Di kamar rumah sakit, Yoga sedang bersantai sendirian sambil menonton salah satu channel youtube di ponselnya. Dia sedang menikmati acara komedi yang ditayangkan di channel tersebut. Acara yang penuh dengan adegan lucu membuatnya tertawa karena terbawa suasana. Sehingga meringankan sedikit beban rasa sakit akibat tusukan kemarin. Sedang asik Yoga menonton acara tersebut, tiba-tiba pintu rumah sakit dibuka.
“ Selamat pagi tuan muda, bagaimana keadaan anda? “ Sapa seorang laki-laki kekar di depan pintu.
Yoga mengernyitkan keningnya menatap lelaki tersebut, “ Kau? “
“ Saya Roni tuan, Saya diperintahkan ayah anda untuk melayani tuan “ Jawab Roni dengan penuh sopan.
Yoga menghela nafas panjang “ Masuklah “
Roni pun melangkahkan kaki masuk ke ruangan itu. Dia kemudian berdiri di samping tempat tidur Yoga.
“ Duduklah “ Perintah Yoga.
Roni pun duduk dan kemudian mengambil sebuah dokumen dari tasnya. “ Tuan muda, ada yang ingin saya sam
Mohon maaf baru bisa lanjut karena sesuatu hal, tetapi setelah ini author akan usahakan untuk sering up...terima kasih semuanya.
Yoga mengerutkan alisnya. Seketika membaca pesan dalam kertas tersebut. Tangannya mengepal. Tubuhnya bergetar. Tampak kecemasan di wajahnya. Anneth melihat ekspresi Yoga menjadi takut dan mengumpulkan keberanian untuk bertanya.“Ada apa Yoga” Tanyanya dengan hati-hati.Yoga menghela nafas panjang. Dia berkata lirih “Michelle dalam bayaha.”Anneth terkejut, “Apa yang harus kita lakukan?” Anneth menangis dan menundukkan kepalanya, “Aku tidak ingin Michelle kenapa-napa, dia sahabatku.”Yoga maju dan memeluk Anneth. “Sudah, tenanglah. Aku akan berusaha menyelamatkannya.”“Sebenarnya siapa yang melakukan ini semua?” Batin Yoga.Anneth terus menangis kemudian melepaskan pelukan Yoga. Dia memandang Yoga dengan tatapan memohon, “Yoga, aku mohon kamu harus melakukan apapun demi menyelamatkan Michelle.’’Yoga mengangguk, dia menoleh Roni yang berdiri tidak
Mereka langsung menuju ke ruang tamu yang luas. Sambil mengobrol dan bercanda sebelum ke pembahasan yang serius.“Wah rumahmu benar-benar luar biasa Ga” Rudi tampak antusias. Yoga hanya membalas dengan tersenyum.“Kalau aku tinggal dirumah seperti ini, aku akan setiap hari bersantai dan mengundang banyak wanita cantik untuk menemaniku. Benar-benar rumah yang luar biasa.” Rudi terkekeh.“Maaf sayang, kamu ngomong apa barusan?” Ratu menyipitkan matanya.“Itu, rumah yoga sangat luar biasa.” Jawab Rudi dengan tersenyum.“Sebelum itu?” Ratu menyilangkan tangannya.“Aku akan bersantai dan......glek” Rudi baru tersadar. Sebelum membela diri telinganya ditarik oleh Ratu.“Aduh, ampun” Rintih Yoga.“Dah mulai ganjen nih ya!” Ratu cemberut.Semua orang yang melihat adegan itu langsung tertawa terbahak-bahak. Mereka lalu duduk di sofa ya
Jasmine, Rudi, Ratu dan Alice telah pulang ke rumahnya masing-masing. Yoga duduk di halaman belakang dekat dengan sebuah kolam ikan hias. Dia terlihat lesu karena memikirkan Michelle. Baru saja mereka jadian malah terjadi hal seperti ini. Ponsel Yoga berdering. “Halo?” “Hei anak bodoh, dimana kau?” bentak seorang wanita di telpon. “Sial, ibu-ibu rempong!” Batin Yoga. “Saya di rumah orang tua saya bu.” “Oh sengaja ya kamu lari biar tidak bayar uang kontrakan!” Wanita itu kesal. “Tidak bu, saya akan bayar. Tolong kirimi saya nomor rekening ibu, biar saya transfer.” “Ini serius? Awas kalau kau lari lagi!” Bentak wanita itu. “Saya serius, kirim saja.” Yoga mulai kesal dengan sikap wanita itu. “Baiklah, aku akan mengirimmu lewat w******p. Awas jangan bohong!” Wanita itu menutup telponnya. Lima menit kemudian muncul notifikasi pesan w******p diponselnya Yoga. Tertera sebuah nomor rekening di layar. Yoga langsung mentr
Yoga duduk ditaman sambil bermain ponsel. Dia tidak henti-hentinya memikirkan bagaimana keadaan Michelle sekarang. hatinya sangat gelisah. Ponselnya berdering."Ya?" Jawab Yoga serius."Tuan muda, kami sudah mendapatkan informasi mengenai jejak nona Michelle. Menurut mata-mata kita, dia disekap di sebuah rumah tua. Anak buah kita sedang menuju kesana.""Bagus, kirim alamatnya! Aku juga akan kesana." Yoga menutup panggilan itu.Tidak lama kemudian dia menerima sebuah pesan tertulis alamat dimana Michelle disekap. Yoga langsung beranjak pergi ke tempat parkir mobilnya dan langsung melaju ke alamat yang dikirim Roni dengan Toyota Etiosnya."Michelle, tunggu aku." Batin Yoga.Setelah lama melaju sampailah dia di sebuah rumah kosong yang sudah mulai ramai dengan orang. Tampaknya Roni dan anak buahnya tela sampai terlebih dahulu."Bagaimana keadaannya?" Tanya Yoga sambil mengamati sekitar rumah tua itu."Kami sedang mengawasi d
"Kalian tidak becus menjalankan tugas!" Bentak seorang lelaki paruh baya kepada sekumpulan pria.Sekumpulan pria itu hanya bisa menundukkan kepala. Mereka tampak ketakutan melihat kemarahan lelaki paruh baya tersebut."Sekarang jelaskan padaku kenapa bisa terjadi!""Maafkan kami tuan Alex, kami juga tidak tahu kalau tempat persembunyian kita sampai terbongkar. Kami tidak bisa apa-apa, mereka sangat kuat" Jawab salah satu pria."Huh, kalian lemah! Menjaga seorang gadis saja tidak beres. Enyah sekarang!" Alex mengeluarkan aura kemarahan.Para pria itu membungkuk lalu meninggalkan Alex. Tampak dua gadis masuk menghampirinya."Sudahlah kek, jangan terlalu marah begitu. Nanti kambuh penyakitnya" Mila menggandeng tangan kakeknya."Benar tuan, lebih baik kita menyusun rencana selanjutnya. Mulai sekarang kita harus lebuh berhati-hati. Sekarang kita tidak akan melepaskan kegagalan ini begitu saja." Sahut gadis lain yang bernama Anneth.
Seorang pria kekar masuk tergesa-gesa ke dalam sebuah mansion mewah. Tampaknya dia dipanggil untuk menghadap atasannya dengan cepat menuju ke ruang pribadi tuannya."Tuan Muda" Sapa pria itu kepada seorang pemuda yang duduk di sebuah sofa mewah dengan membungkuk."Duduklah Roni" Jawab pemuda itu yang tak lain adalah Yoga."Ada apa tuan muda tiba-tiba memanggil saya?"Yoga berdehem "Ada yang aku tanyakan kepadamu."Yoga beranjak dari sofa menuju ke meja kerja pribadinya dan membuka laci meja itu mengambil sebuah foto yang ditemukannya. Kemudian kembali ke sofa."Aku menemukan sebuah foto yang terus terang membuatku dalam kebingungan. Aku penasaran dengan gadis yang sedang dipapah oleh ayahku. Aku ingin menanyakan apakah kau tahu siapa dia?"Roni mengambil foto itu dan mengamatinya. "Maaf tuan, saya juga tidak tahu siapa.""Begitu ya, bagaimana cara untuk mengetahui semua ini?" Yoga menghela nafas panjang."Mungkin saya ti
Kring....kring.... terdengar suara jam weaker kuno berbunyi menandakan hari sudah pagi. waktu itu sudah menunjukkan pukul 06.00. Saat itu sosok pemuda tampan terbangun dan bersiap-siap untuk berangkat ke kampus karena ada jadwal perkuliahan. Ya...pemuda itu adalah Yoga. seorang mahasiswa di universitas ternama di kota Bandung. Ya....Yoga kuliah di Universitas Cahaya Bangsa. Dia seorang mahasiswa yang ulet dan juga pandai. Meskipun keadaannya sangat kekurangan. Dengan sigap dia beranjak dari tempat tidurnya dan bergegas untuk membersihkan diri karena hari ini ada jadwal perkuliahan.Selesai mempersiapkan dirinya. Dia mengendarai sepeda listrik ke kampusnya. melaju dengan kencang dijalan raya dengan cepat. Sesampainya dikampus dia meletakkan sepeda listriknya di parkiran. tetapi tiba-tiba ada yang mengejutkannya." Minggir...." bentak seorang gadis di belakang Yoga.Yoga pun menoleh untuk melihat siapa yang membentaknya pagi-pagi ini. Tampak sosok gadis yang cantik d
"tok...tok...tok" suara ketukan pintu berbunyi nyaring. " Masuk" terdengar suara menyahut dari dalam ruangan itu.Yoga membuka pintu tersebut dengan hati-hati. Tampak diujung ruangan terlihat oleh Yoga seorang laki-laki paruh baya berkharisma kuat yang sedang duduk di kursi kebesarannya dengan tegap.Yoga menundukkan kepalanya sopan " Permisi pak Nelson...bapak mencari saya?"" Oh Yoga...masuklah...duduk".Yoga pun langsung bergegas maju dan duduk di depan laki-laki yang dipanggil pak Nelson itu yang tak lain merupakan dekan fakultas ilmu sosial jurusan administrasi negara. Jurusan yang Yoga ambil di universitas tersebut." Yoga...kamu tahu kenapa aku panggil kesini?" tanya pak Nelson dengan dingin. Yoga merasa sangat tertekan dan semakin merunduk. Dia tahu apa yang akan dibahas oleh pak Nelson dekannya itu." Ya pak" Yoga menjawab dengan pelan dan hati-hati. Pak Nelson mendungus dingin "Yoga...menurut laporan dari divisi keuangan...kamu menunggak