Share

Aisyah Pingsan

Ya Allah, baru di sini seorang diri saja sudah banyak di komentarin, bagaimana kalau mereka tahu aku sudah di madu dan di talak. Pasti diriku akan menjadi bulan-bulanan mereka.

Kuatkan hamba Ya Allah.

"Mbak Aisyah mau beli apa?"tanya Bu Fatimah. Lega rasanya Bu Fatimah bertanya, setidaknya aku tak perlu menjawab semua pertanyaan Bu Rahayu.

Walau pun cepat atau lambat mereka akan mengetahui statusku. Tapi setidaknya tidak sekarang.

"Nasi putih dua bungkus ya Bu, lauknya gulai ayam sama tempe goreng saja."

Tak butuh lama, pesananku telah siap, tak lupa aku membayarnya.

"Saya permisi dulu ibu-ibu. Assalamu'alaikum."

"Waalaikumsalam..." jawab mereka serempak.

Tinggal di perkampungan memang harus kuat. Kuat mendengarkan omongan orang. Karena baik dan buruknya kehidupan kita akan selalu menjadi bahan perbincangan mereka.

Ku pindah satu bungkus nasi ke dalam piring, tak lupa diberi gulai ayam di atasnya. Aroma gulai menyeruak masuk ke dalam hidung. Gulai yang biasanya mengundang rasa
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Rania Humaira
bisa g tokohnya sedikit pintar dan punya harga diri njing. menye2 dan suka dihina. penulis sampah hanya sanggup menghasilkan tokoh dungu,menye2 dan lemot utk daya tarik ceritanya. dan buat tokoh kau si aisyah udah hamil tu atau sekalian aja dibikin mati
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status