"Wah wah wah ada yang lagi asik-asikan selingkuh disini nih. Foto dulu ah terus dikirim deh ke Bang Doni biar kamu diceraiin Mbak," ujar Hanum kepada kakak iparnya tersebut.Mayra seketika menoleh mendengar suara cempreng dari adik iparnya. Dia melongo karena tidak menyangka bahwa Hanum akan memliki pemikiran yang seperti itu."Kamu lagi nggak sehat ya Num?" tanya Mayra.Sedangkan Reza yang mendengar celetukan dari Hanum hanya bisa tergelak lalu dia memilih untuk mengikuti si kembar yang sudah berlari-lari dengan riang menuju ke arah transportasi untuk menuju ke arah Istana Panda."Kamu itu Mbak, nggak ada bersyukurnya. Oadahal Bang Doni sudah bekerja banting tulang untuk menafkahi kalian malah kamu disini berfoya-foya ngabisin uangnya Bang Doni," ujar Hanum sekali lagi."Ah kamu memang sedsng sakit Num, kamu nggak ingat siapa lelaki yang sedang menggandeng kembar?" tanya Mayra kembali."Pokoknya aku akan memberitahu Bang Doni sama mama, agar kamu tahu rasa," ucap Hanum dengan penuh k
Mayra tidak menemukan keberadaan Doni di kamar mereka saat dia keluar dari kamar mandi. Tapi Mayra tidak peduli, daripada ada suaminya lalu meminta hal aneh yang di luar nalurinya. Mayra memutuskan untuk beristirahat saja. Beruntung besok hari minggu, sekolah si kembar libur sehingga juga tidak perlu datang ke butik.Entah pukul berapa, Mayra terbangun karena merasa sangat haus. Dia melihat ke kasur di sebelahnya dan rupanya masih kosong.'Kemana Mas Doni? Tumben belum tidur,' gumam Mayra seraya turun dari tempat tidur.Begitu dia keluar kamar ternyata lampu di depan ruang televisi masih menyala, Mayra segera mendekati ruang televisi. Namun belum sempat dia sampai samar dia mendengar suara oeang sedang bercakap-cakap."Ah sayang kamu cantik sekali pakainwarna merah seperti itu sayang, begitu menggoda," ujar Doni.Mayra begitu terkejut sembari menutup, tangannya dengan cepat meraba saku baju tidurnya dan bergegas merekam percakapan suaminya tersebut. "Ah masak sih sayang, jadi kangen
"Kamu masih bisa bersikap sesantai itu Mayra, kamu memang benar-benar menantu yang tidak tahu diuntung ya May," ujar Bu Kartika dengan nada tinggi."Ya karena memang Mayra nggak merasa bersalah Ma, Mayra tidak selingkuh seperti yang ada di pikiran mama dan juga Hanum. Mayra tidak serendah itu lah Ma," ujar Mayra masih dengan nada tenang.Bu Kartika benar-benar tidak habis pikir dengan Mayra, padahal bukti sudah terlihat jelas dari foto yang ditunjukkan oleh Hanum namun bisa-bisanya dia masih bersikap sesantai ini."Mayra!" bentak Bu Kartika yang sudah tidak tahan melihat sikap Mayra yang terlihat begitu tenang."Ma, sudah tidak usah teriak-teriak. Kasian kembar kalau telinganya harus terkontaminasi dengan suara cempreng mama," ujar Mayra yang tentu saja semakin memancing emosi dari mertuanya itu.Bu Kartika yang sudah semakin meradang dengan kelakuan menantunya itu mengangkat tangannya bermiat untuk menampar Mayra. Namun rupanya belum sempat niatnya itu terlaksana, terlihat sebuah tan
"Nggak.. Nggak mungkin," ujar Bu Kartika yang rupanya masih tidak mempercayai penjelasan dari Doni.Mayra hanya tersenyum mendengar mertuanya begitu terkejut. Sedangkan Doni hanya memijit pelipisnya mendadak pusing melihat perbuatan yang dilakukan oleh sang ibu."Saya bilang apa Bu? Kan sekarang ibu jadi malu sendiri, gimana Bu ada yang masih mau ditanyakan lagi?" tanya Reza dengan nada mengejek.Bu Kartika terdiam dnegan ejekan yang diberikan oleh Reza. Mukanya merah padam menahan malu atas kesalahan yang diperbuatnya. Tapi tentu saja Bu Kartika tidak mau begitu saja mengakui kesalahannya."Ya saya kan sebagai ibu mertuanya punya kewajiban untuk mengingatkan Mayra jika berbuat kesalahan," ujar Bu Kartika berusaha menyembunyikan rasa malunya."Sudah ya Ma jangan salah paham lagi, apalagi kamu Hanum, jangan asal menuduh seperti itulah," ujar Doni menasihati mama dan juga sang adik."Oh iya Bang ada apa datang kemari? Apakah Mayra sudah menceritakan mengenai permintaan saya?" tanya Doni
"Tunggu aku siap-siap dulu mau ikut," ujar Doni kepada Mayra memintanya untuk menunggu dirinya."Buat apa Mas ikut? Bukannya biasanya Mas selalu berpergian sama keluarga Mas tanpa mengajak kami?" sindir Mayra seraya keluar rumah tanpa mendengarkan Doni yang masih berteriak memanggilnya."Aku juga ikut dong Bang, Nabila dari tadi merengek ingin makan di restoran." sahut Hanum kali ini tanoa rasa bersalah.Mendengar celetukan Hanum membuat Mayra menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah Hanum."Tuh Mas, adikmu tercinta dan keponakan tersayangmu juga ingin diajak jalan-jalan. Sana gih sana jalan-jalan sendiri. Karena aku mau quality time sama abang kandungku juga," ujar Mayra seraya meninggalkan rumah menuju mobil Reza yang sudah dinyalakan."May.. Mayra tunggu May," teriak Doni namun rupanya tidak dipedulikan oleh Mayra.Di dalam mobil Reza bertanya kepada Mayra yang datang dengan menggerutu sembari memanyunkan bibirnya."Kenapa May?" tanya Reza penasaran."Biasa Mas Doni mau minta ik
Mayra sudah dampai di rumah kedua orang tuanya. Hari ini memang Mayra berencana mengunjungi mama dan papanya di rumah."Waaah mama, ini rumah siapa? Bagus sekali," ujar Keyra yang langsung heboh sejak tiba di depan gerbang."Ah kamu Key, bericik tau nggak," gerutu Keynan pada saudara kembarnya itu.Mayra hanya tersenyum mendengar perbebatan kedua anak kembar tersebut. Sedangkan Reza yang sudah selesai memarkirkan mobil langsung bergegas menghampiri mereka berdua."Ini rumah orang tua Om Reza," jawab Reza seraya menggandeng tangan bocah kembar tersebut."Looh berarti ini rumahnya mama juga ya? Kan mama juga adiknya Om Reza," sahut Keynan dengan pintar."Bukan Inan, mama kan tinggal sama kita sama papa, berarti ini bukan rumah mama. Ah kamu ini gimana sih, gitu aja nggak tahu," gerutu Keyra sembari berdecak sebal.Mayra tertawa mendengar jawaban cerdas yang diberikan oleh anak lelakinya tersebut. Dan tergelak dengan logika yang disampaikan anak perempuannya. Mereka memang anak-anak yang
"Kakek punya hadiah untuk cucu kakek," ucap Pak Hendrawan seraya menyuruh asisten runah tangganya mengambil sepeda motor mini yang sudah dia persiapkan kepada kedua cucunya."Asiiikkkk!!!" teriak kedua bocah tersebut dengan riang lalu langsung berebutan mengendarai sepeda motor tersebut."Makasiih kakeek, Keya suka sekali akhirnya bisa punya mainan kayak gini. Nabila aja nggak punya, ya kan Kenan?" ujar Keyra berceloteh dengan riang.Pak Hendrawan terharu dengan pengakuan dari sang cucu sekaligus merasa sedih. Karena cucu seorang Hendrawan yang mempunyai banyak hotel di dalam maupun di luar negeri, juga beberapa mall besar, namun cucunya hidup dalam kekurangan.Sedangkan Bu Mayang sedari tadi hanya diam sembari menitikkan air mata karena kebahagiaan keluarganya akhirnya mulai kembali. Kebahagiaan yang dulu pernah terenggut dari keluarganya kini akhirnya kembali juga."Mau main sama Om Reza? Kita main di halaman belakang yuk nanti kita renang juga," ajak Om Reza seraya menggandeng kedu
Mayra dan sisi kembar menghabiskan waktu seharian di rumah oeang tua Mayra. Si kembar terlihat begitu senang dengan kehadian kakek dan neneknya, apalagi mereka memang tidak pernah mendapatkan kasih sayang dari Oma Kartika, ibu dari Doni.Ketika Mayra diantarkan kembali ke rumah oleh Rizal, terlihat keadaan di rumah cukup sepi seperti tidak berpenghuni."Kok sepi Dek?" tanya Rizal kepada Mayra."Halah paling Mas Doni sedang di rjmah selingkuhannya Bang," ujar Mayra pelang seraya menengok ke arah kedua anaknya karena tidak ingin sang anak mengetahui keadaan orang tua mereka yang sedang tidak baik-baik saja."Kamu betah amat sih May? Kenapa nggak kamu tingggalin aja lelaki kayak begitu?" ujar Reza sembari berdecak sebal dengan kelakuan adik iparnya tersebut."Mayra belum ada bukti Bang, lagipula kasihan si kembar kalau harus keluarganya harus tercerai berai," ujar Mayra sembari mendesah pelan."May, kamu harus bahagia sebelum kamu membahagiakan orang lain. Ingat itu," ujar Bang Reza semb