Share

Bab 131

Penulis: Celine
Begitu Ardi selesai bicara, penengah langsung membuka perjanjian sambil berkata, "Kak, kamu lihat saja, pacarmu benar-benar sayang padamu."

Zelda melihat Ardi dengan bingung, lalu setelah beberapa detik dia menolak. "Tunggu Kak Ardi, tunggu sebentar. Bukan aku sendiri yang sewa rumah ini, aku masih harus menanyakan pendapat Kak Raisa."

Setelah itu, dia melihatku dengan canggung dan bertanya, "Kak Raisa, bagaimana menurutmu?"

Lumayan sopan.

Namun, Ardi tidak memberiku kesempatan untuk berbicara, dia langsung menambahkan, "Nggak usah tanya pendapat Dokter Raisa lagi. Kamar di sebelah itu ada jendela, menurutku, boleh taruh pianomu."

Zelda menganga kaget, lalu menolak. "Mana bisa, aku dan Kak Raisa sudah janjian, aku ...."

Waktu berbicara, dia diam-diam melirikku dengan tatapan minta maaf.

Ardi akhirnya berbalik lalu melihatku dan bertanya, "Bagaimana ideku menurut Dokter Raisa?"

Nada bicaranya tenang, sikapnya juga tulus, bahkan tatapannya juga sopan. Namun, entah kenapa, aku malah meras
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (14)
goodnovel comment avatar
Diah Kharismawati
Ga jd malees bacanya
goodnovel comment avatar
Goez Titatar Sunda
mamam raisa tanggung kan sebulan lebih kan jabar saja hahah
goodnovel comment avatar
Dian Herman
raisa terlalu mencintai ardi ... hadehh
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Aku Minta Diceraikan, Dia Malah Mewek-mewek   Bab 864

    "Tolong perbesar, biarkan aku melihat wajahnya dengan jelas." Hatiku menjadi makin gelisah ketika aku mendesak Manajer Frandy.Manajer Frandy mengoperasikan kamera pengawas sesuai dengan permintaanku. Yang diperbesar di layar adalah adegan sebelum Hasan terjun ke bawah.Hasan menurunkan lengannya yang memegang ponsel, menatap kosong ke arah tangga sambil terpaku sebentar, lalu mengatupkan bibirnya. Dia seperti sudah membuat sebuah keputusan.Tubuh bagian atasnya condong ke depan, lalu dia langsung terjatuh ke bawah."Ini tidak terlihat seperti tidak sengaja terjatuh," gumam Manajer Frandy sambil mengerutkan kening.Ya, Hasan tidak seperti tidak sengaja terjatuh, lebih terlihat seperti dengan sengaja menjatuhkan diri.Namun, Rena langsung membantah, "Manajer Frandy, aku rasa tidak akan ada orang yang sengaja menjatuhkan diri dari tangga, 'kan? Ayahku yang sudah terbaring lama akhirnya tersadar. Dia jelas tidak mungkin akan melakukan hal seperti ini.""Maaf, Nona Rena, bukan itu maksudku

  • Aku Minta Diceraikan, Dia Malah Mewek-mewek   Bab 863

    Selain itu, waktu pesta pernikahanku dan Ardi sudah dekat. Aku disibukkan dengan urusan pernikahan, jadi menunda masalah ini untuk sementara.Namun, aku tidak akan melupakan hal itu. Jadi, tidak boleh sampai terjadi sesuatu pada Hasan.Manajer Frandy sepertinya agak sulit menjawab pertanyaanku. "Ini …. Aku juga tidak bisa menjamin, hanya bisa melihat kondisi perawatan Pak Hasan."Jawaban ini membuatku merasa tidak tenang. Aku mengerutkan kening tanpa mengatakan apa pun.Rena yang ada di samping tiba-tiba maju untuk menyela, "Manajer Frandy, kamu mengatakan kalau ayahku terjatuh sendiri dari tangga. Apakah ini benar?"Ketika Rena maju untuk menyela, Ardi langsung menarikku ke samping, lalu menatap Rena dengan tatapan tegas.Hanya saja, Rena seperti sama sekali tidak menyadari tatapan Ardi. Sepasang matanya tampak penuh harapan, tetapi juga penuh curiga menatap wajah Manajer Frandy.Dia mempertanyakan kebenaran kejatuhan Hasan."Tentu saja benar. Para perawat bisa menjadi saksi." Manajer

  • Aku Minta Diceraikan, Dia Malah Mewek-mewek   Bab 862

    Apa sesuatu terjadi pada Hasan?Jantungku berdetak kencang. Aku tidak memedulikan yang lain, langsung buru-buru mengejar langkah Rena, lalu bertanya dengan cemas, "Ada apa dengan Ayah? Apa yang terjadi padanya?""Dia didorong jatuh dari tangga hingga terluka!" Rena menggenggam erat ponselnya. Jari-jarinya yang terawat dengan indah menekan tombol lift dengan panik, sementara wajahnya terlihat sedikit gelisah. Dia menoleh untuk memarahiku, "Ini semua salahmu, Raisa. Kamu mencelakai ayahku lagi! Dia sudah tertidur selama dua tahun penuh, hingga akhirnya bisa tersadar. Dia bahkan belum lama pulih, tapi sudah celaka karenamu lagi!"Mata Rena memerah, lalu dia melontarkan kalimat ancaman, "Kalau sesuatu terjadi pada Ayah kali ini, aku tidak akan pernah memaafkanmu seumur hidupku!"Aku tidak punya waktu untuk memikirkan bagaimana Rena memarahi atau mengancamku. Jariku segera menekan tombol lift.Ketika pintu lift terbuka, aku bergegas masuk terlebih dulu, bahkan lebih cemas dari Rena.Ardi me

  • Aku Minta Diceraikan, Dia Malah Mewek-mewek   Bab 861

    "Dia juga bertindak impulsif karena mengkhawatirkan Ibu. Lagi pula, dia masih muda dan tidak mengerti banyak hal, itulah sebabnya dia menyerangku. Kamu sudah menendangnya sekali, dia sudah tahu kalau dia salah. Jangan menyerangnya lagi," ujarku.Sebenarnya, aku tidak hanya mempertimbangkan kebaikan Rena, tetapi juga mempertimbangkan kebaikan Ardi.Jika sampai terjadi sesuatu pada Rena karena Ardi memukulinya, gadis itu pasti tidak akan diam saja.Ardi mengikutiku berjalan menuju pintu. Rena tampak sudah bangkit dari lantai. Satu tangannya menyangga kusen pintu, sementara tangan lainnya memegangi perutnya. Wajahnya tampak pucat pasi, tetapi amarahnya masih sama seperti tadi. "Raisa, kenapa kamu harus mengusik Keluarga Tanadi?""Karena Tommy sudah membunuh orang tua kandungku. Aku menyaksikan seluruh prosesnya secara langsung. Aku harus membalaskan dendam orang tuaku." Aku menghadapinya dengan nada tenang.Namun, Rena menatapku dengan tajam sambil menggertakkan gigi. "Kamu ingin membalas

  • Aku Minta Diceraikan, Dia Malah Mewek-mewek   Bab 860

    Tamparan ini datang tiba-tiba, juga sangat keras hingga membuatku langsung tertegun. Aku berdiri terpaku di tempat untuk beberapa saat, baru akhirnya menyadari bahwa yang berdiri di depanku sama sekali bukan Bibi Siti.Sebaliknya, itu adalah Rena yang baru-baru ini sudah meninggalkan Nowa menuju Ossrila.Dia menatapku dengan penuh amarah. Sepasang matanya memerah dan bengkak, jelas bahwa dia baru menangis.Setelah menamparku, Rena sepertinya masih belum puas. Dia kembali mengulurkan tangan untuk menarik kerahku, bertanya padaku dengan penuh amarah, "Semuanya baik-baik saja, tapi kenapa kamu malah mengusik Keluarga Tanadi? Keluarga kita sudah dalam keadaan seperti ini, bertahan hidup saja sudah cukup sulit. Kenapa kamu malah mengusik Keluarga Tanadi? Apa kamu tidak tahu Tommy itu berbahaya? Dia bisa membunuh kita semudah dia bernapas!"Rena sangat emosional hingga dia menggunakan kekuatan yang luar biasa besar. Aku ingin melepaskan tangannya, tetapi sama sekali tidak berhasil. Sebalikny

  • Aku Minta Diceraikan, Dia Malah Mewek-mewek   Bab 859

    Pembunuh itu memang memanfaatkan celah ini untuk menyerang Nyonya Lina.Telapak tanganku menempel di pipi Ardi untuk menangkup wajahnya. Aku mendekat, lalu berinisiatif mencium bibirnya. "Sayang, terima kasih."Ardi sudah melakukan semuanya dengan sangat baik. Aku tidak ingin mengkritiknya, hanya bisa berterima kasih padanya.Ciuman ini adalah rasa terima kasihku untuknya.Namun, aku segera menyesalinya.Karena ciuman ini awalnya adalah ciuman ringan yang singkat. Namun, begitu bibirku menempel pada bibir Ardi, pria itu langsung mengambil kendali.Pelukannya juga menjadi makin erat. Dia menciumku hingga aku hampir tidak bisa bernapas. Aku hanya bisa memukul bahunya dengan kepalan tanganku, baru akhirnya dia berhenti.Di bawah lampu mobil, wajah Ardi menampilkan semburat merah yang tidak wajar. Napasnya masih agak cepat, tetapi sepasang matanya sangat tegas. "Sayang, kamu tenang saja. Kesalahan seperti ini tidak akan aku ulangi lagi. Aku pasti akan melindungimu, juga melindungi orang-or

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status