Part 27
Kedatangan mas Andi dan Mba Ati.Akhir akhir ini pikiran dan tenaga ku banyak terkuras, apalagi proses sidang yang belum selesai. Membuat kepalaku pusing sekali.Aku memutuskan untuk pulang ke rumah ibu. Aku ingin curhat dan berkeluh kesah padanya. Mungkin dengan bercerita pada ibu, aku merasa sedikit lebih tenang.Pukul 10.00 pagi, aku sudah bersiap siap menuju kerumah ibu. Toko sengaja ku tutup karena berhubung hari minggu.Tak lupa ku bawa sedikit buah tangan buat ibu dirumah, martabak telor makanan kesukaan ibu. Meskipun ku bawa makanan yang lebih enak dan lebih mahal, ibu tetap minta martabak telor.Aku bergegas menuju kediaman ibu, tak butuh waktu lama, tiga puluh menit mengendarai mobil, akhirnya aku sampai dirumah ibu.Sesampainya di halaman rumah ibu, aku melihat ada beberapa kendaraan sedang terparkir disana.Sepertinya aku tidak asing dengan kendaraan roda dua ini, oh aku ingat, inAkhirnya sah menjadi jandaBerbulan bulan lamanya, aku mengikuti proses persidangan perceraian di pengadilan agama. Ku kira masalah akan cepat selesai, namun semakin lama masalah semakin berbelit belit. Mulai dari mas Andi yang tak mau bercerai denganku, setelah ku perlihatkan bukti perselingkuhan nya dia pun tak dapat mengelak. Meski beberapa kali mediasi aku tetap tak mau rujuk dengannya, apalagi ucapannya telah mengeluarkan kata 'duda' yang dalam hukum Islam berati dia sudah menjatuhkan talak satu terhadapku. Dia tak dapat mengelak, hakim yang mengatakan sendiri bahwa ucapan seorang laki laki yang masih beristri tapi mengaku duda, maka jatuh lah talak satu terhadap istrinya. Karena sudah terlanjur berucap dan talak satu telah jatuh, maka dia minta rujuk, tapinaku rak mau rujuk lagi dengannya. Mas Andi pun tak berhenti disitu saja. Dia meminta harta gono gini dariku. Dan sayangnya aku tak akan pernah memberikan
Setelah lima tahun jatuh bangun mengarungi bahtera rumah tangga, akhirnya aku menyerah dan gagal mempertahankan keutuhan rumah tangga ku bersama mas Andi. Banyak cerita yang telah ku ukir bersamanya, tak bisa ku pungkiri, meski sekarang aku telah berpisah dengan Mas Andi, aku belum bisa melupakan kenangan indah saat bersama dengannya dulu. Dulu, ketika aku belum menikah dengan Mas Andi, dia begitu gencar mendekatiku meski berkali kali aku menolak cintanya. orang tuaku bahkan sempat melarang ku menikah dengan Mas Andi, bodohnya aku tidak mendengar kata mereka. Sekarang aku sudah menjadi janda, entah aku siap atau tidak dengan komentar negatif orang orang. Aku tidak boleh larut dalam kesedihan, aku juga tak boleh menangisi perpisahan ku dengan Mas Andi, ini sudah keputusan ku aku tak boleh menyesalinya. Aku juga dari dulu sering dihina dan di cemooh oleh keluarganya karena aku berasal dari keluarga miskin, karena cinta lah aku bertahan sampai
Kata kata Linda terhenti, seolah dia berat sekali untuk cerita, aku penasaran ujian apa yang sedang dia hadapi. "Kenapa Lind? Apa ada masalah? Cerita lah sama aku. Seperti aku yang udah ceritain masalah ku padamu, tak usah sungkan, apa gunanya teman kalau bukan untuk saling berbagi"Aku mencoba membujuk Linda agar bersedia berbagi masalahnya denganku, aku bisa melihat raut wajah sedih nya. "Nur... Aku sedang punya masalah besar Nur""Masalah apa Lind? bilang saja sama aku, aku kan teman kamu Lind""Suamiku Nur, dia meminjam uang di bank jumlahnya puluhan juta""Benarkah? Tapi kan, bukannya suami kamu itu pengusaha kan Lind? "Setahun aku, suami Linda adalah pengusaha di bidang budidaya ikan, sudah lama aku tidak berjumpa dengannya dan aku tidak mengetahui bagaimana kehidupan Linda sekarang. "Dulu sih iya Nur, tapi disaat pandemi melanda, omset kami menurun, pembeli semakin berkurang, bahkan ban
Part 31. "Baiklah, aku mau Nur, aku juga lagi perlu uang untuk membayar hutang suamiku dibank" Syukurlah Linda bersedia kerja di Toko ku, sekarang aku dapat tambahan satu karyawan lagi. "Jadi, kapan aku mulai kerja Nur? ""Bagaimana kalau besok? ""Aku bilang sama suami ku dulu ya Nur, semoga saja dia gak keberatan""Kamu kerja juga buat bantuin dia kan, aku yakin pasti dia setuju. Lagian kamu kerja sama aku aku jamin kamu pasti betah, disamping dapat gaji, kamu juga bisa makan kue sesuka kamu, asalkan semua kerjaan beres""Wah.. Kesukaan ku itu Nur, aku lihat kue kue kamu cantik cantik dan kayak nya enak Nur""Ya pasti lah Lind, kalau gak enak mana mungkin aku jual, ya kan? ""Iya sih Nur, oiya Nur aku pamit dulu ya, sekalian mau minta ijin sama suamiku""Oh iya sebanyat Lind, aku ambil uang dulu ya""Makasih ya Nur, kamu memang teman ku yang paling baik""Ah kam
Part 32Bertemu mantan mertuaAku mengajak ibuk tinggal di ruko agar ada yang menemaniku disini, dirumah juga ibuk tinggal sendiri. Sesekali ibuk akan ada kawan jika ada keponakan ibuk yang menginap dirumah. "Bagaimana buk? Ibuk suka tinggal disini? ""Suka nak, suka sekali, apalagi ibu bisa makan kue tiap hari, bisa bisa ibu makin gemuk""Biar gemuk ibuk tetap cantik kok""Bukan masalah cantik Nur, tapi ibuk gak mau terkena diabetes, kue kan banyak ngandung gula, ibuk takut kalau makan yang manis manis""Yaudah, besok kita buat kue yang gak manis bu""Kalau gak manis, ya gak enak lah Nur? ""Enak kok bu, asal kita pakai gula rendah kalori""Oh gitu, emang gula rendah kalori itu gimana Nur""Ya sama aja kayak gula umumnya bu, tapi tekstur nya lebih halus, kayak tepung gitu""Oh gitu.. ""Oiya bu, ibuk udah pernah cek gula darah? ""Udah lama ibuk gak cek Nur"
Part 33"Nur... " Panggil ibu yang duduk disampingku yang sedang mengemudi. "Iya Buk, ada apa? ""Kamu kok melamun? ""Ah, enggak buk. Nur hanya kepikiran mamaknya Mas Andi. Nur kasihan saja, beliau sakit tapi anaknya tak ada yang menemani""Iya Nur, ibu juga begitu. Meskipun beliau sudah bukan mertua dan besan ibu lagi, ibu juga merasa kasihan padanya, seharusnya kan anaknya ikut menemani ya Nur, mana tahu nanti kalau beliau jatuh saat berjalan atau pusing, kan gak ada yang bantuin? ""Tapi kita juga gak mungkin temanin beliau buk, ibuk tahu sendirikan bagaimana anaknya, Mba ati. Dia tuh marah sekali sama Nur buk, pertama karena Nur gugat cerai adiknya, kedua Nur gak penuhi tuntutan gono gini Mas Andi, dan ketiga dia marah karena Nur sewa pengacara sedangkan adiknya enggak, di pengadilan aja dia ngamuk ngamuk ke Nur Buk""Kamu yang sabar ya Nur, namanya juga hidup pasti ada saja cobaannya, kalau bukan di uji denga
Part 34Mantan mertua meninggalHari yang melelahkan sekali, aku ingin segera merebahkan tubuh di kasur dan beristirahat. Namun, belum sempat memenjamkan mata tiba tiba handphone ku berbunyi. Siapa yang menghubungi ku malam malam begini? "Mas Andi? " Ada apa dia menelponku malam malam begini? Kurasa tak ada lagi hubungan ku dengannya. Aku segera mengambil handphone dan menerima panggilannya. "Iya Hallo, ada apa Mas? ""Nur, mamak Meninggal"Tiba tiba seluruh persendian ku terasa luluh, baru tadi siang aku berjumpa beliau di Klinik. "Apa Mas? Mamak Meninggal? " Aku seperti tak percaya dengan apa yang ku dengar. "Iya Nur, mamak jatuh Klinik, udah dibawa kerumah sakit, tapi sampai dirumah sakit mamak sudah tak bisa ditolong""Innalillahi WA innalillahi rajiuuun... " Ada rasa sedih dan sesal dalam hatiku, mengapa tadi aku tidak menemani beliau di Klinik. B
Part 35MelayatAku dan Ibu bergegas menuju kediaman rumah Mas Andi, aku ingin melihat Mamak untuk terkahir kalinya sebelum beliau dikebumikan. Lima belas menit kemudian akhirnya aku dan Ibu sampai di rumah Duka, ada rasa ragu untuk masuk kedalam. "Nur. Kamu kok bengong? Ayo masuk" Ajak Ibu dengan menggandeng tanganku. Dengan berat akhirnya aku masuk kedalam rumah, di depan pintu sudah berdiri Bang Saiful, mantan abang iparku. Aku mendukkan kepala sambil menyunggingkan seulas senyum, dan beliau pun ikut menundukkan kepala ketika berpapasan denganku. Bang Saiful mempersilakan aku dan Ibu untuk masuk kedalam. "Masuk lah Nur... " Ucap Mantan abang iparku pelan. Ketika aku masuk, jenazah sudah dikafan kan, aku melihat Mba Ati dan Mba Sari duduk di samping kiri dan kanan jenazah. Aku mendekat hendak melihat wajah mantan Ibu mertuaku untuk yang terakhir kalinya. Namun, ketika aku sudah satu meter dengan Mba