Share

Terus Terang

Hari minggu.

Rara menatap nasi goreng di depannya. Gadis cantik itu tidak berniat menyentuh makanan favoritnya. Ia masih tenggelam dalam lamunannya tentang

“Nona Rara,” panggil Bibi Ica seraya menepuk bahu Rara.

Rara tersadar dari lamunannya. Ia menatap Bibi Ica dengan tanya.

“Iya Bi?”

“Nasi goreng Nona nanti dingin,” kata Bibi Ica lembut.

Rara terdiam beberapa detik. “Bi, kalau Naren kesini -”

Belum sempat ia menyelesaikan ucapannya, suara langkah kaki mengalihkan fokus. Rara menatap Naren yang baru saja datang.

“Nona ingin berbicara berdua dengan Naren?” tanya Bibi Nia.

Rara mengangguk. Ia melihat Bibi Nia dan Bibi Ica yang menjauh dari ruang makan.

“Ren, duduk dulu,” ucap Rara.

Naren mengangguk.

“Gue belum bisa ambil keputusan tentang rekaman suara itu,” terang Rara menghela napas. “Gue gak setega itu ngebuat Bu Unike sampai dipenjara.”

“Nona, saya akan mengikuti keputusan Nona. Untuk saat ini, jangan bertemu dulu dengan Bu Unike ya,” pinta Naren.

“Kenapa?”

“Menurut laporan, Bu Uni
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status