Share

Bab 39

Bani Azhar duduk frustasi, diremas wajahnya yang tampan itu berkali-kali, dapat kulihat juga matanya yang bengkak sehabis menangis sejak tadi.

"Bapak, gak usah sedih lagi, semua ini memang sudah takdirnya, Pak, tapi saya janji setelah saya nanti jadi istri Bapak saya akan berusaha jadi istri yang baik sebaik Nila melakukannya," tuturku dengan yakin.

Bani Azhar menoleh dengan wajah tak biasa. Sorot matanya sangat tajam dan meruncing.

Aku menelan saliva, merasa ada sesuatu yang aneh sudah terjadi pada lelaki itu.

Tapi meski begitu Bani Azhar tak mau berkata apa-apa, setelah aku bicara, ia memilih pergi ke kamar.

"Bani Azhar kenapa itu, Bu?" tanyaku cepat, setelah punggung lelaki itu menghilang.

Alih-alih menjawab pertanyaanku, ibu juga ikut bangkit dan masuk ke dalam rumah.

"Mereka kenapa sih, Pak? Kok pada aneh gitu, Mila ngomong bukannya pada jawab malah pada melengos pergi," kesal aku berkata.

"Gak tahu juga," jawab Bapak pendek.

Karena kesal dengan tingkah ibu dan Bani Azhar yang me
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status