Home / Romansa / After That Night / HMT 3 - Kencan Buta

Share

HMT 3 - Kencan Buta

Author: Dewa Amour
last update Huling Na-update: 2021-08-29 14:12:36

Tubuh mempunyai keinginan yang tidak kita ketahui. Mereka dipisahkan karena alasan duniawi dan dipisahkan di ujung bumi. Namun jiwa tetap ada di tangan cinta, terus hidup, sampai kematian datang dan menyeret mereka kepada Tuhan.

(Kahlil Gibran)

***

Darren dan Xavia masih duduk di dalam Resto. Tak ada obrolan yang seru. Keduanya tampak canggung. Hanya ada beberapa tanya jawab yang terdengar sangat formal. Namun Xavia tampak senang meski pria di depannya itu terkesan dingin. Xavia memang tak menyukai pria yang banyak bicara. Baginya pria dingin terkesan lebih berkelas.

Sedangkan Darren merasa sudah ingin segera pergi dari resto itu. Namun dia agak kesusahan untuk mencari alasan yang tepat. Seperti pesan ibunya; jangan sampai dia membuat Xavia kecewa pada kencan pertama mereka ini. Ah, Darren sungguh pusing. Terlebih tatapan bola mata kebiruan Xavia yang selalu mengincar matanya. Ingin rasanya dia segera pulang.

"Hm, Darren. Apakah kau merasa tak nyaman dengan kencan ini?" tanya Xavia usai menyesap gelas granitanya. Darren agak tersentak mendengar itu.  Mungkinkah Xavia bisa membaca pikirannya.

"Tidak, aku baik-baik saja." Darren segera memalingkan wajahnya pada lalu lalang orang di luar sana. Dia tak ingin sampai bertemu pandang dengan gadis di depannya itu.

Xavia hanya mengulas senyum, "Apakah kau sangat sibuk pekan ini? Bila ada waktu, aku ingin mengajakmu ke suatu tempat," ucap Xavia sambil menatapnya lembut.

Darren semakin canggung dibuatnya.

"Sepertinya aku sangat sibuk pekan ini. Ya, aku tak bisa." Darren kembali memalingkan wajahnya setelah bicara pada Xavia. Perasaannya sangat bergejolak dan ingin segera pergi.

Xavia mengulas senyum. Rupanya Darren tipe pria yang tak mudah menerima ajakan dari seseorang, meski seorang gadis. Xavia merasa semakin menyukainya.

"Baiklah, kalau begitu bisakah kita keluar malam ini? Ya, sekedar menikmati udara malam," ajak Xavia masih sedang menguji pria di depannya itu.

Darren menoleh padanya. Astaga, apa ini? Gadis itu terus menawarkan banyak hal. Dia semakin pusing saja.

"Xavia, aku sedang banyak pekerjaan di kantor. Maafkan aku," balas Darren dengan hati-hati. Dia takut gadis pilihan Nyonya Hawk itu akan marah padanya. Xavia mengangguk sambil tersenyum tipis. Darren sangatlah bertanggung jawab dengan pekerjaannya. Selain itu, dia juga bukan tipe pria yang suka keluyuran di malam hari.

Xavia yakin, pria pilihan orang tuanya ini adalah pria yang terbaik untuknya.

"Tak apa, Darren. Aku mengerti. Kau sangat sibuk, itu yang kulihat di majalah bisnis. Karirmu sangat bagus, bukan?" ucapan Xavia sungguh membuat Darren tersentak. Dia tak menduga gadis moderen sepertinya bisa bersikap begitu pengertian. Darren merasa bersalah karena sudah berdusta

"Terimakasi," ucap Darren datar.

Xavia tersenyum manis untuknya. Mereka pun mulai menikmati makanan penutup yaitu New York Cheesecake, berupa dessert dengan saus berries. Sangat cocok dinikmati oleh pasangan yang sedang jatuh cinta. Dan rasanya yang manis, seolah menggambarkan perasaan Xavia sore itu.

***

Usai makan dan mengakhiri obrolan yang canggung tadi, Darren mengantar Xavia menuju mobil Limosin putih yang sudah menunggunya. Keduanya berjalan berdampingan. Sesekali Xavia menoleh pada Darren yang tampak masih acuh padanya. Tak apa, justru sikap dingin Darren yang membuat Xavia penasaran pada pria tampan berkulit putih itu.

"Istirahatlah, maaf bila kau sedikit kecewa atas kencan kita ini," ucap Darren yang berdiri di depan Xavia yang sudah tiba di depan mobilnya. Dua pengawalnya menunggu sambil berdiri agak jauh dari mereka.

"Tak apa, aku senang kau bisa datang." Xavia tersenyum manis

"Iya." Darren hanya menganguk. Seorang pengawal membukakan pintu mobil. Xavia mulai berbalik dari Darren untuk masuk ke mobilnya. Namun tiba-tiba seorang pengendara motor dengan kecepatan tinggi melewati Xavia dan hampir saja menabraknya.

AWASS!!

Aaaaaaa...!

Jerit Xavia hampir terjatuh karena menghindar dari kecelakaan yang bisa saja melukainya. Darren segera maju dan menangkap Xavia hingga terjatuh ke dalam pelukannya. Keduanya saling berpandangan barang sejenak.

Angin cukup kencang sore itu. Anak-anak rambut Xavia mengganggu wajahnya. Darren menyingkirkan anak-anak rambut itu, dengan masih pada posisinya. Jantung keduanya terasa kacau. Seperti ada sengatan listrik ribuan von yang menyengat tubuh mereka.

"Nona, apa kau baik-baik saja?" suara seorang pria dengan stelan jas hitamnya cukup mengagetkan keduanya. Darren segera melepaskan pelukannya dari Xavia.

"Tak apa, aku baik-baik saja." Xavia tersenyum ramah pada pria itu. Sedangkan Darren hanya terdiam dan tampak memalingkan wajahnya ke semua penjuru arah. Ada perasaan yang tiba-tiba bergelora di hatinya

"Baiklah, aku pulang dulu." Xavia tersenyum pada Darren sebelum memasuki mobilnya.

Darren hanya mengangguk dan tetap berdiri di sana sampai mobil Limosin putih itu melaju meninggalkan area Resto. Darren menghela napas. Dengan perasaannya yang bergejolak tak jelas, dia segera berjalan menuju Jeremy yang tampak sedang tersenyum-senyum sendiri.

"Apa yang sedang kau lihat? Cepat antar aku pulang," tukas Darren segera memasuki mobilnya. Jeremy menutup pintu mobil itu sambil tersenyum tipis, lantas ia segera berlari menuju kemudi.

Mobil pun melaju menuju apartemen Darren. Ya, pria itu tinggal sendiri di apartemennya selama ini. Adapun dua atau tiga kali dalam sebulan ia pulang ke rumah mewah ayahnya. Itu pun jika ibunya yang meminta. Darren lebih suka tinggal di apartemen. Selain dekat dengan kantornya, dia pun bisa dengan leluasa mengajak Angela bermalam di sana.

Darren duduk manis sambil bersandar pada sandaran bangku mobilnya yang nyaman. Wajahnya tampak datar, namun pikirannya sedang melantur entah kemana. Dan tiba-tiba saja senyuman manis Xavia muncul di pikirannya. Darren segera menggelengkan kepalanya sambil memejamkan matanya erat, namun kali ini bola mata indah Xavia yang muncul. Darren segera membuka matanya dan merubah posisi duduknya, dia tampak gelisah.

Jeremy yang mengetahui hal itu segera membuka suara sambil menatapnya dari kaca spion di atasnya,

"Ada apa, Bos? Apa kau baik-baik saja?"

"It's oke. Aku baik-baik saja," jawab Darren sambil mengendurkan ikatan dasinya.

Jeremy mengangguk dan segera membanting roda kemudinya ke arah kanan, memasuki gerbang sebuah apartemen 30 lantai dimana Darren tinggal.

Setelah membukakan pintu mobil untuk Darren, Jaremy segera berjalan cepat menyusul bosnya itu. Darren meneruskan langkah panjangnya menuju unit apartemen miliknya. Beberapa orang yang berpapasan tampak menyapanya dengan hormat.

Setelah keluar dari lift tibalah mereka di lantai 25. Darren segera berjalan ke arah timur menuju pintu unit apartemen miliknya.

Setibanya di sana dia mulai mengetik enam digit angka, tanggal jadiannya dengan Angela. Angka cantik itu ia jadikan pasword untuk membuka kunci pintu unit apartemen miliknya. Waw, pintu langsung terbuka saat pasword berhasil disingkronkan.

Pintu terdorong perlahan ke dalam. Netra Darren menangkap sosok gadis yang sedang berdiri menyambutnya sambil tersenyum manis.

Angela?

Bersambung..

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • After That Night   HMT 51 - MARI BERCINTA [ END ]

    Darren tampak sedang berdiri di tepi jendela kamarnya. Nyonya Hawk baru saja memasuki kamar. Sedikit canggung dan cemas pada Darren yang dari kemarin tak mau lagi bicara padanya."Tinggalkan kamarku, Ma!" perintah Darren tanpa mau menoleh."Sayang, aku tahu kau sangat marah padaku. Namun, alangkah baiknya bila kau jemput Xavia kembali. Bawalah calon menantu Mama itu pulang, Darren." Nyonya Hawk bicara dengan suaranya yang serak."Dimana Xavia sekarang?" tanya Darren. Dia menoleh pada wanita di belakangnya itu."Paris. Xavia ada di Paris. Di apartemennya yang dulu," jawab Nyonya Hawk lirih.Darren segera mendekatinya, lantas memeluk tubuh tinggi ibunya itu. Nyonya Hawk menangis dalam pelukan Darren. Sedangkan Tuan Hardin Hawk hanya memandangi mereka dari ambang pintu dengan terharu.***Pukul 21:00 waktu Perancis.Xavia sedang bersiap untuk tidur. Tubuhnya sangat kelelahan karena jadwal pemotretannya yang mulai padat. Terleb

  • After That Night   HMT 50 - PERNIKAHAN DARREN

    Hari berikutnya Nyonya Hawk, Darren dan Xavia tiba di New York. Darren sangat senang karena ternyata ibunya sudah menyiapkan pesta pernikahan untuknya. Sedangkan Xavia sangat sedih, karena Darren akan segera menikah dengan Julie.Julie sendiri sudah berada di rumah orang tua Darren. Hanya saja Nyonya Hawk melarang gadis itu untuk menunjukkan wajahnya di hadapan Darren sebelum pernikahan.Nyonya Hawk tahu, pasti Darren takkan mau menikahi Julie jika mengetahui semua ini lebih awal. Sedangkan Xavia sendiri akan kembali ke Paris esok pagi."Ayo Darren. Kau dan Xavia harus beristirahat, bukan?" tukas Nyonya Hawk segera menggiring Darren dan Xavia menuju tengah rumah.Darren mengulas senyum melihat banyak pelayan yang sedang menatata ruang tengah rumahnya itu. Pasti akan ada pesta yang meriah di sini besok malam, pikirnya.Wajahnya menoleh pada Xavia. Namun gadis itu tampak tidak senang melihat semua persiapan ini.Ada apa dengan Xavia? Kenapa dia

  • After That Night   HMT 49 - AFTER WAKE UP

    Nyonya Hawk menyeka titik kecil yang ingin terjatuh dari sudut matanya. Kenapa ini sangat sakit baginya. Apa yang harus ia katakan pada Darren saat puteranya itu tersadar nanti. Kenyataannya Darren harus menikahi Julie, karena wanita itu telah menyelamatkan nyawanya. Dan si brengsek itu meminta syarat yang sangat konyol; menikahinya."Xavia," lirih Nyonya Hawk. Tangannya terulur pada bahu mungil Xavia. Meremasnya, menguatkan gadis itu yang mulai menitikan air matanya."Ma, jangan katakan apa pun pada Darren. Biarkan Darren mengetahuinya saat dia sudah menikahi Julie. Kumohon," lirih Xavia sembari menatap bola mata kebiruan Nyonya Hawk. Penuh harap dan sedih.Nyonya Hawk hanya mengangguk. Wajah putihnya berubah merah menahan tangis. Dia segera meraih Xavia dalam pelukannya. Xavia pun menangis sejadinya. Mungkin ini akhir kisahnya dengan Darren. Pria tampan yang sangat ia cintai. Nyatanya Young Master Hawk memang bukan tercipta untuknya.Julie hanya memalin

  • After That Night   HMT 48 - SYARAT DARI JULIE

    PLAAKK!!Tamparan keras mendarat pada pipi kiri Julie. Nyonya Hawk menatapnya tajam, dengan kedua bahunya yang turun naik menahan emosi. Sepertinya tamparan itu cukup menegaskan; apa kedudukkan wanita di hadapannya itu, sampai-sampai dia berani mengatakan hal konyol tadi.Meminta Darren menikahinya? Dasar sinting! Nyonya Hawk tampak sangat murka pada Julie. Sedangkan Xavia hanya membungkam mulutnya kaget. Dia tak menyangka Nyonya Hawk semarah itu pada Julie.Sejujurnya ia pun sangat kesal mendengar tutur wanita itu. Namun ini bukan saatnya untuk berdebat. Darren sedang kritis sekarang, dia sangat membutuhkan tranfusi darah itu.Julie menatap Nyonya Hawk dengan wajah merah memanas. Dia menoleh seketika pada dokter yang sedang berdiri di sampingnya. Wanita dengan stelan serba hijau itu hanya menunduk tak nyaman atas pandangan Julie padanya."Beraninya kau mengatakan hal bodoh seperti itu. Kau pikir siapa dirimu ini? Apa kau pantas untuk puterak

  • After That Night   HMT 47 - DARREN KRITIS

    Darren segera bangkit dengan sisa tenaga yang ia miliki. Dia segera mencengkeram bahu Aaron dari belakang, lantas menariknya agar menjauh dari Xavia."Beraninya kau menyentuh Xavia! Rasakan ini, brengsek!" Darren menghajar Aaron dengan kepalan kekar tangannya.Seketika pria itu pun tersungkur menubruk meja rias di sana. Sedangkan Xavia segera bangkit dan berlari menuju pintu keluar untuk mencari pertolongan.Namun ternyata di luar sangat sepi. Kemana semua orang-orang yang tadi sedang berpesta di sini? Pikir Xavia bingung. Dia pun segera berlari menuju gerbang tempat kontruksi itu. Ya, dia mendengar suara sirine polisi. Pasti itu Jeremy bersama para polisi, pikir Xavia.Langkah kecil setengah berlari, Xavia segera mencegat mobil polisi itu."Berhenti! Kumohon tolong Darren-ku!" teriak Xavia sambil melambaikan tangannya."Nona Price?!" Jeremy segera menepikan mobilnya. Dia keluar dan langsung berlari menuju Xavia."Nona Price, dimana Bos?"

  • After That Night   HMT 46 - MENYELAMATKAN XAVIA

    Darren sangat ingin mengejar mobil Aaron yang membawa Xavia pergi. Dia sangat mencemaskan kekasihnya itu. Tentu saja. Namun para bandit itu tak henti memberinya pukulan demi pukulan. Tidak, keselamatan Xavia jauh lebih penting!Dengan sisa tenaga yang Darren miliki. Dia segera bangkit berlari menuju mobilnya. Bagaimanapun dia harus menyelamatkan Xavia."Hei, pengecut! Rupanya kau mau lari seperti seekor tikus betina, hah?!" teriak salah satu dari para bandit itu.Darren tak perduli, yang terpenting adalah Xavia. Dia pun bergegas memasuki mobilnya."Hei, pengecut!" teriak pria itu lagi, sedangkan Darren sudah mulai melajukan mobilnya."Tangkap dia, bodoh! Jangan sampai lolos! Kita habisi dia!" teriaknya lagi pada semua orang-orangnya.Mereka pun berusaha menghadang mobil Darren beramai-ramai. Darren mulai kesal, dia segera menambah kecepatan dan menabrak beberapa pria yang menghadangnya itu."Shit!""Kejar dia. Cepat!"Para b

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status