Jordi mengemudikan mobilnya dengan kecepatan sedang melaju di tengah padatnya jalanan. Di dalam mobil suasana tampak canggung. Jordi dan Helen tidak berbicara satu sama lain. Sunyi. Hanya terdengar deru suara mesin kendaraan yang melaju di jalanan. Helen diam bersandar pada jok dan menatap keluar melalui kaca jendela mobil. Banyak hal yang sedang dia pikirkan. Jordi fokus menyetir sambil sesekali melirik ke arah Helen. Dia masih menganalisis sikap istrinya itu yang berbeda setelah bertemu dengan Albert. Jordi merasa seolah tidak mengenal dengan sosok cantik yang duduk di sampingnya. Ding Ding Ponsel Jordi berbunyi memecah keheningan. Rangkaian nomor terpampang di layar. Itu sebuah panggilan telepon dari nomor yang tidak dikenanya. Helen seketika melirik layar ponsel suaminya dengan ekspresi penuh selidik. “Kenapa tidak diterima?” tanya Helen saat melihat Jordi yang hanya menatap layar ponselnya. “Oh. Hanya sebuah nomor, aku tidak mengenalnya.” Jawab Jordi ragu-ragu. “Mungkin
Gatot sedang rebahan dia atas sofa panjang sambil menonton televisi di ruang keluarga rumahnya ketika hari menjelang gelap. Tiba-tiba dia terperanjat duduk. Matanya terbelalak menatap tajam ke arah televisi yang menayangkan siaran berita tentang kecelakaan. Tanpa dia sadari tubuhnya mulai bergetar saat matanya fokus memperhatikan dua gambar potret wajah orang yang sepertinya dia kenali. Itu adalah dua foto wajah Jordi dan Helen, keponakan Gatot. “Tidak mungkin.” Bisiknya lirih kepada dirinya sendiri seolah dia belum bisa menerima kebenaran dari kabar siaran berita yang ditontonnya. Beberapa saat Gatot terpaku menyaksikan siaran televisi dengan tidak percaya. “Kakak ipar!” teriak Gatot yang masih duduk tercengang menatap televisinya. “Kakak ipar! Kakak ipar!” Gatot terus berteriak memanggil Luciana dengan panik karena tidak segera mendapatkan respons. Luciana keluar dari dalam kamarnya yang tidak jauh dari tempat Gatot berada. “Ada apa, Gatot? Kau berisik sekali” kata Luciana
DING DING Ponsel Tommy di atas meja berbunyi, layarnya menyala menampilkan sebuah nama yang meneleponnya. “Jenny.” Gumam Tommy menatap layar ponselnya mengenali identitas si penelepon. Tommy mengangkat ponsel dan mendekatkan ke telinganya setelah menerima panggilan telepon itu. Dia mengangkat salah satu tangannya sebagai instruksi agar orang-orang di sekitarnya diam. Suasana menjadi hening dalam sekejap. Meskipun berada di dalam area night club, ruang VIP itu hampir sepenuhnya terisolasi dari kebisingan luar karena diselimuti peredam suara. “Apa kabar, Jen?” sapa Tommy dengan lembut. “Apa yang sebenarnya terjadi dengan Helen, Tom?” tanya Jenny terdengar lirih dari ponsel Tommy. Tommy sejenak terdiam tanpa ekspresi mendengar pertanyaan Jenny yang tanpa basa-basi. “Jawab aku, Tom.” Jenny mendesak Tommy. “Kau sudah mengetahui beritanya, Jen?” Tommy balik bertanya. “Apa maksudmu berbalik menanyaiku?” Jenny mulai terdengar marah. “Semua saluran berita menyiarkan ke
Hari Minggu terakhir bulan September 2015, Helena Natasha Kurniawan, putri kedua Freddy Kurniawan, menikah dengan pemuda bernama Raka Putra Mahendra.Ayahnya telah mengundang ratusan orang ke pesta pernikahan di sebuah Vila mewah milik keluarga yang berada di puncak bukit tidak jauh dari pantai selatan pulau jawa. Saat para tamu berdatangan, Freddy menyambut mereka semua, baik kaya maupun miskin, dengan pelakuan yang setara.Banyak tamu yang datang punya alasan tersendiri untuk berterima kasih kepada Freddy atas keberuntungan mereka dalam hidup dan bisnis. Mereka memanggilnya ‘Ketua’.Berdiri di sampingnya mendampingi Freddy saat menyambut para tamu adalah wanita cantik berumur hampir lima puluh tahun yang bernama Luciana Natasha sang istri tercinta, dan Jhonatan Airlangga Kurniawan putra yang tertua, yang biasa dipanggil Jhony. Putranya tersebut adalah seorang pria tinggi, kuat, tampan dengan rambut hitam
Alexander Baskara adalah anak tunggal dari Johan Baskara seorang pengusaha kaya raya dan salah satu pemimpin keluarga yang memiliki pengaruh kuat di kotanya. Tetapi Johan sudah meninggal dunia lima tahun yang lalu.Johan bersahabat dengan Freddy kurniawan sejak berusia muda, dan atas bantuannya pula Johan menjadi orang yang sangat berpengaruh dan disegani.Meskipun Alexander adalah pewaris tahta Johan satu-satunya, tetapi dia lebih tertarik menjadi artis terkenal daripada memimpin perusahaan peninggalan ayahnya. Jadi oleh sebab itu Freddy diberikan kepercayaan untuk mengelola perusahaannya sekaligus menjadi ayah angkat bagi Alexander.“Aku tidak tahu harus berbuat apa, Ayah angkat.” Alex duduk di sudut meja di kantor gelap Freddy dan menggelengkan kepalanya tanpa daya.Freddy Kurniawan sedang duduk di kursi kulitnya, mendengarkan dengan seksama keluhan anak angkatnya. Bagaimanapun, dia telah melakukan perjalanan r
Jack yakin bahwa, ketika Herman menyadari untuk siapa dia bekerja, dia akan menelepon. Dan dia benar. Sore itu, sebuah mobil menunggu dia keluar dari hotel dan mengantarnya ke luar kota ke rumah Herman Samudra yang berada di pedesaan.Rumah Herman tampak seperti sesuatu dari film. Itu adalah rumah mewah besar berdinding putih dengan pilar-pilar terbalut marmer yang dikelilingi oleh taman-taman indah, danau, dan ladang-ladang penuh kuda. Herman menyambut Jack seperti seorang teman lama, memberinya minuman dan mengajaknya berkeliling."Kenapa kamu tidak memberitahuku sejak awal bahwa kamu bekerja untuk Freddy Kurniawan, Jack?" Dia bertanya."Aku sungguh tidak suka menggunakan namanya kecuali benar-benar diperlukan."Herman memegang lengan Jack. “Ikut denganku, Jack,” katanya. “Saya ingin menunjukkan sesuatu yang sangat indah kepadamu.”Herman membawa Jack ke sebuah gedung putih beberapa ratu
Doni Hermawan adalah seorang yang sangat ahli dalam membunuh orang dengan pisau. Dia adalah pria bertubuh kekar dengan mata gelap dan tatapannya menggambarkan seorang yang kejam, tetapi hari ini dia berusaha bersikap sopan dan ramah. Ada permintaan penting yang ingin dia ajukan, itulah sebabnya dia meminta pertemuan dengan Freddy Kurniawan ini.“Ketua Freddy," dia tersenyum hangat. “Saya ingin meminta bantuan Anda. Saya membutuhkan uang untuk membantu saya memulai bisnis baru di bidang narkoba,” katanya. “Jika Anda mau memberikan saya uang satu milyar, saya bisa menjanjikan antara tiga dan empat milyar di tahun pertama sebagai bagian Anda. Setelah itu, saya pastikan Anda akan mendapatkan lebih banyak lagi.”Freddy tidak mengatakan apa-apa pada awalnya. Dia sepertinya sedang berpikir. Dia melihat ke sekeliling ruangan, pada Jhony dan Tommy, dan pada Jack dan Beni, dua teman tertuanya. Mereka semua mengawasinya dengan tenan
Selama beberapa minggu berikutnya, Jack secara teratur pergi ke tempat hiburan malam yang dikendalikan oleh keluarga Dicky. Dia membuat kontak dengan Rendy Surya Negara, putra bungsu dan manajer club malam itu. Dia memberi tahu Rendy bahwa dia tidak puas dengan keluarga Freddy.Selama sebulan penuh, tidak ada hal penting yang terjadi. Kemudian suatu malam, beberapa hari sebelum Natal, Rendy memberi tahu Jack bahwa dia memiliki seorang teman yang ingin bertemu secara pribadi dengannya. “Siapa dia?” Jack ingin tahu.“Hanya seorang teman lama,” kata Rendy. "Dia ingin menawarkan sesuatu padamu. Bisakah kamu menemuinya di sini, setelah klub tutup? Pukul empat besok pagi?”Jack kembali ke kamarnya dan bersiap-siap. Dia berpikir sejenak untuk menelepon Freddy untuk memberitahunya tentang pertemuan itu, tetapi memutuskan untuk tidak melakukannya. Freddy tidak pernah berbicara urusan serius melalui