Share

BAB 10

Pria itupun langsung memanggil perawat agar Yoga segera tertangani. Dan kemudian memesankan kamar VVIP untuk perawatan Yoga. Michelle dan Anneth masih kebingungan melihat situasi tersebut. Saat Yoga mendapatkan perawatan, pria itu memanggil anak buahnya dan memberi perintah. " Cari orang yang berani melukai tuan muda! beri mereka pelajaran! " kata pria itu dingin.

" Siapp " anak buahnya menjawab serempak dan langsung keluar dari rumah sakit.

Pria itu lalu mengambil ponsel di sakunya dan menelpon seseorang. " Tu...tuan besar, kami telah menemukan tuan muda. tetapi kondisi tuan muda sekarang terluka karena tusukan. beberapa preman telah melukainya."

Terdengar suara dingin di ponsel yang membuat pria itu bergetar. " Buat perhitungan dengan orang-orang sialan yang berani melukai putraku! kalau perlu patahkan tangan mereka! pastikan putraku dalam keadaan baik-baik saja."

" Baik Tuan Besar, siap laksanakan! " Pria itu menjawab dengan hati-hati kemudian menutup panggilannya.

Michelle dan Anneth yang masih linglung karena kebingungan tersadar. Karena penasaran, mereka maju kearah pria itu untuk bertanya kepada pria tersebut " Se..sebenarnya siapa kalian? dan mengapa kalian menyebut Yoga dengan panggilan tuan muda? "

Pria itu menghela nafas dalam-dalam. " Kami adalah pengawal dari keluarga Atma, Tuan Yoga adalah tuan muda kami. Penerus dan pewaris Atma Quenty Group."

" Apaa? " baik Michelle maupun Anneth terkejut mendengar itu. Mereka tentu tahu Atma Quenty Group. Itu adalah perusahaan besar yang memiliki aset trilyunan dollar. propertinya ada dibanyak tempat, bahkan diluar negeri. " Apa kami tidak salah dengar? Setahu kami Yoga adalah mahasiswa di universitas kami yang miskin. Bahkan untuk makan sehari-hari saja sulit, kenapa tiba-tiba dia menjadi tuan muda Atma Quenty Group? "

" Nona, saya tidak punya hak untuk menjelaskannya. Lebih baik anda tanya sendiri pada tuan muda ketika beliau sadar. " Pria itu berpaling dan melangkahkan kakinya meninggalkan Michelle dan Anneth, tetapi kemudian berbalik memandang mereka, " Nona, bisakah anda membantu kami untuk menjaga tuan muda?"

Michelle mengangguk tanpa ragu-ragu. Dia merasa saat ini dia ingin sekali berada di samping Yoga saat dia kesusahan. Diapun bingung kenapa merasakan perasaan itu. Perasaan itu sangat kuat hingga dia memutuskan untuk memenuhi permintaan pria itu. Pria itu berbalik meninggalkan rumah sakit karena masih ada tugas yang harus diselesaikannya.

Anneth bingung dengan sikap Michelle, dia bertanya " Michelle, kenapa kamu mengiyakan apa yang pria itu minta? Kita tidak mungkin menjaga Yoga sepanjang hari disini kan?"

" Kalau kamu ada kepentingan, kamu boleh pulang Neth. Biar aku yang menjaga Yoga disini."

" Kenapa kamu mau menjaga Yoga sampai segitunya? " Anneth penasaran.

" Akupun tidak tahu, aku merasa ingin sekali disampingnya saat dia sedang kesusahan. Aku ingin menjaganya saat ini."

Anneth terkejut dengan kata-kata Michelle. Pikirannya berkecamuk saat ini. Ini bukan pertama kalinya Michelle memikirkan Yoga. Sekarang dia mulai yakin bahwa Michelle sebenarnya jatuh cinta kepada Yoga. Hanya saja dia tidak menyadarinya. Anneth pun mengangguk " Baiklah, tapi maaf aku tidak bisa menemanimu karena ada acara keluarga."

" Tidak apa-apa, hati-hati ya " Michelle tersenyum.

" Oke, kalau ada apa-apa, kabari aku ya. Aku akan menelpon teman-teman kita yang sekarang ada di kamar Jasmine dan Alice " Kata Anneth sambil berlari dan melambaikan tangan ke Michelle.

Michelle juga melambaikan tangannya. Tampaknya Yoga sudah dipindahkan ke ruang vvip. Michelle pun bergegas menuju ke ruangan itu. Begitu Michelle masuk, Yoga yang sudah bangun dari pingsannya terkejut, " kau masih disini? "

Michelle mengerutkan keningnya " kenapa? Kau tidak suka aku disini? kalau begitu aku akan pergi! " Michelle hendak berbalik meninggalkan ruangan dengan cemberut.

" Tunggu Michelle, bukan begitu. Justru aku sangat senamg kau disini. Maafkan sikapku tadi. " Yoga menundukkan kepalanya.

Michelle berbalik tersenyum dan masuk ke ruangan. " Aku akan menjagamu disini, kau mau apel? Tadi ini dibawakan beberapa orang yang katanya adalah anak buah ayahmu. ku kupaskan untukmu ya, " Michelle mengambil apel kemudian mengupasnya untuk Yoga.

" Anak buah ayah?" gumam Yoga pelan.

" Iya, anak buah ayahmu. Sejujurnya ada yang ingin aku tanyakan kepadamu. Apakah benar kau adalah tuan muda dari Atma Quenty Group?"

Yoga menundukkan kepalanya, kemudian dia mengangguk " Tolong rahasiakan hal ini ya."

Michelle terkejut " Jadi itu benar? lalu kenapa kamu berpura-pura miskin selama ini?"

" Itu karena aku belum bisa memaafkan ayahku yang mencampakkan ibuku bertahun-tahun lalu. Dia mementingkan wanita ja**ng sehingga membuat ibuku depresi dan akhirnya meninggal dunia."

" Oh jadi begitu, kau yang sabar ya " Michelle menyemangati Yoga. " Ini apelnya, buka mulutmu. "

" A..aku bisa sendiri " Yoga tampak canggung.

" Tidak, Aku suapi kamu. Sekarang buka mulutmu " Perintah Michelle.

Yoga tidak bisa apa-apa hanya bisa menuruti perintah Michelle. Dia membuka mulutnya dan Michelle memasukkan potongan apel ke mulut Yoga. Michelle tersenyum melihat Yoga yang mengunyah apel dengan sedikit canggung. Dia memperhatikan wajah Yoga. Dalam batinnya " Tampan sekali."

Yoga pun memandang wajah Michelle yang saat ini berada di hadapannya. Dia mematung terpesona dengan kecantikan Michelle. Akhirnya mereka saling memandang dan tanpa sadar mereka saling mendekatkan wajah mereka.

" Yoga! " Terdengar orang berteriak di luar pintu.

Yoga dan Michelle pun tersadar dan gugup sehingga mereka jadi salah tingkah. Michelle lalu mundur selangkah kebelakang. Saat itu Rudi dan Ratu masuk.

" Yoga, kau tidak apa-apa? Tadi Anneth menelponku memberitahukan hal ini. Aku langsung bergegas kesini. Apa lukanya masih sakit?"

" Aku tidak apa-apa " Sahut Yoga aga cemberut. 

" Michelle kau masih disini? " Ratu bertanya kepada Michelle.

" Ya aku masih disini “ Sahut Michelle.

“ Syukurlah kalau baik-baik saja. Kita akan menemanimu disini bro “ Rudi tampak bersemangat.

“ Iya-iya, makasih semuanya “ Jawab Yoga tersenyum.

***

Di sebuah rumah mewah dan megah. Terukir di tiang ukiran-ukiran indah. Seorang wanita paruh baya sedang duduk sambil menikmati kopi.

Tiba-tiba ada seorang pria masuk kemudian menunduk hormat ke wanita itu.

“ Nyonya, kami membawa informasi yang sangat penting “

“ Katakan “

“ Kami telah menemukan jejak putra Fendi Atma. Sampai sekarang kami masih menyelidikinya.”

“ Jadi anak itu masih hidup? Segera selidiki secara mendetail. Kita akan mengatur rencana. Kali ini dia tidak akan lolos.” Kata wanita itu dingin.

“ Laksanakan Nyonya “ Pria itu mundur dan pergi.

Zukma_Artajaya

Terima kasih atas dukungan para Readers semua

| 2

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status