Share

Hari lamaran Vika

Penulis: Kak Siti chanel
last update Terakhir Diperbarui: 2022-02-15 19:21:06

Hari lamaran kakakku akhirnya tiba, rumahku sudah ramai didatangi sanak saudara dan para tetangga. 

Aku datang lebih awal, ingin bantu bantu masak di dapur. Aku menuju ke dapur, Ada azka dalam gendonganku. 

"Sari...kamu jangan di dapur, temenin azka saja, Nanti dia nangis gimana" Ucap ayahku saat melihatku sedang berada di dapur. 

"Enggak apa apa pak, cuma kupas kentang aja kok, azka juga anteng gak rewel"

"Nanti kalau azka ngantuk, kamu bawa ke kamar depan aruh di ayunan ya"

Ayahku sangat perhatian pada anakku. Mungkin karena dia cucu pertama. 

Saat asik mengupas kentang, azka mulai menguap tanda ia mengantuk. Aku segera membawanya ke kamar, lalu menidurkan nya di ayun. 

Kamar depan bersebelahan dengan kamar kakakku, kebetulan dia sedang di rias oleh perias. 

Setelah azka tertidur, aku hendak keluar kamar. Lalu, tanpa sengaja aku mendengar obrolan Fika dengan periasnya. 

"Fika, kok kamu pakai emas banyak sekali, udah ada gelang, cincin, kan kamu mau tunangan, nanti dipakai dimana cincin tunanganmu? " Tanya embak peria pada kakakku. 

" Tenang loh mbak, kan udah aku kosongin jari  manis di tangan kanan. Masih ada tempat kok."

Aku heran sama kelakuan kakakku, dihari pertunangan untuk apa dia memakai emas begitu banyak? Apa sengaja untuk memperlihatkan kepada keluarga calon suaminya bahwa dia punya banyak emas? 

Bukannya iri, hanya tak elok rasanya dihari pertunangan memakai gelang dan cincin emas yang begitu banyak, kesannya pamer. Apalagi dilihat sama keluarga calon suami pada saat pemasangan cincin tunangan. 

Tapi, yasudah lah. Itu kan hak dia, punya dia, dari pada aku kena omelan sama Fika, lebih baik aku biarkan saja. 

Pukul sebelas siang, akhirnya rombongan calon suami Fika datang. Ayah dan ibu beserta sanak keluarga menyambut kedatangan calon besan. 

Dan acara lamaran pun dimulai, namun, ada yang aneh, calon suami Fika tidak datang di acara lamaran. 

Semua proses lamaran diwakili oleh kakak si calon karena orang tuanya sudah meninggal. Dan pada saat pemasangan cincin tunangan, kakak calon suami Fika terlihat lama memandang tangan dan jemari Fika. Ya, apalagi kalau bukan karena emas yang dipakai Fika sangat mencolok. 

Tapi, untunglah kakak calonnya tidak menyinggung soal itu. 

Setelah semua proses selesai, akhirnya calon besan dan tamu  pulang. Tinggal lah keluarga dan saudara dekat. 

Aku duduk bersama saudara dari pihak ayahku, mereka bertanya

"Sari.. Kalau boleh tahu berapa mahar kakakmu? " Tiba tiba bude atun bertanya padaku, kebetulan kakakku sedang dikamarnya. 

"Maaf, sari gak tahu bude" Sahutku yang memang tidak tahu. 

"Katanya sih 30 gram" Sahut wak ipah saudara sepupu ibuku. 

"Dari mana wak tahu? " Tanyaku penasatan. 

"Ibumu yang bilang tadi" Sahutnya. 

"Wah.. Banyak juga ya, kamu aja dulu maharnya cuma 10gram kang kan sari? " Celetuk wak ipah membuatku tak nyaman. 

Iya, aku merasa tak suka. Jika ada yang membanding bandingkan aku dengan kakakku. Apalagi ini masalah mahar, aku mulai merasa tak nyaman dengan ucapan uwak satu ini. 

"Gini loh wak, kakaku kan dia bekerja dikantor, berpendidikan tinggi, jadi ya wajarlah dia minta mahar segitu, sedangkan aku gak punya kerjaan. Tamatan SMA pula." Akue mencoba menjawab sambil menahan emosi. 

"Iya juga sih, tapi kalau dilihat dari wajah masih cantik kamu loh sari, menurut uwak"

 Heran sama uwak satu ini, Setelah tadi di jatuhin, lah sekarang malah di puji. 

Aku hanya tersenyum mendengar ucapan uwak satu ini. 

"Oiya sari, kalau bude boleh tau apa pekerjaan calon suami Fika? " 

"Sari gak tau bude" Ucapmu pura pura gak tau. 

"Kok gak tau sih, kan kamu adeknya? "

"Iya, sari memang adek nya, tapi kenapa bude gak tanya sendiri saja sama kak Fika? " 

"Yaudah, nanti bude tanyak sendiri"

Heran sekali sama emak emak yang begini, pingin tahu semuanya alias kepo, ya soal mahar lah, pekerjaan calon lah, setelah ditanya malah dibanding bandingkan. Malas sekali kalau kumpul sama emak emak model begini. 

Tak lama kemudian, Fika keluar dari kamar setelah mengganti kostum dan membersihkan make up nya. 

"Cie.. Calon pengantin baru" Ledek uwak ipah. 

Fika tersenyum malu malu. 

"Ah uwak ini bisa aja" Balas Fika sambil duduk bergabung 

"Kapan rencana nikahnya Fik? " Tanya budhe. 

"Belum tahu budhe, mungkin tahun depan" Jawab Fika 

"Jangan tunggu lama lama loh Fik, kan udah ada calonnya."

"Ya, gimana ya bude, Fika gak mau buru buru, Fika mau kumpulin uang dulu mau bikin pesta yang mewah"

" Kalau gak nikah dulu fik, beberapa bulan kemudian baru bikin pesta hajatan" Usul bude pada Fika. 

Aku hanya mendengarkan apa yang mereka bicarakan. 

"Gak mau Fika bude, Fika maunya habis nikah langsung pesta. Apalagi kalau nanti udah hamil, ntar dikira hamil duluan lagi" Balas Fika tak kalah sengit. 

"Iya juga ya" Sahut uwak ipah. 

Aku merasa tak nyaman, Fika kembali menyinggungku. Soalnya aku hanya dibuat pesta hajatan kecil kecilan, itu juga setelah beberapa bulan setelah aku menikah, untung saja waktu pesta aku tak langsung hamil, kalau hamil bisa bisa dikira hamil duluan. 

Entah kenapa, aku merasa pernikahanku dibanding bandingkan dengan Fika. Apalagi Fika yang suka menyindir, bertambah lah kekesalanku. 

Kenapa orang orang suka sekali menbanding bandingkan antara si A dengan si B, terlebih jika itu kakak ber adik. Sungguh, aku merasa tak suka jika dibanding bandingkan. 

apa sebuah pernikahan yang mewah dan mahar yang banyak akan menjamin pernikahan akan langgeng ? 

Ingin aku bertanya begitu pada kakakku, tapi ku urungkan, aku tahu ia pasti akan membela diri, aku Tak ingin berdebat dengannya di saat rumah sedang ramai begini. 

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Aku Baby Blues karena Kakakku   berusaha

    Part 24Jam sudah menunjukkan pukul 22.30 malam, Azka sudah tidur dipangkuanku. Aku tak tega membiarkan anakku tidur dengan kondisi begini. "Mas, Kita pulang saja yuk. Kasihan Azka susah ketiduran dari tadi""Yasudah ayok, kamu bilang dulu sama kakak dan Ibuk"Aku segera pamit pada kak Vika juga Ibuku, mereka masih menunggu didepan ruangan UGD. "Bu, kak, kami pamit dulu ya, Azka sudah ketiduran. ""Iya Sari kalian pulang saja, kami mungkin akan disini sampai Rudi dapat Kamar rawat inap" Jawab Ibu dengan nada sedih. Setelah berpamitan, aku dan Mas Fandi segera pulang kerumah dan istirahat. Keesokan harinya, Gawaiku berbunyi menandakan sebuah pesan masuk di aplikasi warna hijau. [Sari, Rudi sudah dipindahkan keruang rawat inap. Sekarang dia berada di kamarnya nomor 04 dilantai 2][Baik Bu]Setelah mendapat kabar dari Ibu, aku segera menuju kerumah sakit bersama Anakku. Sesampainya didepan ruangan Mas Rudi, aku mendengarkan isak tangis perempuan, 'Seperti suara kak Vika' pikirku. A

  • Aku Baby Blues karena Kakakku   Mas Rudi kecelakaan

    Part 23"Mas, aku belum bilang sama ibuk kalau kita udah pindah kesini, kamu udah bilang ke keluarga kamu ? ""Belum juga dek""Apa kita bilang aja sekarang ya Mas? ""Boleh juga"Aku mengambil gawai yang berada di atas nakas. Aku akan memberi tahu kabar bahagia ini, Segera Ku tekan nomor ibuku. "Assalamu'alaikum buk""Waalaikumsalam Sari, apa kabar? ""Alhamdulillah baik buk, ibuk gimana kabarnya? ""Sehat Nak, kapan kamu kesini nak, ibuk ada berita buruk""Berita buruk apa buk? Tapi, sari punya berita baik untuk ibuk""Oiya, kalau begitu ceritakan dulu berita baiknya Nak""Mas Fandi di angkat jadi kepala gudang Buk, dan kami diberi rumah dinas oleh Atasan, mulai besok kami sudah tinggal dirumah dinas buk""Alhamdulillah Nak, ibu ikut senang dengarnya""Sari mau dengar berita buruknya Buk, sari penasaran""Kakakmu Nak.. ""Kak Vika? Kenapa buk? ""Kakak ipar mu kecelakaan sepeda motor""Apa? Mas Rudi masuk kecelakaan? ""Iya, ibu baru mau menelpon mu nak, kejadian nya tadi sore puku

  • Aku Baby Blues karena Kakakku   Mas Fandi Naik jabatan

    Part 22Fandi Naik jabatan"Assalamu'alaikum dek" Ucap Mas Fandi yang baru pulang bekerja. Raut wajahnya terlihat ceria, meski seharian lelah bekerja. "Waalaikumsalam Mas.. " Jawabku sambil mencium punggung tangannya. "Dek, Mas punya kabar bahagia buat kamu, mau dengar gak? " Tiba tiba suamiku membuatku penasaran dengan berita bahagia yang ia punya. Tumben sekali, aku juga melihat raut wajahnya begitu ceria. Jarang jarang sekali Mas Fandi begini, pasti ada sesuatu. "Berita bahagia apa Mas? kasih tahu dong " "Mas... Naik jabatan Dek. Karena Mas sering ambil lembur,dan Mas juga gak pernah Absen bekerja, datang dan pulang tepat waktu, manager melihat kinerja Mas selama ini, dan beliau terkesan, akhirnya... Mas di angkat jadi Kepala Staf Bagian penyimpanan Barang""Alhamdulillah ya Allah... Kamu beneran Mas? Gak bohong kan? " Aku seperti tak percaya dengan apa yang dikatakan Mas Fandi, tiba tiba saja ia na

  • Aku Baby Blues karena Kakakku   Vika dan Sari akur lagi

    Part 21Sari dan Vika akurAku membuka kado yang diberikan kak Vika untuk Azka, ternyata isinya sepasang baju dan celana, warna biru warna kesukaan Azka."Azka, uwak kasih hadiah buat Azka, coba lihat... " Aku memperlihatkan baju yang diberikan kak Vika pada anakku, dia terlihat senang sekali."Aju balu... Aku baluuu" Ucap Azka yang masih belajar bicara.Ia terlihat senang sekali, begitu juga aku. Baru kali ini aku melihat kakakku meminta maaf begitu tulus, begitu bijak.Semoga ia tetap seperti ini, seperti kakakku yang dulu lagi.Sore hari, Mas Fandi sudah pulang kerja."Assalamualaikum dek""Waalaikumsalam Mas.. " Aku meraih tangannya dan menciumnya."Azka mana dek? ""Itu lagi main di kamar"Mas Fandi segera masuk dan menjumpai Azka kami."Wah... Anak ayah punya baju baru ya, siapa yang beli sayang? Mama ya? " Mas Fandi kira aku yang membe

  • Aku Baby Blues karena Kakakku   Vika minta maaf

    Part 20Vika minta maaf"Dek, kamu udah siap? " Tanya Rudi pada Vika yang sedang beres beres."Dikit lagi mas, aku lagi pakai bedak""Cuma kerumah sari aja kok, ngapain make up? ""Biar cantik mas""Gak make up kamu juga udah cantik! ""Yang bener? ""Iya, masak aku bohong sih? ""Yaudah, aku udah siap. Aku titip Keisha dulu sama ibuk ya mas? ""Ok"Hari ini Vika dan Rudi akan ke rumah sari, dan ini atas saran dari Rudi, suami Vika. Setelah mendapat nasehat dari suaminya, sifat Vika akhirnya bisa melunak."Buk, aku titip Keisha ya" Ucap Vika sambil mengerahkan anaknya pada bu Wati."Kamu mau kemana nak? ""Ke rumah Sari buk""Tumben, sendiri?""Sama mas Rudi"" Ada apa? Gak biasanya? ""Aku mau minta maaf sama Sari buk, selama ini aku sudah jahat sama dia, mungkin benar kata Sari, aku udah dapat katma karena nyakitin dia, makanya aku mau

  • Aku Baby Blues karena Kakakku   Nasehat Rudi

    Part 19Nasehat bijak Rudi" Banyak faktor yang menyebabkan seorang ibu terkena syndome ini, tapi untuk lebih detail bu Vika bisa ke psikiater, karena syndrome ini erat kaitannya dengan penyakit mental.Atau ibu juga bisa ke psikolog karena Mereka lah yang lebih berkompeten dalam hal ini. Saya hanya bisa memberikan obat penurun panas, pusing, agar bu Vika bisa istirahat dengan nyenyak. Agar ibu bisa lebih tenang." Ucap dokter liza dengan tenang."Begitu ya dok? Jadi lebih baik istri saya di bawa ke psikiater gitu? ""Iya Pak, disana mungkin ibu bisa cerita lebih detail permasalahan nya, dan solusi apa yang ibu butuhkan, bagaimana agar ibu bisa sembuh, pasti ada jalan keluarnya. ""Kalau begitu, Terima kasih dok atas sarannya""Sama sama pak, ini resepnya" Ucap dokter liza seraya menyerahkan secaraik kertas berisi resep obat untuk VikaRudi dan Vika keluar dari ruangan dokter liza, ada gurat ke khawatiran d

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status