Share

Tidak Sabar

Sandra seketika merasa bersalah. Ia menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

“Maaf gue gak bermaksud untuk bertingkah kaya gitu,” ujar Sandra.

“Kenapa lo ngikutin gue dan Rara waktu itu?” tanya Naren.

“Gue penasaran. Gue nyangkanya lo adalah pembantu Rara, gue gak mau kalau lo merasa rendah diri,” terang Sandra.

“San, gue gak merasa rendah diri,” tanggap Naren.

“Terus apa yang lo rasain?”

Pertanyaan Sandra membuat Naren terdiam. Naren menarik napasnya perlahan lalu menghembuskannya perlahan.

“Gue cuman merasa perlu ada batas antara gue dan Rara. Dia adalah atasan gue dan gue bawahan dia,” sahut Naren tersenyum.

“Lo merasa kaya gitu gak sama Jevan?” tanya Sandra.

Naren menggeleng kecil, “Gue anggap dia teman yang baik. Walaupun Jevan juga tahu tentang gue.”

“Jevan juga tahu?” tanya Sandra terkejut.

“Iya dia tahu. Makanya gue kadang juga kaku sama dia,” jawab Naren.

“Kalau gue gimana? Lo ngerasa kaku?” tanya Sandra seraya menunjuk dirinya sendiri.

“Kalau sama lo, gue biasa aja. Lo itu orang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status