Langga lama terduduk di belakang setir mobilnya, selembar surat dari rektorat barusan diterimanya.Langga di pecat sebagai mahasiswa di Kampus Merah Putih! Kesalahannya dianggap fatal, karena terlibat sebagai salah satu mahasiswa open BO.Langga hanya bisa tersenyum pahit, ancaman terhadap Langga bila berani menolak menemui si Tante Erna di villa nya, benar-benar di buktikan wanita jahat ini.Langga nekat menolak melayani Tante Erna, dia benar-benar kapok dengan perlakuan dari wanita setengah tua ini.Dan seminggu kemudian, Tanter Erna melaksanakan ancamannya, Langga menerima konsekwensi berat, dikeluarkan dari kampus.Padahal sebelumnya dia sudah di panggil dan hanya di beri surat peringatan, tak di nyana hari ini SP 1 sudah berubah jadi SP 3, alias di berhentikan dengan tidak hormat sebagai mahasiswa.Tapi yang membuatnya benar-benar hampir tak percaya, Rebecca Anggraini ternyata anak kandung Tante Erna!“Tak ku sangka…Becca anak wanita jahat ini!” batin Langga masih tak habis pikir
“Kita ke kampung Om ya…?”“Iya Andina, kita ke sana sekalian jalan-jalan, bawa saja baju 5 atau 7 stell yaa!”Gadis kecil yang baru 5 tahunan ini senang bukan main, apalagi saat tahu mereka akan naik pesawat pulang ke kampung Langga, di Kalimantan Timur.Andina tidak henti-henti kagum melihat pesawat-pesawat besar di bandara Soetta, apalagi saat naik pesawat yang identik dengaan logo warna hijau dan mengudara hampir 2 jam, untuk pertama kalinya.Begitu mendarat di Bandara Adjie Mohammad Sulaiman, atau yang dulu di kenal dengan nama Bandara Sepinggan Balikpapan, perjalanan masih harus di tempuh hampir 6 jam lagi jalan darat.Untung saja jalanan sangat mulus, sehingga bisa cepat sampai, tak sampai 6 jam lagi, tapi hanya 3,5 jam, karena ada jalan tol, Balikpapan-Samarinda.Langga sengaja memboking satu mobil travel dengan sewa 1,5 juta sekali antar. Andina sangat menikmati perjalanan ini, apalagi dia selama ini hanya di rumah saja.Setelah di hajar 5 mahmud-mahmud selama satu hari, Langg
“Bisa jadi Mba Lola, sayangnya mba Mira tertutup yaa, tahu-tahu hamil saja. Nggak tahu kemana bapak anak ini ngilang usai Mira Hamil. Padahal si Mira kan selalu pakai pengaman kalau terima tamu, kenapa sampai los waktu itu yaa…?”Itulah percakapan Mba Lola dan Mba Tari. Dua kupu-kupu malam yang sejak bayi ikut mengasuh Langga, selain Mba Ida.Ketiga wanita inilah yang paling sering mengasuh Langga. Sedangkan kupu-kupu malam lainnya sangat jarang menggendong Langga.Ketiga wanita ini menghormati Mira. Karena ibunda Langga ini semasa hidup di katakan idolanya di kompleks lendir dan jadi kesayangan sang mucikarinya.Hebatnya, Mira bisa memiliih sendiri tamu yang ingin memakai jasanya. Sehingga tamu-tamu Mira rata-rata hanya lelaki berkantong tebal dan memiliki wajah lumayan ganteng, yang beruntung menikmati tubuh sang idola kupu-kupu malam ini.Namun mendiang Mira juga sangat toleran dengan semua wanita di sini. Termasuk Lola, Tari
“Sebelumnya saya juga tak tahu Tante Rica. Saya hanya di minta ke sini, kalau tante tak berkenan, tak apa saya pulang lagi!” Langga kembali membungkuk sopan dan benar-benar ingin pulang.“Eee…main pulang saja, karena kamu sudah terlanjur ke sini, baiklah kamu boleh terapis saya. Tapi awas ya…yang sopan, macam-macam kamu ku laporin nanti!” dengus Tante Rica mempersilahkan Langga masuk ke rumahnya.Langga diminta dalam ke sebuah kamar dan setelah menutup pintu. Tante Rica yang masih ragu dengan Langga kini berbaring menelungkupkan badannya di kasurnya yang empuk.Langga dengan nada sopan mohon izin menyingkap kain di kaki wanita bertubuh gemoy dan berkulit putih ini.“Ya udah, lakukan saja, kaki saya pegal banget, abis traveling,” sahut Tante Rica cuek.Tante Rica ini adalah seorang pegawai swasta di sebuah bank. Dia merupakan istri simpanan seorang pejabat pemerintahan.Langga pun konsentrasi
Parahnya, Tante Rica malah meminta Langga memegang terus hutannya yang rapi. Dan di mata Langga sangat indah ini.Akibatnya, sebagai remaja puber, Langga pelan tapi pasti mulai merasakan pengalaman yang berbeda saat ini.Langga sudah biasa melihat para wanita di kompleksnya bercinta dengan pelanggan, sehingga dirinya tak pernah merasa risih ataupun heran lagi.Tapi kali ini beda 180 derajat! Langga makin lama makin serba salah, duduknya pun jadi tak tenang. Saliva nya makin tak beraturan.Tante Rica malah senyum-senyum saja melihat remaja ini jadi salting begitu. Langga bak jadi hiburannya di saat gabut begini.Karena kecewa dan tentu saja lama tak pernah bercinta lagi dengan suaminya, Tante Rica mulai gelap mata.Dia meminta Langga menggaulinya saat ini juga, bahkan ia menarik wajah Langga dan menekan kepala pemuda ini ke dadanya.Langga kelabakan, dia bukanlah remaja berpengalaman, Langga masih perjaka ting-ting!Tapi Tante Rica mana tahu soal ini! Tante Rica seakan menemukan pelam
“Hmm…gimana yaa…?” Tante Rica agak ragu dengan permintaan Mimi.“Ahhh kamu ini…oke, kamu akan ku promosikan jadi Kacab nanti di sebuah kantor cabang…gimana?” Mata Rica langsung membulat, lalu pura-pura mikir sebentar. Padahal hatinya berbunga-bunga.“Tawaranku ini hanya sekali lo ya, kalau kamu nolak, ya udah aku akan cari yang lain!” Mimi pura-pura jual mahal.“Hmmm…ya udah dehh, deal…!”Rica lalu janji akan langsung meminta Langga menemui Mimi di sebuah hotel bintang 5, sesuai keinginan wanita ini.Dan jadilah Mimi wanita kedua yang di gauli Langga, ternyata Mimi ikutan mabuk kepayang dengan Langga.Tante Mimi lalu susun siasat agar Langga makin lama bersamanya, Rica di promosikannya di sebuah kantor cabang di wilyah Sulawesi.Dengan alasan nanggung pindah, karena kurang dari 6 bulanan lagi ujian kelulusan SMU, Langga tak ikut Tante Rica boyongan ke Sulawesi.Tante Mimi mencarikan Langga apartemen, karena sewa rumah yang sebelumnya dia tempat bersama Tante Rica habis kontraknya.Mak
Pria yang sudah tua ini menatap Langga yang baru saja mengembalikan motor yang dipinjamnya. Dia geleng-geleng kepala saja saat Langga bercerita kehidupannya di Jakarta.Sedikit kaget saat tahu Langga jadi…gigolo.“Hmm…ilmu beladiri yang sempat ku ajarkan pada kamu dulu, kok bisa sampai kamu lupakan. Aneh sekali, memalukan sebagai lelaki kamu tak punya nyali Langga!” tegur Paman Jali sambil menghisap rokok yang baru saja di belikan Langga. Sengaja tak mau singgung soal profesi pemuda tampan ini.Langga hanya bisa terdiam tak berani membantah. “Tahu tidak, ayahmu yang bernama Hendra Sulaimin itu pernah duel dengan 3 orang preman di kompleks ini dulu. Karena berani memaksa ibu kamu melayani mereka!”Langga sangat kaget dan dia menatap pria tua ini seakan tak percaya. “Be-benarkah begitu paman?”“Iya, 3 preman itu tewas! Dan gara-gara itulah ayah kamu lalu kabur dari sini meninggalkan ibu kamu yang hamil muda. Karena di cari-cari polisi...! Ternyata 3 orang preman itu, 1 orang adalah apar
Lumayan lama juga Langga menunggu, hampir 20 menitan, pagar kemudian terbuka dan Badrun kini menemuinya lagi di pos satpam.“Mas Langga, silahkan masuk, langsung saja di teras kiri samping yaa. Oh ya mas…sabar ya…jangan kaget!” Badrun lalu mempersilahkan Langga masuk ke dalam pagar.Heran juga Langga, apa maksud Badrun yang memintanya sabar dan jangan kaget tadi. Sepanjang jalan menuju teras mewah ini, Langga terus kepikiran!Lumayan luas juga halaman rumah mewah ini, pilar-pilarnya besar dan Langga melihat di samping kanan ada 20 buah mobil mewah berjejer rapi di garasi.Begitu sampai di teras samping, ada seorang sekuriti lain yang menatap Langga ‘aneh’, bahkan agak melotot. Seolah-olah sosok Langga ini mahluk yang menakutkan.Sekuriti ini usianya lebih tua dari Badrun tadi, tapi dia hanya mengenakan baju kaos dengan celana gelap.“Silahkan duduk mas, sebentar lagi nyonyah besar akan menemui mas!” katanya ramah, tapi masih dengan pandangan aneh.Matanya seakan menyelidiki siapa sebe