Share

Bab 73

Aku Mengalah, Mas. Demi Ibumu! 73

Rumi mengayunkan tangannya yang sudah berada dalam genggamanku. Senyumnya tak pudar sejak roda mobil mulai melaju hingga kami berjalan menuju pintu masuk kafe. Senyum yang sebulan ini tak lagi terbit dari wajahnya yang mulai tirus.

Mungkin aku juga harus berterima kasih kepada wali kelasnya karena sedikit banyak sudah membantuku berbicara dengan Rumi terkait masalah ini. Ada perubahan dalam sikapnya meskipun tak banyak.

Semilir angin sore hari sukses mengibarkan kerudung instan milikku. Terpaan sejuknya menggeser sinar mentari yang semakin bergerak ke barat berganti dengan timbulnya sinar senja mega kemerahan yang indah.

Suasana kafe lumayan lengang. Terlihat dari parkiran kendaraan yang tak sebegitu banyak memenuhi ruang kosong di depan bangunan klasik yang menjadi tempat janjian kami untuk bertemu.

"Ma, lihat kerudungku, apa sudah rapi?" Rumi menghentikan langkahku. Ia memintaku untuk memeriksa penampilannya.

Aku menurut. Kusejajarkan tinggi bad
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status