Tiga hari berlalu pasca penculikan terhadap Jenny. Gerry yang diliputi perasaan bersalah merawat serta menjaga istrinya dengan sepenuh hati mencoba menghilangkan ketakutan dan trauma atas pengalaman buruk yang menimpanya.
Sore itu, Gerry dan Jenny duduk bersantai di bangku taman rumahnya. “Jenny, sayang! Atas kejadian yang menimpamu kemarin, tidak ada alasan lagi bagimu menolak untuk menyusul mama dan yang lainnya.” Kata Gerry membujuk istrinya. “Aku akan mengurus keberangkatanmu secepatnya.”
“Tidak Gerry. Apapun yang terjadi aku akan tetap berada disisimu.” Kata Jenny menentang keputusan Gerry. “Aku telah memutuskan menjadi istrimu, dan itu adalah resikonya, aku akan menerima segala bentuk konsekuensi atas keputusanku.”
“Mengertilah Jen!” bujuk Gerry menatap lembut istrinya. “Aku hanya ingin melindungimu, sungguh terlalu berbahaya jika kau terus bersamaku untuk saat ini.”
“Jika kau ingin melindungiku, yang perlu kau lakukan ha
Jack benar-benar masih hidup. Entah bagaimana itu bisa terjadi, tidak ada yang dapat menjelaskannya. Doni sudah memastikan bahwa Jack benar-benar mati saat mereka menyerangnya, dia tidak bernafas, kemudian mereka membuang tubuh Jack ke sungai. Namun pagi harinya seorang petani menemukannya terdampar di tepian sungai dekat sawahnya, dia masih hidup dan bernafas. Mungkin itu yang di namakan mati suri. Atau dalam bahasa medis di sebut lazarus syndrome. Tapi apa pun itu merupakan sebuah keberuntungan yang berharga bagi Jack. Ketika Jack melihat mobil mewah berhenti di depan rumah itu, dia sangat terkejut. Mobil yang tampak tidak asing baginya. Namun dia juga merasa senang melihat Gerry yang seketika turun dari mobil itu. Dia berdiri dari tempat duduknya, dan tersenyum. Sedangkan Gerry dan Jenny hanya berdiri terdiam di samping mobil, menatap ke arah Jack penuh perasaan tidak percaya dengan apa yang mereka lihat. “Kenapa kalia
Gerry menjelaskan semua kejadian yang dia alami setelah kematian Freddy. Mulai dari percobaan pembunuhan terhadap Freddy setelah Jack menghilang, lalu kematian Jhony, pertemuan kepala keluarga, hingga dia yang menjadi pewaris ayahnya. Dan yang terbaru tentang perkembangan kekuatan keluarga Franky, dan juga penculikan terhadap istrinya, Jenny. Meskipun Jack sebenarnya telah mengetahui hampir semua kejadian yang di jelaskan Gerry dari berita yang dia baca, namun dia tidak bisa menyembunyikan rasa terkejutnya. Karena dia tidak mengetahui secara detail dari setiap kejadiannya. “Meskipun aku tahu mereka sangat licik, tapi aku tidak menyangka mereka akan mengkhianati perjanjian damai. Kau harus berhati-hati saat berurusan dengan mereka, Gerry.” Kata Jack. “Lalu bagaimana kabar anggota keluargamu yang lain?” “Saya sudah memindahkan mereka ke tempat persembunyian, sebelum ada hal buruk yang terjadi kepada mereka.” “Baguslah kalau
Gerry memikirkan reaksi Jack saat mengetahui dirinya bertemu dengan Albert, sepertinya ada yang di sembunyikan oleh Jack darinya. Semakin dia memikirkan, itu membuatnya semakin merasa curiga. Bagaimana pun juga Jack memutuskan bersedia membantunya setelah mengetahui hal itu, memperjelas asumsi Gerry bahwa ada alasan lain yang cukup kuat bagi Jack untuk memutuskan tanpa harus memikirkannya lagi. Gerry bukanlah orang bodoh yang tidak bisa melihat maksud dari sisi yang lain, namun dia tidak bisa menyimpulkan secara spesifik apa maksud dan tujuan Jack yang lain. Dan melihat Jack yang seperti tidak ingin memberitahukan alasan kepadanya, Gerry tidak lagi bertanya tentang itu. “Baiklah paman, aku akan membawamu kepada Albert.” Kata Gerry. “Tapi sebelum itu, Albert masih berpikir bahwa Anda telah meninggal. Dan saya tidak memberitahukan kepadanya. Apa menurut paman jika Anda tiba-tiba datang menemuinya semuanya akan baik-baik saja?” “Itu
Gerry mengendarai mobilnya kembali menuju rumah. Sepanjang perjalanan dia bergelut dengan pikirannya sendiri yang sedang berpikir keras tentang ucapan Jack dan hubungannya dengan Albert. Bagaimanapun Gerry merasa tidak puas dengan jawaban yang dia terima ketika pergi dari tempat Jack. Masih terlalu banyak pertanyaan dalam otaknya yang belum mendapatkan jawaban. Jenny yang duduk di samping Gerry di dalam mobil, bisa melihat dengan jelas ekspresi murung suaminya. Hampir setengah perjalanan mereka berkendara dengan kebisuan masing-masing. Dan tentu saja itu membuat Jenny merasa khawatir. “Apa rencanamu selanjutnya, Gerry?” tanya Jenny dengan pelan, namun cukup untuk menyadarkan Gerry dari lamunannya. “Hah.” Kata Gerry seperti orang linglung. “Entahlah, aku juga sedang memikirkannya.” “Cobalah sedikit lebih rileks, sayang.” Kata Jenny sambil mengelus lembut pundak Gerry yang sedang mengemudikan mobilnya. “Ya, ka
Jam delapan malam, ketika Gerry dan Jenny berkendara memasuki kota, hanya berjarak dua puluh menit untuk sampai rumah mereka. Saat itulah Gerry tidak menyadari ada sebuah mobil yang mulai mengikutinya, melaju sekitar lima puluh meter di belakangnya. Sebuah mobil sedan berwarna merah, melaju dengan kecepatan yang sama dengan mobil yang Gerry kendarai. Mobil itu terus mengikuti di belakang dari jarak yang cukup jauh sehingga tidak membuat Gerry mencurigainya. Saat melewati jalanan yang kosong, Gerry baru menyadari ada mobil di belakangnya yang berjalan mendekat, namun itu tidak cukup untuk membuatnya curiga. Hingga akhirnya, mobil itu menyalip mobilnya dan berhenti mendadak melintang sekitar sepuluh meter di depan mobil Gerry sehingga menutup jalannya, mau tidak mau dia harus menghentikan mobilnya dengan refleks kaget. Mereka sangat panik, tapi Gerry segera menyadari mereka sedang dalam bahaya, dia mengambil pistol yang dia simpan di das
Beberapa saat si kembar menatap Gerry dengan khawatir, sebelum kemudian Dedi segera memeriksa kondisi Gerry. Dedi mendapati dirinya menghela nafas lega setelah mengetahui Gerry masih hidup. Namun luka yang di terima cukup parah, enam peluru menembus dada dan punggungnya, juga dua peluru lain melukai lengannya. Itu mengakibatkan pendarahan yang sangat serius. “Dia masih hidup. Kita harus cepat membawanya ke rumah sakit sebelum terlambat.” Kata Dedi yang membuat Jenny merasa sedikit lega mendapatkan secercah harapan untuk suaminya selamat. Ketika Dedi dan Dodi hendak mengangkat tubuhnya, tiba-tiba Gerry terbatuk dan memuntahkan seteguk darah dari mulutnya. Seketika itu membuat Jenny dan si kembar panik. Mereka terdiam menatap Gerry dengan perasaan khawatir yang tidak terkira. Perlahan Gerry membuka matanya, dia merasakan kesakitan di seluruh tubuhnya. Otot-ototnya seakan mati rasa. “Kenapa kalian hanya memandangiku? Apa kalian berh
Dua hari berlalu dengan cepat. Setelah mereka mencari pendonor darah yang cocok untuk Gerry, tidak membutuhkan waktu lama bagi dokter dan Jenny untuk mendapatkannya. Itu sangat membantu Gerry untuk berjuang keluar dari masa-masa kritisnya. Gerry perlahan membuka matanya, memutar mata memperhatikan sekeliling. Kemudian mendapati Jenny duduk tertidur, kepalanya bersandar pada sisi tempat Gerry berbaring. Gerry memaksa tangannya bergerak membelai rambut panjang Jenny, pada saat bersamaan ingatan tentang kejadian yang menimpanya sebelumnya, sedikit demi sedikit muncul di dalam otaknya. Gerry akhirnya sepenuhnya telah sadar. Jenny terbangun ketika merasakan belaian lembut bergerak di atas kepalanya. Dia mengusap matanya sesaat, kemudian dengan sedikit kaget dia mengalihkan pandangannya ke arah Gerry, dan dia tersenyum. “Kau sudah sadar, sayang.” Kata Jenny dengan senyum bahagianya. Gerry mengangguk pelan dan tersen
Kabar tentang penembakan terhadap Gerry tidak pernah di ketahui oleh siapa pun, selain orang-orang terdekatnya. Koran dan media masa lain tidak ada yang memberitakannya. Siang itu, Gerry sedang menikmati makan siangnya. Jenny dengan sabar menyuapi suaminya. “Apa yang sedang kau pikirkan, Gerry?” Jenny bertanya. Dia memperhatikan Gerry yang tampak sedang memikirkan sesuatu. “Oh, tidak.” Jawab Gerry yang terkejut. “Sepertinya aku hanya merasakan firasat yang tidak baik.” “Tentang apa itu? Kau membuatku merasa cemas.” Tanya Jenny. Gerry bisa melihat dengan jelas kekhawatiran mulai terpancar dari wajah Jenny. “Entahlah, mungkin aku hanya berpikir terlalu berlebihan. Tidak perlu kau pikirkan, sayang.” Kata Gerry menenangkan istrinya. “Tolong panggilkan Dedi dan Dodi untuk menemuiku. Aku ingin berbicara dengan mereka.” “Baiklah, akan aku lakukan nanti setelah kamu menyelesaikan makan siang dan minum