Share

Bab 147

Author: Celine
Bu Ratna langsung bertanya, "Apa nggak ada yang sama?"

"Nggak, nggak." Dokter Dharma menjelaskan, "Jawaban Rian dan Raisa sama-sama selingkuh, sedangkan Dokter Ardi dan Dokter Zelda sama-sama menjawab berbohong."

Berarti mereka seri.

Hal ini memang di luar dugaan.

Berarti tidak ada yang menang, tidak ada yang kalah.

Jessy juga menyadari hal ini, dia menggaruk kepalanya lalu berkata, "Kalau begitu, aku terpaksa menambah satu pertanyaan. Menurut kalian, hadiah apa dari pasanganmu yang bisa membuatmu terharu?"

Hadiah.

Teringat selama tiga tahun kami menikah, aku selalu menaruh Ardi di nomor satu, semuanya kulakukan sendiri. Bagiku, ini adalah cara terbaik untuk menunjukkan cinta.

Namun, aku menebak Ardi harusnya tidak berpikir seperti itu. Hanya saja, aku penasaran, orang seperti dia harus diberi hadiah seperti apa untuk membuatnya terharu?

Satu menit kemudian, Jessy mulai menunjukkan jawaban semua orang. Aku menulis barang buatan sendiri, Rian menulis makanan enak, sedangkan Zelda menuli
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Siti Aminah
Thor, ardy adalah seorang ppria tp mulutnya ember banget sih, kok Raisya ga bisa Kik balik sih...
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Aku Minta Diceraikan, Dia Malah Mewek-mewek   Bab 157

    Aku melihat ke arah pandangannya, baru sadar ternyata di kedua sisiku adalah dua petugas keamanan.Mereka memakai baju kasual.Karena sebelumnya pernah berinteraksi, jadi aku samar-samar bisa mengenali mereka.Kalau aku tidak salah tebak, Ardi sengaja berkata seperti itu.Dia mau menggunakan cara yang ekstrem ini untuk membagi fokus Kevin.Karena bagaimanapun juga, mancis itu ada di tangan Kevin. Kalau tidak hati-hati, dengan jumlah bensin di samping kakinya, pasti akan menyebabkan kerusakan besar bagi Mogowa, akibatnya tidak bisa dibayangkan.Sementara emosi Kevin sepertinya berhasil terpengaruh oleh ucapan Ardi, dia pun berkata, "Kamu nggak mengerti! Apa kamu tahu apa itu cinta? Kamu yang bukan siapa-siapa nggak berhak mengatur hubungan kami! Demi dia, aku bisa mengorbankan nyawaku. Tapi sebelum ini, aku mau kamu sebagai pelakunya, juga mati!"Setelah itu, Kevin seketika menerjang ke arah Ardi. Petugas keamanan juga langsung menerjang maju, tapi Kevin adalah seorang ahli bela diri, d

  • Aku Minta Diceraikan, Dia Malah Mewek-mewek   Bab 156

    Waktu aku tiba di luar ruang operasi, di sana sudah ada sangat banyak orang.Dari balik kerumunan, aku samar-samar melihat sosok yang kacau, lalu terdengar suara teriakan histeris. Saat kudengar baik-baik, itu adalah Kevin yang sebelumnya menari untuk istrinya."Kalau dia nggak datang, aku bakal suruh orang membakar rumah sakit! Panggil Ardi ke sini!"Pak Budi juga ada di sini, dia maju untuk menenangkan Kevin. "Dokter Ardi sekarang lagi nggak ada di rumah sakit, kami sudah mencari orang untuk memberitahunya. Tuan Tanadi jangan gegabah, kalau Nyonya Tanadi melihatmu seperti ini, dia pasti akan sangat sedih.""Diam! Kalian nggak berhak mengungkit istriku. Kalau bukan karena dokter bodong seperti kalian, aku sudah bisa pergi melihat matahari terbit bersama istriku. Semua karena kalian ... semuanya karena kalian!"Setelah seruan marah itu, terdengar suara seruan kaget seseorang, setelah itu tercium bau bensin yang sangat kuat. Aku mendongak dan melihat lantai di luar ruang operasi sudah a

  • Aku Minta Diceraikan, Dia Malah Mewek-mewek   Bab 155

    Jarinya mengetuk bak mandi, lalu dia pun berkata, "Bagaimana? Suka?"Kemudian, terdengar suara Zelda terkejut lalu dia menambahkan, "Kak Ardi, masa kamu lagi-lagi menghabiskan uang untukku?""Taruh di kamar kedua." Setelah itu, Ardi berkata dengan lembut, "Setelah atur nadanya, nanti mainkan untukku."Suaranya yang lembut sangat berbeda dengan saat dia berbicara denganku.Piano Steinberger pada dasarnya sudah mahal, apalagi Ardi beli yang koleksi terbatas, harganya pasti lebih tinggi lagi.Ternyata seperti ini Ardi yang sedang jatuh cinta."Foto apa?""Foto kita berdua yang dipotret Jessy," ujar Zelda dengan nada bangga. "Tadi dia sudah mengirimnya ke aku, nanti aku kirimkan ke Kak Ardi juga, ya?"Terdengar sangat manis.Aku melihat Ardi, dia jelas sudah tersenyum berseri-seri berkat si Zelda.Aku mengalihkan tatapanku ke bahu Ardi, luka yang tadi terbalut rapat sudah basah, samar-samar terlihat sedikit noda darah.Tanpa kusadari, aku teringat kejadian saat botol anggur tadi jatuh. Saa

  • Aku Minta Diceraikan, Dia Malah Mewek-mewek   Bab 154

    Aku pikir aku salah dengar.Namun, gerakan Ardi melepas kancingnya memberi tahu aku kalau aku tidak salah dengar.Sejujurnya, membantu suami mandi adalah hal normal bagi suami istri normal. Pas awal-awal menikah, di saat perasaan kami paling kuat, Ardi juga sering mandi bersamaku, tapi dengan hubungan kami sekarang ini, sepertinya kurang cocok melakukan hal seperti ini.Bagaimanapun juga, kami sudah mau cerai, apalagi sekarang Ardi sudah punya Zelda.Melihat aku diam saja, Ardi menyadari keanehanku dan berkata kesal, "Kenapa? Nggak mau?"Aku berdiri diam melihat Ardi, tatapanku berpindah di bahunya yang dibalut, sikapku pun mulai berubah.Ardi terluka karena aku.Bantuannya ini, baik disengaja atau tidak, aku tidak bisa mengabaikannya. Selain itu, aku cuma menyiapkan air, anggap saja membalas budi.Tanpa menunggu Ardi berbicara lagi, aku berjalan masuk ke kamar mandi.Tidak lama kemudian, Ardi juga ikut masuk, dia bersikap seperti biasa.Aku mengalihkan tatapanku dengan canggung sampai

  • Aku Minta Diceraikan, Dia Malah Mewek-mewek   Bab 153

    Investasi properti.Mendengar kata-kata Ardi ini, aku benar-benar kesal. Bagaimanapun juga, aku tidak punya bukti nyata untuk membuktikan hubungannya dengan Zelda. Kalau di sertifikat kepemilikan rumahnya tertulis nama Ardi, baik di mata hukum maupun mertuaku, aku tetap tidak akan menang.Memikirkan hal ini, aku seperti balon yang bocor, seketika lemas. Tangan yang bertopang pada lemari anggur tiba-tiba meluncur ke bawah, anggur di atasku pun jatuh seperti sebuah bom."Awas!"Setelah meneriakkan kata itu, Ardi mengangkatku seperti seekor ayam kecil. Seketika, terdengar suara keras, cairan yang dingin seketika muncrat di hadapanku."Aduh, ada apa ini?" Ibuku yang berlari ke sini berdiri di depan pintu dengan panik. Saat melihatku dan Ardi, dia langsung berkata panik, "Ardi terluka!"Aku baru sadar kembali dari kekagetanku. Waktu mendongak, aku baru melihat bahu Ardi yang merah.Anggur itu jatuh ke tubuh Ardi.Lima menit kemudian, Ardi yang sudah memakai baju rumah duduk di depan sofa, m

  • Aku Minta Diceraikan, Dia Malah Mewek-mewek   Bab 152

    Itu foto yang sangat jelas dari acara team building.Bisa dibilang difoto sangat dekat.Teringat Jessy dan juga satu rekan kerja pria yang satu kelompok dengan kami, aku langsung sadar.Jessy adalah orang yang meramaikan suasana di acara team building kali ini, dia juga teman baik Zelda.Sedangkan saat itu aku hanya fokus bicara dengan Rian, tidak memperhatikan gerak-gerik orang lain. Namun, dilihat dari sudut diambilnya foto itu, Rian sedang memotret aku, Jessy memotret kita, terasa seperti kaca di dalam kaca.Di foto itu, Rian sedang menatap aku. Kalau dilihat hanya dari foto, matanya yang penuh dengan kelembutan memang sangat mudah membuat orang salah paham.Apalagi aku dan Ardi sudah bukan sekali saja bertengkar karena masalah foto.Sebelumnya di kapal, dia juga ada di tempat. Sementara di kereta gantung kali ini, dia tidak ada, pantas saja dia menyindirku seperti ini.Seketika, aku merasa tidak berdaya, seakan-akan tidak bisa menjelaskan dengan jelas, aku hanya bisa berkata, "Hany

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status