Share

Bab 19 Aku Sangat Mencintaimu, Bang!

PRAK

“Hana!” sergah bang Haris. Hana dan Jefri terkejut kala melihat kami datang tepat di saat ia membentak dan menyiksa ibu mertuaku dengan sapu lidi. “Beginikah perlakuanmu terhadap ibu setiap kali aku gak datang ke rumah ini?” sergah bang Haris sekali lagi.

Kulihat Jefri tak berkutik dengan ucapan suamiku. Biasanya, dialah yang paling menggebu-gebu dengan segala ucapan lantang yang keluar dari mulutnya untuk menghina kami.

“A ... aku, aku kesal dengan ibu yang susah kali dibilangin!” balas Hana.

“Tapi tak seharusnya kau pukuli dan bentak ibu kayak tadi!” timpal bang Haris.

“Aduuuh ... aduuuh sakit,” keluh ibu mertuaku.

“Bu, ayo, sekarang kita ke tukang urut, ya. Ini kaki ibu terkilir. Setelah itu nanti kita pergi ke dokter untuk ambil obat penghilang nyeri,” ajakku.

Mungkin karena sudah terlanjur kesakitan, kali ini ibu mertuaku hanya diam saja dengan ajakanku. Tak membuang waktu lama, kamipun membawa ibu ke tukang urut yang ada dekat situ.

“Bang, biar ibu kamu bonceng aja, aku dan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status