Naomi merasa sakit hati. “Dia nggak sekolah?”“Nggak sekolah. Kondisinya nggak memungkinkan dia buat sekolah seperti anak biasa.”“Apa kalian pernah ngobrol sama dia?”Robbin menggeleng. “Kami nggak punya kesempatan itu.”“Gimana dengan dihipnotis?”“Sudah dicoba, tapi nggak berhasil.”Naomi sungguh kehabisan kata-kata.Robbin berkata, “Rayden berbeda dengan anak lainnya. Dia terlalu pintar, sensitif, dan sangat waspada. Kamu nggak bisa memperlakukannya seperti anak kecil lainnya.”Naomi kembali melirik ke dalam ruangan. Dia berpikir sejenak, lalu berkata, “Aku tahu tujuan kalian membawaku ke sini. Tapi aku bukan dokter. Aku hanya pernah mendalami ilmu pengobatan tradisional dan psikologi anak di saat senggang. Jadi, kalian jangan memeluk harapan yang terlalu besar dari aku.”“Aku bisa menenangkan Calvin juga hanya kebetulan saja. Aku bisa mencobanya. Setelah dia bangun nanti, aku akan ajak dia bicara. Siapa tahu aku bisa masuk ke dalam dunianya untuk mencari cara penanganannya.”Robbi
Caden sedang duduk di dalam kamar pasien. Dia sedang menemani Rayden sembari menggenggam tangan kecilnya.Robbin berusaha menenangkannya. “Jangan khawatir. Setidaknya sekarang dia baik-baik saja.”Ketika tidak menemukan batang hidung Naomi, Caden pun bertanya, “Di mana dia?”“Dia sudah pulang, katanya ada urusan mendadak.”Caden mengangkat kepalanya. “Sudah pulang?”“Emm, katanya ada urusan mendadak yang mesti diselesaikan.”Kening Caden tampak berkerut.Robbin menimpali, “Kita juga nggak bisa mengurungnya. Lagi pula, kita juga butuh bantuannya. Kalau kamu kurung dia, bukannya kamu lagi merusak hubungan dengannya? Kalau sampai dia marah, apa kamu tenang menyerahkan Rayden kepadanya?”Sebelum Caden mengetahui masalah itu, dia pasti tidak bersedia untuk menyerahkan Rayden kepadanya. Namun sekarang, Caden sendiri juga tidak yakin apakah Naomi adalah ibu kandungnya Rayden atau bukan. Dia juga tidak berani memastikan apakah Naomi bisa membantu Rayden untuk menghilangkan trauma di hatinya at
Rumah ini masih sama seperti sebelum Naomi pergi. Tidak ada perubahan sama sekali. Hanya saja, isi orang di dalam rumah sudah berubah.Sebelumnya Naomi pernah tinggal 3 tahun di sini. Boleh dikatakan bahwa dia adalah nyonya rumah ini. Namun sekarang, dia bukanlah siapa-siapa lagi di rumah ini.Dulu, Naomi mengira dirinya akan tinggal selamanya di rumah ini. Dia bahkan sempat membayangkan setelah tua nanti, dia dan Caden akan hidup bahagia bersama anak mereka …. Alhasil … haih, hidup memang tidak bisa ditebak.Hati Naomi terasa sangat penat. Dia mengalihkan pandangannya, lalu menyesap tehnya. Dia sedang menunggu kepulangan Caden untuk menandatangani surat perceraian mereka.Setengah jam kemudian, akhirnya Caden tiba di Vila Uwana. Caden baru pernah mengunjungi rumah ini sekali, pada saat dia mencari istrinya untuk membahas soal perceraian. Setelah itu, Caden tidak pernah datang lagi.Mobil berhenti dengan perlahan. Baru saja Caden menuruni mobil, ponselnya pun berdering. Dia menerima pa
Pembantu berjalan kembali ke rumah.“Nona, Tuan suruh aku sampaikan kepadamu, tiba-tiba dia ada urusan penting. Masalah perceraian kalian terpaksa diundur. Dia juga bilang dia bakal menghubungimu besok.”Kening Naomi seketika berkerut. “Tadi yang datang itu Caden?”“Emm, benar.”Naomi segera berlari ke luar rumah. Dia masih bisa melihat mobil Caden. Dia mengejar sembari menjerit, “Hei! Berhenti! Caden, berhenti ….”Namun, mobil hitam itu sudah melaju kencang. Saat Naomi berlari ke depan pagar, dia pun sudah tidak bisa melihat mobil itu lagi.Naomi sungguh emosi. Apa-apaan ini? Bukannya hanya tanda tangan saja? Padahal Naomi juga tidak menginginkan pembagian harta, kenapa susah sekali?Memangnya Caden ada urusan penting apa? Kenapa dia tidak bisa tanda tangan sejenak sebelum pergi?Kali ini, Naomi benar-benar gusar. Dia hampir saja berhasil untuk mengurus perceraiannya! Namun, sekarang dia malah gagal lagi!Sebenarnya siapa yang sedang menindasnya? Kenapa proses perceraian ini bagai hen
“Berhubung Mama nggak menceritakan masalah ini, berarti Mama nggak ingin kita tahu masalah ini. Jadi, kita tenangkan diri kita dulu. Masih banyak kesempatan untuk balas dendam.”Tangan kecil Hayden dikepal erat.“Aku nggak bisa bersabar! Mama itu orang yang sangat baik. Dia malah ditindas mereka! Dulu Mama nggak punya sandaran. Jadi, dia hanya bisa menerima nasibnya. Sekarang, Mama sudah memiliki kita bertiga. Kita nggak boleh biarin Mama ditindas begitu saja!”“Meski kamu nggak bisa bersabar, kamu juga mesti bersabar! Meski kita meninggalkan Kota Jawhar, kita tetap akan balas dendam Mama. Tapi yang paling penting sekarang adalah si Caden! Tujuan utama Mama kembali ke Kota Jawhar adalah demi bercerai dengan Caden. KIta mesti bantuin Mama agar bisa bercerai!”Jayden merasa ucapan Braden cukup masuk akal. Dia menyeka air matanya, lalu bertanya dengan suara imutnya, “Kenapa dia nggak bersedia untuk bercerai? Apa karena dia suka sama Mama?”“Sudah pasti bukan! Kalau dia suka sama Mama, man
Keesokan harinya, Naomi bangun sangat pagi hari ini. Naomi melihat ponselnya untuk mengecek apakah Caden menghubunginya atau tidak. Namun, Naomi juga tahu dirinya tidak seharusnya buru-buru, sebab sekarang baru jam 6 pagi. Namun, Naomi tetap menelepon ke Vila Uwana untuk memastikan.Kemudian, Naomi pun mendapat balasan bahwa Caden ada urusan di pagi hari. Masalah perceraian dijadwalkan di sore hari. Lantaran sudah ditetapkan di sore hari, Naomi juga tidak berkata lain.Selesai mandi, Naomi pun meninggalkan memo untuk ketiga bocah cilik.Masih ada waktu luang di pagi hari, Naomi pun ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk menemui 2 teman baiknya.Setelah kejadian waktu itu, demi melindungi Naomi, Tiara dan Camila juga ikut dicaci maki orang-orang. Bahkan, ada yang mengirim karangan bunga dukacita, jasad binatang, dan lain sebagainya kepada mereka.Kali ini, Naomi tidak langsung mencari sahabatnya setelah pulang, juga karena khawatir dirinya akan disorot warganet, kemudian akan melibatk
Caden tahu apa yang sedang Tony rencanakan. Dia dapat melihat tatapan muram dari diri Tony.“Kakek sudah tua, nggak usah khawatir dengan masalah perusahaan lagi. Ada aku yang akan mengatasinya.”Kening Tony tampak berkerut. Sonia mulai menggila lagi. “Caden, kamu memang adalah pengelola perusahaan, tapi jangan lupa, Grup Pangestu itu didirikan oleh kakekmu. Dia berhak untuk menanyakan masalah perusahaan!” Caden mengangkat kepalanya. “Apa kamu lupa, Grup Pangestu yang didirikan oleh Kakek sudah lenyap? Grup Pangestu yang sekarang itu dirintis olehku.”Grup Pangestu telah mengalami kehancuran pada 6 tahun silam. Itulah sebabnya Caden dijemput untuk membangkitkan Grup Pangestu yang sangat berantakan itu.Grup Pangestu yang didirikan oleh Tony adalah perusahaan go public, dan sudah menjadi kisah lama. Namun, Grup Pangestu yang didirikan oleh Caden semakin hari semakin berkembang saja. Ia telah menjadi perusahaan bisnis terunggul di negara ini!“Kamu … apa pun ceritanya, kakekmu barulah pe
Zaskia menyipitkan matanya. Dia sedang menyusun rencana barunya.Setelah memasuki mobil, Zaskia langsung bertanya pada sopir, “Apa sudah berhasil diselidiki?”“Sudah, penyakit Tuan Muda Rayden kali ini cukup serius. Dia hampir saja lompat dari atas gedung.”“Lompat dari atas gedung?”“Emm, dokter mengatakan anak itu memiliki gangguan mental. Kalau penyakitnya nggak segera diobati, bisa jadi dia akan mencoba untuk bunuh diri lagi.”Terlintas kegembiraan di dalam tatapan Zaskia.Sopir kembali menambahkan, “Nyonya, sepertinya Tuan Muda Rayden nggak bakal hidup lama lagi. Selama ini, setiap generasi Keluarga Pangestu hanya memiliki 1 anak laki-laki saja. Meskipun Tuan Caden menikah lagi, sepertinya dia juga nggak akan bisa punya anak laki-laki.”“Setelah Tuan Muda Rayden meninggal nanti, kita pasti akan menjadi salah satu kandidat dari calon penerus Grup Pangestu. Gimana kalau kita jemput Tuan Muda pulang sekarang?”Keluarga Zaskia sangatlah licik. Dia sudah lama mendambakan posisi presdir
Catherine bertanya lagi, “Bagaimana kalau anak itu jadi milikmu? Kamu akan suruh aku gugurkan atau lahirkan anak ini?”Dylan kembali mengerutkan keningnya. Dia menjawab dengan tegas, “Gugurkan!”Catherine berkata, “Apa kamu benar-benar berencana untuk lajang seumur hidup? Nggak mau menikah dan mempunyai anak?”Dylan membalas dengan dingin, “Nggak ada hubungannya sama kamu. Aku akan transfer uang sekarang.”Panggilan diakhiri. Dylan pun mengirim uang satu triliun kepada Catherine secara bertahap.Selesai mentransfer uang, Dylan mengirim pesan kepada Catherine.[ Jangan ganggu Camila! ]Saat Catherine membaca pesan itu, dia sungguh merasa kesal. Dia tidak membalas Dylan. Dia langsung mengirimkan uang satu triliun itu kepada Leon, lalu mengirim pesan kepadanya.[ Segera jalankan aksimu. Camila mesti mati mengenaskan. Aku nggak ingin melihatnya lagi! ]…Di hotel tepi pantai, Camila memesan sebuah kamar dengan pemandangan laut. Dia membungkus tubuhnya dengan luaran tebal, duduk sendirian d
Di rumah sakit, Dylan sedang berbaring di atas ranjang dengan tenang. Dia mengerutkan keningnya sembari melihat ke atas plafon. Suasana hatinya terasa tertekan.Sebelum Catherine pergi, ucapan yang dilontarkannya sewaktu di koridor terus terbayang di benak Dylan.‘Apa kamu puas sekarang? Ternyata ini janjimu padaku? Bukannya kamu berjanji akan menjagaku?’Ucapan ini bagai gunung besar saja yang menekan hatinya. Dylan merasa tertekan hingga kesulitan untuk bernapas. Dia tahu jelas bahwa Catherine bermasalah. Semua yang dialami Catherine hari ini adalah akibat dari perbuatannya! Namun, Dylan spontan menyalahkan dirinya sendiri ….Tiba-tiba Dylan menerima pesan dari Catherine. Dylan duduk di tempat, lalu membalas.[ Berapa? ]Catherine langsung membalas.[ Satu triliun. ]Dylan tidak berpikir sama sekali, lalu membuka aplikasi bank untuk mentransfer uang.Tiba-tiba Dylan kepikiran dengan Camila, Dylan pun mengetik.[ Untuk apa kamu minta uang sebanyak ini? ]Kening Catherine berkerut.[
Naomi menatap Caden beberapa saat. Dia pun mengerutkan keningnya dan berbohong. “Kamu jangan sembarangan bicara! Nggak, ah!”Memilih untuk tidak memberi tahu Caden karena masalah ini adalah privasi Camila. Ditambah lagi, Caden adalah sahabat Dylan. Naomi takut Caden akan memberi tahu rahasia itu kepada Dylan!Sebelum Camila membuat keputusan, Dylan tidak boleh mengetahui masalah ini.Meskipun Dylan boleh mengetahui masalah ini, dia juga seharusnya diberi tahu langsung oleh Camila.Caden menatap Naomi dengan berlagak tenang.Tadi sore saat membeli sepatu, Caden hanya curiga saja, sekarang dia pun telah memastikan. Camila benar-benar telah hamil! Naomi bahkan merahasiakan masalah itu dari Caden. Sudah bisa dipastikan bahwa anak itu milik Dylan!Masalah ini tergolong kabar bahagia bagi Keluarga Hermanto!Seandainya Lyana dan Kevin mengetahui masalah ini, mereka pasti akan merasa sangat gembira!Mereka berdua akan memperlakukan Camila bagai leluhur mereka!Namun, entah kabar ini adalah kab
Dylan mengerutkan sedikit keningnya. “Semua itu juga akibat dari perbuatan Catherine. Suasana hatiku nggak bagus nggak ada hubungannya sama Camila.”Naomi mengingatkannya, “Seharusnya kamu jelas sekali. Camila mencelakai Catherine untuk balas dendam juga demi kamu, Bibi Lyana, dan Paman Kevin.”Naomi tidak peduli jika Dylan tidak senang karena masalah Catherine. Hanya saja, seandainya dia menyalahkan Camila atas masalah malam ini, Naomi akan maju untuk membela sahabatnya! Atas dasar apa Dylan menyalahkan Camila?Alasan terbesar Camila bisa balas dendam terhadap Catherine juga demi Keluarga Hermanto!Dylan menyadari sesuatu. Dia pun bertanya pada Naomi, “Apa Camila sudah salah paham?”Naomi menggeleng. “Nggak.”Dylan berkata, “Aku bukan tipe orang yang nggak tahu diuntung.”Naomi membalas, “Emm, bagaimana kondisimu sekarang? Apa kamu masih merasa mual?”Dylan berkata, “Aku sudah baikan.”Naomi berucap, “Berarti resep obat itu berguna. Besok kamu minum lagi. Sehari cukup sekali saja.”Ca
Mengandung dan melahirkan anak ….Sudah lama Camila tidak pernah memikirkan topik pembicaraan ini.Waktu itu, saat memastikan hubungan dengan Leon, Camila benar-benar sangat mencintai Leon. Pada saat itu, dia pernah membayangkan akan melahirkan anak untuk Leon, melahirkan buah hati khusus mereka berdua.Namun setelah menikah, Camila bukan hanya sekali membahas topik itu dengan Leon. Setiap kali mengungkitnya, Leon akan menunjukkan sosok peduli dengannya, mengatakan tidak perlu buru-buru. Dia ingin Camila mengejar mimpinya terlebih dahulu, masalah anak bisa ditunda.Selanjutnya, Leon mengikuti ayahnya Camila untuk mengelola bisnis Keluarga Nandara. Camila pun fokus dalam dunia hiburan, berjuang demi cita-citanya.Mengenai masalah anak, sudah bertahun-tahun Camila tidak pernah memikirkannya. Dia tidak menolak untuk mengandung dan melahirkan anak, dia bahkan cukup menyukai anak-anak. Hanya saja … kedatangan anak ini terlalu mendadak dan di luar dugaan!Tidak ada perasaan di antara Camila
Setelah berpikir sejenak, Camila menjelaskan, “Aku peduli karena aku menganggap dia sebagai temanku, nggak ada hubungannya dengan suka.”Naomi memastikan. “Apa benar kamu nggak suka sama dia?”Camila mengangguk. “Benar-benar nggak suka! Aku merasa agak penat. Kalau dia nggak izinkan aku buat beri pelajaran sama Catherine, kenapa dia nggak bilang dari awal? Sekarang setelah terjadi, dia malah merasa sebal.”Naomi berkata di posisi netral, “Seharusnya dia bukan sebal sama kamu. Suasana hatinya lagi nggak bagus. Kamu tahu sendiri, dia punya hubungan dengan Catherine. Sekarang Catherine terluka, maklum kalau suasana hatinya nggak bagus.”Singkat kata, Dylan merasa tidak senang malam ini karena Catherine, bukan karena Camila.Camila diam-diam merasa tidak nyaman. Keningnya pun berkerut. Dia bergumam, “Aku benar-benar nggak tahu sebenarnya apa hubungan di antara dia dengan Catherine?”Naomi juga merasa penasaran dengan masalah ini, tetapi kali ini dia lebih peduli dengan masalah kehamilan Ca
Terlintas sesuatu yang aneh di mata Camila. Dia pun menoleh untuk menenangkan Lyana. “Kelak kamu nggak usah khawatir Catherine akan mengganggu kalian lagi. Mulai malam ini, dia pasti nggak berani untuk muncul di hadapan kalian lagi.”Kevin dan Lyana mulai memuji Camila.Waktu sudah semakin larut. Mereka mengobrol beberapa saat. Kemudian, Camila membujuk kedua orang tua untuk pulang dan beristirahat.Baru saja Kevin dan Lyana pergi, Dylan pun berkata pada Caden, “Kita berdua pergi merokok di luar.”Caden melirik Naomi sekilas, lalu mengangguk. “Ayo, pergi.”Mereka berjalan pergi. Dari tadi Dylan tidak melirik Camila sama sekali.Camila menatap bayangan punggung Dylan. Hatinya terasa penat. Dia telah memberi pelajaran kepada Catherine. Meski Dylan tidak mengatakan apa-apa, jelas sekali dia merasa tidak senang.Ya sudah kalau tidak senang! Lagi pula Camila juga tidak merenggut nyawa Catherine dan juga tidak menjebloskannya ke penjara!Dulu Catherine mengutus Angeline untuk melukainya. Kal
Lyana berkata pada William dan Siska dengan tidak senang, “Putri Keluarga Suryadi kalian hebat juga, malah menjebak Keluarga Hermanto!”Kevin juga berkata dengan ekspresi dingin, “Keluarga Hermanto akan mengakhiri semua proyek kerja sama dengan Keluarga Suryadi. Kalau butuh bayar ganti rugi, Keluarga Hermanto juga akan ganti rugi kepada kalian. Mulai sekarang, Keluarga Hermanto nggak akan bekerja sama dengan Keluarga Suryadi untuk selamanya!”William terdiam membisu.Semua pebisnis yang datang bersama William juga merasa syok. Ketika melihat Keluarga Suryadi tidak bisa menjalin hubungan dengan Keluarga Hermanto, bahkan telah menyinggung Keluarga Hermanto, mereka semua mulai menyindir.“Keluarga Suryadi memang pintar dalam mendidik putri! Untung saja, masalah ini sudah terbongkar. Kalau nggak, Keluarga Hermanto pasti akan merasa sangat menderita.”“Perilaku anak itu tanggung jawab ayahnya!”Wajah William kelihatan merona. Dia sungguh merasa kesal. Dia menepuk dan juga menampar Catherine
Camila memalingkan kepalanya untuk melihat Hogan. “Hogan, dasar kamu ini! Padahal kamu ingin menikahinya, kenapa kamu malah berbohong? Dia saja nggak bilang kalau dia meremehkan kamu itu miskin.”Hogan terbengong. “Tapi … kata Catherine … katanya ….”Camila menyipitkan matanya dan bertanya, “Apa kata Bu Catherine? Apa dia bilang Keluarga Suryadi merendahkanmu karena kamu miskin, jadi mau memisahkan kalian?”Hogan tidak berani menyambung. Dia melihat Catherine dengan bingung.Catherine duduk di samping ranjang dengan ekspresi putus asa.Camila berkata, “Bu Catherine, sekarang kamu memang seorang ibu hamil, kamu itu orang yang sangat dilindungi bagai barang berharga negara saja. Tapi, aku ingin ngomong beberapa hal sama kamu, kenapa kamu berbohong?”“Kamu bohongin Hogan kalau dia diremehkan sama Keluarga Suryadi? Betapa besar tekanan yang diterima Hogan! Lagi pula setelah didengar, kelihatannya jadi Keluarga Suryadi sangat merendahkan orang miskin!”“Orang yang nggak tahu kenyataan pasti