Share

Bab 428

Penulis: Celine
Sofa yang berantakan akibat tidurku semalam kini telah dirapikan, selimut yang berantakan juga telah dilipat rapi dan diletakkan di ujung sofa.

Dokumen yang kubaca sebelum tidur tadi malam, kini tertata rapi di atas meja kecil.

Aku segera mengambil dokumen itu, lalu membolak-baliknya dengan cepat dan hati-hati. Tidak ada satu halaman pun yang hilang.

Aku menghela napas lega dan segera membawa dokumen itu kembali ke kamarku, aku meletakkannya di laci paling bawah lemariku.

Namun saat aku berdiri, hatiku kembali merasa tegang.

Aku secara samar-samar ingat ketika Ardi mengangkatku dari sofa tadi malam, dokumen itu terjatuh dari selimutku dan menyelip ke bawah sofa.

Kapan Ardi merapikan sofa? Apakah dia memeriksa isi dokumen ini saat melakukannya?

Aku begitu gelisah, sampai-sampai aku tidak menyadari kepala perawat yang menyambutku begitu aku tiba di departemenku.

"Ada apa, Raisa? Apakah kamu sedang ada masalah?" Kepala perawat datang dan menepuk bahuku.

Akhirnya aku tersadar dan segera ke
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Aku Minta Diceraikan, Dia Malah Mewek-mewek   Bab 430

    Sebenarnya, pandanganku masih kabur dan samar-samar.Hanya saja, mendengar suara dan cara berbicara orang itu, aku bisa lekas tahu kalau itu adalah Zelda dan Ardi.Aku tidak bisa melihat ekspresi Ardi dengan jelas, aku hanya melihat wajahnya yang muram.Dia tidak mengatakan apa-apa, tetapi aku tahu dia sedang tidak senang.Aku juga tidak senang. Aku sangat lelah dan lapar. Apakah sebelum aku sempat beristirahat, Ardi ingin bergegas menghampiri dengan pujaan hatinya, hanya untuk mengejekku?Apa yang ingin dia katakan?Namun, sebelum aku sempat berkata apa-apa, Devi mendengkus. "Dokter Zelda, apakah Dokter Ardi tidak peduli padamu? Kenapa kamu selalu bertanya seperti ini di depan Dokter Ardi? Kamu terdengar sangat iri.""A … aku tidak … bukan itu maksudku. Kak Ardi, tolong jangan salah paham." Zelda panik dan buru-buru menjelaskan pada Ardi, "Aku tidak iri pada Kak Raisa dan Dokter Rian. Aku hanya senang melihat betapa harmonis dan serasinya mereka. Aku turut senang untuk mereka."Wajah

  • Aku Minta Diceraikan, Dia Malah Mewek-mewek   Bab 429

    Aku juga ingin segera lepas dari situasi ini, agar aku bisa menjalani kehidupan yang indah dan bahagia seperti Devi.Begitu sudah terbiasa, Devi kembali bersikap profesional dan serius. Dia ikut bersamaku ke ruang operasi kardiotoraks untuk memulai operasi pemulihan jantung.Operasi ini dilakukan secara tiba-tiba, aku dan Devi pun bergegas ke ruang operasi.Pasien menderita patah tulang rusuk yang tak terduga, yang menyebabkan jantung terluka. Operasi ini berlangsung selama enam jam, operasi ini membutuhkan gabungan keterampilan antara ahli bedah kardiotoraks dan ahli bedah ortopedi. Mereka tidak hanya memperbaiki kerusakan jantung, tetapi juga memperbaiki tulang rusuk yang patah.Hari sudah malam ketika aku dan Devi keluar dari ruang operasi.Operasi ini memakan waktu enam jam.Dokter Wendi, ahli bedah utama untuk operasi perbaikan jantung, menatapku dengan penuh kekaguman. "Raisa benar-benar dokter departemen anestesi yang hebat. Dia tidak hanya profesional, tapi juga tenang. Dia bis

  • Aku Minta Diceraikan, Dia Malah Mewek-mewek   Bab 428

    Sofa yang berantakan akibat tidurku semalam kini telah dirapikan, selimut yang berantakan juga telah dilipat rapi dan diletakkan di ujung sofa.Dokumen yang kubaca sebelum tidur tadi malam, kini tertata rapi di atas meja kecil.Aku segera mengambil dokumen itu, lalu membolak-baliknya dengan cepat dan hati-hati. Tidak ada satu halaman pun yang hilang.Aku menghela napas lega dan segera membawa dokumen itu kembali ke kamarku, aku meletakkannya di laci paling bawah lemariku.Namun saat aku berdiri, hatiku kembali merasa tegang.Aku secara samar-samar ingat ketika Ardi mengangkatku dari sofa tadi malam, dokumen itu terjatuh dari selimutku dan menyelip ke bawah sofa.Kapan Ardi merapikan sofa? Apakah dia memeriksa isi dokumen ini saat melakukannya?Aku begitu gelisah, sampai-sampai aku tidak menyadari kepala perawat yang menyambutku begitu aku tiba di departemenku."Ada apa, Raisa? Apakah kamu sedang ada masalah?" Kepala perawat datang dan menepuk bahuku.Akhirnya aku tersadar dan segera ke

  • Aku Minta Diceraikan, Dia Malah Mewek-mewek   Bab 427

    Pikiranku kosong, perasaan itu kembali lagi … perasaan yang seperti mimpi.Aku dipeluk Ardi, dagunya bersandar di atas kepalaku, tubuhku menempel erat pada tubuhnya. Aku bahkan bisa merasakan detak jantungnya dan napasnya yang dalam, seolah-olah dia sudah tertidur."Ardi, lepaskan aku." Aku meronta, mencoba melepaskan diri dari pelukannya.Namun, dia memelukku lebih erat. Suaranya dipenuhi rasa lelah yang mendalam, tetapi juga dipenuhi rasa hangat yang lembut dan penuh kasih sayang. "Sayang, jangan membuat masalah. Biarkan suamimu memelukmu sebentar."Hatiku bergetar, tanpa sadar aku pun mengalah.Sudah lama sekali aku tak mendengar Ardi memanggilku seperti itu. Sudah berapa lama? Mungkin sudah dua tahun?Setahun setelah aku menikah dengan Ardi, dia masih memanggilku "sayang" dengan lembut dan penuh kasih sayang. Dia juga membujukku untuk makan, jalan-jalan dan tidur bersamanya. Saat suasana menjadi makin membara, dia masih memanggilku "sayang" dan membujukku untuk berganti posisi, mel

  • Aku Minta Diceraikan, Dia Malah Mewek-mewek   Bab 426

    Saat Ardi mendekat, jantungku hampir berhenti berdetak.Cahaya lampu menampakkan wajahnya yang tajam, tulang pipinya yang menonjol dan alis tebalnya yang berkerut. Di balik kacamata berbingkai peraknya, matanya yang indah dan penuh harapan terlihat sedikit tidak puas. "Kenapa kamu tidur di sini?""Aku …." Kenapa dia bertanya begitu?Aku tertegun sejenak, tetapi lengan Ardi sudah direntangkan. Salah satu tangannyas melingkari pinggangku dengan lembut, sedangkan yang lainnya melingkari kakiku. Tubuhku terasa ringan. Ketika aku tersadar, aku sudah berada dalam pelukannya yang nyaman dan kokoh. Selimutku terlepas dari tubuhku, dokumen pun jatuh dari sofa ke lantai."Ardi, apa yang kamu lakukan?" Aku tidak mengerti maksudnya.Namun, Ardi tidak menjawab pertanyaanku. Dia langsung membawaku ke kamar tidur, wajahnya yang tampan masih terlihat tegas, raut wajah tidak puas dan menyalahkan di mukanya terlihat makin jelas. "Kamu demam tinggi tadi malam, lalu tidur di sofa hari ini dengan selimut t

  • Aku Minta Diceraikan, Dia Malah Mewek-mewek   Bab 425

    Aku melirik Zelda. "Tidak apa-apa."Hanya dengan sekali lirikan itu, aku tiba-tiba menyadari kalau Jessy yang duduk di sebelah Zelda, telah memerhatikanku tanpa bersuara. Raut wajahnya yang mengenakan kacamata tampak datar.Begitu menyadari tatapanku, Jessy mengedipkan matanya. Dia langsung melengkungkan sudut bibirnya dan tersenyum datar. "Zelda tidak bermaksud apa-apa. Dia hanya memperlakukan Dokter Raisa seperti keluarganya sendiri, makanya dia berkata begitu.""Ya, aku memang menganggap Kak Raisa sebagai kakak kandungku. Lagipula, kamu dan Dokter Rian sangat romantis sekarang. Termos air ini sepertinya hadiah dari Dokter Rian, 'kan, Kak Raisa?" Zelda mengangguk berulang kali.Aku menunduk dan melihat gelas air yang baru saja kuisi. Memang, ini adalah termos yang diisi Rian dengan air madu untukku sebelumnya."Termos air ini memang hadiah dari Dokter Rian, tapi tidak ada hubungan romantis di antara kami. Dokter Rian dan aku hanya berteman." Aku memanfaatkan kesempatan ini untuk meng

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status