Mereka terkejut melihat Alice dan Jasmine sudah terbaring lemas di lantai akibat perkelahian diantara keduanya. Mereka lari berinisiatif untuk menyelematkan keduanya. Saat itu kondisi keduanya sangat memprihatinkan. Wajah mereka dipenuhi dengan darah yang mengalir. Wajah Jasmine merah pucat dan darah mengalir di ujung bibirnya. Serta terdapat bekas cakaran Alice di pipi kirinya. Sedangkan Alice mengeluarkan darah dari kedua lubang hidungnya. Seketika mereka langsung pingsan.
Yoga segera mengangkat Jasmine dan Rudi mengangkat Alice. “ Ayo kita bawa ke rumah sakit.”
Rudipun mengangguk. “ Pakai mobilku “ Michelle mengajukan usul.
Keempatnya mengangguk pertanda setuju. Mereka lalu bergegas keluar ruang olahraga dan menuju rumah sakit.
***
Di rumah sakit,
“ Aku sudah menghubungi orang tua Jasmine. Sebentar lagi mereka pasti akan segera sampai di sini.” Ratu mengabarkan kepada teman-temannya.
“ Aku juga sudah menelpon orang tua Alice, mereka juga akan segera sampai. “ kata Anneth.
Alice dan Jasmine di tempatkan di kamar yang sama. Keduanya masih terbaring di ranjang pasien dalam keadaan pingsan.
Tampak ada sepasang pria dan wanita berlari di koridor rumah sakit dengan tergesa-gesa. Mereka langsung memasuki kamar. “ Siapa yang berani mencelakai putriku! “
Keempat remaja sontak terkejut melihat seorang pria masuk dengan marah. Pria tersebut mengenakan baju putih berdasi pertanda dia adalah seorang pengusaha. Wanita yang bersamanya juga tampak anggun memakai perhiasan emas di pergelangan tangannya.
“ Sabar dulu pa, kita tanyakan apa yang terjadi “ kata wanita itu menunjuk ke para mahasiswa yang berdiri di depannya. Kemudian dia berpaling menuju ke Alice terbaring.
“ Hei kalian! Ceritakan semua apa yang terjadi! “ kata pria itu dingin.
Rudi kemudian menceritakan apa yang terjadi. Pria itu semakin marah.
Jadi gadis itu yang membuat Alice sepeti ini. Pria itu maju ke Jasmine yang masih pingsan saat itu. Mengangkat tangannya bersiap untuk memukul Jasmine. Sontak Yoga dan Rudi memegangi pria tersebut karena takut pria itu menambah rasa sakit Jasmine. “ Lepaskan aku! “
“ Jangan pak “ Yoga dan Rudi berteriak setempat. Ratu, Michelle dan Anneth berteriak ketakutan.
“ Lepas! Akan kuberi pelajaran anak ini! “ Pria itu geram.
“ Siapa yang berani menyentuh putriku! Dia harus berhadapan denganku! “ Seorang laki-laki masuk ke ruangan diikuti wanita cantik dibelakangnya.
“ Ratu, bagaimana kondisi Jasmine? “ Pria itu langsung bertanya dan mengabaikan pria yang tadinya berusaha memukul Jasmine yang sedang tertegun.
“ Jasmine masih belum bangun, om Farhan “ jawab Ratu sambil menundukkan kepalanya.
“ Oh jadi ini orang tua dari anak nakal ini! “ Pria itu mendengus melotot ke arah Farhan.
“ Ini anakmu? “ Farhan menunjuk ke arah Alice yang juga masih pingsan saat itu.
Helen yang berada dibelakang Farhan terkejut melihat sosok wanita yang sedang membelai rambut Alice. “ Linda? “
Wanita itu terkejut dan menoleh ke arah Helen. Tatapannya langsung dingin “ Ternyata kau Helen, lama tak bertemu.” Linda kemudian beranjak maju ke samping suaminya.
“ Ya lama sekali! “ Jawab Helen cuek.
“ Kau kenal dia? “ tanya Farhan penasaran.
“ Ya...aku kenal, dia sainganku waktu kami kuliah. Dia wanita yang sangat menjengkelkan dan di sebelahnya. Kalau tidak salah, pasti rico.”
“ Kau masih saja tidak berubah, selalu saja mengesalkan! “ Linda mengepalkan tangannya. Rico hanya menunduk ketika menyadari bahwa wanita itu adalah Helen.
“ Kau juga tak banyak berubah. Dan ternyata anakmu mewarisi kelakuanmu di masa lalu. Lihat saja, dia membuat anakku tak berdaya seperti ini! “ Helen mencibir.
“ Kau! “ Linda hendak maju tapi ditahan oleh Rico.
“ Aku tidak menyangka bahwa aku akan bertemu hari ini Helen. Tapi sayangnya pada saat seperti ini. Dan pria ini pasti suamimu. Sudahlah, kami minta maaf kalau anak kami membuat anak kalian seperti ini, kami akan mendidiknya ” kata Rico tersenyum.
“ Mas! “ Linda membentak.
Farhan mengangguk “ Maafkan kami juga, kami juga akan mendidik anak kami.”
“ Mas Farhan, untuk apa kita meminta maaf kepada mereka. Anak mereka seperti ini pasti juga didikan ibunya yang tidak tahu diri itu! “ Helen menunjuk ke Linda.
Wajah Linda memerah karena marah. “ Kau mau cari gara-gara denganku! “ Linda hendak maju ke arah Helen.
“ Sudah Hentikan! Bukan saatnya bertengkar saat ini! Yang terpenting adalah memikirkan bagaimana caranya agar keduanya sadar! “ Yoga tidak tahan melihat perilaku kedua orang tua tersebut.
Seisi ruangan terkejut olehnya. Farhan menarik kerah Yoga. Teman-temannya pun panik.
“ Maafkan saya om.”
“ Kamu berani-beraninya membentak kami, dasar sampah! Keluar kau dari sini berandal! “ kata Farhan dengan geram.
Farhan melepaskan tarikannya karena Helen menariknya. “ Tapi om “ Yoga berusaha menjelaskan.
“ Pergi!! “
Helen menganggukkan kepala ke Yoga. Dia pun segera keluar dan menoleh ke teman-temannya.
“ kalian disini saja, jika ada sesuatu terjadi pada Jasmine. Kabari aku. “
Rudi dan Ratu mengangguk. Yoga pun kemudian keluar dari ruangan itu.
“ Yoga tunggu aku “ Michelle berteriak kemudian mengikuti Yoga. Anneth tercengang melihat Michelle keluar juga. Diapun ikut keluar mengikutinya.
Sesampai di luar rumah sakit. Michelle terus mengikuti Yoga. Begitu juga Anneth.
Yoga merasa tidak nyaman diikuti mereka. Dia menoleh “ Biarkan aku sendiri. “
“ Dasar cowok tidak peka! Kami itu peduli padamu! “ hardik Michelle.
Yoga tak menghiraukannya. Anneth berbisik kepada Michelle “ Biarkan Dia sendiri dulu.”
Michelle mangangguk dan berbalik berjalan menuju parkiran rumah sakit. Tetapi mereka di hadang oleh beberapa preman yang ada didekat rumah sakit.
“ Hello cantik, berdua aja nih. Ayo temenin kita maen, Hahaha “ kata preman bertato naga di tangannya.
“ Mau apa kalian! “ Michelle berteriak waspada.
Anneth ketakutan berlindung di belakang Michelle.
“ Hahaha, jangan galak-galak sayang “ Preman itu tertawa dan langsung menarik lengan Michelle dan anneth.
“ Tolong! “ Teriak Michelle dan Anneth.
Yoga mendengar suara minta tolong. Dia menoleh dan terkejut melihat apa yang terjadi pada Anneth dan Michelle. Dia bergegas berlari untuk menolong mereka.
“ Tunggu! Lepaskan mereka! “
“ Yoga, Tolong “ Anneth berteriak.
Yoga mengambil sebuah batu kecil yang ada di jalan. Melemparkan batu itu ke kepala preman terebut.
“ Akhhh “ Teriak preman sambil menahan sakit dikepalanya. Melepaskan Anneth dan Michelle.
Dia menatap geram ke arah Yoga. “ Kamu ba**ngan. “
Preman itu mengeluarkan pisau kemudian menerjang Yoga. Yoga menghindar mundur tetapi dia tetap tertusuk di pahanya dan langsung jatuh.
“ Yoga!! “ teriak Michelle langsung berlari kearahnya.
Preman itu tersadar telah menusuknya. Dia menghampiri teman-temannya “ Ayo lari.”
Yoga mengeluarkan banyak darah dan akhirnya tak sadarkan diri. Michelle dan Anneth menangis. “ Yoga...Bangun “ teriak Michelle sambil menopang kepala Yoga dipangkuannya.
Seorang pria diikuti beberapa bodyguard menghampiri mereka. Dia gemetar melihat situasi di depannya. Dia menoleh ke arah bodyguard dibelakangnya. “ Bawa tuan muda segera ke rumah sakit. “
Para bodyguard itu langsung maju mengangkat Yoga. Anneth dan Michelle panik. “ Jangan bawa Yoga “ Teriak Michelle masih menangis.
Pria itu menghampiri Michelle, “ Nona, luka tuan muda sudah parah harus segera mendapatkan perawatan. Jadi ijinkan kami membawanya masuk ke rumah sakit. “
Michelle dan Anneth terkejut di tempat. “ Tu...tuan muda?”
Pria itu berbalik masuk ke rumah sakit. Michelle dan Anneth saling memandang dan kemudian mengikuti mereka ke dalam rumah sakit.
Pria itupun langsung memanggil perawat agar Yoga segera tertangani. Dan kemudian memesankan kamar VVIP untuk perawatan Yoga. Michelle dan Anneth masih kebingungan melihat situasi tersebut. Saat Yoga mendapatkan perawatan, pria itu memanggil anak buahnya dan memberi perintah. " Cari orang yang berani melukai tuan muda! beri mereka pelajaran! " kata pria itu dingin. " Siapp " anak buahnya menjawab serempak dan langsung keluar dari rumah sakit. Pria itu lalu mengambil ponsel di sakunya dan menelpon seseorang. " Tu...tuan besar, kami telah menemukan tuan muda. tetapi kondisi tuan muda sekarang terluka karena tusukan. beberapa preman telah melukainya." Terdengar suara dingin di ponsel yang membuat pria itu bergetar. " Buat perhitungan dengan orang-orang sialan yang berani melukai putraku! kalau perlu patahkan tangan mereka! pastikan putraku dalam keadaan baik-baik saja." " Baik Tuan Besar, siap laksanakan! " Pria itu menjawab dengan hati-hati kemudian menu
Di kamar rumah sakit, Yoga sedang bersantai sendirian sambil menonton salah satu channel youtube di ponselnya. Dia sedang menikmati acara komedi yang ditayangkan di channel tersebut. Acara yang penuh dengan adegan lucu membuatnya tertawa karena terbawa suasana. Sehingga meringankan sedikit beban rasa sakit akibat tusukan kemarin. Sedang asik Yoga menonton acara tersebut, tiba-tiba pintu rumah sakit dibuka. “ Selamat pagi tuan muda, bagaimana keadaan anda? “ Sapa seorang laki-laki kekar di depan pintu. Yoga mengernyitkan keningnya menatap lelaki tersebut, “ Kau? “ “ Saya Roni tuan, Saya diperintahkan ayah anda untuk melayani tuan “ Jawab Roni dengan penuh sopan. Yoga menghela nafas panjang “ Masuklah “ Roni pun melangkahkan kaki masuk ke ruangan itu. Dia kemudian berdiri di samping tempat tidur Yoga. “ Duduklah “ Perintah Yoga. Roni pun duduk dan kemudian mengambil sebuah dokumen dari tasnya. “ Tuan muda, ada yang ingin saya sam
Yoga mengerutkan alisnya. Seketika membaca pesan dalam kertas tersebut. Tangannya mengepal. Tubuhnya bergetar. Tampak kecemasan di wajahnya. Anneth melihat ekspresi Yoga menjadi takut dan mengumpulkan keberanian untuk bertanya.“Ada apa Yoga” Tanyanya dengan hati-hati.Yoga menghela nafas panjang. Dia berkata lirih “Michelle dalam bayaha.”Anneth terkejut, “Apa yang harus kita lakukan?” Anneth menangis dan menundukkan kepalanya, “Aku tidak ingin Michelle kenapa-napa, dia sahabatku.”Yoga maju dan memeluk Anneth. “Sudah, tenanglah. Aku akan berusaha menyelamatkannya.”“Sebenarnya siapa yang melakukan ini semua?” Batin Yoga.Anneth terus menangis kemudian melepaskan pelukan Yoga. Dia memandang Yoga dengan tatapan memohon, “Yoga, aku mohon kamu harus melakukan apapun demi menyelamatkan Michelle.’’Yoga mengangguk, dia menoleh Roni yang berdiri tidak
Mereka langsung menuju ke ruang tamu yang luas. Sambil mengobrol dan bercanda sebelum ke pembahasan yang serius.“Wah rumahmu benar-benar luar biasa Ga” Rudi tampak antusias. Yoga hanya membalas dengan tersenyum.“Kalau aku tinggal dirumah seperti ini, aku akan setiap hari bersantai dan mengundang banyak wanita cantik untuk menemaniku. Benar-benar rumah yang luar biasa.” Rudi terkekeh.“Maaf sayang, kamu ngomong apa barusan?” Ratu menyipitkan matanya.“Itu, rumah yoga sangat luar biasa.” Jawab Rudi dengan tersenyum.“Sebelum itu?” Ratu menyilangkan tangannya.“Aku akan bersantai dan......glek” Rudi baru tersadar. Sebelum membela diri telinganya ditarik oleh Ratu.“Aduh, ampun” Rintih Yoga.“Dah mulai ganjen nih ya!” Ratu cemberut.Semua orang yang melihat adegan itu langsung tertawa terbahak-bahak. Mereka lalu duduk di sofa ya
Jasmine, Rudi, Ratu dan Alice telah pulang ke rumahnya masing-masing. Yoga duduk di halaman belakang dekat dengan sebuah kolam ikan hias. Dia terlihat lesu karena memikirkan Michelle. Baru saja mereka jadian malah terjadi hal seperti ini. Ponsel Yoga berdering. “Halo?” “Hei anak bodoh, dimana kau?” bentak seorang wanita di telpon. “Sial, ibu-ibu rempong!” Batin Yoga. “Saya di rumah orang tua saya bu.” “Oh sengaja ya kamu lari biar tidak bayar uang kontrakan!” Wanita itu kesal. “Tidak bu, saya akan bayar. Tolong kirimi saya nomor rekening ibu, biar saya transfer.” “Ini serius? Awas kalau kau lari lagi!” Bentak wanita itu. “Saya serius, kirim saja.” Yoga mulai kesal dengan sikap wanita itu. “Baiklah, aku akan mengirimmu lewat w******p. Awas jangan bohong!” Wanita itu menutup telponnya. Lima menit kemudian muncul notifikasi pesan w******p diponselnya Yoga. Tertera sebuah nomor rekening di layar. Yoga langsung mentr
Yoga duduk ditaman sambil bermain ponsel. Dia tidak henti-hentinya memikirkan bagaimana keadaan Michelle sekarang. hatinya sangat gelisah. Ponselnya berdering."Ya?" Jawab Yoga serius."Tuan muda, kami sudah mendapatkan informasi mengenai jejak nona Michelle. Menurut mata-mata kita, dia disekap di sebuah rumah tua. Anak buah kita sedang menuju kesana.""Bagus, kirim alamatnya! Aku juga akan kesana." Yoga menutup panggilan itu.Tidak lama kemudian dia menerima sebuah pesan tertulis alamat dimana Michelle disekap. Yoga langsung beranjak pergi ke tempat parkir mobilnya dan langsung melaju ke alamat yang dikirim Roni dengan Toyota Etiosnya."Michelle, tunggu aku." Batin Yoga.Setelah lama melaju sampailah dia di sebuah rumah kosong yang sudah mulai ramai dengan orang. Tampaknya Roni dan anak buahnya tela sampai terlebih dahulu."Bagaimana keadaannya?" Tanya Yoga sambil mengamati sekitar rumah tua itu."Kami sedang mengawasi d
"Kalian tidak becus menjalankan tugas!" Bentak seorang lelaki paruh baya kepada sekumpulan pria.Sekumpulan pria itu hanya bisa menundukkan kepala. Mereka tampak ketakutan melihat kemarahan lelaki paruh baya tersebut."Sekarang jelaskan padaku kenapa bisa terjadi!""Maafkan kami tuan Alex, kami juga tidak tahu kalau tempat persembunyian kita sampai terbongkar. Kami tidak bisa apa-apa, mereka sangat kuat" Jawab salah satu pria."Huh, kalian lemah! Menjaga seorang gadis saja tidak beres. Enyah sekarang!" Alex mengeluarkan aura kemarahan.Para pria itu membungkuk lalu meninggalkan Alex. Tampak dua gadis masuk menghampirinya."Sudahlah kek, jangan terlalu marah begitu. Nanti kambuh penyakitnya" Mila menggandeng tangan kakeknya."Benar tuan, lebih baik kita menyusun rencana selanjutnya. Mulai sekarang kita harus lebuh berhati-hati. Sekarang kita tidak akan melepaskan kegagalan ini begitu saja." Sahut gadis lain yang bernama Anneth.
Seorang pria kekar masuk tergesa-gesa ke dalam sebuah mansion mewah. Tampaknya dia dipanggil untuk menghadap atasannya dengan cepat menuju ke ruang pribadi tuannya."Tuan Muda" Sapa pria itu kepada seorang pemuda yang duduk di sebuah sofa mewah dengan membungkuk."Duduklah Roni" Jawab pemuda itu yang tak lain adalah Yoga."Ada apa tuan muda tiba-tiba memanggil saya?"Yoga berdehem "Ada yang aku tanyakan kepadamu."Yoga beranjak dari sofa menuju ke meja kerja pribadinya dan membuka laci meja itu mengambil sebuah foto yang ditemukannya. Kemudian kembali ke sofa."Aku menemukan sebuah foto yang terus terang membuatku dalam kebingungan. Aku penasaran dengan gadis yang sedang dipapah oleh ayahku. Aku ingin menanyakan apakah kau tahu siapa dia?"Roni mengambil foto itu dan mengamatinya. "Maaf tuan, saya juga tidak tahu siapa.""Begitu ya, bagaimana cara untuk mengetahui semua ini?" Yoga menghela nafas panjang."Mungkin saya ti