Beranda / Romansa / After That Night / HMT 4 - Complicated Love

Share

HMT 4 - Complicated Love

Penulis: Dewa Amour
last update Terakhir Diperbarui: 2021-09-02 13:23:28

Setelah Jeremy pergi Darren segera mengunci pintu apartemennya. Dia langsung menghapiri Angela yang tengah duduk di sofa sambil menikmati wine. Gadis itu tampak menggodanya dengan senyuman nakal. Jemari lentiknya mulai naik ke bagian bawah lehernya lantas membuka kancing teratas gaunnya. Darren hanya menggelengkan kepalanya sambil tersenyum melihat tingkah nakal pacarnya itu.

"Katakan, sejak kapan kau ada di sini? Bukankah kau akan kembali ke Paris?" Darren mendaratkan bokongnya di samping Angela. Tangan kanannya meraih jemari Angela, dengan bibirnya yang menyentuh bahu gadis itu. Angela sedikit bergeming atas sentuhannya.

"Aku tak jadi berangkat ke Paris. Bosku memintaku untuk tetap di sini, dan mulai besok aku akan bekerja di perusahaan Altano Group. Hebat, kan?" jawab Angela tampak sangat berbangga. Darren tersentak mendengarnya. Altano Group? Bukankah itu perusahaan ayahnya Xavia? Dan perusahaan yang akan menjalin kerjasama dengan Hawk Company Group. Darren segera mengendurkan ikatan dasinya. Peluh dingin tiba-tiba saja mengucur di punggungnya.

"Darren, kau tahu? Perusahaan fashion tempatku bekerja di Paris juga milik Altano Group. Wah, mereka memang sangat kaya. Dan aku dengar, puteri Tuan Altano akan segera bertunangan. Hm, sungguh beruntung sekali pria itu. Iya, kan?" lanjut Angela, kemudian menyesap dari gelas winenya.

Darren merasa tak nyaman dengan obrolan ini. Pria beruntung yang dimaksud Angela itu adalah dirinya, bukan?

"Satu lagi, Darren. Nona Xavia Price sangatlah cantik. Kau pasti akan jatuh cinta saat melihatnya, dan ..."

"Sudahlah, hentikan. Aku tak akan jatuh cinta pada siapa pun, selain dirimu. Dan berhentilah berbicara yang tak penting itu," cela Darren. Dia sudah tak tahan mendengar ocehan Angela tentang Xavia. 

"Hei, kenapa kau tampak kesal begitu? Baiklah, aku minta maaf. Bagaimana bila kita berolahraga saja?" Angela melingkarkan kedua tangannya pada leher Darren. Senyuman nakalnya langsung menghilangkan rasa penat pria itu.

Darren tersenyum padanya. Ya, itu lebih baik daripada membicarakan model itu.

Darren menatap Angela dengan lembut. Wajahnya mulai maju perlahan, meraih bibir Angela yang merah dengan pewarna. Disapunya bibir ranum itu sembari mengigitnya pelan. Angela memejamkan matanya dan sengaja membuka sedikit mulutnya agar Darren dengan mudah memasukkan lidahnya. Tangan Darren mulai menjelajah ke bagian depan Angela.

Dibukanya empat kacing gaunnya yang masih mengunci. Jemarinya mulai menelusup dan meremas payudaranya dengan gemas. Angela mulai melenguh. Darren segera menggendong gadis itu menuju kamarnya. Tanpa melepaskan pangutan bibirnya, Darren menghempaskan Angela ke tengah ranjangnya. Ditindihnya tubuh gadis itu sembari menikmati ceruk leher jenjangnya.

"Aah, Darren..," desah Angela sambil meremas rambut dark brown Darren. Hasratnya mulai bergelora meminta lebih

Daren menelusupkan tangannya ke punggung Angela, dan meraih tubuh telanjangannya semakin mendekat. Kulit hangat keduanya saling bersentuhan secara alami. Jemari Angela menjelajah dada bidang Darren yang terpampang di depannya. Kulit pria itu sangat licin dan mulus.

Darren merasakan rangsangan atas sentuhan itu. Dia segera mendesak miliknya pada kewanitaan Angela. Wanita itu mengerang pelan.

Namun ciumannya segera membungkam suara-suara itu. Senyap seketika. Hingga yang terdengar hanya lenguhan dan deru napas yang tidak teratur mendominasi ruangan itu.

***

Saat itu pukul delapan malam. Darren dan Angela sedang duduk santai di sofa sambil menonton televisi. Sebuah drama romantis yang sedang ditayangkan. Keduanya tampak saling berangkulan mesra, seolah dunia ini hanyalah milik mereka saja. Namun tiba-tiba ada yang datang.

Darren segera bangkit dari sofa untuk membukakan pintu. Astaga, mengganggu saja! Darren tampak sangat kesal. Lagipula, siapa yang bertamu malam-malam begini?

Darren menarik knop pintu ke dalam usai membuka kuncinya lebih dulu. Matanya membulat sempurna saat mendapati seorang gadis yang sedang berdiri di depan pintu.

Xavia?

Darren mulai panik. Tentu saja dia kebingungan. Di dalam sana ada Angela, dan kini Xavia datang dengan Nyonya Hawk. Dunia ini rasanya seperti sedang kena Tsunami saja. Darren mulai memutar otaknya. Jangan sampai Xavia dan ibunya itu melihat Angela.

"Hai," sapa Xavia sambil tersenyum manis.

Darren hanya mengangguk

"Darren, apa yang terjadi? Kau tampak pucat." Nyonya Hawk yang cerdas mulai curiga padanya.

Darren segera mencari alasan,

"Tidak, bukan apa-apa. Aku baik-baik saja. Aku hanya habis berolahraga," jawab Darren dengan gelagat anehnya. Xavia hanya tersenyum. Sedangkan Nyonya Hawk merasa mencium bau Angela di apartemen itu. Wanita itu tersenyum miring pada Darren

"Berolahraga di malam hari? Apakah itu Passion barumu, hh? Aku sengaja mengajak Xavia ke sini. Lagipula, kalian akan segera bertunangan. Xavia harus tahu dimana kau tinggal." Nyonya Hawk sengaja meninggikan suaranya. Syukur-syukur bila Angela mendengarnya. Ya, dia tak perlu capek-capek menegaskannya pada Jalang itu. Jika Darren akan segera bertunangan.

"Mah, pelankanlah suaramu." Darren tampak mulai panik. Tentu saja dia takut Angela akan mendengarnya.

"Memangnya kenapa? Kenapa aku harus berbisik? Apakah ..." Nyonya Hawk tak jadi meneruskan ucapannya. Benar, dia tak mau Xavia sampai tahu jika Darren punya seorang kekasih. Menyebalkan! Nyonya Hawk memalingkan wajahnya dari Darren sembari mengatupkan bibirnya.

"Bolehkah aku masuk?" kali ini Xavia yang bicara. Darren membulatkan matanya dengan mulutnya yang menganga. Dia mulai kebingungan. Nyonya Hawk tak kalah paniknya, dia segera menerobos masuk melewati Darren untuk menastikan semuanya. Sedangkan Darren tetap menahan Xavia di depan pintu.

Langkah Nyonya Hawk terayun cepat sambil menyapu pandangannya ke semua arah. Dimana Jalang itu? Nyonya Hawk tampak sangat geram mencari dimana Angela bersembunyi. Ya, bersembunyi seperti seekor tikus! Nyonya Hawk menghentikan langkahnya di depan pintu kamar Darren. Wanita itu menghela napas kasar sebelum meraih knop pintu dan mendorongnya masuk.

BRAAK!

Pintu terdorong dengan kasar. Angela yang sedang berdiri di depan cermin sangat kaget, dia segera memutar lehernya.

Astaga!

Nyonya Hawk?

Mata Nyonya Hawk tampak berapi-api melihat Angela berada di kamar Darren. Rupanya gadis itu tak kapok juga meski dia sering mencelanya. Hils-nya teranyun cepat menuju Angela, dengan emosinya yang nyaris meledak. Angela hanya berdiri dengan perasaannya yang sudah tak karuan. Dia tampak sangat ketakutan seperti sedang melihat hantu.

PLAAK! PLAAK!

Tamparan keras Nyonya Hawk mendarat di kedua pipinya secara beruntun. Angela masih terdiam dengan wajahnya yang berpaling. Tangan kanannya meyentuh pipi kirinya yang kemerahan akibat ulah Nyonya Hawk. Dia tak tahu harus apa. Wanita kaya itu memang sering mengingatkan dirinya untuk menjauhi Darren. Namun dia tak bisa, dia sangat mencintai Darren.

"Jika tamparan itu masih kurang untukmu, aku akan melakukan yang lebih. Tinggalkan Darren atau kau akan menghilang dari dunia ini dengan sendirinya," ucapan Nyonya Hawk mengandung ancaman.

Angela segera menegakkan kembali kepalanya. Dia sedang berdiri di depan wanita yang telah melahirkan pria yang sangat dicintainya. Dia tak bisa bersikap tak sopan padanya.

"Nyonya Hawk, maafkan aku. Aku tak bisa meninggalkan Darren. Aku sangat mencintainya," lirih Angela berusaha meraih jemari Nyonya Hawk. Namun wanita berdarah Jerman itu menepisnya dengan kasar.

"Katakan, berapa yang kau butuhkan? 200 juta? 500 juta? Atau satu milyar?" Nyonya Hawk sedang menghinanya. Angela mulai menumpahkan air matanya yang sudah membendung sedari tadi. Dadanya terasa sesak. Ini bukan yang pertama kainya. Dia hanya bisa menggeleng lesu. Nyonya Hawk mendekat lalu mencondongkan wajahnya pada Angela dengan tatapan tajam

"Tinggalkan Darren atau hidupmu akan dalam masalah besar. Mengerti?" Nyonya Hawk menunjuk wajah Angela lantas mendorong bahunya dengan kasar.

Angela hanya terdiam dengan wajahnya yang tertunduk. Air matanya semakin deras membasahi pipinya. Nyonya Hawk tersenyum remeh sambil menyalakan api rokoknya.

"Dasar, Jalang."

Fuuhh!

Dengan angkuhnya dia menghembuskan asap rokoknya ke wajah Angela sebelum meninggalkan kamar Darren. Angela menjatuhkan lututnya ke lantai. Punggungnya bergetar hebat. Bathinnya menjerit luar biasa.

Bersambung..

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • After That Night   HMT 51 - MARI BERCINTA [ END ]

    Darren tampak sedang berdiri di tepi jendela kamarnya. Nyonya Hawk baru saja memasuki kamar. Sedikit canggung dan cemas pada Darren yang dari kemarin tak mau lagi bicara padanya."Tinggalkan kamarku, Ma!" perintah Darren tanpa mau menoleh."Sayang, aku tahu kau sangat marah padaku. Namun, alangkah baiknya bila kau jemput Xavia kembali. Bawalah calon menantu Mama itu pulang, Darren." Nyonya Hawk bicara dengan suaranya yang serak."Dimana Xavia sekarang?" tanya Darren. Dia menoleh pada wanita di belakangnya itu."Paris. Xavia ada di Paris. Di apartemennya yang dulu," jawab Nyonya Hawk lirih.Darren segera mendekatinya, lantas memeluk tubuh tinggi ibunya itu. Nyonya Hawk menangis dalam pelukan Darren. Sedangkan Tuan Hardin Hawk hanya memandangi mereka dari ambang pintu dengan terharu.***Pukul 21:00 waktu Perancis.Xavia sedang bersiap untuk tidur. Tubuhnya sangat kelelahan karena jadwal pemotretannya yang mulai padat. Terleb

  • After That Night   HMT 50 - PERNIKAHAN DARREN

    Hari berikutnya Nyonya Hawk, Darren dan Xavia tiba di New York. Darren sangat senang karena ternyata ibunya sudah menyiapkan pesta pernikahan untuknya. Sedangkan Xavia sangat sedih, karena Darren akan segera menikah dengan Julie.Julie sendiri sudah berada di rumah orang tua Darren. Hanya saja Nyonya Hawk melarang gadis itu untuk menunjukkan wajahnya di hadapan Darren sebelum pernikahan.Nyonya Hawk tahu, pasti Darren takkan mau menikahi Julie jika mengetahui semua ini lebih awal. Sedangkan Xavia sendiri akan kembali ke Paris esok pagi."Ayo Darren. Kau dan Xavia harus beristirahat, bukan?" tukas Nyonya Hawk segera menggiring Darren dan Xavia menuju tengah rumah.Darren mengulas senyum melihat banyak pelayan yang sedang menatata ruang tengah rumahnya itu. Pasti akan ada pesta yang meriah di sini besok malam, pikirnya.Wajahnya menoleh pada Xavia. Namun gadis itu tampak tidak senang melihat semua persiapan ini.Ada apa dengan Xavia? Kenapa dia

  • After That Night   HMT 49 - AFTER WAKE UP

    Nyonya Hawk menyeka titik kecil yang ingin terjatuh dari sudut matanya. Kenapa ini sangat sakit baginya. Apa yang harus ia katakan pada Darren saat puteranya itu tersadar nanti. Kenyataannya Darren harus menikahi Julie, karena wanita itu telah menyelamatkan nyawanya. Dan si brengsek itu meminta syarat yang sangat konyol; menikahinya."Xavia," lirih Nyonya Hawk. Tangannya terulur pada bahu mungil Xavia. Meremasnya, menguatkan gadis itu yang mulai menitikan air matanya."Ma, jangan katakan apa pun pada Darren. Biarkan Darren mengetahuinya saat dia sudah menikahi Julie. Kumohon," lirih Xavia sembari menatap bola mata kebiruan Nyonya Hawk. Penuh harap dan sedih.Nyonya Hawk hanya mengangguk. Wajah putihnya berubah merah menahan tangis. Dia segera meraih Xavia dalam pelukannya. Xavia pun menangis sejadinya. Mungkin ini akhir kisahnya dengan Darren. Pria tampan yang sangat ia cintai. Nyatanya Young Master Hawk memang bukan tercipta untuknya.Julie hanya memalin

  • After That Night   HMT 48 - SYARAT DARI JULIE

    PLAAKK!!Tamparan keras mendarat pada pipi kiri Julie. Nyonya Hawk menatapnya tajam, dengan kedua bahunya yang turun naik menahan emosi. Sepertinya tamparan itu cukup menegaskan; apa kedudukkan wanita di hadapannya itu, sampai-sampai dia berani mengatakan hal konyol tadi.Meminta Darren menikahinya? Dasar sinting! Nyonya Hawk tampak sangat murka pada Julie. Sedangkan Xavia hanya membungkam mulutnya kaget. Dia tak menyangka Nyonya Hawk semarah itu pada Julie.Sejujurnya ia pun sangat kesal mendengar tutur wanita itu. Namun ini bukan saatnya untuk berdebat. Darren sedang kritis sekarang, dia sangat membutuhkan tranfusi darah itu.Julie menatap Nyonya Hawk dengan wajah merah memanas. Dia menoleh seketika pada dokter yang sedang berdiri di sampingnya. Wanita dengan stelan serba hijau itu hanya menunduk tak nyaman atas pandangan Julie padanya."Beraninya kau mengatakan hal bodoh seperti itu. Kau pikir siapa dirimu ini? Apa kau pantas untuk puterak

  • After That Night   HMT 47 - DARREN KRITIS

    Darren segera bangkit dengan sisa tenaga yang ia miliki. Dia segera mencengkeram bahu Aaron dari belakang, lantas menariknya agar menjauh dari Xavia."Beraninya kau menyentuh Xavia! Rasakan ini, brengsek!" Darren menghajar Aaron dengan kepalan kekar tangannya.Seketika pria itu pun tersungkur menubruk meja rias di sana. Sedangkan Xavia segera bangkit dan berlari menuju pintu keluar untuk mencari pertolongan.Namun ternyata di luar sangat sepi. Kemana semua orang-orang yang tadi sedang berpesta di sini? Pikir Xavia bingung. Dia pun segera berlari menuju gerbang tempat kontruksi itu. Ya, dia mendengar suara sirine polisi. Pasti itu Jeremy bersama para polisi, pikir Xavia.Langkah kecil setengah berlari, Xavia segera mencegat mobil polisi itu."Berhenti! Kumohon tolong Darren-ku!" teriak Xavia sambil melambaikan tangannya."Nona Price?!" Jeremy segera menepikan mobilnya. Dia keluar dan langsung berlari menuju Xavia."Nona Price, dimana Bos?"

  • After That Night   HMT 46 - MENYELAMATKAN XAVIA

    Darren sangat ingin mengejar mobil Aaron yang membawa Xavia pergi. Dia sangat mencemaskan kekasihnya itu. Tentu saja. Namun para bandit itu tak henti memberinya pukulan demi pukulan. Tidak, keselamatan Xavia jauh lebih penting!Dengan sisa tenaga yang Darren miliki. Dia segera bangkit berlari menuju mobilnya. Bagaimanapun dia harus menyelamatkan Xavia."Hei, pengecut! Rupanya kau mau lari seperti seekor tikus betina, hah?!" teriak salah satu dari para bandit itu.Darren tak perduli, yang terpenting adalah Xavia. Dia pun bergegas memasuki mobilnya."Hei, pengecut!" teriak pria itu lagi, sedangkan Darren sudah mulai melajukan mobilnya."Tangkap dia, bodoh! Jangan sampai lolos! Kita habisi dia!" teriaknya lagi pada semua orang-orangnya.Mereka pun berusaha menghadang mobil Darren beramai-ramai. Darren mulai kesal, dia segera menambah kecepatan dan menabrak beberapa pria yang menghadangnya itu."Shit!""Kejar dia. Cepat!"Para b

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status