MasukIleana Risjad adalah sekretaris Davendra Pramadana di siang hari dan kekasih rahasianya di malam hari. Hingga suatu hari, Davendra memutus semua kesepakatan mereka secara sepihak, tanpa penjelasan. Ileana baru mengerti ketika mengetahui bahwa Davendra bertunangan dengan adik tirinya. Bukan hanya pria yang ia cintai meninggalkannya, keluarganya pun kembali menginjak harga dirinya. Untuk pertama kalinya, Ileana ingin melawan. Namun sebelum sempat melangkah, Davendra berdiri di hadapannya dan menariknya ke dalam pelukan. “Jangan kotori tanganmu untuk mereka,” bisiknya. “Biarkan aku yang membuat mereka menderita untukmu.”
Lihat lebih banyak“Mulai besok, kamu tidak perlu datang lagi.”
Ileana tertegun mendengar ucapan Davendra, dalam hati Ileana bertanya, ‘Apa maksudnya tidak perlu datang lagi?’
Ileana Risjad baru bertemu kembali dengan Davendra Pramadana, atasannya di kantor sekaligus pasangan rahasia pria itu, setelah tiga bulan tidak bertemu.
Ileana dan Davendra menjalin kontrak rahasia sebagai pasangan, meskipun di hadapan publik mereka adalah Presdir dan Sekretaris. Dalam kesepakatan mereka, Ileana hanya dijadikan sebagai penghangat ranjang untuk mengantar Davendra tidur.
Ileana sudah bekerja menjadi sekretaris Davendra selama lima tahun, tetapi karena satu malam dua puluh bulan lalu, kesepakatan panas ini terjadi. Saat itu, selama tiga tahun bekerja, Ileana tidak pernah membayangkan dirinya akan tidur di ranjang atasannya, Ileana juga tidak merasa pantas.
Dalam kesepakatan mereka, setiap Davendra meminta Ileana untuk datang ke kediaman mewahnya, pria itu akan bercinta dengan Ileana dua sampai tiga kali dengan lembut setelah itu Davendra bisa tertidur dengan pulas.
Namun, hari ini berbeda.
Davendra memanggil Ileana sejak siang hari tadi lalu menghujam Ileana berkali-kali tanpa pemanasan hingga dirinya puas.
Pria itu begitu liar, begitu bernafsu, bahkan Ileana sempat merasakan seperti ada perasaan marah dari Davendra, membuat Ileana seperti sedang dihukum.
Davendra tidak melepaskan Ileana setelah berkali-kali melakukannya.
Seolah-olah esok adalah hari kiamat dan hari ini adalah hari terakhir mereka bercinta.
Ileana menatap punggung tegap Davendra yang akan tertutup kemeja putih mahal. Tadi Ileana sempat mengerti mengapa sikap Davendra begitu aneh malam ini, mungkin karena tiga bulan tidak menyentuh wanita dan insomnianya kambuh, jam tidur dan aktivitas Davendra kembali terganggu.
Namun, ucapan pria itu tadi belum bisa ia pahami. Lagipula, kesepakatan mereka masih berjalan sesuai kontrak. Jadi, mengapa pria itu mengatakan dirinya tidak perlu datang lagi?
Davendra menatap dingin Ileana yang belum merespon ucapannya, lantas ia berbalik untuk mengambil sebuah dokumen di meja lalu menyerahkannya kepada Ileana. “Aku ingin mengakhiri kontrak kita lebih awal.”
Setelah menerima kontrak pasangan rahasia di antara mereka itu, Ileana baru mengerti jika Davendra ingin mengakhiri hubungan ranjang mereka.
Tiba-tiba perasaan aneh membuat dada Ileana sesak.
Seharusnya Ileana senang akhirnya kesepakatan panas mereka selesai, meskipun sepihak, tetapi rasanya hati Ileana tidak ingin ini berakhir.
Karena kesepakatan itu dan malam-malam panas yang mereka habiskan, Ileana tidak bisa menepis perasaan yang perlahan muncul untuk Davendra. Lebih daripada perasaan profesional seorang sekretaris pada atasannya.
Kini, Ileana menatap mata hitam nan tajam dari pria yang selama dua tahun ini ia cintai, ingin memastikan jika mungkin pria itu hanya bercanda.
Namun, Davendra membalas tatapannya dengan dingin.
Ileana menarik satu sudut bibirnya. “Kontrak ini masih tersisa tiga bulan lagi, boleh saya tahu kenapa tidak menunggu sampai selesai?”
Entah keberanian darimana Ileana bisa bertanya hal seperti itu pada atasannya.
Davendra tidak menjawab, bahkan ekspresi pria itu juga tidak menunjukkan apa-apa.
Melihat Davendra justru berbalik dari hadapan Ileana, akhirnya ia pun sadar diri.
Selama lima tahun ada untuk Davendra, dan hampir dua tahun mengisi malam-malam pria itu, Ileana tidak pernah ada di hati Davendra.
Seharusnya pula sejak dulu Ileana mengerti, Davendra selalu berkata dingin padanya, tidak pernah memberikan perhatian, hanya lembut ketika di ranjang.
Itu semua karena pria itu hanya menginginkan tubuhnya.
Namun, Ileana selalu berharap suatu saat mungkin Davendra akan berubah dan melihatnya sebagai seorang wanita.
Akan tetapi, hari ini benar-benar menyadarkan Ileana bahwa semua harapannya tidak akan terjadi. Maka itu, kali ini ia harus berhenti berharap.
Dengan pura-pura santai, Ileana tersenyum dan menunjukkan kebahagiaan juga kelegaan. “Baik. Sebenarnya ini yang sudah saya inginkan sejak lama. Terima kasih, Pak.”
Tangan Davendra berhenti mengancingkan kancing manset di lengan kemejanya, berbalik menghadap Ileana dan menatapnya dingin. Tidak ada kesedihan yang ditunjukkan, justru senyuman yang wanita itu berikan pada Davendra membuat Davendra mengernyit. “Kamu sudah lama ingin berpisah denganku?” Bertanya tetapi nadanya tetap datar.
Ileana mengedikkan kedua bahunya, pura-pura bersikap biasa. “Saya juga ingin menikah dan punya anak. Saya tidak mungkin terus bersama Bapak tanpa ada status yang jelas, bukan?”
Walaupun untuk saat ini, Ileana sendiri tidak yakin apakah ia bisa menikah dan memiliki anak, tetapi ia harus menunjukkan harga dirinya di depan Davendra.
Ileana bertanya sekali lagi, “Kalau begitu, setelah kita berpisah, tidak masalah bukan jika saya memiliki kekasih? Saya bisa pastikan tidak akan menganggu kinerja saya sebagai sekretaris Anda, Pak.”
Ekspresi Davendra masih tidak menunjukkan emosi apa pun ketika melihat Ileana. Setelah beberapa saat menatap dirinya, Davendra mengambil kunci mobil Koenigsegg di samping nakas lalu menjawab, “Lakukan sesukamu. Asal jangan menggangguku.” Sebelum berbalik dan pergi meninggalkan Ileana.
Ileana melihat punggung kokoh itu semakin menjauh dan perlahan senyumannya memudar.
Reaksi yang ditunjukkan Davendra ketika Ileana berkata ingin memiliki kekasih memperjelas bahwa pria itu sudah tidak menginginkannya lagi.
Sepuluh jari Ileana mencakar punggung lebar Davendra saat gelombang menghantam Ileana. Tubuhnya terangkat untuk memeluk Davendra dan Davendra membalas, membawa Ileana ke dalam pangkuannya.Tubuh mereka bergerak, mengangkat dan menghentak penuh dorongan. Desahan dan erangan menggema di kamar itu, saling tumpang tindih ketika akhirnya mereka mencapai puncak. Setelah keduanya berhenti bergerak, Davendra tetap menahan posisinya, memeluk Ileana dan menaruh kepalanya di pundak wanita itu. Ileana pun tetap melingkarkan kedua tangannya di leher Davendra.Setelah napas Ileana teratur, Ileana juga bisa merasakan deru napas Davendra yang berangsur normal, tapi Davendra tetap tidak bergerak.Khawatir jika Davendra langsung tertidur di pelukannya, Ileana berniat untuk membangunkan Davendra, tapi urung ketika mendengar Davendra berbisik, “Biarkan seperti ini.”Lalu, Ileana bisa merasakan pelukan Davendra mengerat di punggungnya.Sekarang, perasaan Ileana menjadi tidak karuan.Sejak awal mereka berc
Untuk beberapa waktu keheningan menyelimuti kabin mobil itu.Mobil sudah bergerak sejak tadi, tetapi Davendra tetap diam. Tidak membalas ucapan Ileana sama sekali.Karena Ileana merasa sesak, akhirnya Ileana kembali bertanya tapi nada suaranya kini lebih lembut. “Pak Davendra, jika tidak ada yang ingin dikatakan, tolong turunkan saya di halte bis terdekat.”Davendra tetap diam. Satu tangannya ia angkat untuk mengusap alisnya lalu memejamkan mata. Seolah kejadian hari ini telah memberinya beban yang berat.Ileana akhirnya mengalihkan tatapannya, melihat Davendra karena pria itu tetap tidak memberikan respon sama sekali.Saat melihat Davendra dari samping, fitur wajahnya yang tampan, terbayang mata indah pria itu saat menatapnya lembut di atas ranjang, hidung bangirnya yang bersentuhan dengan wajahnya ketika ia mencium Ileana dengan bergairah, dalam perasaan yang tidak menentu ini, membuat hati Ileana sakit.Ia menyesal membiarkan perasaannya pada Davendra berkembang. Seandainya ia tahu
Miranda adalah orang pertama yang menangkap maksud ucapan Davendra. Senyum tipisnya mengembang, meskipun tadi ia sempat dilanda panik. Namun, melihat tatapan Davendra yang tajam pada Ileana, Miranda yakin Davendra tidak menyukai anak itu.“Maafkan kami, Tuan Davendra,” ujar Miranda lembut. “Anak ini memang tidak kami perhitungkan. Kami akan segera menyelesaikannya.”Miranda menoleh pada Ileana, tatapannya berubah tajam. “Kamu sudah dengar sendiri. Pergilah. Jangan merusak suasana makan malam ini.”Pramudya ikut membenarkan. Tidak ada keraguan sama sekali dari nada suaranya. “Keluar,” katanya singkat, seolah Ileana bukan darah dagingnya sendiri.Ileana menatap mereka bergantian, lalu dengan sadar kembali menatap Davendra.Tetapi, pria itu tidak melihat ke arahnya.Wajah Davendra tetap dingin, rahangnya mengeras, seolah keberadaan Ileana sama sekali tidak penting.Itu sudah cukup.Ileana menarik napas panjang, lalu mengangguk kecil. Sekali lagi menatap mereka dengan sedikit kebencian di
Ileana sempat tidak memercayai apa yang ia lihat, tetapi ketika pria itu juga menatapnya, udara di sekelilingnya seolah membeku.Namun, tidak ada ekspresi yang terlihat di wajah tampannya. Tatapannya juga tajam pada Ileana. Apa pria itu tadi sempat melihat yang dilakukan Ileana pada Miranda?“Tuan Davendra!” suara Pramudya memecah kesunyian di antara Davendra dan Ileana. “Saya minta maaf atas kegaduhan yang terjadi.” Pramudya menghampiri Davendra lalu menuntun Davendra menuju meja makan yang telah disiapkan. Ada keseganan dalam suara Pramudya. “Saya harap tidak membuat suasana hati Anda jadi berantakan.”Davendra tidak menjawab. Ia melangkah tegak melewati Ileana tanpa menoleh sedikit pun, sikapnya dingin dan asing, seolah keberadaan Ileana sama sekali tidak berarti di hadapan orang-orang di sana.Ileana tertegun, tidak menduga dengan sikap Davendra saat ini.Ada apa dengan pria itu?Ileana hanya bisa menatap punggung tegap yang berbalut jas biru gelap mahal itu menjauh, kemudian dudu






Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.