Home / Urban / Affair Cinta Sang Vokalis / Sonia Membuat Ray Berubah Kalem

Share

Sonia Membuat Ray Berubah Kalem

Author: mrd_bb
last update Huling Na-update: 2021-09-13 06:41:00

Begitu sampai di hotel tempat mereka nginap, personel The Stollen’s bisa bernafas lega, karena penjagaan di hotel mereka lebih ketat, sehingga ratusan penggemar tak bisa merangsek masuk ke dalam area hotel, bahkan ke halaman hotel pun tak boleh, pihak hotel berkilah ini demi kenyamanan para tamu hotel lainnya.

“Hebatt yahh kalian, punya penggemar fanatic gituhh?” puji Sonia.

“Kamu beruntung lohh Sonia, bisa duduk dan ngobrol bareng kami yang di puja-puji…cucukkk dehhhh,” kata Ben bergaya kenes, hingga semuanya tertawa. Sonia makin suka bergaul dengan personel group ini. Padahal awalnya dia mengira mereka itu sombong dan angkuh, karena sedang berada di puncak popularitas.

Ben, John dan Manthis langsung beristirahat di kamar masing-masing, Ray menemani Sonia di restoran yang terdapat di hotel itu, karena sopir Sonia masih dalam perjalanan.

“Hebat kamu Sonia, masih muda udah punya usaha!” kata Ray.

“Terpaksa bang…mau gimana lagi, ayah ku udah wafat 5 tahun lalu, sejak saat itu ibuku kerja serabutan membantu keuangan keluarga!” ungkap Sonia.

Sonia akhirnya bercerita, sejak kelas I SMU dia sudah berjualan baju-baju dengan cara di kredit ke rumah-rumah warga. Namun semakin lama usahanya yang modal awalnya dari pensiunan ayahnya sebagai PNS, justru bangkrut gara-gara sering di utang dan saat di tagih rata-rata pada ngeles, malah ada yang tak mau bayar hingga kini.

Sonia lalu coba-coba browsing di internet, mulailah dia mencoba menjajakan via internet, tentu saja dia kontak dulu penjual pakaian yang ada di Jakarta atau di kota Makasar, lalu dia kirim ke pelanggan.

Lambat laun usahanya makin berkembang, sehingga kini bukan hanya pakaian tapi merambah ke tas-tas. Bahkan saat ini tas yang branded pun bisa dia pasarkan, pelanggannya bukan hanya remaja putri, tapi juga banyak ibu-ibu.

Atas saran pelanggannya, Sonia pun membuka butik di sebuah Mall, mulanya hanya los kecil, tapi lama-lama dia mampu menyewa los yang lebih besar dan luas, hingga dia juga mampu menambah karyawannya dari 2 orang, kini menjadi 25 orang.

Bahkan kini dia sudah membeli sebuah roku dengan harga lumayan mahal, yakni 3,5 milyar, walaupun tentu saja dia cicil selama 5 tahun.

“Hebat kamu Sonia…salut aku sama kamu!” puji Ray, dia kemudian teringat ibunya yang juga seorang bisnis women.

Namun Ray sengaja tak mau menyebutkan soal keluarganya dengan Sonia, tak lama kemudian Sonia permisi karena sopirnya sudah di teras lobby hotel menunggu.

“Senang bicara sama kamu Sonia, oh ya tawaran nonton konser kami masih berlaku lohh, kamu serius mau nonton?”

“Hmmm…liat nanti aja dehh, aku masih sibuk soalnya!” jawab Sonia sambil tersenyum, setelah bersalaman merekapun berpisah.

Ray memandang lama mobil Sonia yang kini sudah hilang di jalan raya, Ray lama berdiri di lobby, sukmanya seakan terbawa dengan kepergian Sonia.

“Gadis cantik yang baik dan manis, pake hijab lagi!” tiba-tiba Manthis sudah berdiri di dekat Ray, Ray menoleh lalu menghela nafas.

“Iyahh…orangnya sangat mandiri dan supel…!” sambung Ray.

“Dekatin, jangan lama-lama!” Manthis tertawa.

“Dasarr loeee…!” Ray lalu mengajak Manthis istirahat dan mereka kini malah aseek minum wine di restoran, tak lama kemudian Ben dan John datang bergabung serta tim manajemen lainnya, hingga restoran itu jadi rame, apalagi saat puluhan waitress berebutan berswa foto dengan mereka.

Sudah bisa di duga, show The Stollen’s kembali sukses besar di Stadion Andi Matallata, mereka kemudian bergerak ke 3 titik lagi. Sayangnya Sonia bilang tak bisa datang, karena dia sibuk dengan rencana kepindahan butiknya.

Dua hari kemudian, saat dalam perjalanan menuju kabupaten berikutnya, Ray menerima telpon dari Sonia.

“Haii Abang, lagi ga sibuk kan?” sapa Sonia.

“Ga Sonia, lagi santai ajahh di mobil otw nuju kabupaten Pinrang, ada apa Sonia?” sahut Ray.

“Oh ya kapan kalian balik ke Makasar lagi?” kata Sonia kembali.

“Hari Minggu kami sudah balik lagi ke Kota Makasar dan hanya istirahat sehari akan langsung terbang ke Manado!” sahut Ray.

“Emmh bisa ga Sonia minta tolong…tapi…gratis yaaa?”

“Tolong apa Sonia…?” Ray langsung tertawa mendengar kata gratis.

“Abang dan 3 personel lainnya hadir saat launching butik Sonia…pleaseee mau yaaa, ga lama kok, hanya 30 menitan atau satu 1 jam juga boleh, setelah itu silahkan abang-abang pulang?”

“Hari apa dan pukul berapa Sonia?”

“Hari Minggu, pukul 3 sore!”

“Oke, abang dan Manthis, Ben serta John akan hadir di sana!”

“Benarannnn…boleh kan Sonia share di group, dan bikin spanduk?”

“Silahkan Sonia!”

“Aseeeekkk, tengkyuuu abangggkuhhhh, di tunggu yaah, awasss kalau bo’ongg!” Sonia langsung tertawa di seberang telpon, Ray sampai senyum-senyum sendiri usai berteleponan. Hingga Ben, John dan Manthis saling pandang sambil ikutan senyum-senyum.

“Bakalan ada yang jatuh ke gott, ehhh jatuhhh cintroooonggg…!” kata Ben terbahak, John dan Manthis ikutan tertawa, Ray hanya tersenyum mesem mendengar olok-olok tiga sahabatnya ini. Perjalanan darat menuju ke Kabupaten Pinrang lumayan jauh, mereka kemudian ada yang ketiduran di sepanjang perjalanan darat. 

*****

Sonia samgat gelisah, 30 menitan lagi acara launching roku yang sudah di sulap jadi butik lumayan mewah akan di mulai. Ratusan undangan sudah berkumpul, bahkan secara tak terduga ratusan anak-anak remaja juga berdatangan, selain ingin melihat butik ini, tentu saja yang mereka tunggu-tunggu kedatangan personel The Stollen’s sesuai spanduk dan undangan berantai via WA yang di sebar Sonia.

Awalnya Sonia hanya mengundang teman-teman kampusnya dan juga langganan tetapnya yang ada di Makasar. Jumlahnya pun hanya sekitar 100 an orang, namun secara tak terduga, kedatangan ratusan abege, termasuk warga sekitar plus puluhan wartawan membuat heboh halaman rokunya tersebut.

“Duhh kalau sampai Ray dan personel The Stollen’s gagal datang, mampus dahhhh aku!” kata Sonia gelisah.

Tepat pukul 3 sore, MC pun memulai acaranya, wajah cantik Sonia mulai pucat, terlebih beberapa kawannya mulai bisik-bisik dan bilang jangan-jangan kedatangan The Stollen’s hoaks. Sudah hampir menangis Sonia karena sudah 30 menitan acara mulai belum juga terlihat Ray dan kawan-kawannya, ratusan abege yang sejak jam 12 siang sudah berdatangan satu persatu mulai pulang dengan nada mangkel.  

Namun 10 menitan kemudian suasanana mendadak heboh luar biasa, ketika dua buah mobil datang, mobil pertama berisi manajemen The Stollen’s dan yang kedua tentu saja personel group music ini, yang pertama keluar adalah Ben, di susul John, Ray dan terakhir Manthis.

Ke empat personel ini hanya berbaju santai, yakni kaos oblong di padu jeans sobek di lutut, serta kacamata hitam, semuanya mengikat rambut dengan gaya chonemage, hanya Ray yang berambut pendek rapi.

Mata Sonia yang sempat memerah kita berubah berbinar-binar, beberapa satpam kelabakan mengatur agar Ray cs bisa menuju butik milik Sonia.

Setelah di bantu beberapa personel manejemen The Stollen’s, Ray cs akhirnya sampai di depan pintu masuk butik itu.

Manthis lalu mengambil mic dari MC dan dia menenangkan ratusan abege termasuk para undangan lainnya yang terus berteriak-teriak histeris, terutama tadi yang terlanjur pulang dan balik lagi ke sini.

Ray mendekati Sonia yang saat itu sangat cantik berkerudung muda krim, dan Ray minta maaf agak telat, karena jalanan yang lumayan padat. Tanpa di duga Sonia, Ray menggenggam tangannya, hingga banyak teman-teman Sonia langsung iri abis melihat Sonia ternyata sangat akrab dengan sang drummer The Stollen’s ini.

“Tenanggg semuaaaa…adekk-adeekkkk…jangan berteriak yaa…eh itu yang dua pengamen bawa gitar, coba maju ke sini sebentar!” panggil Manthis. Dua pengamen pun di dorong maju dan tanpa di duga Manthis meminta keduanya memetik gitarnya dan mengalunkan satu lagu The Stollen’s yang membuat abege koor bernyanyi.

Setelah dua lagu di bawakan Manthis, para abege pun mulai tenang dan mereka dengan rapi berbaris meminta tanda tangan Manthis, Ben, John serta Ray. Tentu saja tak semua dapat tanda tangan dan beruntung bisa berswa foto dengan empat seleb muda ini, karena waktu sduah menunjukan pukul 5 sore.   

Tak lama kemudian Ray pun di daulat memotong pita yang tergantung di pintu masuk, didampingi Sonia dan Manthis, Ben serta John.

Tepuk tangan membahana, jepretan kamera wartawan heboh mengabadikan pemotongan pita tersebut. Butik Sonia langsung viral di Makasar, karena dia sukses mendatangkan The Stollen’s, yang sedang jadi idola di mana-mana.

Teman-teman Sonia sendiri juga rame berbisik-bisik berapa Sonia membayar ke empat personel ini.

“Wuihhh kerennnn…pasti mehongg nekkk…ini group band yang sedang top-topnya!” kata mereka. Beragam komentar lain pun berseleweran selama acara berlangsung, butik Sonia pun hari itu panen besar.

Setelah berada di sana hampir dua jam, Ray cs pun pamit dan kembali ke hotel untuk beristirahat. Karena besoknya mereka akan langsung terbang ke Manado, untuk melanjutkan rangkaian tour mereka ke Propinsi Sulawesi Utara tersebut.  

Malamnya saat istirahat di kamar, Sonia dan mem-vidcal Ray.

“Makasihh yaa…tau ga aku hampir pingsan kalau kalian batal hadir!” kata Sonia sambil tertawa.

“Kan sudah abang bilangin, pokoknya abang akan hadir, walaupun acaranya kelar!” sahut Ray sambil rebahan di kasur.

“Maaf yaahhh, jadi ngerepoten abang dan yang lainnya,” sahut Sonia kembali tertawa, sambil memperbaiki kerudungnya.

“Selamat yaaa…sekarang butik Sonia sudah makin terkenal, moga makin besar!”

“Aminnnnn…ini semua berkat andil abang dan teman-teman abang juga, oh ya besok jadi ke Manado yahhh!

“Iyah kami akan show di tiga tempat, setelah itu ke Sulawesi Barat, lalu balik ke Jakarta…dua minggu kemudian lanjut ke Sumatera,” Ray pun menyebutkan tempat-tempat di sana yang akan menjadi titik-titik show mereka.

“Hmmm…andai ga sibuk…pingin banget ikut…Sonia kan suka travelling bang!”

“Setelah abang ga sibuk…kita travelling berdua…mau ga?” tawar Ray.

“Mau bangetttt…tapiii….!” Sonia tak meneruskan kalimatnya

“Tapi kenapa?” desak Ray.

“Hmmm…ada yang marah ga nihhh!”

“Maksudnya?”

“Pacar abanggg lahhh, siapa sih yang ga suka sama abang sekarang…!” sahut Sonia cepat. Ray langsung tertawa dan bilang dia sudah hampir 10 bulan single alias tak punya kekasih lagi.

“Paling Sonia kaleeee yang punya kekasih?” kata Ray membalik.

“Ga ada bang…kan Sonia sibuk bisnis dan kuliah, jadi mana sempat pacaran, banyak sih yang kirim-kirim salam, tapi Sonia malas nanggapin!”

Keduanya terus ber vidcal sampai lebih dari 2 jam, itupun karena sudah sama-sama ngantuk.

Paginya, Ray cs pun langsung menuju bandara, karena mereka mendapatkan penerbangan jam 10 pagi. Ketika sampai di Bandara Sultan Hasanuddin, Ray kaget ketika melihat Sonia sudah menunggunya.

“Sonia…sama siapa ke sini, lagi nunggu keluarga atau Sonia yang mau terbang!” sapa Ray sambil mendekati gadis cantik ini.

“Lagi nungguin Abang!” sahut Sonia tersenyum manis. Ben, John dan Manthis yang melihat hal itu suit-suitan saja sambil tertawa. Sonia malah melambaikan tangan kissbye, sehingga ketiganya langsung angkat jempol.

“Lanjutttttt…!” sahut Ben tertawa.

Sesaat sebelum masuk ruang tunggu, Ray memegang tangan Sonia, adegan bak sinetron pun tersaji. Ray mencium kening Sonia dan tanpa di duga gadis ini langsung memeluk Ray dan berbisik hati-hati selama tour. Tentu saja sebagai public figure, perbuatan Ray dan Sonia jadi pusat perhatian semua orang.

Sehingga ada yang iseng-iseng memvideo dan akhirnya viral di medsos.

“Hari patah hati seduniaa…Ray sang drummer udah ada yang punyaaa!” kata seorang penggemar The Stollen’s dengan symbol menangis. Beragam komentar pun membanjiri video amatir tersebut, hanya kurang dari sejam, video berdurasi 1 menitan itu sukses di tonton leih dari 50 ribu orang.

Setelah berpamitan, Ray pun masuk ke ruang tunggu, Sonia melambaikan tangan pada Ray, saat berpelukan tadi, Ray berbisik akan sering-sering meluangkan waktu untuk berkomunikasi dengan Sonia serta akan berusaha mencari waktu lowong untuk bertemu.

Ray, pemuda berusia 22 tahun ini seakan sudah menemukan cintanya yang selama ini sulit dia cari-cari selama. Karena rata-rata wanita yang mendekatinya silau dengan ketenaran serta sangat materialistis. Tak sedikit kalangan artis yang ingin mendekatinya, tapi Ray bukan tipikal orang yang mudah luluh dan jatuh cinta, dia remaja yang sangat kuat memegang prinsip.

Sangat berbeda dengan ketiga rekannya, apalagi Ben dan John yang hobby gonta-ganti pasangan. Malah dalam sebulan, Ben dan John bisa menggandeng 2 atau 3 wanita berbeda. Keduanya dengan enteng selalu berujar kalau gadis-gadis itu hanya happy fun saja, tidak ada yang serius.

Atau Manthis, yang baru putus dan langsung dapat ganti, setelah putus dengan Anita, dia dekat dengan Vena dan kini gulang galing dengan janda muda Sheila, yang sering datang menemui Manthis di kota di mana mereka show, dengan alasan sudah sangat kangen dengan kekasih brondongnya ini.

Karena Sheila yang juga pengusaha ini sudah berusia hampir 25 tahunan, sedangkan Manthis baru jalan 19 mau ke 20 an tahun.

Beda dengan Sonia, gadis ini sudah mandiri sejak SMU, dia juga tak pernah memikirkan soal ketenaran Ray, intinya dia memaklumi kalau Ray seorang public figure yang sangat sukses, dia tak tahu dan tak pernah bertanya siapa orang tua Ray.

Inilah yang sangat disukai Ray. “Biarlah semua akan mengalir alami, aku tak akan membuka jati diri keluargaku, aku ingin Sonia hanya kenal seorang Raymand Suhilin, seorang drummer group music The Stollen’s. Bukan anak Alan Suhilin, seorang pengusaha rumah sakit terkenal di Indonesia,” ucap Ray dalam hati. 

*****

BERSAMBUNG

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Affair Cinta Sang Vokalis   Bab 154: Jodoh Tak Di duga

    James tertawa sambil mengangguk, sambil jalan menuju mushalla yang ada di cottage itu, James bercerita kalau dia sudah tertarik mualaf sejak 10 tahunan yang lalu, tapi mantap mualaf 3 tahunan yang lalu setelah melihat orang rame sholat Idul Fitri dan COVID-19 merebak, di mana harus cuci tangan dan kaki yang bersih, sehingga James pun memantapkan hatinya. Ternyata Sheila, ibunya sangat mendukung, termasuk Andrew, ayah sambungnya, apalagi James sudah dewasa dan tentu sudah matang berpikir. James kini setiap hari melihat Kania syuting dan setelah syuting keduanya sering jalan berdua, hingga tak terasa syuting 5 harian kelar dan Kania harus bersiap pulang kembali ke Jakarta. James yang bersikap dewasa kaget saat Kania mengatakan kini banyak menerima job film, sehingga sering meninggalkan rumah. James pun memberi nasehat ke wanita jelita yang makin matang ini, agar jangan lagi ambil semua job film atau iklan. “Kasian Aji, dia butuh kamu Kania, apalagi ini masa-masa perkembangan dia!”

  • Affair Cinta Sang Vokalis   Bab 153: Ada yang Menangis..!

    “Tak apa Mas Rafsa…nama saya Tikno, saya malah tak mengira malam ini bisa melihat langsung acara hebat ini, tak bakal saya lupakan seumur hidup, selamat yaa buat Mas Rafsa dan Mba Stella, moga secepatnya menikah dan punya anak-anak yang tak kalah ganteng dan cantik seperti papa dan ibunya ini!”Rafsa lalu memanggil Tarot sopir pribadinya, dan minta diambilkan tas kecil, tak sampai 10 menitan Tarot balik lagi, Rafsa lalu mengambil selembar cek, yang sudah bertuliskan angka uangnya di sana.“Pa Tikno, saya tak bawa uang cash, ini selembar cek sebesar 50 juta, bisa bapak uangkan kapan saja, bawa saja ke bank yaang tertera di cek itu…!” Tikno hampir terlonjak kaget, tak mengira akan dapat cek senilai fantastis bagi ukurannya. Tapi bagi Rafsa itu angka yang sangat kecil.Setelah menyalami Rafsa sampai tangannya dan juga tangan Stella di cium, lalu Rafsa mengenalkan ke ayah bundanya, Tikno sampai minta foto selfie, karena dia meng

  • Affair Cinta Sang Vokalis   Bab 152: Rafsa dan Stella Ditunangkan

    Setelah adegan romantis itu selesai di putar, di mana Rafsa terlihat mencium dahi Stella, Mami Stefani tersenyum dan terlihat puas.Dia tak memperdulikan bagaimana dua sejoli itu saling lirik dengan wajah bak udang rebus, malu tak terkira, kenapa sampai di putar adegan itu dan di tonton ratusan orang, suara suit-suit terdengar, hingga kedua sejoli ini makin malu.Rafsa dan Stella tak menyangka kalau ada yang diam-diam merekam dan saat ini di tatap ratusan undangan.Kini semuanya butuh jawaban, apa maksud di putarnya adegan romantis itu, di acara ultah sang crazy tampan ini.“Nahh para undangan semua…malam ini saya ingin mengumumkan, di ultah Rafsa De Jong yang ke 27 tahun, dia akan kami tunangkan dengan kekasihnya yang ada di sampingnya ini dan pernikahan pun akan segera di gelar secepatnya!”Maka riuhlah semuanya, tak mengira kalau dua sejoli itu malam ini akan bertunangan. Banyak yang kaget, terutama keluarga Manthis de Jong, k

  • Affair Cinta Sang Vokalis   Bab 151: Hampir Telat

    Di tata dengan sangat mewah, membuat semua tamu undangan yang terlihat berjalan menyingkir kaget, tak mengira ada motor nyelonong masuk ke rumah ini.Bagaimana tak kaget, kenapa ada motor ojek daring bisa nyelonong masuk ke rumah mewah dan eksklusife ini, ini sama dengan cari penyakit.Tapi saat melihat Rafsa di boncengan motor online itu semua tertawa, mereka kini mulai bercanda, kalau di crazy rich tampan itu sedang bikin sebuah pesta kejutan.“Dasarrrr, si crazy rich ternyata yang bikin ulah, ada-ada saja kejutan di ultahnya kali ini, tapi aseek juga nih, jadi penasaran, apalagi kejutan yang akan dia buat!” ungkap tamu-tamu berpakaian perlente dan juga para ART yang terlihat sibuk hilir mudik melayani tamu-tamu undangan.Motor ojek online berhenti tepat di tengah-tengah taman dan tak jauh dari panggung kecil yang di tata sedemikian rupa, sehingga Rafsa sukses menjadi pusat perhatian, semua kaget hingga terdiam, termasuk pemain musik, tak me

  • Affair Cinta Sang Vokalis   Bab 150: Terjebak Macet

    Desy pun melayani dengan baik Stella dan Rafsa, Stella tanpa sungkan kembali mengajak Desy bercakap-cakap dan bilang jodoh banget ketemu lagi dengan pramugari cantik ini.Rafsa hanya tersenyum melihat calon istrinya ini bercakap akrab dengan Desy. Keramah tamahan Stella membuat Desy kagum dan makin hormat pada Stella yang dianggapnya wanita berkelas yang sangat ramah.Sebagai pramugari, Stella bisa menilai penumpang-penumpang nya yang tajir melintir, ataupun pura-pura tajir.Desy hapal semuanya, sehingga rasa hormatnya langsung tinggi pada Stella, termasuk Rafsa yang terlihat cool serta tak genit dan tetap bersikap wajar.Sesampainya di bandara, keduanya berpisah, Rafsa langsung pulang ke rumah, saat Rafsa ingin mengantarnya pulang, Stella langsung tertawa dan bilang mending Rafsa segera menemui ke tiga orang tuanya untuk melamarnya segera.“Ingat jangan kelamaan atau calon ibu anak-anakmu ini akan di lamar orang lain!” kelakar Stella d

  • Affair Cinta Sang Vokalis   Bab 149: Warning Stella buat Rafsa

    Stella lalu turun dari panggung kecil dan berjalan perlahan menuju Rafsa yang sedang berdiri dan merentangkan tangan bersiap memeluk gadis yang sudah meruntuhkan hatinya ini.Stella lalu memeluk pemuda ini, tepuk tangan makin membahana, saat tubuh bak model ini tenggelam dalam pelukan pemuda tampan bertubuh atletis ini.“I Love so much…!” bisik Rafsa.“Love youu to…!” bisik Stella.Stella merenggangkan pelukan dan menatap wajah Rafsa yang tersenyum kecil dan terlihat mata pemuda itu agak berkaca-kaca, terharu cintanya tak lagi bertepuk sebelah tangan.Mereka tak sadar kelakuan mereka masih disaksikan puluhan pengunjung yang terus bertepuk tangan dan diam-diam ada yang merekam adegan romantis ini dan hanay hitungan menit tersebar di media sosial dan tentu saja ada yang kaget melihat adegan romantis ini, siapa lagi kalau bukan Mami Stefani dan Mami Gerald, yang mengirimkan rekaman itu ternyata Kiki, kakakny

  • Affair Cinta Sang Vokalis   Bab 148: Ikrar Cinta

    “Heiii tomboy, dengarin yaa, tiga bulan lagi aku dan Rina akan menikah!” sahut Sohai.“Apaa…kapan kalian jadian, setahuku kamu kan suka gonta ganti pacar ngikutin gaya sahabat elo si Rafsa, kok bisa-bisanya akan menikah dengan sahabatku, jangan-jangan kamu pelet yaa?” ceplos Stella yang tentu saja kaget, tak menyangka dua sahabatnya ini malah akan menikah, padahal tak terdengar pacaran.“Sembarangan mana ada pake pelet, namanya juga jodoh tomboiiii, pokoknya pas resepsi kamu wajib hadir yaa, awas kalau nggak datang, gua coret lo jadi sahabat bini gua ini!” sahut Sohai cengengesan, bahkan dia langsung mencium pipi Rina.“Ehhh sahabat elo si Rafsa dah tahu belum..?”“Tau donkk, dia sama kayak kamu, kaget, tapi setelahnya janji akan datang ke pernikahan dan resepsi kami, dia malah mau ngasih kado rumah lohh, nggak rugi gua punya sahabat he-he-he!” ceplos Sohai lagi, Rina hanya tertawa saja me

  • Affair Cinta Sang Vokalis   Bab 147: Cinta Bikin Semangat!

    Rafsa masih terdiam dan menatap pintu itu dengan nanar, tanpa Rafsa sadari, Stella bersandar pada dinding pintu tersebut, dia tersenyum sendiri.Ia lalu berlari ke kasur dan langsung memvidcal sahabatnya Rina yang berada di Jakarta.“Benarann….kalian se hotel yaa di Singapura, jangan-jangan udah belah duren nihh!” sahut Rina sambil tertawa berderai di vidcal itu.“Enakk ajee, gue bukan elo kalee, gue masih ingat lah, ga bakalan mau gue pecah sebelum menikah!”“So…kapan nihh kalian nikah, kan tadi kamu bilang barusan di lamar!”“Ntar ajahh, biarkan dia makin cinta!”“Eitttsss….hati-hati ntar nangis bombaiiii lagi kalau Rafsa dengan yang lain, udah kalian cepat-cepat pulang dan segera menikah, bereskan!”“Tenang ajahh, biarkan Rafsa terus mengejarku…aku hanya ingin menyakinkan hati, anggap tes buat dia!”“Lhaaa pakeee tes seg

  • Affair Cinta Sang Vokalis   Bab 146: Tantangan Stella

    “Hmmm…kalau nggak enak pesananku ini, ya udah sono kamu pesan sendiri, biar pelan-pelan aku makan ini, songong amat sihh, makanan enak gini dibilang tak enak!” sungut Stella sambil mengaut sayuran, Stella memang agak vegetarian, sehingga badannya tetap langsing bak model dan mengeluarkan aroma yang harum, dan tadi sempat membuat pemuda di depannya ini makin senewen di buatnya.“Pemarah banget sihh…tau nggak kenapa tak enak!”Stella langsung mengangkat wajahnya. “Iya kenapa tak enak?”“Karena kemanisan wajah kamu hilang, hingga makanan ini hambar…senyum donk, dan ceria, masa kita makan diam-diaman ajee?”“Anjriittt…gue di gombalinnn, basiiii tauuu!” kini Stella terbahak. Rafsa kini tertawa kecil.Stella langsung mengambil ampal daging bulat dan melemparkan ke wajah Rafsa, tapi luput, karena Rafsa mampu menghindar.“Kamu memang buaya cap biawak, hampi

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status