Pria itupun langsung memanggil perawat agar Yoga segera tertangani. Dan kemudian memesankan kamar VVIP untuk perawatan Yoga. Michelle dan Anneth masih kebingungan melihat situasi tersebut. Saat Yoga mendapatkan perawatan, pria itu memanggil anak buahnya dan memberi perintah. " Cari orang yang berani melukai tuan muda! beri mereka pelajaran! " kata pria itu dingin.
" Siapp " anak buahnya menjawab serempak dan langsung keluar dari rumah sakit.
Pria itu lalu mengambil ponsel di sakunya dan menelpon seseorang. " Tu...tuan besar, kami telah menemukan tuan muda. tetapi kondisi tuan muda sekarang terluka karena tusukan. beberapa preman telah melukainya."
Terdengar suara dingin di ponsel yang membuat pria itu bergetar. " Buat perhitungan dengan orang-orang sialan yang berani melukai putraku! kalau perlu patahkan tangan mereka! pastikan putraku dalam keadaan baik-baik saja."
" Baik Tuan Besar, siap laksanakan! " Pria itu menjawab dengan hati-hati kemudian menutup panggilannya.
Michelle dan Anneth yang masih linglung karena kebingungan tersadar. Karena penasaran, mereka maju kearah pria itu untuk bertanya kepada pria tersebut " Se..sebenarnya siapa kalian? dan mengapa kalian menyebut Yoga dengan panggilan tuan muda? "
Pria itu menghela nafas dalam-dalam. " Kami adalah pengawal dari keluarga Atma, Tuan Yoga adalah tuan muda kami. Penerus dan pewaris Atma Quenty Group."
" Apaa? " baik Michelle maupun Anneth terkejut mendengar itu. Mereka tentu tahu Atma Quenty Group. Itu adalah perusahaan besar yang memiliki aset trilyunan dollar. propertinya ada dibanyak tempat, bahkan diluar negeri. " Apa kami tidak salah dengar? Setahu kami Yoga adalah mahasiswa di universitas kami yang miskin. Bahkan untuk makan sehari-hari saja sulit, kenapa tiba-tiba dia menjadi tuan muda Atma Quenty Group? "
" Nona, saya tidak punya hak untuk menjelaskannya. Lebih baik anda tanya sendiri pada tuan muda ketika beliau sadar. " Pria itu berpaling dan melangkahkan kakinya meninggalkan Michelle dan Anneth, tetapi kemudian berbalik memandang mereka, " Nona, bisakah anda membantu kami untuk menjaga tuan muda?"
Michelle mengangguk tanpa ragu-ragu. Dia merasa saat ini dia ingin sekali berada di samping Yoga saat dia kesusahan. Diapun bingung kenapa merasakan perasaan itu. Perasaan itu sangat kuat hingga dia memutuskan untuk memenuhi permintaan pria itu. Pria itu berbalik meninggalkan rumah sakit karena masih ada tugas yang harus diselesaikannya.
Anneth bingung dengan sikap Michelle, dia bertanya " Michelle, kenapa kamu mengiyakan apa yang pria itu minta? Kita tidak mungkin menjaga Yoga sepanjang hari disini kan?"
" Kalau kamu ada kepentingan, kamu boleh pulang Neth. Biar aku yang menjaga Yoga disini."
" Kenapa kamu mau menjaga Yoga sampai segitunya? " Anneth penasaran.
" Akupun tidak tahu, aku merasa ingin sekali disampingnya saat dia sedang kesusahan. Aku ingin menjaganya saat ini."
Anneth terkejut dengan kata-kata Michelle. Pikirannya berkecamuk saat ini. Ini bukan pertama kalinya Michelle memikirkan Yoga. Sekarang dia mulai yakin bahwa Michelle sebenarnya jatuh cinta kepada Yoga. Hanya saja dia tidak menyadarinya. Anneth pun mengangguk " Baiklah, tapi maaf aku tidak bisa menemanimu karena ada acara keluarga."
" Tidak apa-apa, hati-hati ya " Michelle tersenyum.
" Oke, kalau ada apa-apa, kabari aku ya. Aku akan menelpon teman-teman kita yang sekarang ada di kamar Jasmine dan Alice " Kata Anneth sambil berlari dan melambaikan tangan ke Michelle.
Michelle juga melambaikan tangannya. Tampaknya Yoga sudah dipindahkan ke ruang vvip. Michelle pun bergegas menuju ke ruangan itu. Begitu Michelle masuk, Yoga yang sudah bangun dari pingsannya terkejut, " kau masih disini? "
Michelle mengerutkan keningnya " kenapa? Kau tidak suka aku disini? kalau begitu aku akan pergi! " Michelle hendak berbalik meninggalkan ruangan dengan cemberut.
" Tunggu Michelle, bukan begitu. Justru aku sangat senamg kau disini. Maafkan sikapku tadi. " Yoga menundukkan kepalanya.
Michelle berbalik tersenyum dan masuk ke ruangan. " Aku akan menjagamu disini, kau mau apel? Tadi ini dibawakan beberapa orang yang katanya adalah anak buah ayahmu. ku kupaskan untukmu ya, " Michelle mengambil apel kemudian mengupasnya untuk Yoga.
" Anak buah ayah?" gumam Yoga pelan.
" Iya, anak buah ayahmu. Sejujurnya ada yang ingin aku tanyakan kepadamu. Apakah benar kau adalah tuan muda dari Atma Quenty Group?"
Yoga menundukkan kepalanya, kemudian dia mengangguk " Tolong rahasiakan hal ini ya."
Michelle terkejut " Jadi itu benar? lalu kenapa kamu berpura-pura miskin selama ini?"
" Itu karena aku belum bisa memaafkan ayahku yang mencampakkan ibuku bertahun-tahun lalu. Dia mementingkan wanita ja**ng sehingga membuat ibuku depresi dan akhirnya meninggal dunia."
" Oh jadi begitu, kau yang sabar ya " Michelle menyemangati Yoga. " Ini apelnya, buka mulutmu. "
" A..aku bisa sendiri " Yoga tampak canggung.
" Tidak, Aku suapi kamu. Sekarang buka mulutmu " Perintah Michelle.
Yoga tidak bisa apa-apa hanya bisa menuruti perintah Michelle. Dia membuka mulutnya dan Michelle memasukkan potongan apel ke mulut Yoga. Michelle tersenyum melihat Yoga yang mengunyah apel dengan sedikit canggung. Dia memperhatikan wajah Yoga. Dalam batinnya " Tampan sekali."
Yoga pun memandang wajah Michelle yang saat ini berada di hadapannya. Dia mematung terpesona dengan kecantikan Michelle. Akhirnya mereka saling memandang dan tanpa sadar mereka saling mendekatkan wajah mereka.
" Yoga! " Terdengar orang berteriak di luar pintu.
Yoga dan Michelle pun tersadar dan gugup sehingga mereka jadi salah tingkah. Michelle lalu mundur selangkah kebelakang. Saat itu Rudi dan Ratu masuk.
" Yoga, kau tidak apa-apa? Tadi Anneth menelponku memberitahukan hal ini. Aku langsung bergegas kesini. Apa lukanya masih sakit?"
" Aku tidak apa-apa " Sahut Yoga aga cemberut.
" Michelle kau masih disini? " Ratu bertanya kepada Michelle.
" Ya aku masih disini “ Sahut Michelle.
“ Syukurlah kalau baik-baik saja. Kita akan menemanimu disini bro “ Rudi tampak bersemangat.
“ Iya-iya, makasih semuanya “ Jawab Yoga tersenyum.
***
Di sebuah rumah mewah dan megah. Terukir di tiang ukiran-ukiran indah. Seorang wanita paruh baya sedang duduk sambil menikmati kopi.
Tiba-tiba ada seorang pria masuk kemudian menunduk hormat ke wanita itu.
“ Nyonya, kami membawa informasi yang sangat penting “
“ Katakan “
“ Kami telah menemukan jejak putra Fendi Atma. Sampai sekarang kami masih menyelidikinya.”
“ Jadi anak itu masih hidup? Segera selidiki secara mendetail. Kita akan mengatur rencana. Kali ini dia tidak akan lolos.” Kata wanita itu dingin.
“ Laksanakan Nyonya “ Pria itu mundur dan pergi.
Terima kasih atas dukungan para Readers semua
Di kamar rumah sakit, Yoga sedang bersantai sendirian sambil menonton salah satu channel youtube di ponselnya. Dia sedang menikmati acara komedi yang ditayangkan di channel tersebut. Acara yang penuh dengan adegan lucu membuatnya tertawa karena terbawa suasana. Sehingga meringankan sedikit beban rasa sakit akibat tusukan kemarin. Sedang asik Yoga menonton acara tersebut, tiba-tiba pintu rumah sakit dibuka. “ Selamat pagi tuan muda, bagaimana keadaan anda? “ Sapa seorang laki-laki kekar di depan pintu. Yoga mengernyitkan keningnya menatap lelaki tersebut, “ Kau? “ “ Saya Roni tuan, Saya diperintahkan ayah anda untuk melayani tuan “ Jawab Roni dengan penuh sopan. Yoga menghela nafas panjang “ Masuklah “ Roni pun melangkahkan kaki masuk ke ruangan itu. Dia kemudian berdiri di samping tempat tidur Yoga. “ Duduklah “ Perintah Yoga. Roni pun duduk dan kemudian mengambil sebuah dokumen dari tasnya. “ Tuan muda, ada yang ingin saya sam
Yoga mengerutkan alisnya. Seketika membaca pesan dalam kertas tersebut. Tangannya mengepal. Tubuhnya bergetar. Tampak kecemasan di wajahnya. Anneth melihat ekspresi Yoga menjadi takut dan mengumpulkan keberanian untuk bertanya.“Ada apa Yoga” Tanyanya dengan hati-hati.Yoga menghela nafas panjang. Dia berkata lirih “Michelle dalam bayaha.”Anneth terkejut, “Apa yang harus kita lakukan?” Anneth menangis dan menundukkan kepalanya, “Aku tidak ingin Michelle kenapa-napa, dia sahabatku.”Yoga maju dan memeluk Anneth. “Sudah, tenanglah. Aku akan berusaha menyelamatkannya.”“Sebenarnya siapa yang melakukan ini semua?” Batin Yoga.Anneth terus menangis kemudian melepaskan pelukan Yoga. Dia memandang Yoga dengan tatapan memohon, “Yoga, aku mohon kamu harus melakukan apapun demi menyelamatkan Michelle.’’Yoga mengangguk, dia menoleh Roni yang berdiri tidak
Mereka langsung menuju ke ruang tamu yang luas. Sambil mengobrol dan bercanda sebelum ke pembahasan yang serius.“Wah rumahmu benar-benar luar biasa Ga” Rudi tampak antusias. Yoga hanya membalas dengan tersenyum.“Kalau aku tinggal dirumah seperti ini, aku akan setiap hari bersantai dan mengundang banyak wanita cantik untuk menemaniku. Benar-benar rumah yang luar biasa.” Rudi terkekeh.“Maaf sayang, kamu ngomong apa barusan?” Ratu menyipitkan matanya.“Itu, rumah yoga sangat luar biasa.” Jawab Rudi dengan tersenyum.“Sebelum itu?” Ratu menyilangkan tangannya.“Aku akan bersantai dan......glek” Rudi baru tersadar. Sebelum membela diri telinganya ditarik oleh Ratu.“Aduh, ampun” Rintih Yoga.“Dah mulai ganjen nih ya!” Ratu cemberut.Semua orang yang melihat adegan itu langsung tertawa terbahak-bahak. Mereka lalu duduk di sofa ya
Jasmine, Rudi, Ratu dan Alice telah pulang ke rumahnya masing-masing. Yoga duduk di halaman belakang dekat dengan sebuah kolam ikan hias. Dia terlihat lesu karena memikirkan Michelle. Baru saja mereka jadian malah terjadi hal seperti ini. Ponsel Yoga berdering. “Halo?” “Hei anak bodoh, dimana kau?” bentak seorang wanita di telpon. “Sial, ibu-ibu rempong!” Batin Yoga. “Saya di rumah orang tua saya bu.” “Oh sengaja ya kamu lari biar tidak bayar uang kontrakan!” Wanita itu kesal. “Tidak bu, saya akan bayar. Tolong kirimi saya nomor rekening ibu, biar saya transfer.” “Ini serius? Awas kalau kau lari lagi!” Bentak wanita itu. “Saya serius, kirim saja.” Yoga mulai kesal dengan sikap wanita itu. “Baiklah, aku akan mengirimmu lewat w******p. Awas jangan bohong!” Wanita itu menutup telponnya. Lima menit kemudian muncul notifikasi pesan w******p diponselnya Yoga. Tertera sebuah nomor rekening di layar. Yoga langsung mentr
Yoga duduk ditaman sambil bermain ponsel. Dia tidak henti-hentinya memikirkan bagaimana keadaan Michelle sekarang. hatinya sangat gelisah. Ponselnya berdering."Ya?" Jawab Yoga serius."Tuan muda, kami sudah mendapatkan informasi mengenai jejak nona Michelle. Menurut mata-mata kita, dia disekap di sebuah rumah tua. Anak buah kita sedang menuju kesana.""Bagus, kirim alamatnya! Aku juga akan kesana." Yoga menutup panggilan itu.Tidak lama kemudian dia menerima sebuah pesan tertulis alamat dimana Michelle disekap. Yoga langsung beranjak pergi ke tempat parkir mobilnya dan langsung melaju ke alamat yang dikirim Roni dengan Toyota Etiosnya."Michelle, tunggu aku." Batin Yoga.Setelah lama melaju sampailah dia di sebuah rumah kosong yang sudah mulai ramai dengan orang. Tampaknya Roni dan anak buahnya tela sampai terlebih dahulu."Bagaimana keadaannya?" Tanya Yoga sambil mengamati sekitar rumah tua itu."Kami sedang mengawasi d
"Kalian tidak becus menjalankan tugas!" Bentak seorang lelaki paruh baya kepada sekumpulan pria.Sekumpulan pria itu hanya bisa menundukkan kepala. Mereka tampak ketakutan melihat kemarahan lelaki paruh baya tersebut."Sekarang jelaskan padaku kenapa bisa terjadi!""Maafkan kami tuan Alex, kami juga tidak tahu kalau tempat persembunyian kita sampai terbongkar. Kami tidak bisa apa-apa, mereka sangat kuat" Jawab salah satu pria."Huh, kalian lemah! Menjaga seorang gadis saja tidak beres. Enyah sekarang!" Alex mengeluarkan aura kemarahan.Para pria itu membungkuk lalu meninggalkan Alex. Tampak dua gadis masuk menghampirinya."Sudahlah kek, jangan terlalu marah begitu. Nanti kambuh penyakitnya" Mila menggandeng tangan kakeknya."Benar tuan, lebih baik kita menyusun rencana selanjutnya. Mulai sekarang kita harus lebuh berhati-hati. Sekarang kita tidak akan melepaskan kegagalan ini begitu saja." Sahut gadis lain yang bernama Anneth.
Seorang pria kekar masuk tergesa-gesa ke dalam sebuah mansion mewah. Tampaknya dia dipanggil untuk menghadap atasannya dengan cepat menuju ke ruang pribadi tuannya."Tuan Muda" Sapa pria itu kepada seorang pemuda yang duduk di sebuah sofa mewah dengan membungkuk."Duduklah Roni" Jawab pemuda itu yang tak lain adalah Yoga."Ada apa tuan muda tiba-tiba memanggil saya?"Yoga berdehem "Ada yang aku tanyakan kepadamu."Yoga beranjak dari sofa menuju ke meja kerja pribadinya dan membuka laci meja itu mengambil sebuah foto yang ditemukannya. Kemudian kembali ke sofa."Aku menemukan sebuah foto yang terus terang membuatku dalam kebingungan. Aku penasaran dengan gadis yang sedang dipapah oleh ayahku. Aku ingin menanyakan apakah kau tahu siapa dia?"Roni mengambil foto itu dan mengamatinya. "Maaf tuan, saya juga tidak tahu siapa.""Begitu ya, bagaimana cara untuk mengetahui semua ini?" Yoga menghela nafas panjang."Mungkin saya ti
Kring....kring.... terdengar suara jam weaker kuno berbunyi menandakan hari sudah pagi. waktu itu sudah menunjukkan pukul 06.00. Saat itu sosok pemuda tampan terbangun dan bersiap-siap untuk berangkat ke kampus karena ada jadwal perkuliahan. Ya...pemuda itu adalah Yoga. seorang mahasiswa di universitas ternama di kota Bandung. Ya....Yoga kuliah di Universitas Cahaya Bangsa. Dia seorang mahasiswa yang ulet dan juga pandai. Meskipun keadaannya sangat kekurangan. Dengan sigap dia beranjak dari tempat tidurnya dan bergegas untuk membersihkan diri karena hari ini ada jadwal perkuliahan.Selesai mempersiapkan dirinya. Dia mengendarai sepeda listrik ke kampusnya. melaju dengan kencang dijalan raya dengan cepat. Sesampainya dikampus dia meletakkan sepeda listriknya di parkiran. tetapi tiba-tiba ada yang mengejutkannya." Minggir...." bentak seorang gadis di belakang Yoga.Yoga pun menoleh untuk melihat siapa yang membentaknya pagi-pagi ini. Tampak sosok gadis yang cantik d