Share

Bab 1739

Author: Erlina
Omran memelototinya. “Tentu saja sakit!!”

Kevin memukul pahanya. “Baguslah kalau sakit! Artinya aku nggak lagi bermimpi! Ya, Tuhan, aku, Kevin sudah punya cucu ….”

Omran terdiam.

Fakhri juga terdiam.

Lyana merasa Kevin sungguh memalukan. Saat hendak memarahinya lagi, Camila pun menghalangi Lyana dan berkata, “Paman Kevin lagi gembira. Kamu nggak usah hiraukan dia. Biarkan dia gembira saja.”

Lyana menghela napas, lalu menarik tangan Camila. Air matanya sangat tegas. “Camila, kamu sudah menderita! Kami baru tahu setelah anak berusia 4 bulan. Kami sudah membuat kamu dan anak menderita ….”

Camila segera mengusap air mata Lyana dan menyela omongannya, “Aku nggak menderita. Cucumu patuh sekali. Dia nggak siksa aku sama sekali. Makan dan tidurku sangat bagus.”

Lyana berkata dengan menangis, “Kamu itu berjasa dalam Keluarga Hermanto! Ayo … jangan berdiri lagi, jangan sampai kecapekan. Ayo, cepat duduk dan istirahat.”

Camila berkata dengan tersenyum, “Bibi Lyana, aku nggak capek.”

“Kita juga ja
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter
Mga Comments (5)
goodnovel comment avatar
Subaida
penasaran banget nih apa reaksi Dylan ama Camilla ya??
goodnovel comment avatar
Febrianty Izhar M
lanjut Thor up yg banyak lg
goodnovel comment avatar
susi widayati
Mimpi gak ya... biasanya orang nampar diri sendiri, ini malahan nampar orang lain.... gila saja, kayak Dylan dan Caden, klop.
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1743

    “Bibi Lyana dan ibunya Leon itu benar-benar nggak bisa dibandingkan! Anika itu memang wanita sialan! Dulu, dia bersikap begitu nggak tahu malu dan selalu cari-cari kesalahan Camila! Dia bilang Camila nggak berbakti, manja, juga bukan menantu yang baik!”“Dia bukannya nyadar seperti apa sifatnya sendiri! Kalau dia menyayangi Camila seperti Bibi Lyana, Camila pasti juga memperlakukan dia layaknya ibu kandung,” ujar Tiara.Naomi juga menyetujui ucapan Tiara. Semua orang pasti memiliki empati. Mana mungkin ada gadis yang bukan tulus ingin bersikap baik kepada ibu mertuanya setelah menikah? Kenapa perasaan itu akhirnya berubah? Memangnya itu semua salah si menantu? Jika semua ibu mertua di dunia ini bisa memperlakukan menantunya dengan tulus seperti Lyana, mana mungkin menantunya tidak berbakti padanya?...Di ruang privat lantai tertinggi.Begitu masuk ke ruangan, Dylan langsung mendorong Camila ke pintu dan menjebaknya di sana. Matanya terlihat memerah, sedangkan keningnya berkerut. Dia

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1742

    Ketika Achmad dan Dimas melihat situasi, mereka segera berlari kemari.Gisela dan Brenda menyadari ada yang datang untuk membantu mereka. Mereka segera berlari ke sisi prianya, lalu menangis dan mengadu.“Suamiku, dia pukul aku!”“Suamiku, dia juga pukul aku!”“Huhuhu …. Dia bukan lagi memukul kami, tapi lagi memukul wajah keluarga kami!Achmad dan Dimas bukan pria baik-baik. Mereka memelihara banyak simpanan di luar sana dan juga tidak mencintai istri mereka. Hanya saja, istri sah melambangkan reputasi prianya. Lantaran ditampar di hadapan orang banyak, mereka pun merasa dipermalukan.Kening Achmad dan Dimas berkerut. Mereka menatap Lyana dengan kesal dan bertanya, “Apa yang terjadi?”Caden berjalan ke sisi Lyana dengan tenang, lalu berdiri di sampingnya. Dia tidak berbicara dan tidak terlihat ekspresi apa pun di wajahnya. Hanya saja, maksudnya sudah sangat jelas. Dia sedang memberi dukungan kepada Lyana!Siapa pun jangan mengira selagi Kevin dan Dylan tidak ada di tempat, mereka bisa

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1741

    Edward langsung berlutut di lantai, lalu mengetukkan kepalanya ke lantai. “Papa, aku mohon sama kamu. Berhubung aku itu anak kandungmu, mohon lepaskan aku. Masalah cucu itu tergantung takdir. Aku juga nggak bisa ambil keputusan, Papa!”Air mata Omran memburamkan tatapannya. “Edward, aku ingin panggil kamu Papa ….”Edgar tidak bisa menahan dirinya dan spontan tertawa.Raut wajah Fakhri langsung berubah muram. Dia langsung menendang putranya hingga masuk ke dalam ruangan!Fakhri menjerit dengan suara sangat keras, “Masih bisa-bisanya kamu tertawa. Coba kalian berdua lihat dengan baik bagaimana kalian mendesak kami berdua!”“Edgar, kamu berlutut bareng Edward sana! Dengarkan nasihat sama-sama!” Pada saat ini, kedua pria bernasib sama saling bertatapan. Edward pun menggeser dirinya ke sebelah. “Ayo, Sahabatku, kita mesti berbagi suka dan duka bersama.”Lantaran tidak bisa menghindar, Edgar terpaksa mengalah! Di lantai bawah, para ibu-ibu sedang berebut untuk membaca laporan hasil tes DNA

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1740

    Kevin membusungkan dadanya, lalu melangkah pergi dengan arogannya. Dia berjalan meninggalkan aula. Sekarang Kevin sudah pergi, tetapi suara tawa arogan malah masih menggema di dalam aula.Sosok arogan Kevin membuat para hadirin merasa sangat iri terhadapnya!Mereka semua merasa iri dan juga cemburu. Entah kapan mereka bisa memiliki cucu juga?Keluarga konglomerat tidak kekurangan kekuasaan dan kekayaan. Mereka yang sudah berumur seperti sekarang ini telah memiliki fondasi bisnis yang stabil. Hasrat terhadap kekayaan dan kekuasaan tidak bisa dibandingkan dengan hasrat memiliki cucu! Anak-anak mereka juga lebih menyukai kebebasan. Semuanya tidak bersedia menikah dini, apalagi memiliki anak.Jadi, bisa memiliki cucu adalah suatu kehormatan! Hanya saja … semua orang tidak menyangka orang pertama yang dianugerahkan kehormatan itu malah si Kevin! Jelas-jelas putranya paling tidak bisa diandalkan!Dalam setiap acara, asalkan semua orang mengungkit soal keturunan, Kevin hanya akan menunduk den

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1739

    Omran memelototinya. “Tentu saja sakit!!”Kevin memukul pahanya. “Baguslah kalau sakit! Artinya aku nggak lagi bermimpi! Ya, Tuhan, aku, Kevin sudah punya cucu ….”Omran terdiam.Fakhri juga terdiam.Lyana merasa Kevin sungguh memalukan. Saat hendak memarahinya lagi, Camila pun menghalangi Lyana dan berkata, “Paman Kevin lagi gembira. Kamu nggak usah hiraukan dia. Biarkan dia gembira saja.”Lyana menghela napas, lalu menarik tangan Camila. Air matanya sangat tegas. “Camila, kamu sudah menderita! Kami baru tahu setelah anak berusia 4 bulan. Kami sudah membuat kamu dan anak menderita ….”Camila segera mengusap air mata Lyana dan menyela omongannya, “Aku nggak menderita. Cucumu patuh sekali. Dia nggak siksa aku sama sekali. Makan dan tidurku sangat bagus.”Lyana berkata dengan menangis, “Kamu itu berjasa dalam Keluarga Hermanto! Ayo … jangan berdiri lagi, jangan sampai kecapekan. Ayo, cepat duduk dan istirahat.”Camila berkata dengan tersenyum, “Bibi Lyana, aku nggak capek.”“Kita juga ja

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1738

    Camila menatap Dylan dan berkata dengan sangat serius, “Aku mengandung anakmu. Kamu adalah ayah kandung dari anak ini!”Napas Dylan menjadi buru-buru. “Camila, kamu … kamu nggak sakit, ‘kan? Apa otakmu baik-baik saja? Apa kamu tahu apa yang lagi kamu katakan?”Camila menjulingkan bola matanya. “Aku baik-baik saja! Aku bilang anak di dalam kandunganku ini anakmu! Dia itu anakmu, Dylan!”Camila mengeluarkan laporan tes DNA, lalu menyerahkannya kepada Dylan. “Kamu baca sendiri.”Waktu itu, Camila melakukan pemeriksaan secara diam-diam.Dylan segera mengambilnya.Camila tidak menghiraukan Dylan. Dia menarik 1 tangan Lyana, lalu meletakkannya di atas perutnya. “Bibi Lyana, coba kamu usap. Dia lagi bergerak sekarang. Sepertinya dia merasa gembira bisa bertemu dengan kakek dan neneknya.”Melalui selapis pakaian, Lyana dapat merasakan anak sedang bergerak. Dia sungguh merasa gembira. Kedua tangannya sangat gemetar. “Camila, kamu … kamu nggak lagi bohongi aku dan Paman Kevin-mu, ‘kan? Ini … ben

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status