Share

Bab 49: Wanita yang Meminta Pekerjaan

Seminggu berlalu begitu saja. Aku tak lagi bersedia menerima panggilan dari Gagah, atau sekadar menjenguk Mas Zildi dan Anggrek. Kabar keduanya hilang, ditelan waktu yang terus berjalan tanpa mau menunggu.

Aku dan kegelisahan ini, berselimutkan rasa sepi. Selain Anha, hidupku hanya dipenuhi warna kelabu yang membosankan mata dan pikiran.

Kegiatanku selama ini hanya berputar di dalam roda yang sama, pagi berangkat ke gudang, siang makan bersama Anha dan sorenya kembali pulang setelah memastikan segala urusan selesai. Begitu seterusnya, tidak ada lagi persimpangan yang membuat hidup ini kian berwarna.

Hari ini misalkan, sudah jam sepuluh siang, dan aku masih di depan teras rumah sewa. Memandang ke jalanan yang sepi dan berpura-pura tak mendengar perdebatan dari rumah tetanggaku yang budiman.

Sepertinya, Bang Teguh belum menyadari jika aku dan Anha tinggal tepat di sebelah mereka, karena itulah baik dia atau ibu mertua tidak pernah mu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status