Beranda / Romansa / Ah! Enak Mas Dokter / Saatnya Menyerang!

Share

Saatnya Menyerang!

Penulis: Dita SY
last update Terakhir Diperbarui: 2025-11-28 09:00:47

"Cantik, sama Mas saja ya." Pria bertubuh pendek mendekati Barta.

"Jangan mau sama dia. Sama Mas saja. Punya Mas besar dan panjang, pasti puas." Si jangkung tak mau kalah.

"Wajah mereka jelek, sama Mas saja. Kalian akan Mas bikin basah, banjir sampai meluber."

Barta melangkah mundur, hingga punggungnya menempel ke dinding.

Sama seperti Dokter Bedah, Adrian juga tersudut.

Lima orang pria mengepung dua wanita jadi-jadian itu. Keduanya panik. Wajah mereka seketika pucat dengan detak jantung berdegup kencang.

Awalnya mereka pikir bisa menjebak sepuluh anak buah Marco satu per satu, sama seperti saat berada di lantai atas tadi.

Namun, ternyata pemikiran itu berbanding terbalik dengan kenyataan yang ada.

Lima pria langsung mengelilingi mereka berdua. Disusul tiga orang pria lagi, yang berjalan sempoyongan, mabuk berat.

Sementara dua pria lain hanya meman
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (63)
goodnovel comment avatar
Gia Ghazia
dr kmrin ditunggu² blm nongol² kelnjutan y...knp siiiii sekali y ada sati doank yg muncul hmmm
goodnovel comment avatar
One Letter
dr kemarin kluar masuk,ternyata blm ada klanjutannya,
goodnovel comment avatar
Tiika Kartikka
sama ka heuu
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Ah! Enak Mas Dokter   Kondisi Dylan

    "Dylan kenapa Mas? Kenapa dia ada di ruang operasi?" Febby menatap suaminya sambil menangis.Yang ditanya hanya diam. Wajahnya memperlihatkan kekhawatiran mendalam. Tak ada kata yang terucap dari bibirnya, membuat Febby semakin gelisah. Tadi seorang petugas medis mengarahkan wanita cantik itu ke ruang operasi. Ia melihat para Dokter dan perawat mondar-mandir keluar-masuk ruangan dingin tersebut. Sambil menunggu suaminya, ia memperhatikan semua orang, dan tak sengaja melihat tubuh mungil anaknya terbaring lemah di atas bed dengan beberapa alat medis terpasang di kepala.Para Dokter berbicara serius, tetapi Febby sama sekali tidak paham apa yang mereka semua bicarakan.Kekhawatirannya semakin membuncah saat ia melihat seorang perawat berlari cepat menuju ruang laboratorium.Setelah suaminya datang bersama seorang perawat yang membawa kantung-kantung darah, ia baru paham sang suami baru saja mengecek darah untuk didonorkan pada anaknya."Mas, kenapa kamu nggak jelasin dari di mobil tad

  • Ah! Enak Mas Dokter   Dikepung Gengster

    Awalnya mobil yang dikendarai oleh Polisi Hong Kong melaju dengan tenang di jalan tol yang lengang, suara sirine hanya terdengar samar agar tak menarik perhatian pengguna jalan.Di dalam mobil, sang supir bernama Lian dan rekannya, yang duduk di samping kemudi, saling bertukar pandang penuh keyakinan bahwa mereka akan segera sampai di Rumah Sakit tepat waktu.Namun, di tengah perjalanan, suasana berubah drastis. Kedua Polisi itu panik.Tanpa peringatan, dari arah berlawanan muncul kawanan Gengster bermobil sport yang melaju kencang dengan lampu depan menyilaukan.Polisi tersebut segera menginjak rem mendadak, membuat mobil berhenti dengan hentakan yang membuat badan semua penumpang terpental ke depan.Rekannya mencengkeram pegangan pintu, dengan wajah tegang, dan bibir mengeras menahan kecemasan yang tiba-tiba membuncah.Jantung Lian berdegup kencang, pikirannya berputar cepat mencari cara agar situasi tidak semakin memburuk.

  • Ah! Enak Mas Dokter   Menuju Rumah Sakit

    "Apa yang terjadi?" Prams meninggikan suaranya sambil menatap Intan yang menangis, menyebut nama Regan. Intan menghampiri pria bertato itu, "Regan diculik Kak. Dia dibawa pergi oleh penyusup."Mendengar penjelasan Intan, kedua mata Prams membulat sempurna. Ia mengalihkan pandangan pada tiga orang penjaga ruangan tersebut.Ketiga pria itu hanya diam sambil menundukkan kepala mereka dengan wajah ketakutan."Regan dibawa pergi? Lalu, kalian bertiga hanya diam di sini seperti pecundang?" Suaranya terdengar menggema. Terlihat urat-urat leher terlihat. "Bangsat! Apa saja kerja kalian!"Tangan Prams mengepal kuat-kuat hingga otot-otot pergelangannya menonjol keluar.Tiga orang penjaga hanya diam, menundukkan kepala sambil menggenggam sepuluh jemari mereka ke depan."Cepat cari Regan! Bawa dia kembali ke sini!" murka Prams. Dengan cepat ia meraih senjata di balik pinggang, mengarahkannya pada tiga penjaga itu. "Cari Regan samp

  • Ah! Enak Mas Dokter   Golongan Darah

    Di lorong panjang Rumah Sakit Internasional Hong Kong, derap langkah Polisi berbaur dengan suara alat medis yang berdengung.Polisi Hong Kong berjaga di setiap pintu Rumah Sakit, dan di halaman sekitarnya.Sementara di dalam ruang ICU beberapa Petugas Medis mulai memberi pertolongan pertama pada Dylan.Dengan wajah tegang mereka bergerak cepat menangani bocah laki-laki itu, sesekali mereka menatap layar monitor di depan.Suasana ruang dingin itu terasa tegang dan penuh harap. Dinginnya AC menghilang di tengah ketegangan.Dokter Zhuang, ahli bedah syaraf yang telah berpuluh kali menangani kasus kritis, menunduk serius di dekat ranjang pasien kecilnya.Bocah berusia lima tahun bernama Dylan masih terbaring lemah, dahi dan kepala terbalut perban basah berdarah, napasnya terengah-engah di bawah alat bantu pernapasan.Tangan mungilnya yang penuh luka tampak rapuh, seolah setiap detik bisa menjadi perjuangan terakhir.Zhuang menatap monitor yang menunjukkan tekanan darah dan denyut jantung

  • Ah! Enak Mas Dokter   Regan Diculik!

    "Bos gawat!" Pintu ruangan khusus pertemuan dengan klien penting, dibuka paksa oleh pria berkacamata bernama Wylan.Prams mengembus napas kasar. Matanya menatap nyalang ke arah orang kepercayaan ayahnya itu.Sementara tiga orang klien-klien pentingnya langsung terdiam sambil menatap ke arah yang sama ... pintu ruangan. "Jangan mengganggu Bos Besar!" maki penjaga pintu tersebut, menarik kasar lengan Wylan, dan menyeretnya menjauh. Wylan memberontak, kemudian kembali melangkah menuju pintu. "Bos, tolong dengar saya dulu. Situasi di luar .... "Buk! Ucapan Wylan terhenti saat sebuah pukulan mendarat di pipi pria berkacamata itu. Tinjuan mantap dari kepalan tangan besar tersebut, membuat kacamata yang bertengger di hidung Wylan retak. "Brengsek! Cepat pergi dari sini!" Pria bertubuh tinggi besar, menyeret Wylan menjauh dari pintu. Sementara, Prams kembali berbicara dengan klien-klien pentingnya. Ia melirik sesaat, memberi kode pada penjaga untuk kembali menutup pintu.Pintu ditutup,

  • Ah! Enak Mas Dokter   Dalam Perjalanan

    Dor! Dor! Dor!Tembakan dari Polisi Hong Kong berhasil melumpuhkan enam orang anak buah Prams. Tubuh mereka terjatuh dari lantai atas gedung.Darah mengalir dari kepala yang pecah, dengan tubuh terluka parah.Polisi Hong Kong terus mendekati gedung tinggi itu sambil menembak di balik baja pelindung anti peluru.Melihat suasana yang semakin chaos, salah satu anak buah Prams meminta teman-temannya untuk menghentikan serangan. "Jangan menembak! Ayo kita kembali ke Bar!" teriak salah satu anak buah Prams pada teman-teman yang tersisa.Sepuluh orang pria menurunkan senjata. Beberapa dari mereka, meringis, menekan luka yang cukup parah. Suara napas terengah, terdengar. Wajah-wajah pria-pria itu pucat, dengan tubuh bersimbah darah."Kita laporkan penyerangan ini pada Bos Besar," ucap pria berkacamata. "Bos sedang sibuk. Tidak mungkin kita masuk ke ruangan Bos."Pria berkacamata terdiam, berpikir sejenak lalu mengatakan, "Kalau begitu, kita pergi saja dari sini. Kita temui Bos setelah klie

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status