Share

Bab 5. Lyra Winata

Penulis: Alhan Ard
last update Terakhir Diperbarui: 2024-06-18 14:33:57

Bagi Zuan sendiri ini adalah perilaku yang cukup aneh untuk Theo. Dia bertanya-tanya, apakah selama dia beekrja, Theo akan melakukan aktivitias seperti ini? namun rasanya tidak, setiap dia pulang, Theo hanya akan bergegas untuk berangkat sekolah. Terlebih ini adalah masa pemulihannya, dan seharusnya Theo masih terbaring di atas kasur.

Dia merasa, Theo seperti baik-baik saja.

Pukul lima pagi, Theo hanya berjalan biasa. Saat itu juga bertepatan pada matahari yang akan terbit sehingga keadaan semakin terang. Dia melakukan ini hanya untuk membentuk fisiknya kembali. Karena dia merasa cukup aneh dengan keadaan fisik Theo yang sekarang.

Jelas Theo Alknight harus bisa membuat tubuh Javier ini lebih berisi dan tidak akan menjadi bahan perundungan. Meski sebenarnya, di otaknya masih tertanam bahwa Theo Alknight bisa melakukan sebuah bela diri, sehingga melawan seseorang pun masih tergolong mudah untuk tubuhnya yang sekarang.

Hanya saja Theo ingin hasil yang maksimal. Memang dia bisa mela diri, tapi di alam dewa dia juga memiliki tubuh yang bagus sehingga dia bisa terlihat percaya diri. Tidak peduli bahwa dia baru saja keluar dari rumah sakit atau tidak, lagipula Theo mendapatkan jiwa baru yaitu Theo Alknight.

Lima ratus meter melewati pinggiran jalanan raya, sepertinya bukanlah sebuah masalah. Tapi ketika dia sudah lari sepanjag satu kilo meter, dia merasa napasnya sudah ngos-ngosan. Bahkan dia seperti tidak bisa melanjutkannya lagi.

“Sialan, kenapa tubuh Theo Javier ini benar-benar lemah?”

Maka dari itu, Theo terus memaksanya untuk berlari. Sehingga tidak peduli dengan napasnya, apa yang dia pikirkan hanyalah terus berlari, tidak peduli apa yang sebenarnya terjadi.

Setelah lima kilo meter, dia merasa kepalanya benar-benar pusing. Mungkin karena tubuhnya terlalu lemah dan juga dehidrasi yang membuat dia mungkin sulit untuk bisa melanjutkannya kembali.

“Aku yakin malam ini semua tubuhku mengalami semua rasa sakit.” Ungkap Theo mengeluh.

Dia istirahat sebentar, dengan duduk sambil meluruskan kakinya. Jika dia kembali, maka dia akan menempuh jarak lima kilo meter lagi dan itu akan sanga sulit. Sehingga dia bernapas terlebih dahulu sebelum dia kembali melanjutkan perjalannya.

Barulah saat dia sanggup mengumpulkan tenaga, dia kembali berlari. Tidak peduli apa yang akan terjadi setelahnya, tapi tekadnya benar-benar sudah bulat untuk berlari lagi pulang dengan jarak lima kilo meter.

Saat dia berlari, hari sudah mulai menunjukkan waktu pagi. Jalanan mulai ramai dan orang-orang berangkat bekerja. Perlahan juga, Theo sanggup untuk berdaptasi dengan lingkungan hanya dengan memanfaatkan pikiran dari Theo Javier sebelumnya.

Yang menjadi masalah, sampai kapan dia harus menjadi seperti ini? apakah elemen es nya akan tetap tidak ada dan dia menjadi manusia biasa seutuhnya? Itu jelas membuat dia merasa cukup kebingungan dan merasa menyesal telah melakukan perbuatan yang buruk di alam nirwana.

Tapi satu hal yang pasti bahwa keadaanya sudah berubah. Dia akan menerima apa adanya dan menegaskan sekali lagi bahwa dirinya telah menyandang gelar sebagai Theo Javier yang tidak memiliki apa-apa, bukan lagi Theo Alknight yang memiliki segalanya.

“Tolong!”

“Hentikan, apa yang kau lakukan! Apa kau tidak tahu siapa yang kau todongkan senjata?!”

“Aku tidak peduli! Tidak boleh ada satupun yang boleh melaporkan kepada polisi atau aku akan membunuh nona muda ini!”

Sebuah kerumunan di depan rumah makan membuat Theo menghentikan langkahnya. Dan dia bisa melihat ada seorang pria yang menggunakan masket dan topi tengah menyandra seorang wanita yang memiliki wajah anggun, cantik dan terlihat bahwa wanita itu berada di kalangan atas.

Pria yang menyandra wanita tersebut sebenarnya tidak tahu bahwa wanita yang sebelumnya dia sandra adalah Lyra Winata, yang mana dia adalah seorang putri keluarga Winata yang juga merupakan orang terkaya di kota besar ini, tidak, bahkan di provinsi Javaland timur ini! karena semuanya sudah pasti mengenalnya.

“Tapi ini sudah terlanjur, aku hanya perlu dia menyerahkan semua yang dia miliki dan aku lari di tempat ini.” Batinnya dengan cukup panik.

Sedangkan Lyra benar-benar bergidik ketakutan saat pria itu menguncinya dari belakang sedangkan tangan kanan orang tersebut menodongkan pisau ke arah lehernya.

Sayangnya pria itu benar-benar lengah, dari arah kirinya, seorang pemuda berumur belasan tahun berlari dengan sangat cepat. Siapa lagi jika bukan Theo yang melompat dan memberikan sebuah tendangan tepat pada leher pria  tersebut?

Hal tersebut membuat keduanya terlempar, tapi Theo langsung menarik tangan Lyra ke arahnya dan berhasil membuat perempuan itu berada di dekapannya. Hal tersebut membuat orang yang ada di sekitar, termasuk Lyra benar-benar kaget melihat aksi tersebut. Apalagi dia menyadari bahwa dia berada di dekapan seseorang.

“Sialan, kau benar-benar berani denganku?” Pria tersebut berdiri. Tapi dia tidak memiliki waktu lagi untuk melawan atau yang terjadi semua orang akan mengeroyoknya. Sehingga dia memilih untuk berlari.

Theo melepaskan Lyra Winata terlebih dahulu dan memilih untuk mengejar pria tersebut. Meskipun dia baru berlari jauh, tapi setidaknya dia masih memiliki sisa energi yang bisa untuk mengejar dia.

“Telepon polisi!” Teriak Theo.

Pria tersbeut menoleh ke belakang dan memperhatikan bahwa Theo berlari sangat kencang. Sehingga pria tersebut berbalik badan dan langsung menodongkan pisaunya ke arah Theo.

Meski tubuhnya lemah, Theo masih memiliki ingatan bahwa dia memiliki bela diri yang terampil. Sehingga dia bergerak ke arah samping dan mengangkat tangan pria tersebut, dan langsung membantingnya tepat di atas tanah.

Theo menghela napas dengan lega, meski sebenarnya dia terengah-engah di tambah dengan keringatnya yang bercucuran.

“Sial, aku tertengkap!”

Orang-orang langsung mengerubungi Theo dan mencuri tersebut, mereka langsung menangkapnya agar tidak bisa lari sambil menunggu polisi datang. Sedangkan Theon langsung memilih agar pencuri itu diurus oleh mereka.

Theo menyeka keringat di dahinya, dia lantas berjalan tanpa peduli ikut campur dan memilih untuk kembali berjalan pulang.

“Tunggu!” Wanita yang baru saja Theo tolong memanggilnya.

Sehingga Theo menghentikan langkahnya, dan melirik ke belakang.

“Aku bukanlah orang yang buta akan terimakasih.” Lyra menghampiri Theo sambil membungkukkan setengah badannya.

Siapa yang tidak kenal dengan wanita primadona yang ada provinsi Javaland timur ini? Kota besar seperti Nagayuka pasti juga mengenalnya, bahkan di pikiran Theo juga sudah terukir siapa sebenarnya orang ini.

Bahkan dibandingkan dengan keluarga Agam, keluarga Winata masih berada di atasnya jauh. Sehingga orang-orang banyak yang mencari perhatian untuk membangun sebuah koneksi kepada Winata, bahkan mungkin keluarga Agam sekalipun.

“Adik, dimana rumahmu? Aku akan mengantarmu pulang.” Lyra menawarkan bantuan.

Theo berbalik badan, kemudian dia meregangkan tangnnya.

“Lihat nona, aku berkeringat. Dan mungkin juga bau karena aku habis berolahraga. Aku tidak ingin mengotori mobilmu.” 

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Aku Menjadi Dewa yang Menjalani Hukuman di Dunia Modern   Ini Musim Panas

    Tapi siapa yang berpikir bahwa orang yang membaca koran tersebut melipat korannya dan langsung menghadap ke arah perginya Theo. Pada akhirnya, pria itu mengikuti kemana perginya Theo.Theo mempercepat langkahnya dan segera berjalan ke tempat yang cukup sepi, gelap atau dicelak-celah bangunan. Dia berpura-pura panik hingga membuat penguntit itu tersenyum lebar. Dan tetap mengikuti kemana perginya Theo.Saat Theo berbelok ke sebuah gang buntu, penguntit itu mengikutinya. Tapi dia terkejut saat Theo dari balik tembok langsung menarik kerah orang tersebut. Reflekspun, orang itu mengayunkan pukulannya dari bawah.Tapi refleks Theo jauh lebih bagus, dimana dia langsung mengangkap pukulannya dengan bagus. Tatapan tajam dari Theo membuat lawannya merasa sangat terintimidasi.“Bagaimana kamu bisa mengetahuinya?” Tanya orang tersebut.“Hah? Orang gila mana yang menggunakan baju musim dingin pada musim panas?”Orang itu kemudian menyeringai, alih-alih merasa ketakutan, orang itu memiliki suatu h

  • Aku Menjadi Dewa yang Menjalani Hukuman di Dunia Modern   Tak Lagi Sekolah

    Saat kakinya ditangkap dengan cepat dia memutar tubuhnya, kaki kirinya juga bergerak dengan tenaga penuh hingga berhasil menendang kepala orang kedua hingga terjatuh.Tidak berhenti, dia masih harus berhadapan dengan orang pertama. Poisi tangannya masih terkepal dan langsung dia dorong cepat dari kiri. Orang pertama bisa menghindar dengan baik, namun dia juga melayangkan tendangan lurus ke depan dengan target dagu Theo. Tapi, tidak semudah itu. Theo menarik wajahnya ke belakang dengan jarak beberapa inchi dai kaki lawannya.Dan dari kiri bergerak sangat cepat, orang kedua memasang posisi mendorong sebuah siku tepat di kiri wajah Theo. Ini sangat merepotkan, Theo menggertakkan giginya dan langsung menangkap sikut orang itu dengan tangan kosong, tangan kiri Theo melakukan uppercut, hingga mengenai dagu orang kedua hingga dia terdorong ke belakang.Theo mundur menghela napas, tapi orang pertama melompat ke depan, melakukan putaran dan menendang dengan kaki-kakinya selama hampir lima meni

  • Aku Menjadi Dewa yang Menjalani Hukuman di Dunia Modern   Masalah

    “Itu......” Theo tersenyum kecut sambil menggarukkan kepalanya yang tidak gatal. Dia tidak tahu bagaimana menjelaskan kepada ayahnya bahwa situasinya benar-benar sangat terbalik 180 derajat? Sekarang justru Theo lah yang membawa Zuan masuk rumah sakit, dan bukan dirinya yang masuk rumah sakit. Meski begitu, ini juga menjadi sebuah masalah yang begitu besar. Beberapa ancaman akan ada padanya atau bahkan ayahnya yang membuat Theo tidak tahu bagaimana unuk bercerita. “Aman, mereka tidak mengganggu ku kok.” Katanya sambil Theo cengar cengir.“Baiklah jika memang begitu. Kamu tahu, ayah benar-benar sangat khawatir Theo. Perbuatan Zhayn itu tidak bisa dimaafkan. Sebenarnya, ayah bisa membuat Zhayn bermasalah, tapi agaknya sangat sulit dan ini akan membuat perkara jadi lebar. Satu-satunya yang ayah bisa adalah memindahkanmu.”“Apa engkau sudah memiliki opsi?”“Tentu saja.”Theo menghela napas. Percuma jika dirinya dipindahkan, ini akan menjadi sebuah perkara yang begitu sulit. Dia sudah dic

  • Aku Menjadi Dewa yang Menjalani Hukuman di Dunia Modern   Nyaris

    Theo berjalan dipinggir jalan untuk menuju rumahnya. Sudah banyak kejadian dia hari ini yang menjadikan pengalaman barunya untuk mendapati hukuman di dunia modern. Ayahnya sepertinya benar, walau baru beberapa hari saja, dia sudah dapat mengetahui bahwa kekuasaan tidak seharusnya dilakukan dengan semena-mena. Dan sombong menjadi momok yang menyakitkan karena tidak selamanya seseorang berada di atas.Tapi, sampai kapan dirinya akan menjalani hukuman di sini? Ini yang membuat Theo sedih.Saat dia berada di pinggir jalan, kendaraan berlalu lalang lewat sangat normal. Pejalan kaki juga banyak yang berseliweran melewati atau bersinggungan dengan Theo. Namun saat itu, perasaan Theo sedikit kacau. Sehingga dia berhenti, mengamati keadaan disekitar dan mengerutkan dahinya.Sorot matanya melihat sebuah truk yang berhenti dipinggir jalan jauh di belakangnya. Dia mengerutkan dahinya. Tapi dia segera acuh tak acuh dan menganggap tidak akan ada apa-apa. Bahkan melihat seorang nenek-nenek berhenti

  • Aku Menjadi Dewa yang Menjalani Hukuman di Dunia Modern   Bab 14. Tigers (2)

    “Huh melelahkan.”“Ada apa Lyra? Kau terlihat bahagia sekali hari ini?” Ibu Lyra, Helen, angkat bicara melihat putrinya pulang dalam keadaan tersenyum sambil duduk di atas sofa. Secara bersamaan, William juga datang dan melihat cucunya pulang.“Anak yang bernama Theo itu, aku bertemu lagi.”“Oh, dan kau sudah mengucapkan terimakasih?” William ikut duduk di atas sofa.“Sudah. Tapi, dia mendapatkan masalah besar sekarang. Aku benar-benar sangat kasihan.” Wanita berumur 22 tahun itu menundukkan wajahnya. Dia tidak bisa membayangkan bagaimana jika dia berada di posisi Theo, maka dia tidak akan bisa tenang dalam hidupnya. Masalahnya Theo hanya ingin membalas dendam dari apa yang orang lain perbuat padanya, tapi justru orang itu mengincarnya sekarang.“Ada apa?” William bertanya.Lyra kemudian menceritakan situasinya. Dimana tentang mengapa tadi Theo pulang lebih awal yang Lyra kira Theo sedang membolos sekolah. Kemudian Theo menunjukkan kepalanya yang menunjukkan luka bekas jahitan yang ma

  • Aku Menjadi Dewa yang Menjalani Hukuman di Dunia Modern   Bab. 13 Tigers

    Theo sempat berpikir, mereka pasti akan ragu hal ini. Theo juga berpikir bahwa Lyra melakukan hal ini karena agar Theo bisa dilindungi oleh mafia yang ada di balik keluarga Agam sekalipun. Lyra tahu caranya mengucapkan terimakasih, jadi dia akan melindungi orang seperti Theo yang pernah menjadi penolongnya.Tidak peduli apakah Theo sangatlah lemah dibandingkan dengan mereka, tujuan Lyra hanyalah melindungi Theo.Sebenarnya Sahal dan lainnya ingin tertawa. Lyra tampak seperti memberikan sebuah lelucon. Tapi demi menghormati keluarga Winata, mereka menahan ucapan ucapan yang merendahkan. Sebagai gantinya, Sahal berkata,“Nona, sepertinya aku perlu melihat seberapa tangguh anak ini ketika Anda menaruhnya di sini. Tetapi apabila kemampuan anak ini dibawah rata-rata, mohon maaf nona, kami tidak bisa menerimanya.”“Tapi ....” Lyra berkata dengan ragu, Theo memotong ucapan Lyra.“Tidak apa-apa.” Theo sedikit percaya diri sekarang.Sahal merasa bahwa Theo terlihat membicarakan omong kosong. M

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status