Setelah mati tertabrak, Sheriel terbangun sebagai Raelina, seorang figuran dengan akhir tragis dalam novel yang pernah dibacanya. Sadar diberikan kesempatan hidup kedua, Sheriel ingin menjalani hidup dengan benar dan menghindari tragedi seperti yang tertulis dalam novel. Menghindari putra mahkota, Ein La Alger Easter, yang akan membawa Raelina kepada nasib buruk adalah langkah pertama yang harus dilakukan. Namun, entah apa yang terjadi, hidup yang dijalaninya menjadi tidak sesuai dengan novel. Putra mahkota yang seharusnya jatuh cinta pada Roseline, tokoh utama wanita, malah tertarik pada Raelina. Tragedi makin sulit dihindari ketika kaisar justru memilihnya sebagai calon menantu. Mampukah Raelina terbebas dari akhir yang tragis, sedangkan kisah yang selama ini dia ketahui tidak lagi berguna? Lantas, apa yang membuat alur kisah itu menjadi jauh berbeda dengan cerita aslinya?
Lihat lebih banyak“Bukankah besok ulang tahunmu, Yuko?”
Yuko hanya mengira di sanalah hidupnya. Di tengah-tengah keluarga pamannya yang terkadang tidak pernah menganggapnya ada. Satu-satunya yang mengganggap hidup Yuko penting adalah sepupunya, Sheriel. Yang menjadi teman sekaligus kakak untuknya.
Tetapi Yuko tidak mengerti apa lagi yang sedang menunggunya di rumah. Terkadang diperlakukan buruk oleh orang-orang hanya karena dirinya adalah yatim piatu dari keluarga miskin.
“Aku tidak bisa memberikan sesuatu yang berharga. Bagaimana jika novel kesukaanmu saja?”
Yuko tertawa saat menerima bungkusan kecil transparan dari Sheriel. Itu novel kesukaannya sepanjang masa. Bahkan sepanjang 15 tahun—ulang tahunnya besok.
“Tidak masalah. Aku lebih suka baca buku. Gosip tidak cocok denganku.”
“Aku tahu. Kau tergila-gila dengan semua tokoh dalam novel itu. Bahkan kau mengutuk antagonis di dalamnya.” Sheriel mengingat-ingat ilustrasi salah satu tokoh yang paling berkesan yang pernah dilihatnya dalam buku milik Yuko beberapa hari lalu. “Kalau aku suka Raeliana De Servant?”
Yuko menggeleng. “Aku benci karakter lembek seperti dia. Walau kadang aku benci mengakui bahwa dia digambarkan lebih cantik dari tokoh utama yang malang.”
Sheriel setuju dengan itu. “Lagipula, kupikir penulisnya tidak terlalu menyukai peran utama perempuannya. Kenapa dia harus membuat gadis itu bekerja di toko roti?”
“Tapi putra mahkota bertemu dengannya di sana dan jatuh cinta.”
“Secara instan,” tambah Sheriel.
Sebagai orang yang pintar dan tidak terlalu percaya pada buku-buku fiksi, Sheriel punya pemikiran yang rasional. sejak usia 15 sampai sekarang sudah 23 tahun, Sheriel sering bilang: Cinta pandangan pertama itu adalah omong kosong.
“Jadi menurut Yuko, kenapa pangeran jatuh cinta dengan pegawai toko roti?”
Yuko cemberut mendengar pertanyaan Sheriel. Selama Yuko membaca novel kesukaannya, ia sendiri tidak pernah tahu kenapa pangeran tiba-tiba mau datang ke toko roti itu dan mendadak jatuh cinta dengan si pemeran utama perempuan.
“Biar mudah saja untuk menyelesaikan novelnya,” lanjut Sheriel.
Oh, itu terdengar logis di telinga Yuko. Memang tidak ada penjelasan kenapa pangeran tiba-tiba datang ke tempat itu. Mungkin memang novel itu hanya menceritakan tentang bagaimana sebuah perjalanan cinta berlangsung dan malah hampir terdengar konyol jika seseorang jatuh cinta tanpa alasan.
Ya, setidaknya Yuko sempat berpikir mungkin pangeran menyukai pelayanan si tokoh utama yang sangat ramah, atau mungkin pangeran menyukai kue buatan si tokoh utama.
“Si penulis juga membuat kehidupan tokoh utama perempuannya terlalu tragis,” Sheriel berkomentar lagi lebih jauh. “Memang ada kehidupan seperti itu di dunia nyata? Dibuang, disiksa, nyaris jadi budak sampai akhirnya harus terdampar di depan toko roti milik keluarga si perempuan lembek?”
“Aku suka dia. Kupikir karena hidup kami sama.”
Sheriel tersenyum dengan wajah seolah mengatakan: Omong kosong!
“Kau mau hidup dalam novel sebagai si tokoh utama menyedihkan? Kalau aku lebih memilih menjadi Raeliana. Dia cantik. Putri seorang duke.”
“Dan dia sepenuhnya diabaikan oleh putra mahkota.” Yuko tidak akan pernah melupakan adegan itu.
Tepat di mana saat kecil, Raeliana pernah menjadi teman belajar pribadi putra mahkota, kemudian terlupakan seiring waktu. Bahkan saat kemunculan si tokoh utama perempuan. Kalau boleh Yuko akui, Realiana tidak jahat. Justru gadis itu menjadi satu-satunya yang tersakiti setelah semuanya.
“Kenapa melamun? Apa aku salah?” Sheriel mengambil langkah mundur di depan Yuko.
“Berbahaya jalan mundur, Sheriel. Kau mau menabrak? Kau sudah dewasa. Kenapa berjalan seperti itu?” Yuko melotot.
“Memangnya kenapa? Jika menabrak aku hanya akan menabrak orang yang jalan kaki.”
“Terserah.”
Sheriel tertawa lagi. “Cobalah berpikir yang rasional, Yuko. Novel itu diciptakan tentang kehidupan Raeliana. Jika kau jadi dia, apa yang akan kau lakukan? Apa kau akan membiarkan hidupmu menderita tanpa berusaha bahagia dengan yang kau punya?”
“Aku?” Yuko menunjuk dirinya sendiri.
Sheriel mengangguk. “Kalau aku jadi Raeliana, aku akan berusaha untuk bahagia meski tanpa putra mahkota. Aku bisa membuat kue kesukaanku, aku bisa berjalan ke mana aku mau karena aku anak seorang duke. Teman baik kaisar.”
“Kau benar,” kata Yuko setelah. “Jika aku jadi Raeliana, aku akan membuat kebahagiaanku sendiri. Berbuat baik dan tidak akan cemburu pada si tokoh utama.”
Sheriel menampakkan giginya melalui senyum lebar. “Jadi, kau menyukai Raeliana?”
“Aku kan tidak benci dia. Hanya saja ....”
Sheriel melihat Yuko melotot syok padanya sesaat sebelum tubuhnya terpental jauh dan keadaan mulai ramai. Pandangannya memerah. Sheriel menyaksikan Yuko berlari ke arahnya sebelum matanya tertutup.
Beberapa bulan setelah Raeli bangun dan kembali menjalani hidupnya sebagai putri tunggal Servant dan putri mahkota, tiba-tiba saja istana jadi heboh. Beberapa orang datang silih berganti menemui Raeli dengan membawa berbagai macam gaun pengantin. Memangnya siapa yang mau menikah?Belum lagi para pelayan ditambah untuk mempersiapkan acara di istana terpisah yang biasanya dibuka untuk acara-acara besar saja. Beberapa kali Raeli dipanggil untuk mencicipi menu makanan. Lalu keamanan istana juga makin diperketat. Pasukan ditambah, baik dari keluarga Servant bahkan sampai keluarga Sharakiel yang diperintahkan langsung oleh Mareyya.Sebenernya ada apa, sih? Apa ada yang mau menikah di istana? Apa baginda kaisar mau menikah lagi?Sebenarnya sampai sekarang Raeli masih sulit memercayai bahwa Mareyya itu adalah anak kecil biasa. Anak itu terlihat seperti orang dewasa dengan naturalnya. Dia bahkan mengatur urusan rumah tangga Shara
“Ha ha ha!”Ein dan Xain menoleh pada Teja yang tiba-tiba saja tertawa keras setelah melihat apa yang terjadi pada Mareyya. Apa pria itu sebenarnya gila?“Lucu sekali, ya. Padahal ayahnya orang yang dikutuk dewa,” kata Teja dengan senyum lebar sambil mengawasi kotak tempat Raeliana dan Mareyya berada. “Sepertinya Reid sudah menentukan bayaran atas apa yang sudah si penyihir itu lakukan.”“Apa maksudmu?” tanya Xain.Teja menunjuk pada cahaya yang bersinar di bawah tangan Mareyya. “Kekuatannya mirip dengan pendeta agung pertama.”“Pendeta agung pertama?” ulang Ein.Kalau pendeta agung pertama itu berarti orang yang sudah membangun kekaisaran ini bersama kaisar pertama. Orang yang katanya bisa melihat kemakmuran pada Easter jika mereka membangun sebuah negara. Dengan kata lain, pendeta agung
Ein, Xain dan Teja melihat saja saat Mareyya bergerak mendekati kotak sihir di mana Raeliana terbaring di dalamnya. Anak itu hanya berdiri di sisi kotak sambil menatap Raeliana.Sulit dipercaya bahwa Mareyya cocok dengan sihir suci milik Xain. Ternyata anak itu memang anak normal. Hanya saja lebih cepat dewasa karena didikan ayahnya yang mendoktrin bahwa Mareyya harus bisa mengurus keluarga sejak dini. Itu berarti Mareyya sudah tahu bahwa ayahnya cepat atau lambat akan mati.Sebenarnya Ein tahu bahwa Xain tidak memercayai anak itu. Namun, Ein memintanya untuk mengizinkan Mareyya bertemu Raeliana. Anak kecil tidak akan bisa melakukan sesuatu yang aneh.Padahal baru saja Ein berpikir seperti itu, tiba-tiba saja Mareyya melirik dari balik bahunya pada mereka. Tersenyum kecil dan matanya terlihat bercahaya. Lalu sesaat kemudian anak itu melangkah lebar ke kotak di mana Raeliana melayang di dalamnya dan tertidur. 
Ein memberikan surat terakhir pada ajudan baginda kaisar. Sepertinya keributan yang terjadi di istana sampai menghancurkan kediaman pangeran cukup menggemparkan. Beberapa bangsawan yang memang setia pada keluarga kaisar dan negara tetangga pun mengirimkan surat untuk menanyai kabar atau apakah pangeran butuh bantuan.Namun, tidak Ein sangka bahwa pertarungan dengan Rict jadi sangat-sangat singkat. Bahkan seolah tidak pernah ada. Kabarnya juga Xain menggunakan sihir lama untuk menghapus kenangan tentang sebagian adu mulut Raeliana dan Kroma hari itu.“Yang Mulia?”Ein mengangkat kepala pada Charael dan Carry yang baru saja masuk ruangannya bersamaan.“Bagaimana keadaan di sana?” tanya Ein sambil berdiri dan mengitari meja. Bersandar pada bagian depan meja kerjanya, menatap dua kesatria itu.“Setelah melalui investigasi, tidak ada yang aneh di kediaman
“Bangunlah.”Raeli membuka mata yang sebelumnya berat karena mengantuk dan ia merasa lantai tempat dirinya berbaring sangatlah dingin. Setelah itu ia melihat seseorang tersenyum tipis padanya sambil berdiri.Raeli bangkit untuk duduk. “Apa kita sudah mati?” tanya Raeli pada orang itu.“Entahlah.”“Jadi … siapa aku harus memanggilmu? Thantiana atau Raeliana?”“Namaku Thantiana. Bukankah Raeliana itu dirimu?”Raeli mendengkus. Apa-apaan itu? Dirinya kan dipaksa masuk ke tubuh Raeliana karena perbuatan wanita itu juga yang sekarang mengaku sebagai Thantiana.“Aku bukan Raeliana,” sangkal Raeli dengan suara pelan.“Tapi ada orang yang ingin kau tetap hidup sebagai Raeliana yang dicintainya.”Ein.
“Antar aku ke sana, Ercher,” kata Raeli.Lingkaran sihir Ercher menyala lagi. Pada saat itulah Raeli bisa melihat di sisi lain bangunan ada para kesatria yang terluka. Rict menyerang mereka. Lalu dalam sekejap mata mereka berpindah ke kamar pangeran yang hancur. Raeli bisa melihat Charael dan Tristan yang langsung bersiaga di dekat Ein.“Raeliana?” panggil Ein. “Jika kau bangun, seharusnya kau tetap tinggal di sana. Kenapa kau—”Raeli melirik sekilas dari balik bahunya. Saat membuat kesepakatan dengan Raeliana, ia sudah memilih keputusan. Semua kemalangan ini disebabkan oleh Raeliana sendiri. Bukankah wanita ini sudah tidak boleh hidup dan bersanding dengan putra mahkota?Raeli tidak ingin goyah, maka dari itu ia membuang wajah dari Ein.“Ah, Tuan Putri akhirnya bangun juga,” sindir Teja sambil berdiri.Ra
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen