.
.
.
Setelah ruangan itu sepi, dengan jendela kantor yang tertutup tirai vertical blind berwarna hitam, Mu Shenan terlihat mendudukkan Shen Yiyi yang masih terus menangis di atas pangkuannya yang kokoh.
Benar, ini adalah kedua kalinya Mu Shenan menghadapi tangisan wanita itu yang baginya terdengar sedikit.... Manja! Sesuatu yang, entah mengapa, mampu mengusik hati Mu Shenan yang mulai menghangat.
Belaian demi belaian ia berikan untuk menenangkannya dengan satu tangannya yang besar sembari sesekali memutar-mutar uraian rambut milik wanita itu hanya untuk sekedar bermain. Sepertinya, Mu Shenan merasa nyaman untuk menyentuh rambut yang sangat halus itu.
Beberapa menit telah berlalu, rupanya wanita itu belum menunjukkan tanda-tanda akan menghentikan tangisannya. Dalam hati, Mu Shenan agak bingung. Awalnya, ia ingin memarahi istrinya karena wanita itu termasuk kedalam bagian komplotan pembuat onar yang menyebabkan kekacauan besar hari ini.
...Malam harinya di apartemen Sky Garden, Mu Shenan terlihat memakirkan mobilnya dan bergegas menuju lift yang mengantarkannya menuju lantai teratas gedung itu. Entah mengapa, beberapa hari ini, ia tidak lagi suka tinggal di kantornya atau bahkan tinggal di hotel-hotel miliknya, melainkan ia lebih memilih untuk selalu kembali ke tempat yang dahulu sangat dihindarinya.Setelah sampai di lantai yang ia tuju dengan langkah cepat, Mu Shenan segera masuk ke dalam apartemen itu hanya untuk mendapati ruangan kosong yang membuat hatinya sedikit merasa kecewa. Dengan perlahan ia kemudian melepaskan jas dan dasinya, lalu mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan di sana, seakan-akan ia sedang mencari sesuatu yang telah dinantikannya. Tetapi ia tidak mendapati sosok yang ia cari.“Di mana dia?” batinnya dalam hati.Karena merasa sedikit lapar, Mu Shenan lantas menggulung kedua lengan bajunya dan menuju ke arah dapur yang sepertinya sud
...Sementara itu di kantor sekretaris Perusahaan Mu, para sekretaris sedang bekerja lembur untuk menyortir dokumen-dokumen yang baru masuk serta membuat jadwal perjalanan bisnis sang CEO yang akan berlangsung minggu depan."Sekretaris Ji. Apakah saat ini CEO memiliki peliharaan atau semacamnya? Kucing mungkin?” Sekretaris Yun tampak memberanikan diri bertanya dengan sesuatu yang mengusik pikirannya seharian ini.“Iya. Semua dari kita sebenarnya juga penasaran. Karena CEO sekarang selalu rajin pulang ke rumah. Atau apakah anda mau menanyakannya secara langsung kepada CEO, sekretaris Yun?” Sahut sekretaris Ji yang sedang serius membuat rencana perjalanan sang CEO itu.Menanyakan tentang kucing? Tentu saja tidak! Hari ini saja bonus tahunannya sudah terpotong karena tidak becus menyiapkan rapat! Masakan ia menanyakan tentang hal sepele seperti..kucing?! Sungguh ia tidak ingin bonus bulanannya juga hangus raib tak berjejak!
. . . Sedangkan di apartemen Sky Garden... "Mu Shenan!!! Gila! Brengsek!" Terdengar umpatan Shen Yiyi yang menggema begitu keras di seisi kamar besar itu! Dengan kemarahan yang membuncah dan mata yang berapi-api, Shen Yiyi melayangkan pukulan-pukulan dari tangan kecilnya ke dada Mu Shenan dengan begitu kuat. Namun sayangnya, pria disampingnya sedikitpun tidak merasa terganggu dengan pukulannya itu! Apakah pukulannya dianggap seperti gigitan semut belaka? Mengapa ia tidak bereaksi sama sekali?! batin Shen Yiyi di dalam hati. Setelah beberapa waktu menyalurkan seluruh energinya, Shen Yiyi akhirnya merasa kelelahan dengan aksinya dan akhirnya menghentikan pukulannya. Sejenak, ia terlihat memandangi kedua tangan putihnya yang terasa perih dan sedikit memerah. Ya, saat ini Shen Yiyi terlihat kesakitan setelah memukul dada Mu Shenan yang sekeras batu dengan kedua tangan lembutnya! Sayangnya, bukannya Mu Shenan yang kesakitan, malahan dirinya
...Drrrrttt… Drtttt...Bunyi ponsel mendadak mengejutkan Mu Shenan hingga ia menghentikan untuk menguleni adonan di atasnya dan menjatuhkan tubuh wanita yang memberontak itu begitu saja ke atas kasur empuk disampingnya. Sekilas, pria itu mengamati ID penelepon yang dirasanya cukup penting hingga pria itu segera mengangkatnya tanpa banyak pertimbangan.Hanya dengan melihatnya saja, Shen Yiyi sudah tahu pasti hubungan di antara keduanya sangatlah dekat. Entah mengapa seketika rasa sedih menelusup ke dalam hati Shen Yiyi yang sebelumnya sudah sakit itu, bahkan sekarang rasanya semakin sakit setelah melihat Mu Shenan dengan begitu mudahnya segera mengangkat telepon dari wanita lain.Sekilas untuk beberapa detik, Shen Yiyi teringat masa lalunya. Dahulu, ia mati-matian menghubungi suaminya itu. Tetapi pria itu selalu menolak panggilan darinya. Lebih parahnya lagi, pria itu bahkan selalu memblokir nomor miliknya hingga Shen Yiyi selalu me
...Pagi harinya, akhir pekan telah datang dan semua orang beramai-ramai melakukan aktifitas untuk mengisi waktu libur mereka baik itu untuk berjalan-jalan, bermain, ataupun menikmati hari seperti yang saat ini dilakukan oleh Wei Yuna yang sebelumnya telah membuat janji bertemu dengan Shen Yiyi. Hari ini, sesuai kesepakatan, mereka berdua akan betemu di sebuah café ice cream yang tidak jauh dari pusat kota S. Tentu saja, hal itu dilakukan karena Wei Yuna ingin menyenangkan hati sepupunya yang sepertinya sudah agak jauh darinya.Beberapa waktu menunggu, Wei Yuna dengan temannya sedikit merasa tidak tenang karena Shen Yiyi belum juga datang. Ia sebetulnya sedikit khawatir bila Shen Yiyi bangun kesiangan. Padahal, tadi malam Wei Yuna sudah ingin mengingatkannya, tetapi Wei Yuna mengurungkan niatnya karena ia tidak mau terlihat tergesa-gesa hingga menimbulkan kecurigaan bagi Shen Yiyi. Tetapi siapa yang menyangka jika sepupu bodohnya itu benar-benar
...Menit demi menit telah berlalu begitu saja di Cafe X, sampai tak terasa sudah lebih dari 2 jam Wei Yuna dan teman gendut berkumisnya itu menunggu disana. Dengan tidak sabar Wei Yuna terus melirik ke arah pintu masuk di cafe itu. Sebenarnya, ia sedikit khawatir jika sepupunya tidak datang karena pasti Do Man akan meminta uangnya kembali. Tidak! itu tidak boleh terjadi! Lalu, dimana Shen Yiyi sialan itu sebenarnya?! Biasanya dia tidak pernah terlambat sedikitpun. Kalau begini terus rencananya bisa gagal total! batinnya dalam hati.Tanpa menunggu lebih lama lagi, Wei Yuna yang merasa hampir meledak itupun segera mencari nomor Shen Yiyi di ponselnya dan menekan tombol 'call' dengan segera."Tut...Tut....." Tidak berapa lama panggilan itu segera tersambung dengan nomor milik Shen Yiyi. Namun, sebelum panggilan itu diterima, Wei Yuna telah terlebih dahulu dikejutkan oleh suara dari arah belakangnya."Do Man? Kau disini rupanya? Astaga aku me
. . . Di depan sepiring pancake stacks dengan olesan peanut butter di atasnya, Shen Yiyi terlihat terkikik sendirian sambil memandangi ponsel ditangannya. Benar. Shen Yiyi sangat puas dengan serangan balasannya pada sepupu jahatnya kali ini. Sebenarnya yang terjadi beberapa hari lalu, saat Wei Yuna telah mengundangnya untuk bertemu, tanpa sengaja Shen Yiyi membuka-buka album kenangan miliknya semasa kuliah dulu. Entah mengapa, di kehidupannya yang lalu ia teringat dengan sosok pria gendut yang selalu datang saat ia makan bersama Wei Yuna. Bahkan pria itu suka sekali mencari kesempatan untuk duduk dekat dengannya. Apakah itu hanya kebetulan saja atau memang Wei Yuna sengaja melakukannya?! Jika Wei Yuna memang sengaja, bukankah ia harus memberinya sedikit pelajaran berharga?! Setelah berpikir beberapa saat, Shen Yiyi bergegas mencari kontak dua orang yang ia rasa bisa memberikan kejutan pada Wei Yuna dan Do Man. Dan Ya... rencana Shen Yiyi
...Melihat ucapannya sama sekali tidak digubris oleh pria di depannya, Shen Yiyi pun merasa sedikit geram! Bagaimanapun ia harus memperjuangkan batasan di antara mereka bukan?!"Mu Shenan... Begini…” Katanya untuk memulai pembicaraan serius mereka berdua yang sayangnya harus kembali terpotong karena pria dihadapannya kembali menjejalkan potongan besar pancake ke mulutnya yang mungil itu!"Emmm... " Sialan! Kalau begini mana mungkin Shen Yiyi bisa mengungkapkan pemikirannya?! Setelah bersusah payah menelan makanan itu, Shen Yiyi akhirnya bergegas menutup mulutnya dengan kedua tangannya supaya pria itu tidak bisa menghentikan ucapannya lagi. Tidak! Tentu saja Mu Shenan tidak boleh menjejali mulutnya dengan potongan pancake lagi!!"Mu Shenan!! Awas kalau kau berani memasukkan pancake lagi ke mulutku!! Bagaimana aku bisa berdiskusi denganmu kalau kau begitu?! Jadi sekarang... kau dengarkan aku...! Okey?! Mu Shenan, sebenarn