Share

Bab 161

Auteur: Sunshine
Alvaro tak membuang waktu.

Dia mengangkat kakinya dan menghantamkan sepatu botnya tepat ke wajah Kendrik, seolah tengkorak pria itu tak lebih dari keset murah.

Kepala Kendrik terhempas ke bawah, mencium kotoran di sepatu Alvaro.

Kendrik terhuyung mundur, amarahnya membuat wajahnya berubah menjadi seringai mengerikan.

"Bajingan kau!" Dia meludah, suaranya bergetar karena murka. "Siapa kau, berani-beraninya ikut campur urusanku? Kau pasti mati!"

Kendrik berbalik, berteriak memberi perintah seperti sersan yang murka. "Penjaga, kemari dan singkirkan dia!"

Para penjaga bergegas maju, tetapi Joselin yang selalu seperti sumbu yang siap terbakar, melompat di antara mereka dan Alvaro. Api perlawanan menyala di matanya.

"Kalau sentuh dia, aku akan mematahkan tulang-tulangmu seperti ranting!" ancam Joselin, seakan menantang mereka untuk mencoba.

Seorang penjaga mencoba meraih lengannya, tetapi justru mendapati lengannya sendiri dipelintir seperti pretzel.

Joselin lalu menghantamkan tendangan ke s
Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application
Chapitre verrouillé

Latest chapter

  • Alvaro, Sang Penguasa Dunia   Bab 225

    Alvaro bersandar di kursinya, meregangkan lengan seolah-olah bosan dengan semua ini."Selanjutnya," ucapnya datar. Tatapan dinginnya menyapu ruangan."Kau, yang berambut cokelat dengan setelan hitam. Kemari."Pria dengan setelan hitam itu maju, tubuhnya gemetar begitu hebat sampai terlihat seakan kakinya bisa menyerah kapan saja.Dia sempat melirik Melisa dengan tatapan menyesal."Ma ... maafkan aku," gumamnya. Kemudian, dengan ledakan keberanian atau keputusasaan, dia mengangkat tangan dan menampar Melisa.Suara tamparan itu menggema di tengah keheningan.Melisa tersentak, darah mengalir di sudut bibirnya.Alvaro hanya menguap malas."Ayo cepat, jangan sampai aku yang melakukannya untukmu." Dia mengokang pistolnya, memutar larasnya sebagai penegasan."Mulai sekarang, kalau ada yang lambat menuruti perintah ...." Dia memiringkan kepalanya ke samping, sorot matanya menyala penuh ancaman."Aku nggak akan buang waktu memberi peringatan. Bakal langsung kutembak."Suasana hening menyelimuti

  • Alvaro, Sang Penguasa Dunia   Bab 224

    Semua orang di aula pesta tahu satu aturan tak tertulis.Jangan pernah mencari masalah dengan Keluarga Kasmir.Jadi, ketika orang asing tak dikenal itu menampar Melisa Kasmir, rasanya waktu ikut berhenti.Semua kepala menoleh, rahang mereka ternganga. Suara terkejut terdengar seperti sesak napas bersamaan."Apa dia sudah gila?" gumam seseorang."Dia benar-benar menampar Melisa Kasmir. Dia pasti cari mati."Keheningan menyelimuti ruangan, pekat dengan rasa takut dan tak percaya. Selama orang bisa mengingat, Melisa selalu menjadi pihak yang memberi siksaan, bukan sebaliknya.Di saat itu juga, sesuatu yang mustahil terjadi.Melisa terhuyung di atas tumitnya, tangannya menekan pipi yang memerah terbakar.Matanya membelalak, antara terkejut dan marah.Tidak pernah ada yang berani menyentuh dirinya."Kau ...." serunya terbata, suaranya pecah. "Kau berani menamparku?"Alvaro merasakan adrenalin mengguncang nadinya. Dia meluapkan amarah tanpa sempat berpikir. Sebagian dari dirinya membenci ken

  • Alvaro, Sang Penguasa Dunia   Bab 223

    Melisa mengangkat alisnya, lalu dengan gerakan perlahan dan penuh perhitungan, dia mengangkat kakinya yang bersepatu hak tinggi.Dia mengusap noda darah di tumit sepatunya ke bibir Siti.Kemudian, dia meludah dengan penuh penghinaan tepat di tubuh wanita yang sudah pingsan itu."Singkirkan dia dari pandanganku!" bentak Melisa, matanya dingin sambil melirik dua pengawal."Dia bahkan nggak pantas menghirup udara yang sama dengan kita. Pastikan kalian berdua menikmatinya."Tanpa ragu, para pengawal itu masing-masing mencengkeram satu lengan Siti dan menyeretnya melewati lantai marmer yang mengilap.Tubuhnya yang babak belur dan nyaris tak bernyawa meninggalkan jejak samar darah di belakangnya.Sekelompok kecil tamu mulai berkumpul. Ada yang meringis jijik, ada pula yang terkekeh kejam."Itulah akibatnya kalau berani mencuri sesuatu dari Keluarga Kasmir," ejek salah satu dari mereka.Seorang pria paruh baya, sambil menggenggam gelas anggur, menatap Siti dengan jijik."Kalau dia benar-benar

  • Alvaro, Sang Penguasa Dunia   Bab 222

    Jumadi melirik ke arah Siti yang tergeletak di lantai.Dia mendecakkan lidah dengan tatapan meremehkan yang tertahan.Semua waktu dan uang yang sudah dia curahkan pada Siti dan ibunya yang rakus itu, bisa hancur seketika kalau dia tidak segera menyelamatkan keadaan.Padahal sebentar lagi dia hampir berhasil menyeret Siti ke ranjangnya, bisa membanggakan diri bahwa dia sudah menaklukkan salah satu dari lima wanita tercantik di Kota Vilego.Sungguh sia-sia kalau semua berakhir di sini.Dia menyapu rambutnya dengan jari, menatap Melisa yang mengamuk dengan kesal, lalu melangkah mendekatinya."Melisa, sudahlah," ucapnya dengan suara rendah. "Kau nggak merasa sudah kelewatan?"Mata Melisa berkilat penuh penghinaan.Dia tidak menjawab. Sebaliknya, tangannya melayang, menampar Jumadi dengan keras di depan semua orang, cukup nyaring hingga seluruh aula pesta terdiam.Seruan kaget memenuhi ruangan.Jumadi Kusuma yang dijuluki Pangeran Kota Vilego, ditampar di hadapan setengah kalangan elite kot

  • Alvaro, Sang Penguasa Dunia   Bab 221

    Jumadi sama sekali tidak menyangka Melisa berani melontarkan tuduhan seberani itu di depan begitu banyak orang.Beberapa menit lalu, aula megah itu masih penuh bisikan pujian untuk Siti. Keanggunannya, keberhasilannya, cara dia memikat perhatian.Sekarang, ruangan itu penuh dengan gosip dan kecurigaan.Wajah Siti mengeras. "Berani sekali kau menuduhku, Bu Melisa. Kau undang aku ke sini sebagai tamu, lalu sekarang kau menuduhku mencuri di depan umum? Kalau memang punya bukti, tunjukkan. Kalau nggak, kau berutang permintaan maaf padaku."Sudut bibir Melisa melengkung jadi senyum sinis."Biar kau tahu, aku nggak pernah mengundangmu. Kau nyelonong masuk sendiri, seperti parasit putus asa. Dan soal buktinya? Sayang, aku punya lebih dari cukup bukti untuk menguburmu," ujarnya, lalu memberi isyarat pada para pengawal."Mereka hanya perlu memeriksa tas murahan yang kau pamerkan itu. Atau kau mau berhenti berpura-pura dan mengaku saja sekarang?""Lagi pula, kau punya banyak kesempatan untuk men

  • Alvaro, Sang Penguasa Dunia   Bab 220

    Jemari Cindy bergetar ketika sadar dirinya tak bisa lagi mempertahankan sandiwara itu.Dia menatap putus asa ke arah Melisa Kasmir, yang berdiri di puncak tangga marmer bak seorang ratu yang siap menjatuhkan vonis mati pada tawanan."Bu Melisa!" Cindy memohon, suaranya bergetar."Ka ... kau harus percaya padaku. Benaran, ini bukan seperti yang terlihat. Kalung ini bukan milikku. Ini milik Siti, keponakanku, Jumadi yang memberikannya padanya, dan aku hanya meminjamnya untuk malam ini. Cuma itu!"Tatapan Melisa menyipit, matanya sedingin baja."Siti, kau bilang?" desisnya di sela gigi terkatup."Itu wanita yang barusan masuk bersama Jumadi? Yang berani pamer di depanku tanpa tahu malu?"Cindy mengangguk cepat, keringat membasahi kerah gaunnya. "Iya, dia. Dia dan Jumadi datang bersama, aku hanya ikut menumpang.""Aku ... aku akui aku iri dengan kalung itu, jadi kupinjam untuk malam ini. Tapi semua kekacauan ini bukan ulahku, Bu Melisa. Demi Tuhan, aku mohon ... ampuni aku."Sudut bibir Me

Plus de chapitres
Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status