Share

52. Sesal Tiada Guna

Abraham duduk sembari menggenggam jemari yang terasa dingin karena pendingin ruangan. Abraham tidak ingat kapan terakhir kalinya menggenggam tangan Laura sedemikian eratnya seperti sekarang. Wajah perempuan yang amat sangat dicintainya itu terbaring tidak berdaya dengan selang dan perangkat yang tidak lumrah menempel di tangan dan wajahnya. Bahkan ketika tertidur begini saja Laura masih terlihat cantik. Bagaimana jika bibir yang tertutup rapat itu terbuka dan menyungging senyuman? Pasti akan berkali-kali lipat kecantikannya.

“Laura—”

Panggilan lirih yang Abraham lontarkan kesekian kalinya belum mendapat respon dari Laura. Laura masih dalam keadaan konstan. Tidak ada pergerakan bahkan sekecil apapun.

“Laura—”

Mendadak Abraham merindukan celotehan Laura di pagi hari yang selalu memarahinya ketika handuk bekas ia pakai ditinggalkan begitu saja di atas tempat tidur dan bukan diletakkan pada gantungan yang memang sengaja dis

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status