Andrew spontan menjerit. Dia kesakitan hingga seluruh tubuhnya gemetar! Ekspresi pria itu sangat mengerikan. Di hadapan Andrew, dia membuang daging itu kepada anjing terlantar di luar halaman. Beberapa ekor anjing terus menggonggong dan berebut daging!Si pria mencubit dagu Andrew dengan kuat memaksa Andrew untuk melihatnya. Dia pun memukul wajah Andrew. “Aku tanya sama kamu, sebenarnya di mana anak-anak itu? Kalau kamu nggak bilang, aku akan iris dagingmu lagi untuk dijadikan makanan anjing!”Andrew memelototinya dan masih tidak bersuara!Si pria sungguh merasa emosi. Dia mengayunkan pisaunya, lalu menusuk-nusuk tubuh Andrew! Andrew kesakitan hingga jatuh pingsan. Kemudian, dia kembali disiram oleh air. Si pria menjerit dengan histeris, “Aku tanya kamu untuk yang terakhir kalinya. Di mana anak-anak itu?”Andrew memejamkan matanya sembari menunjukkan ekspresi patah semangatnya. Si pria sungguh merasa kesal. Saat dia hendak turun tangan lagi, tiba-tiba seorang anak buah berlari kemari
Naomi melihat jam sekilas. Sekarang sudah menjelang pukul 6 pagi. Joseph memiliki kebiasaan untuk bangun pagi. Dia pun menelepon Joseph. Sesuai dugaan, panggilan pun terhubung. Naomi segera bertanya, “Papa, apa Caden lagi nggak di rumah? Teleponnya nggak bisa dihubungi.”Joseph sudah mendengar dari Braden. Caden pergi mencari Andrew. Dia pergi dengan merahasiakannya dari Naomi. Jadi, Joseph pun berbohong, “Caden sudah pergi sebelum subuh, sepertinya saat ini dia lagi di pesawat, makanya kamu nggak bisa hubungi dia.”Naomi merasa syok. “Pergi di saat subuh? Ke mana?”Joseph berkata, “Dia pergi dinas ke luar kota, sepertinya urusan pekerjaan.”Kening Naomi berkerut.Joseph bertanya, “Apa kamu ada urusan penting?”Naomi berkata, “Nggak kenapa-napa. Apa Steven juga pergi?”“Emm, mereka pergi berdua.”Naomi diam-diam menghela napas. Mereka mengobrol beberapa saat, kemudian panggilan baru diakhiri.Naomi berkata pada Tiara, “Caden dan Steven lagi dinas, sementara nggak bisa dihubungi. Kata p
“Selama Papa nggak di rumah, kalian bantu Papa buat jaga Mama dan adik-adik.”Kening Braden dan Rayden berkerut. Mereka pun mengangguk. “Papa mesti perhatikan keselamatan!”Caden mengusap kepala mereka berdua, lalu berdiri untuk berjalan pergi. Baru saja Caden berjalan keluar rumah, dia pun menerima panggilan masuk dari Steven. Suaranya terdengar serak dan juga panik. “Kak Caden, sudah terjadi sesuatu dengan Andrew! Aku baru membaca pesannya. Beberapa menit lalu, dia bilang sama aku … dia pamitan sama aku dan bilang sampai bertemu di kehidupan selanjutnya!”“Dia, dia, dia … pasti sudah terjadi sesuatu sama dia! Terjadi masalah serius! Dengan karakternya, dia bahkan nggak pernah memberi ucapan selamat di saat hari ulang tahunku, jadi dia nggak mungkin lagi bercanda! Dia pasti lagi dalam bahaya. Dia … Kak Caden … Andrew, dia …,” ucap Steven dengan terbata-bata. Dia tidak sanggup untuk melanjutkan ucapannya lagi. Dia pun menangis terisak-isak.Saat kecil dulu, Steven selalu bersama dengan
Braden merasa kaget. “Apa dikirim oleh Paman Andrew?”Caden segera menggigit bibirnya dan mengangguk. Napasnya sungguh buru-buru.Jantung Braden berdetak kencang. Dia segera menuruni mobil, lalu menarik Caden ke kamar Rayden. Dia memanggil Rayden untuk menyuruhnya menyelidiki masalah ini!Kemampuan Rayden lebih hebat daripada Braden! Ketika Rayden membaca pesan itu, dia juga merasa gugup seperti Braden! Dia tidak berani menunda sedetik pun, segera membuka laptop. Jari tangannya mulai mengetik keyboard dengan cepat.Tidak lama kemudian, Rayden menghentikan gerakan tangannya. Keningnya kelihatan berkerut. “Kartu nomor itu sudah nggak ada sinyal. Nggak bisa dilacak lokasinya!”Caden menatap layar laptop lekat-lekat. “Nggak ada sinyal?”Rayden mengangguk dengan serius. “Emm! Kalau tebakanku nggak salah, setelah pesan dikirim, ponsel dan kartu langsung dirusak! Sekarang aku cuma bisa menyelidiki titik lokasi sebelum sinyal menghilang. Maksudku, lokasi di saat Paman Andrew mengirim pesan kep
Andrew dan Steven sering kelaparan. Terkadang saat tidak sanggup menahan rasa lapar lagi, dia pun pergi merebut makanan anjing!Andrew sangat menjaga Steven. Jika ada roti, dia akan membagi bagian yang agak besar untuk Steven, sedangkan dia hanya makan sedikit saja. Itulah sebabnya waktu itu Caden mengira mereka berdua adalah saudara kandung.Setelah itu, Caden baru tahu bahwa mereka hanyalah saudara senasib sepenanggungan yang tidak memiliki hubungan darah sama sekali. Mereka bisa kenal juga karena mengemis bersama.Andrew begitu menjaga Steven karena pernah sekali Andrew mengalami demam tinggi, bahkan hampir kehilangan nyawanya. Steven menggunakan uangnya untuk menyelamatkan Andrew. Uang itu ditukar Steven dengan harga dirinya.Waktu itu, Steven baru berusia 6-7 tahun saja. Demi menyelamatkan Andrew, dia berlutut di lantai sembari menggonggong. Dia menggonggong sembari menjulurkan lidahnya dan berputar-putar di tempat. Dia menggunakan cara ini untuk membuat orang gembira demi mendapa
Detik demi detik berlalu.Caden merokok dan menunggu balasan pesan Andrew dengan gelisah. Satu rokok diganti dengan rokok lain. Caden tanpa sadar teringat dengan kejadian selama beberapa tahun ini. Dia teringat dengan setiap momen kebersamaannya dengan Steven dan Andrew.Sejak kecil, Andrew tidak suka berbicara. Jika bisa memberi isyarat mata, dia pasti tidak akan bersuara! Gara-gara dia jarang bicara, Caden dan Steven sering curiga bahwa Andrew benar-benar telah berubah menjadi bisu!Steven bahkan sering mencari topik pembicaraan untuk berbicara dengannya agar Andrew bersuara. Mereka takut lantaran kelamaan tidak bersuara, tenggorokan Andrew akan rusak dan nantinya benar-benar tidak bisa bicara lagi!Andrew memang sangat pendiam. Andrew tidak suka berbicara, tidak suka tersenyum, dan tidak suka menangis. Setiap harinya, dia selalu menunjukkan ekspresi tegang dan dinginnya saja.Kecuali saat kecil dulu, entah siapa yang dimimpikannya saat tidur, dia pun menangis beberapa kali dengan se