Dia adalah pedansa handal, bukan sekedar penguasa yang berkuasa di dunia. Tongkat panjangnya telah menembus dan menaklukan gadis-gadis cantik di penjuru kota London, Amsterdam hingga Frankfurt. Hanya saja dimata Pudjiastuti, Tuan Zulkarnsen hanyalah remahan rempeyek. Dasar gadis desa yang tak tahu citarasa lelaki berkelas. Kini, fotonya terekam — terlampar dalam sebuah bingkai yang tersimpan dalam gudang. Di atas koran bekas, dimana yang berkuasa sudah kadaluwarsa.
Tuan Zulkarnsen duduk diatas kursi goyang, diayunkan oleh dewi-dewi angin yang menghantarkan kerinduan. Sementara di rumah sakit Pudjiastuti masih terpejam. Entah kapan dia bangun, entah siapa yang dia mimpikan, tapi sekarang nyonya tua itulah yang paling dirindukan oleh ayahnya Bintang.
Karma oh karma. Sekarang Cinta lah yang menggilai Bintang, dan
"Engkau adalah gunung yang tak bisa kudaki, samudera yang tak mungkin kuarungi. Engkau seluas semesta, dan seindah bintang-bintang yang mustahil kugapai. "Seorang Berandal membaca bait-bait puisi dengan penuh hayati. Rima-rima yang mengalir terpatri di hati sang guru dan anak-anak kelas sastra yang duduk terenyuh oleh indahnya puisi yang dibacakannya. Hanya satu orang yang nampak kesal: Cinta Anandia Suryani, gadis manis berkacamata dengan pipi tembem menggemaskan yang terus cemberut sedari kelas dimulai. Hatinya terus bergumam, "dasar preman pasar, Itu kan puisi cintaku! "" Ckckckck, ibu gak nyangka. Di balik tampilanmu yang kayak preman pasar ternyata ada jiwa-jiwa puitis juga dalam jiwamu, " Bunda Gladis memuji murid ternakalnya. Dosa Alwinn yang kuliah cuma memakai sendal jepit, jacket hitam dan celana boxer diampuni olehnya. Kata pengampunan tidak berlaku bagi Cinta yang karyanya dicolong sahabat begundalnya itu. Alwinn tersentum cerah,
Ruangan dingin dengan cat putih membosankan nampak lebih panas dan bergelora saat Alexandria Zulkarnsen duduk di atas kursi panasnya. Rambut ikalnya yang memanjang tergerai dengan begitu anggun menutupi anting bintangnya yang berkilau-kilauan. Alisnya yang simetris begitu sinergi dengan mata birunya yang berkelopak seperti panda. Kulit coklatnya seindah Katrina Kaif di film Bollywood. Setangkai mawar dan jasmine terukir melingkar di atas lengannya menambah kesan liarnya. Sambil tersenyum nakal Alexandria menopang dagunya, iamenatap manja pada orang di depannya, "Pak Raden Sumargo, ada perlu apa anda manggil saya?"Sang dosen mengelap tetesan keringat yang terus meluncur, kumisnya yang cuma separonya yang harusnya sangar ala Hitler lebih nampak seperti Chaplin yang jenaka dan konyol. Apalagi letaknya yang di sisi kiri menambah kesan absurnya 100℅. Mau letaknya di kiri apa kanan, dosen kill
"Its spa time, hala hala baby! "Tiga gadis muda dengan raga bak pragawati sedang bermanja-manja di salon andalannya : Tamara Beauty. Salon kelas atas milik Tamara Hotterstone, bunda kandung Utari Hotterstone yang terkenal sebagai sang entrepeneur yang cerdas dan menawan. Walau usianya sudah 50 tahun, tak satu keriput pun berani mendarat diwajahnya. Tak heran jika kecantikannya menurun pada anak semata wayang nya. Bidadari-bidadari manja memanjakan raga yang lelah setelah dimaki seharian oleh Sang Bintang yang keras dan berkelas. Tubuhnya serempak dibalut handuk kimono berwarna pinky yang selembut sutra. Laura berbaring dengan indah, punggungnya dipinat-pijat oleh bencong salon yang piawai memanjakannya ; Kinan yang sibuk keramas, menatap ke arah kaca di mana paras cantiknya terpampang nyata ; Utari sibuk dengan feeds instagram dan 100k followersnya. "Habis ini kita spa yuks? " Ajak Laura. Ia mulai berkeluh, "capek bangets nih,
Angin kelam yang menghembus di malam yang pekat telah hilang di telan surya, namun peristiwa yang terjadi semalam kan terbawa sampai akhir usia. Dunia kini menghakiminya, seolah-olah Cinta telah melakukan dosa besar. Bukan karena zinah, mabuk, atau sebuah pembunuhan. Hanya karena menendang paras Bintang Alexander Zulkarnsen , si konglomerat tampan dengan sepuluh juta followers. Ada jutaan mata yang siap-siap menerkam nya setiap kali Cinta lewat di lobby kampus."Hey cupu, sini lo kalo berani! " Gadis berbadan gempal bak pesumo kontet memaki Cinta di depan lobby kampus. Posturnya bulat dan butek bak ayam Kate keselek bola basket. Dia adalah Kate Anderson, anak jurusan perhotelan yang tergila-gila dengan Bintang. Di matanya, Bintang lebih agung dari Jimin BTS sekalipun. Sudah lima belas menit bibir tebalnya terus saja memaki Cinta. "Harga diri lo tuh, gak lebih mahal dari sepatu Adida
Perahu-perahu kertas berenang renang dengan teduh, tak tahu kapan kan bermuara. Terus berputar, berputar, dan berputar di sebuah ember berisi air putih. Cinta tenggelam dalam lamunan memikirkan yang terlalu tangguh untuk nya. Ini semua tentang perasaan yang terlalu lama dipendam sampai akhirnya berkerak.Nyonya manis berponi kuda sedang duduk di kursinya, Dia sedang menikmati sebatang rokok yang perlahan membunuhnya. Asapnya mengepul dengan begitu pekat, berkerumun di depan wajahnya yang yang sudah lama berkerut. Tante Agartha duduk manis semalaman menunggu Cinta yang tak kunjung pulang. Kini, gadis lancang itu berdiri sempoyongan di depannya.Cinta masuk ke dalam kandangnya (rumah) tanpa satu kata pun ia curahkan. Agartha kembali menghisap rokoknya, suara tegasnya mulai menyapa, "sudah puas mabuknya semalam? "
Malam Minggu yang malang. Di bawah kilau gemintang, Cinta duduk sendiri di Taman Jomblo. Kelopak matanya yang indah menatap bintang-bintang yang terlalu jauh baginya, terhalang oleh besarnya Jembatan Pasupati. Tubuhnya berayun ke depan dan ke belakang, terus, terus, dan terus diayunkan oleh ujian kehidupan. Titik-titik hujan turun berjatuhan semakin menghujam jiwanya yang sedang bimbang. "Selamat malam nona manis, ada yang bisa saya bantu? " Sang Berandal muncul di depannya, mencoba menghapus sepinya. Cinta yang muram mulai tersenyum teduh. Sebuah payung berwarna ungu melindunginya dari tamparan-tamparan hujan yang semakin deras. "Jangan melamun sendiri, nanti kamu kesurupan. " Alwinn mengacak rambut lusuh Cinta hingga berantakan. Sepotong coklat ia luncurkan dari saku kemejanya. "Biar tambah manis, cobain deh
Roda mobil Mercy berputar dengan terstrukur, mengantarkan Bintang dan Cinta ke rumahnya yang berlokasi di Buah Batu. Bintang duduk dengan begitu indah, matanya menatap ke arah jendela yang mewah. Ia terus memandang jalanan Bandung yang padat di pagi hari. Mobil berderet-deret seperti semut-semut yang berburu gula, dan pejalan kaki bagai kuman-kuman kecil yang mencari eksistensi kehidupan. Cinta terus terdiam, bungkam. Hatinya masih bertanya-tanya tentang misteri kehidupannya."Ta..., " Bintang membuka pembicaraan. Dia mencondongkan badannya ke arah Cinta, lalu tangan kekarnya menggenggam jemari Cinta yang rapuh. Rona merah memancar dari pipi Cinta yang mulai bersemi. Dengan lembut Cinta bertanya, "apa?"Bintang menghela nafas panjang, Cinta mencium alunan nafasnya. Aroma mu
Demi Sang Bintang, Cinta memulai les tambahan setiap harinya. Di kala mahasiswa lain sudah pulang, Cinta duduk manis di ruangan kampus menunggu kelas Cinta di mulai. Jika kelas pagi itu asupan logika, maka kelas sore adalah pelajaran seni. Seni mencintai diri sendiri dan tentu saja : Bintang.Disebelahnya ada dua kroco-kroco Sang Berandal : Dian Cebol dan Bobo Gembul. Laksana seekor beruang Bobo tidur lelap di atas kursinya, setelah menyantap hampir satu lo yang pizza. Satu Slice masih tersisa di pangkuannya tapi tiada yang berani mengambilnya. Dian terus menatap Cinta dengan tatapan aneh. Seolah-olah dirinya lukisan Mona Lisa yang eksentrik."Kenapa sih, Ian?"Dian menggaruk-garuk janggut pendeknya lalu menggeleng-geleng kan kepala mungilnya, seolah tak percaya bahwa gadis secantik