 LOGIN
LOGIN"Apa salahnya menjadi simpanan? toh tak ada yang dikorbankan selain kehormatan" mata Anya membelalak sempurna, setelah sang ibu memintanya menjadi simpanan seorang pria beristri, yang tentunya Anya pun tahu siapa pria yang memintanya menjadi simpanan. "Puaskan dia dan berikan apapun yang dia inginkan, jika kau mau kehidupan yang lebih baik daripada ini" Pria yang menginginkan Anya bukanlah pria pengusaha biasa, sehingga sang ibu memberikan Anya pada pria tersebut dengan bayaran yang cukup mahal, untuk kehormatan yang akan di berikan oleh anaknya. "Malam ini kau temui dia dan berikan apapun yang dia minta, karena ibu telah mendapatkan uang pembayarannya, sehingga kau harus menjalankan tugasmu sebagai simpanannya"
View More"Apa salahnya menjadi simpanan? Wajahmu cantik, tubuhmu memikat. Bukankah itu modal?"
Ucapan sang ibu bagaikan pukulan telak, ia terdiam berdiri kaku. Ia baru saja siap bekerja. Tetapi sang ibu penuh perhitungan , mengatakan pada dirinya jika Pak Haris menginginkannya sebagai simpanan. "Wanita simpanan tak selamanya buruk Anya. Kau hanya perlu puaskan dia." Sang ibu yang seharusnya mengajarkan nilai baik untuk putrinya, justru ingin membuat sang putri masuk ke dalam dosa serta kesalahan yang cukup akan menyakiti hati banyak pihak, terutama istri sah dari pria yang menjadikannya sebagai simpanan. "Pria itu memiliki segalanya, termasuk anak dan juga istri. Tapi, dia ingin lebih. Dia memilihmu sebagai simpannya. Dan kamu harus mau." Anya tak habis pikir dengan apa yang ibunya katakan. Ia tak pernah tahu jika sang ibu malah menjadikan dia sebagai bahan untuk mencari kesenangan, dengan sogokan yang pria beristri akan berikan. Sang ibu sengaja menjeda ucapannya, sebelum melanjutkannya seraya memakai riasan di wajahnya. "Dia bisa memberikan apapun yang kamu mau Anya, fasilitas terbaik, uang tak terbatas dan ibu juga bisa menikmatinya." Anya menghela nafas panjang seraya menutup matanya secara perlahan, kala sang ibu lagi lagi menawarinya pekerjaan yang jelas memiliki resiko buruk untuk kedepannya. "Bu, Anya gak mau rusak rumah tangga orang. Anya gak mau bikin hati wanita lain sakit karena ulah Anya. lebih baik Anya mencari pekerjaan lain dengan upah yang pas pasan, tapi halal untuk di makan, daripada jadi simpanan orang, yang akan di tebus dengan uang haram!" Sang ibu yang tampak tak suka dengan jawaban putrinya, lantas berbalik dengan tatapan mendelik. ""Kalau kamu gak terima tawaran Haris, mau pake apa kamu bayar kompensasi buat Pak Rangga yang kamu pukul kepalanya pake batu bata? Lupakan prinsipmu Anya! Uang jauh lebih penting sekarang. Kamu habis dipecat, kuliahmu butuh uang bukan? Kau mau bayar uang itu pakai apa? apa kau ingin menjual ginjalmu?" Anya menggelengkan kepala, merasa tak percaya dengan apa yang sang ibu katakan. Seakan kesuciannya bisa di beli begitu saja dengan uang yang mereka bayarkan. "Ibu pikir Anya adalah wanita murahan? Iya? Untuk apa ibu jadikan Anya simpanan pria kaya beristri, jika Anya bisa menikah dengan pria kaya yang single nanti. Anya.." Belum sempat wanita itu menyelesaikan kalimatnya, sang ibu justru tertawa seakan merendahkannya. Sang ibu tak lupa menamparnya dengan kata kata yang cukup mematikan argumen Anya, seolah wanita itu memang tak memiliki nasib baik nantinya. "Apa kau seorang Cinderella yang akan menikahi anak raja dan hidup bahagia setelahnya? Tidak Anya! Kau hanya anak dari seorang pelacur!" Sang ibu bertanya dengan nada mengejek, seolah putrinya memiliki nasib sial, karena terlahir dari rahimnya. " Sadarlah Anya, kau hanyalah anak dari wanita penghibur. Latar belakangmu itu buruk, dan tak akan ada pria tampan, dengan latar belakang baik yang akan menikahimu. Haris datang sendiri untuk menjadikanmu sebagai simpananya, dan dia menolongmu keluar dari masalah dengan pak Rangga." Wanita paruh baya itu bangkit berdiri, dengan tangan yang sibuk mengambil pewarna bibir, tanpa lupa menyadarkan putrinya, jika dia hanyalah anak dari seorang pelacur. "Kau anak seorang penghibur. Selamanya nasibmu akan tertaut dengan nasibku. Terimalah tawaran menjadi simpanan seorang pria beristri Anya, sebab menikahi pria lajang pun kau tak akan mendapatkan mahar yang besar untuk kesucian serta hidup yang kau abdikan" Anya tak habis pikir dengan apa yang ibunya itu katakan, ia tak bisa berkata kata untuk membalas ucapan dari ibunya meskipun ia sungguh sangat kesal dan marah. "Pria tampan dan mapan, tak akan ada yang mau menikahi anak dari wanita malam. Meskipun ia cantik rupawan, tapi latar keluarganya yang begajulan, tak bisa membuat keluarganya yang terpandang mau menerimanya di rumahnya. Kau hanya akan dianggap sebagai kotoran Anya, hanya kotoran. Paham?!" Anya mendelik tajam mendengarkan apa yang ibunya katakan. Bersiap untuk melawan semua ucapannya yang menyakitkan, meskipun ia tahu bahwa ia tak mungkin menang jika berdebat sekarang. "Setidaknya hanya ibu yang menjadi kotoran dan pemuas suami orang, karena Anya masih perawan dan mencari cara agar bisa makan dengan uang halal yang di hasilkan" jawabnya cepat, yang membuat sang ibu kalah telak. Anya bangkit berdiri, meninggalkan ibunya sendiri. Ia berlalu pergi, membawa tas kerjanya di sisi kiri, untuk mencari lowongan kerja yang lain, setelah mendapatkan pemecetaan atas kasus penganiayaan yang terjadi di tempat kerjanya sebelum ini. Anya menggaruk kepalanya, seraya membawa map di tangan kanannya. Berpikir bagaimana cara membayar kompensasi sebesar seratus juta pada Pak Rangga yang ia lukai sebelumya. Sampai akhirnya wanita itu pun terkejut, kala seorang pria tiba tiba mentlakson dari arah belakang tubuhnya. Tit Tit Anya menoleh ke arah pria yang kini tampak dingin menatap ke arah depan kemudinya. "Ibumu sudah menghubungiku untuk hal yang ku minta sebelumnya, dan dia setuju untuk hal itu. Tunggu saja tranferan dariku, sebagai awal dari transaksi kita, dan kau persiapan dirimu, agar selalu terlihat sempurna" Anya menatap pria yang kini tengah mengenakan kacamata hitam serta jam mahal berharga ratusan juta. Anya tahu jika Haris adalah pemilik sebuah perusahaan ternama, yang memiliki banyak harta. Tapi ia tak menyangka bahwa dirinyapun bisa di beli begitu saja, tanpa persetujuannya. "Bagaimana mungkin kau membeliku tanpa aku menyetujui perjanjiannya?" Haris tak menggubris perkataan wanita di depannya, dan memilih kembali melajukan mobilnya. Meninggalkan Anya begitu saja, tanpa sepatah katapun ia balas untuk pertanyaannya.Anya pergi berlalu meninggalkan apartemen itu. Pergi menuju tempat ia akan mudah menemukan makanan di sana, yang tentu tak akan mahal ia beli dengan uangnya. Meskipun Anya memang mendapatkan uang tambahan dari Haris atas pelayanan yang ia berikan semalam, tetapi Anya tak akan pernah menghamburkannya. Sebab ia tahu jika uang itu harus ia gunakan juga untuk biaya semester kuliah yang telah menunggak cukup lama. Anya berjalan menyusuri lorong minimarket, menatap setiap jengkal rak-rak yang telah tersusun rapi makanan di setiap incinya. Akan tetapi lagi-lagi Anya hanya bisa membeli mie instan di sana, meskipun uangnya cukup untuk membeli satu dus penuh mie di minimarketnya. Tetapi Anya tetap saja hanya membeli satu yang ia nikmati di tempat itu, hanya untuk mengganjal perutnya. "Fyuhh." Anya meniup uap panas yang timbul akibat mie yang baru saja ia seduh menggunakan air panas yang tersedia. Anya memakannya dengan lahap, seraya menyingkirkan rambut yang menganggu ketika ia meny
Anya menggerutu pelan, merutuk semua tingkah laku pria itu sekarang. Anya merasa jika Haris bukanlah seorang manusia normal pada umumnya. Sebab pria itu memilih pergi begitu saja setelah mendapatkan kesucian yang ia punya sebagai pertukaran uang ia dapatkan. Dan ia tak habis pikir dengan kepasrahan yang ia punya kala pria itu menyentuhnya semalam. Anya bersiap untuk bangkit berdiri, menuju kamar mandi. Namun langkahnya cukup pelan sekali, karena rasa perih di bagian sensitifnya kali ini. Anya menarik nafas dalam dalam dan menghembuskannya secara perlahan. Meredam semua rasa sakit yang ia dapatkan dari pergumulan semalam. Sebelum ia berlalu pergi menuju kamar mandi, untuk membersihkan diri. Dingin. Hanya itu yang Anya rasakan saat ini. Anya menguyur setiap inci tubuhnya saat ini. Memberikan kesan kesegaran yang ia nikmati. Sampai ia memejamkan matanya menikmati setiap air yang membasuh pori pori kulitnya kini. Anya memejamkan matanya, menghilangkan stres yang ia punya karena malu
Anya tak tahu kenapa ia cukup tegang saat itu, setelah ia melihat wajah Haris cukup dekat daripada sebelumnya, saat pria itu berada di pelaminan bersama sahabatnya. Anya berpikir jika Haris adalah pria baik baik, yang akan menjaga nama serta perasaan istrinya yang ia pun kenal cukup berwibawa dan juga tak pernah bermain pria. Namun mungkin sifat alamiah seorang pria kaya tak akan cukup dengan satu wanita. Sehingga Anya pun sadar bahwa Haris sama seperti pria pada umumnya.Anya membaca poin demi poin yang tertera di kontrak yang telah Haris buat untuknya, agar Anya menjalankan semua kesepakatan tanpa adanya penolakan nantinya.Akan tetapi mata wanita itu terbelalak sempurna kala ia membaca point utama yang tertulis di sana, yang mengatakan bahwa Anya harus melayani Haris setiap kali ia membutuhkannya. Tanpa ada penolakan ataupun alasan bagi Anya untuk tak siap melayaninya. Anya menatap Haris seolah tak percaya dengan apa yang ia tulis. Membuat Haris menajamkan pandangan pada Anya,
Malam ini Anya yang telah siap dengan pakaian terbaiknya serta make up tipis yang menambah kesan kecantikan yang ia punya, berhasil membuat siapapun terpana dengan pesonanya. Tak terkecuali pengemudi mobil ojek online yang ia sewa, yang tak henti henti menatapnya dari kaca depan sana. "Maaf pak, apa ada yang salah dengan penampilan saya?" Sang supir yang sebelumnya tengah menatap Anya dari kaca di depan sana, seketika tersenyum dengan ramahnya seraya memuji kecantikan yang Anya punya. "Ah tidak nona, tidak. Anda justru terlihat sangat cantik dan menarik. Anda tampak seperti artis ataupun model yang sering saya lihat di sosial media." Anya menundukkan kepala, menatap ponsel di genggamannya. Tersenyum kala melihat wajahnya yang memang tampak terlihat sungguh sangat cantik tak seperti biasanya, sehingga ia merasa bahwa Haris tak akan kecewa jika ia mengeluarkan uang hanya untuk menjadikan Anya sebagai simpananya. "Terimakasih atas pujiannya pak, saya merasa percaya diri seka
Anya tak mengerti kenapa kehormatan bisa di nilai dengan uang, dan bahkan bisa diperjual belikan secara bebas layaknya sebuah barang. Anya tak pernah menyangka jika kini ia berada dalam situasi yang sulit, yang berkaitan dengan hal yang cukup ia benci sejak dulu, hingga ia merutuk nasib sial yang menimpanya tanpa ia bisa tebak sebelumnya. Anya tumbuh di lingkungan yang mayoritas penghuni rumah rusunnya adalah seorang psk termasuk ibunya, dan ia sejak dulu sangat membenci pekerjaan ibu serta pekerjaan itu. Namun ia pun tak bisa berbuat apa apa, karena itu adalah pilihan ibunya dan hanya dengan itu sang ibu bisa menghidupi dirinya serta melunasi hutang yang ayahnya tinggalkan. "Kenapa aku harus di hadapkan dengan situasi yang sulit seperti ini?" Anya terlahir dari seorang pria, yang merupakan suami sah ibunya. Akan tetapi pernikahan mereka kandas begitu saja, saat Anya berumur delapan tahun, karena sang ayah berselingkuh dengan wanita lain dan pergi begitu saja meninggalkan mer
"Apa salahnya menjadi simpanan? Wajahmu cantik, tubuhmu memikat. Bukankah itu modal?" Ucapan sang ibu bagaikan pukulan telak, ia terdiam berdiri kaku. Ia baru saja siap bekerja. Tetapi sang ibu penuh perhitungan , mengatakan pada dirinya jika Pak Haris menginginkannya sebagai simpanan. "Wanita simpanan tak selamanya buruk Anya. Kau hanya perlu puaskan dia." Sang ibu yang seharusnya mengajarkan nilai baik untuk putrinya, justru ingin membuat sang putri masuk ke dalam dosa serta kesalahan yang cukup akan menyakiti hati banyak pihak, terutama istri sah dari pria yang menjadikannya sebagai simpanan. "Pria itu memiliki segalanya, termasuk anak dan juga istri. Tapi, dia ingin lebih. Dia memilihmu sebagai simpannya. Dan kamu harus mau." Anya tak habis pikir dengan apa yang ibunya katakan. Ia tak pernah tahu jika sang ibu malah menjadikan dia sebagai bahan untuk mencari kesenangan, dengan sogokan yang pria beristri akan berikan. Sang ibu sengaja menjeda ucapannya, sebelum melanjut






Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments