Terkadang, seseorang akan mati dan bertransmigrasi ke sebuah dunia lain yang disebut isekai. Mereka akan mendapatkan kekuatan yang hebat, berjuang entah itu menjadi seorang dewa, iblis, kaisar atau mungkin raja. Tapi, bagaimana jadinya jika seseorang putra kaisar dewa es, di buang kedalam dunia yang cukup hina baginya? Menyandang gelar manusia, tapi masih tetap memiliki kekuatannya yaitu elemental. Namun, kekuatan itu hanya terbatas. Ini adalah cerita dimana seorang putra kaisar dewa es berusia 20 tahun tahun harus mengalami hukumannya karena perbuatan ceroboh yang dia alami. Dia Bertransmigrasi di sebuah tubuh seseorang yang memiliki latar yang buruk, dimana jiwa seseorang tersebut sudah meninggalkan jasadnya dan digantikan oleh Theo Alknight, putra kaisar dewa es. Dan, dia menyandang sebagai seseorang manusia yang bernama, Theodoric Javier. “Sial, aku hanya ingin hidup bebas.” Tapi tidak ada kehidupan yang tidak terkekang oleh realita dunia. Itulah faktanya.
Lihat lebih banyak“Dengan ini aku memberikan pedang Crystal Frostweaver kepada putraku, Theodoric Alknight.”
Itulah ucapan yang Sirius Alnight ingat beberapa minggu yang lalu. Pedang yang hanya bisa diangkat oleh keturunan Alknight itu sekarang berada di tangan putranya. Harapan yang ingin nyata, bahwa pemegang pedang turun termurun bisa menjadi pelindung bagi orang-orang lemah di masa depan.Tapi nyatanya berbeda, Theodoric Alknight berdiri dengan sombongnya di puncak gunung. Menyangga dirinya dengan menggunakan sebuah pedang dengan tatapan yang cukup tajam. Menatap lawan atau ayahnya bagaikan mata pedang yang siap untuk menusuk kapapun.Alam Nirwana, tempat berkumpulnya para dewa baru saja melihat sebuah pertarungan ayah dan anak. Hanya karena anak, Theodoric Alknight menyalahgunakan kekuatannya hanya untuk bersenang-senang dengan cara yang salah.Usai mendapatkan Crystal Frostweaver, Theo justru semakin sombong. Dia menantang siapa saja untuk melawan dirinya. Dan itu berakibat fatal. Beberapa orang yang ditantang oleh Theo berakhir jatuh di tangan tabib, mungkin juga mendapatkan luka yang cukup serius dari Theo.Tidak heran, di dalam lingkungan istana, Theo mendapatkan sebuah seni bela diri yang hebat. Beberapa pegulat juga dia kalahkan yang seharusnya bisa membuat ayahnya bangga, tapi nyatanya tidak.“Theodoric Alknight, kau menyalah gunakan kekuasaanmu untuk melawan orang-orang yang lemah. Tapi sekarang dimana kekuatanmu? Meski kau menggunakan pedang Crystal Frost, kau hanyalah serangga di hadapanku!” Teriak Sirius.Theodoric menatap ayahnya dengan penuh ketegangan, tetapi di dalam hatinya masih terbakar api perlawanan.“Ayahanda, kau benar-benar kehilangan akal kewarasanmu hingga mau bertarung dengan putramu sendiri.”Theo mulai kembali mengangkat Crystal Frost, tatapannya masih maju ke depan dan mulai kembali menunjukkan sikap pemberontak. Tidak peduli apakah ayahnya adalah kaisar dewa es, tapi yang paling penting dia tidak suka apa yang namanya sebuah aturan yang mengekang dirinya sendiri.Hidup sebagai putra kaisar dewa es membuat Theo merasa haus akan kehormatan. Tapi di sisi lain dia mendapatkan kekangan yang luar biasa untuk terus menjalankan etiket sebagai seorang pangeran. Seni bela diri harus dia pelajari setiap saat, ditambah dengan elemental ice yang dia miliki secara turun temurun membuatnya harus mempelajarinya tiap hari.Reaksi jujurnya, sebenarnya dia ingin mendapatan sebuah kekuatan secara instant. Dan semenjak dia mendapatkan pedang Crystal Frost, barulah dia bisa bertindak semena-mena. Karena pedang itu merupakan kekuatan isntant yang diturunkan secara turun temurun dari kaisar es kepada putranya sebagai perwujudan pangeran mahkota.Tidak ada siapapun yang bisa mengangkat pedang itu kecuali garis keturunan Alknight.Gagang pedang yang dipegang oleh Theo berubah menjadi hawa dingin, mengeluarkan sebuah hembusan asap yang merupakan sebuah kabut bertebangan keluar. Dia lagi-lagi siap memberontak kepada ayahnya.Wushhhh!Beberapa kristal es muncul di sekitar Sirius yang sedang melayang. Kekuatan dahsyat mungkin akan keluar. Tapi itu benar saja, puluhan krsital itu melesat bergerak ke arah Theo yang sudah siap kapan saja menerima sebuah serangan.Theo mengangkat pedang Crystal Frostweaver, dia melakukan sebuah gerakan memutarkan pedang secara cepat untuk membuat sebuah tameng.Hal tersebut membuat seluruh kristal yang dikeluarkan oleh Sirius menjadi tertahan dan tidak mengenai atau menggores tubuhnya. Ini adalah suatu kebanggan bagi Theo, dia merasa senang dan hampir tertawa karena mampu untuk menahan kekuatan dari ayahnya.Tapi seketika dia tidak menyadari ada sebuah kekuatan yang lebih besar, yang dikeluarkan oleh ayahnya. Sebuah rantai melesat, membuat Theo harus terpukul mundur meskipun rantai itu mengenai pedangnya.Rantai es itu kemudian mengikat Theo dengan kuat, membuat Theo merasa cukup sesak. Dia lagi-lagi memberontak, berteriak dengan cukup kuat dan mengeluarkan tenaga-tenaganya.Tidak berhenti begitu saja, Sirius melayang terbang di atas Theo. Itu membuat Theo cukup panik dan berusaha untuk berlari meski dalam kondisi terikat. Tapi semuanya sudah terlembat, karena Sirius membentuk sebuah segel tangan rumit.Seketika sebuah kabut melesat ke arah Theo yang mulai berlari. Keadaan di atas puncak gunung tiba-tiba berubah suhu menjadi 0 derajat. Theo tidak bisa berkutik lagi, yang ada dia hanya mendekam dan membeku di dalam sebuah es kuat dan tak terpatahkan. “Sirius Alknight!” Sebuah suaran lembut tapi nada tinggi menghentikan ketegangan di antara perseteruan seorang ayah dan anak.“Carina, biarkan aku yang berbicara dengan putramu.” Sirius Alknight menoleh dan menatap seorang wanita yang baru saja muncul.Carina adalah istri Sirius alias ibunda Theodoric Alknight. Dia adalah wanita yang tidak bisa meninggalkan kecantikannya. Orang-orang yang melihatnya juga bagaikan sebuah permata yang abadi dan tidak bisa disentuh oleh siapapun selain sang kaisar dewa itu sendiri.Orang bilang bahwa sosok yang paling mengerti adalah ibu. Tapi bagi Theo itu hanya setengah-setengah. Bagaimana tidak? terkadang ibunya juga kerap memberikan sebuah pukulan keras untuk tidak melakukan apa yang namanya sebuah perlawanan, semuanya waktu harus dilakukan untuk belajar, berlatih dan yang lainnya.Tapi di satu sisi, sang ibu sebenarnya juga tidak bisa orang lain memarahi Theodoric, bahkan ayahnya sekalipun tidak bisa memarahinya.“Jika kau membunuhnya, maka kau harus berhadapan denganku. Apa yang kau lakukan jika tidak ada bedanya.” Kata Carina dengan tatapan sinis.Tapi itu ada benarnya, Sirius tidak bisa bertindak untuk membunuh putranya sesuka hati. Dia masih memiliki perasaan.Sirius berpikir sejenak. Dia berencana memberikan sebuah hukuman kepada putranya sebagai balasan karena dia bertindak kurang ajar. Ini mungkin sedikit menakutkan, tapi setidaknya akan memberikan sebuah pelajaran kepada Theodoric agar dia mengerti, bahwa orang biasa sekalipun tidak akan ada yang namanya sebuah kebebasan.Tidak hanya orang besar yang hidup dalam belenggu, tapi orang kecil juga akan hidup dalam sebuah masalah. Jadi ini mungkin akan menjadi sebuah pembelajaran bagi Theo sekaligus juga hukuman baginya.“Baik! Theodoric Alknight, dengarkan aku! Hukuman ini akan setimpal dengan apa yang kau perbuat.”Theodoric terkejut mendengar keputusan ayahnya saat dia diam membeku. Meskipun ia seperti merasa akan ada ketidakadilan dalam hukumannya, ia juga merasakan getaran perubahan yang mendalam di dalam hatinya. Ia menyadari bahwa inilah kesempatan baginya untuk tumbuh dan berkembang sebagai individu yang mandiri.Dalam sekejap, jiwa Theodoric Alknight merasa seperti terpisah dari tubuhnya dan mengambang di udara. Sirius Alknight mengarahkan kekuatan ilahi untuk memindahkan Theodoric ke dunia manusia. Dalam kilatan cahaya yang memukau Theodoric hampir terkejut sebuah getaran dan kekuatan yang cukup hebat menembus dirinya sendiri.Sosok Theo seolah dihajar dengan kekuatan yang menakjubkan. Tubuhnya seperti melayang di udara bebas tanpa ujung yang membuat dia cukup ketakutan. Ada sebuah rasa sakit diseluruh tubuhnya.Sirius menghela napas. Ini bukan membunuh anaknya, tapi melenyapkan jasadnya dan memindahkan jiwanya ke tempat lain. Kemudian dia menghampiri sebuah Crystal Frostweaver, menghampiri dan menciumnya.“Tidak ada yang bisa mengangkatmu kecuali garis keturunan Alknight. Pergilah bersama jiwa yang tenang itu.”Perlahan, Crsytal Frostweaver menghilang menjadi sebuah kabut, naik ke atas menuju alam bebas seolah menemani kemana perginya jiwa Theodoric Alknight.Tapi siapa yang berpikir bahwa orang yang membaca koran tersebut melipat korannya dan langsung menghadap ke arah perginya Theo. Pada akhirnya, pria itu mengikuti kemana perginya Theo.Theo mempercepat langkahnya dan segera berjalan ke tempat yang cukup sepi, gelap atau dicelak-celah bangunan. Dia berpura-pura panik hingga membuat penguntit itu tersenyum lebar. Dan tetap mengikuti kemana perginya Theo.Saat Theo berbelok ke sebuah gang buntu, penguntit itu mengikutinya. Tapi dia terkejut saat Theo dari balik tembok langsung menarik kerah orang tersebut. Reflekspun, orang itu mengayunkan pukulannya dari bawah.Tapi refleks Theo jauh lebih bagus, dimana dia langsung mengangkap pukulannya dengan bagus. Tatapan tajam dari Theo membuat lawannya merasa sangat terintimidasi.“Bagaimana kamu bisa mengetahuinya?” Tanya orang tersebut.“Hah? Orang gila mana yang menggunakan baju musim dingin pada musim panas?”Orang itu kemudian menyeringai, alih-alih merasa ketakutan, orang itu memiliki suatu h
Saat kakinya ditangkap dengan cepat dia memutar tubuhnya, kaki kirinya juga bergerak dengan tenaga penuh hingga berhasil menendang kepala orang kedua hingga terjatuh.Tidak berhenti, dia masih harus berhadapan dengan orang pertama. Poisi tangannya masih terkepal dan langsung dia dorong cepat dari kiri. Orang pertama bisa menghindar dengan baik, namun dia juga melayangkan tendangan lurus ke depan dengan target dagu Theo. Tapi, tidak semudah itu. Theo menarik wajahnya ke belakang dengan jarak beberapa inchi dai kaki lawannya.Dan dari kiri bergerak sangat cepat, orang kedua memasang posisi mendorong sebuah siku tepat di kiri wajah Theo. Ini sangat merepotkan, Theo menggertakkan giginya dan langsung menangkap sikut orang itu dengan tangan kosong, tangan kiri Theo melakukan uppercut, hingga mengenai dagu orang kedua hingga dia terdorong ke belakang.Theo mundur menghela napas, tapi orang pertama melompat ke depan, melakukan putaran dan menendang dengan kaki-kakinya selama hampir lima meni
“Itu......” Theo tersenyum kecut sambil menggarukkan kepalanya yang tidak gatal. Dia tidak tahu bagaimana menjelaskan kepada ayahnya bahwa situasinya benar-benar sangat terbalik 180 derajat? Sekarang justru Theo lah yang membawa Zuan masuk rumah sakit, dan bukan dirinya yang masuk rumah sakit. Meski begitu, ini juga menjadi sebuah masalah yang begitu besar. Beberapa ancaman akan ada padanya atau bahkan ayahnya yang membuat Theo tidak tahu bagaimana unuk bercerita. “Aman, mereka tidak mengganggu ku kok.” Katanya sambil Theo cengar cengir.“Baiklah jika memang begitu. Kamu tahu, ayah benar-benar sangat khawatir Theo. Perbuatan Zhayn itu tidak bisa dimaafkan. Sebenarnya, ayah bisa membuat Zhayn bermasalah, tapi agaknya sangat sulit dan ini akan membuat perkara jadi lebar. Satu-satunya yang ayah bisa adalah memindahkanmu.”“Apa engkau sudah memiliki opsi?”“Tentu saja.”Theo menghela napas. Percuma jika dirinya dipindahkan, ini akan menjadi sebuah perkara yang begitu sulit. Dia sudah dic
Theo berjalan dipinggir jalan untuk menuju rumahnya. Sudah banyak kejadian dia hari ini yang menjadikan pengalaman barunya untuk mendapati hukuman di dunia modern. Ayahnya sepertinya benar, walau baru beberapa hari saja, dia sudah dapat mengetahui bahwa kekuasaan tidak seharusnya dilakukan dengan semena-mena. Dan sombong menjadi momok yang menyakitkan karena tidak selamanya seseorang berada di atas.Tapi, sampai kapan dirinya akan menjalani hukuman di sini? Ini yang membuat Theo sedih.Saat dia berada di pinggir jalan, kendaraan berlalu lalang lewat sangat normal. Pejalan kaki juga banyak yang berseliweran melewati atau bersinggungan dengan Theo. Namun saat itu, perasaan Theo sedikit kacau. Sehingga dia berhenti, mengamati keadaan disekitar dan mengerutkan dahinya.Sorot matanya melihat sebuah truk yang berhenti dipinggir jalan jauh di belakangnya. Dia mengerutkan dahinya. Tapi dia segera acuh tak acuh dan menganggap tidak akan ada apa-apa. Bahkan melihat seorang nenek-nenek berhenti
“Huh melelahkan.”“Ada apa Lyra? Kau terlihat bahagia sekali hari ini?” Ibu Lyra, Helen, angkat bicara melihat putrinya pulang dalam keadaan tersenyum sambil duduk di atas sofa. Secara bersamaan, William juga datang dan melihat cucunya pulang.“Anak yang bernama Theo itu, aku bertemu lagi.”“Oh, dan kau sudah mengucapkan terimakasih?” William ikut duduk di atas sofa.“Sudah. Tapi, dia mendapatkan masalah besar sekarang. Aku benar-benar sangat kasihan.” Wanita berumur 22 tahun itu menundukkan wajahnya. Dia tidak bisa membayangkan bagaimana jika dia berada di posisi Theo, maka dia tidak akan bisa tenang dalam hidupnya. Masalahnya Theo hanya ingin membalas dendam dari apa yang orang lain perbuat padanya, tapi justru orang itu mengincarnya sekarang.“Ada apa?” William bertanya.Lyra kemudian menceritakan situasinya. Dimana tentang mengapa tadi Theo pulang lebih awal yang Lyra kira Theo sedang membolos sekolah. Kemudian Theo menunjukkan kepalanya yang menunjukkan luka bekas jahitan yang ma
Theo sempat berpikir, mereka pasti akan ragu hal ini. Theo juga berpikir bahwa Lyra melakukan hal ini karena agar Theo bisa dilindungi oleh mafia yang ada di balik keluarga Agam sekalipun. Lyra tahu caranya mengucapkan terimakasih, jadi dia akan melindungi orang seperti Theo yang pernah menjadi penolongnya.Tidak peduli apakah Theo sangatlah lemah dibandingkan dengan mereka, tujuan Lyra hanyalah melindungi Theo.Sebenarnya Sahal dan lainnya ingin tertawa. Lyra tampak seperti memberikan sebuah lelucon. Tapi demi menghormati keluarga Winata, mereka menahan ucapan ucapan yang merendahkan. Sebagai gantinya, Sahal berkata,“Nona, sepertinya aku perlu melihat seberapa tangguh anak ini ketika Anda menaruhnya di sini. Tetapi apabila kemampuan anak ini dibawah rata-rata, mohon maaf nona, kami tidak bisa menerimanya.”“Tapi ....” Lyra berkata dengan ragu, Theo memotong ucapan Lyra.“Tidak apa-apa.” Theo sedikit percaya diri sekarang.Sahal merasa bahwa Theo terlihat membicarakan omong kosong. M
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen