sekali ia mendorong wanita itu ke atas ranjang besar yang rapi dan dingin. Namun, naluri dan tanggung jawab mencegahnya bertindak gila.“Kenapa Dhav? Mau minta jatah?!” geram Renita, balik mendorong Dhava dengan kekuatan penuh. Namun pria itu bergeming, tetap kokoh di tempat.Dhava tersenyum pahit, dan ia menelan ludahnya yang kelat. Jakunnya bergerak cepat, dan tangannya mengepal kuat. Bukan karena panggilan primitf pria dalam diri, melainkan kobaran amarah pada wanita itu.“Aku nggak mau, ya, sampe hamil lagi! Pake kondom! Atau kamu vasektomi sekalian!” Renita mendecih sinis. Wanita itu bahkan membuang tatapan ke lain arah.Dhava maju selangkah demi selangkah. Tangannya yang terkepal barusan, menyentuh pipi sang istri, meskipun bergetar.“Tenang saja, Re. Kamu tidak perlu melay

  • Aduh, Sayang Jangan Goda Aku Terus   Bab 64 : Dibawa ke Kamar

    Wanita itu bahkan menoleh dan mengedip nakal. “Terima kasih, Pak Dhava. Terapinya asyik.”Diana menelan ludah, entah sudah berapa derajat suhu dalam tubuhnya ini. Darahnya benar-benar bergejolak melihat resleting wanita itu yang sempat turun.Diana buru-buru balik badan dan melangkah, sambil berdesakan air mata di balik kaca mata hitamnya.‘Udah, Di. Mas Dhava ‘kan memang konselor seks, lihat aja apa yang dia dan aku …,’ batinnya, Diana menelan ludahnya sendiri.Sebelum benar-benar meninggalkan klinik, Diana menoleh dan menganga melihat sesuatu tidak terduga.“Ayo, Pah. Kita pulang, praktik di rumah.” Wanita itu menggandeng tangan pria asing yang baru saja keluar dari ruang konsultasi.Mata Diana langsung mengerjap, air mata yang tadi mendesak kini terhenti konyol. Sungguh … wajahnya memerah karena malu tak tertahankan.'Pah?! Jadi … dia datang dengan suaminya?! Ya, ampun, Diana! Drama apa yang kamu buat?!' Cepat-cepat ia menarik topi menutupi wajahnya. Ia berbalik dan lari terbirit-b

  • Aduh, Sayang Jangan Goda Aku Terus   Bab 63: Pasien Klinik Cantik

    Tanpa buang waktu lagi, Dhava turun ke lantai satu. Ia keluar dari butik. Diana yang melayani pelanggan sempat memperhatikan tingkah pria itu yang tergesa. Tepat di depan bangunan, Dhava langsung memanggil petugas keamanan kawasan pertokoan. Ia memberikan instruksi rahasia dengan nada rendah. “Di lantai dua kerabat saya keracunan, dia minum terlalu banyak. Tolong Bapak antar di masuk taksi! Tenang Pak ada uang capek,” tawar Dhava, ekor matanya melirik ke kaca di lantai dua. Petugas itu mengangguk patuh. Tak lama, Dhava dan dua petugas itu sudah menghilang dengan cepat menaiki tangga menuju lantai dua butik. Diana sontak merasa ada sesuatu nakal sedang direncanakan terapisnya itu di atas sana. Ingin sekali ia meninggalkan pelanggan yang cerewet ini untuk menyusul. Namun, tanggung jawab menahan langkahnya. ‘Apa mereka berantem tadi? Jangan-jangan Mas Rayan …,’ batin Diana penasaran. Sialnya, ia hanya bisa menelan kegelisahan dan hasratnya untuk tahu apa yang sedang dilakukan sang

  • Aduh, Sayang Jangan Goda Aku Terus   Bab 62: Merebut Milikku!

    “Tolong lebih cepat, Mas. Ada Mas Rayan di butik,” teriak Diana dari balik helm.“Apa? Mau apa dia di sana?!” balas Dhava, suaranya tidak kalah tinggi.Diana menggeleng tegas, meskipun Dhava tidak bisa melihatnya. Namun, ia Kembali mengeratkan pelukannya di punggung pria itu. Meskipun jantungnya berdebar hebat, ia percaya bersama Dhava segalanya akan lebih mudah. Ya, setidaknya sang terrapis ini melindunginya.Motor sport merah itu melaju kencang, membelah jalanan utama. Hanya dalam belasan menit, mereka akhirnya tiba di depan butik yang kini penuh sesak oleh kerumunan beberapa pria asing.“Ada apa ini?” gumam wanita itu.Diana buru-buru turun tanpa melepas helm-nya. Dalam langkahnya menuju pintu butik, ia sempat menangkap bisikan memilukan dari sekelompok pria yang menatap butiknya dengan jijik.“Katanya pria mabuk tadi suaminya pemilik butik itu.”“Hu’um. Kasihan sekali istrinya.”Seketika seluruh tubuh Diana membeku di tempat. Suhu pagi ini lebih mirip freezer besar baginya. Wajahn

  • Aduh, Sayang Jangan Goda Aku Terus   Bab 61: Suami Kamu Sama Aku

    “Lu ‘kan ….” Renita menyipitkan matanya. Jarinya tertuju pada hidung Rayan yang kembang kempis menghirup campuran aroma alkohol dan parfum yang menyengat dari tubuh wanita itu.Rayan mengangguk tegas. “Iya, ini aku. Masih ingat aja. By the way kamu makin seksi, Re.”Tatapan Rayan jelas menyiratkan ia pria kelaparan. Bola mata hitamnya bahkan tidak berkedip, terpatri pada dada wanita itu yang luar biasa besar dan tumpah ruah. Menggunakan tank top ketat bertali tipis, puting Renita terlihat mencetak kain, sungguh menantang untuk disentuh.Rayan menelan ludah, gairah liar berkumpul di kejantanannya. Tentu, ia ingin meraup mangsa yang lebih dari sekadar gratis malam ini.Alih-alih marah mendapat tatapan itu, Renita justru terbahak. Membuat Rayan tercengang, dan ia berhasil melepaskan diri dari pria itu. Meskipun tubuhnya masih oleng."Gila! Kenapa lu … di sini? Ada masalah sama istri lu, si anak alim itu?" ejek Renita, dengan mata yang memicing nakal.Tanpa menunggu jawaban, wanita itu me

  • Aduh, Sayang Jangan Goda Aku Terus   Bab 60: YOLO! You Only Live Once! Kamu Hanya Hidup Sekali

    Diana menatap Dhava lekat. Meskipun tahu ini salah besar, ia malah memeluk pria itu. Tidak ingin melepaskannya sedetik pun. Untuk hari ini, ia benar-benar menginginkan Dhava lebih dari apa pun.**Di tempat lain, kemarahan Rayan sudah memuncak saat ia membanting pintu utama rumah. Suara dentuman itu mengagetkan Rina yang sedang menonton televisi.“Astaga, Rayandra! Apa-apaan kamu ini?” gerutu Rina, menghampiri putranya. “Kok, bajumu, ih, bau!”Rayan langsung menuju kamarnya, merobek kemeja yang berbau muntah dan mengabaikan ocehan Rina tentang pakaiannya. "Diam, Bu! Aku lagi kotor dan jijik!" hardiknya di balik pintu.Beberapa saat kemudian, Rayan keluar kamar, sudah rapi. Ia mnghampiri Rina yang menunggunya di ujung tangga dengan wajah garang.“Kamu tahu nggak kalau Diana—” Rina belum selesai.Rayan menyela, “Kalau dia pulang, tolong kasih tau aku.” Langkahnya bergerak cepat menuruni anak tangga.“Heh, mau ke mana lagi, sih?!” Rina berteriak dari atas. “Istrimu pergi, tahuuuu!”“Kelab

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status