Share

Gelagapan

last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-13 11:21:46

Renata melirik lagi. Diam. Billy masih saja terdiam.

Suara pintu mobil dibuka. Mata Renata berkeliaran sesaat. Ini parkiran mobil apartemen.

“Kok kesini, Regi kan nggak ada disini. Dia mau ngapain ya?” kontan Rena terkejut saat dia bergelut dengan pikiran pintunya di buka oleh Billy.

Bagi Rena tidak masuk akal. Apalagi kalau ke apartemen tidak ada diriku.

“Sampai kapan aku harus memegangi pintu?” ucap Billy ketus karena masih belum keluar dari mobil. Dia mendekap tas yang dibawanya di pangkuan.

“Ah maaf!” Rena segera turun dan mengikuti Billy yang berjalan mendahuluinya. Dia berjalan kearah lift.

Namun, ternyata kamar apartemen yang dibuka bukanlah kamar milik Axel.

“Aku tidak suka orang yang bau. Jadi, kau bersihkan dulu dirimu disitu!” ucap Billy dengan tolehan ke arah pintu yang ada di ujung di dalam kamar.

Sejenak Rena mengamati kamar itu. Ruangannya rapi dan bersih. Penampakan kamar sudah pasti mencerminkan si pemilik.

Rena terkejut karena Billy mulai membuka jas dan melemparkan
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Aku Kembali Untuk Membalas Penghianat Suamiku    Makan Siang

    “Dia bukan laki—laki setia, Minna. Papamu bukan laki—laki setia,” ucap Martha penuh penekanan.Sepertinya dia sudah sadar dengan apa yang dilakukannya pada ibuku.“Mama jangan bicara hal yang nggak masuk akal. Papa sangat menyayangi keluarganya,” Minna masih mengelak.“Nyatanya, kamu juga tahu. Kita ini juga hasil dari perselingkuhan, Minna!” Martha mengingatkan.“Nggak. Aku nggak percaya. Bukannya Mama bilang, Mama yang lebih dulu kenal papa. Kalau saja ibu Regina nggak hadir dikehidupan papa, itu semua nggak akan pernah terjadi,” Minna masih menentang semua ucapan ibunya.Dulu Martha pernah bercerita kalau dia adalah harusnya pasangan yang ditakdirkan. Ibuku lah yang merebut papanya.Semua adalah dusta yang diucapkan Martha.“Maafkan Mama, Minna, Mama memang salah. Mama yang berbohong padamu,” kata Martha.Minna tidak percaya. Sampai saat ini dia masih percaya kalau ibuku lah yang sudah merebut ayahnya. Seharusnya dulu ibunya bisa bahagia dengan ayahnya.“Nggak mungkin, Ma. Mama pas

  • Aku Kembali Untuk Membalas Penghianat Suamiku    Karma

    Mataku membulat. Memikirkan hal itu saja sudah membuat otaku meledak. Bagaimana bisa seorang ikan julung-julung bersikap seperti itu terhadap Renata.“Jangan bilang kau semalam benar—benar bersamanya? Kau. Kau! Agh!” tanpa sadar aku memukul pundak Renata.Aku merasa memang tidak ada yang salah dengan ikan julung—julung. Tapi, karakter orang itu sepertinya tidak jauh dari sikap tuannya.“Itu nggak seperti yang kamu bayangkan, Regi. Sungguh. Aku nggak melakukan hal tersebut. Ini, ini hanya kecelakan yang nggak di sengaja,” wajah Rena sedikit merasa bersalah. Namun, dia memang tidak berniat menutupi hubungan.“Dasar laki—laki kurang ajar. Berani sekali dia mengambil keuntungan dari wanita lemah seperti dirimu. Tenang saja, aku pasti akan mencari keadilan buatmu. Aku nggak akan membiarkan dia bersikap seenaknya padamu,” tukasku dengan tekad membara.“Dasar ikan julung—julung nggak punya otak. Dia benar—benar memanfaatkan sikap lugu Renata,” batinku sedikit kesal.“Itu nggak sengaja Regi,

  • Aku Kembali Untuk Membalas Penghianat Suamiku    Apa ini

    “Aduh kalian benar-benar gila ya. Sampai kapan kau ingin terus memaksaku seperti itu? Aku kan sudah katakan, aku tidak mencintai Nicholas lagi. Dia bukan apa-apa di hidupku.”Jawabanku terdengar ketus. Itu benar-benar membuat kepalaku semakin pusing. Sepertinya Minna tidak akan habis mengungkit tentang Nicholas.“Sudahlah Kak akhiri saja permainan tarik ulurmu. Nicholas akan tetap memaafkan asalkan Kakak kembali padanya!” Oceh Minna semakin tidak jelas.“Berapa kali lagi harus aku bilang, aku tidak suka Nick lagi. Dan sekarang,“ aku memperlihatkan cincin yang sudah bertengger di jari manisku.Seharusnya jika mereka mengerti bahasa manusia itu adalah jawaban yang sudah pasti. Kalau aku sudah menikah dengan Axel. Martha dan Minna melihat cincin di jari manisku. Mereka saling bertatapan dan sepertinya mereka sudah yakin kalau aku sekarang benar-benar serius dengan ucapanku.“ini tidak boleh terjadi. Kakak bodohku harus tetap menikah dengan Nicholas kalau tidak Nicholas akan melampiaskan

  • Aku Kembali Untuk Membalas Penghianat Suamiku    Dijebak

    Rena mengangguk. Lalu Billy tanpa ragu melepaskan kaos Rena dan membuangnya ke lantai.“Jadi, yang ini sudah menjadi milikku kan? Enggh!!” De 54h Billy. Kedua tangannya sedang meremas dua bukit milik Rena.Kepala Rena menengadah keatas. Dia juga sedang menikmati pijatan dan R3 m45 an yang dilakukan oleh Billy.“Umm, Enggh! Jangan keras-keras, nanti sakit!” ucap Rena terdengar manja di telinga Billy.Billy menyeringai dan memajukan wajahnya. Kini meremas yang satu dan satunya lagi sedang dimasukkan ke dalam mulutnya.“Emmmm!!” lengguh Rena. Matanya masih terpejam menikmati setiap gerakan dari lidah hangat Billy.Billy melihat wajah Rena merona. Apalagi tubuhnya yang bergerak di pangkuan Billy membuat Billy kelabakan.Gesekan Rena membuat Billy terbakar. Gadis itu sudah tidak bisa diam. Pinggangnya ikut bergerak dengan ritme yang diberikan Billy.“Ouhhh!!” Billy membuat Rena terkejut. Billy men jilat meng H154p bukitnya satu satu dengan rakus.Dia sepertinya kehilangan kontrol hingga me

  • Aku Kembali Untuk Membalas Penghianat Suamiku    Gregeten

    Ah, lepaskan dulu. Sakit tauk!” tiba-tiba saja Billy tertegun. Mendengar rengekan Rena seperti sesuatu hal baru untuknya.Dia benar-benar ingin mendengar gadis itu bersikap manja padanya seperti barusan.“Kau!” delik Billy.“Iya, tanggung jawab ya tanggung jawab. Memangnya apa saja yang kau rugikan!” Mendengar Renata menantang membuat mata Billy semakin mendelik.Grauk! Tiba-tiba Billy gregetan, dia menggigit leher Rena.“Agh! Sa–sakit tauk! Agh!” Entah dari mana keberanian Rena muncul, dia tanpa sadar menjambak rambut Billy hingga membuat laki-laki bertubuh besar yang hampir kehilangan kesadaran akibat ulah Rena melorot.Billy mengangkat kepala dan menatap Rena yang terlihat hampir mengeluarkan air mata.“Kalau mau balas dendam, pelan-pelan saja gigitnya. Jangan bikin kaget aku!” ucap Rena lirih seperti seseorang yang sedang memohon.“Hah, gila. Kenapa dia memperlihatkan wajahnya imutnya seperti ini. Aku benar-benar bisa gila!” rutuk Billy dihati.Tapi, dia malah tidak sadar setelah

  • Aku Kembali Untuk Membalas Penghianat Suamiku    Gelagapan

    Renata melirik lagi. Diam. Billy masih saja terdiam.Suara pintu mobil dibuka. Mata Renata berkeliaran sesaat. Ini parkiran mobil apartemen.“Kok kesini, Regi kan nggak ada disini. Dia mau ngapain ya?” kontan Rena terkejut saat dia bergelut dengan pikiran pintunya di buka oleh Billy.Bagi Rena tidak masuk akal. Apalagi kalau ke apartemen tidak ada diriku.“Sampai kapan aku harus memegangi pintu?” ucap Billy ketus karena masih belum keluar dari mobil. Dia mendekap tas yang dibawanya di pangkuan.“Ah maaf!” Rena segera turun dan mengikuti Billy yang berjalan mendahuluinya. Dia berjalan kearah lift.Namun, ternyata kamar apartemen yang dibuka bukanlah kamar milik Axel.“Aku tidak suka orang yang bau. Jadi, kau bersihkan dulu dirimu disitu!” ucap Billy dengan tolehan ke arah pintu yang ada di ujung di dalam kamar.Sejenak Rena mengamati kamar itu. Ruangannya rapi dan bersih. Penampakan kamar sudah pasti mencerminkan si pemilik.Rena terkejut karena Billy mulai membuka jas dan melemparkan

  • Aku Kembali Untuk Membalas Penghianat Suamiku    Mendominasi

    Billy baru saja menghentikan mobil saat Rena memintanya menepi.“Aku turun disini saja,” kata Rena, membuka sabuk pengaman dan dia turun tanpa mendengar jawaban dari Billy.Terlihat Rena buru—buru saat dia keluar dari mobil. Billy meliriknya, dia juga sepertinya malas bersama dengan Rena.Namun, dia melihat dari dalam mobil seorang dua orang laki—laki seperti sudah menunggu Renata di depan rumah tersebut.Saat Rena mendekat, dia mendapatkan tamparan. Dan membuat perasaan Billy sedikit tidak nyaman. Dia bukan tipe orang yang akan ikut campur dengan urusan seseorang.Tapi, entah kenapa ada perasaan nyes dan mengganggunya. Apa mungkin itu karena pesan dariku yang menyuruhnya mengantar Rena dengan selamat.“Huh! Dasar wanita . Benar—benar mengganggu saja!” cetus Billy menaikan sudut bibirnya kecut.Dan matanya melotot ketika Rena dipaksa pergi. Gadis itu sedang memberikan perlawanan.Spontan Billy membuka pintu dan membantingnya dengan kasar. Langkah besarnya seketika sudah berada di bel

  • Aku Kembali Untuk Membalas Penghianat Suamiku    Penuh Luka

    Martha seperti orang linglung dan aku menyuruh Markus membubarkan semua. Yang paling penting kediaman ku sudah tahu siapa yang harus perintahnya di dengar.“Kau benar—benar menikah dengannya, Regi? Atau ini hanya sandiwara saja untuk membuat kami dan Nick marah,” ucap Martha dan menatapku juga Axel secara bergantian.“Untuk apa aku bersandiwara. Apa yang aku lakukan hari ini bukankah atas dasar kalian yang merencanakan semua. Karena aku sudah mengatakan, aku nggak suka lagi dengan Nick. Jadi, yang pasti akan jadi suamiku tentu saja, Axel!”Kataku tidak akan mundur dan Axel terlihat duduk dengan tenang. Dia merasa saat ini belum saatnya dia untuk berbicara.“Mama tidak setuju. Kamu sudah tahu kan, kamu sendiri yang bilang, hanya akan menikah dengan Nick. Ini pasti ulahnya. Sampai kau berubah seperti ini. Dia pasti penyebab hubungan kamu dan Nick berantakan!”Meski hati Martha sedang panas dan tidak baik—baik saja. Dia tetap mengedepankan semua rencana yang telah mereka susun.“Aku suda

  • Aku Kembali Untuk Membalas Penghianat Suamiku    Ngambek

    “Ada apa? Kamu nggak suka?” kataku sedikit melonggo melihat sikap Axel yang berubah mood.Axel berbalik seolah mengabaikanku. Aku bingung.“Xel, kamu nggak suka? Kok nggak jawab!” kataku menarik lengan jasnya.“Terserah!” kecut Axel menjawab.Aku melirik ke arah Rena dan Billy. Mencoba mencari bantuan.Rena mendekat, dan berbisik.“Ya ampun, kamu ngambek?” ucapku buru—buru berjalan kehadapannya. Dia malah memalingkan wajah.“Kamu, jangan bilang, kamu cemburu dengan Rena?” kataku sambil membalikkan tubuh dan melihat reaksi wajahnya yang lucu. Persis seperti anak kecil, dia malah memalingkan wajahnya dariku.“Ihh … lucu banget sih kamu!” spontan aku mencubit kedua pipinya.Billy mendelik tidak percaya. Tuannya masih saja diam dan tidak marah.“Tuan, ah otak anda sepertinya sudah benar—benar rusak. Dia diam saja. Wanita itu memperlakukan tuan se enaknya sendiri!” gerutu Billy kesal sendiri dalam hati.Dan matanya semakin mendelik ketika tuannya merangkul tubuhku dengan erat.“Aku kan su

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status