KESEPIAN ABADI

KESEPIAN ABADI

last updateLast Updated : 2021-06-10
By:  Iya_AngelyaOngoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
116 ratings. 116 reviews
13Chapters
2.8Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Synopsis

Suara tangisan itu menyakitkan gendang telingaku, kupejamkan mata dan menutup telingaku erat-erat, samar-samar aku mendengar dia menghentikan tangisannya. Aku mencoba merayap dan meraba dinding kusam itu, mencoba mengintip. Kenapa setiap aku menangis dibalik bilik ini dia selalu mengikutiku? Seolah-olah ingin mengatakan kepadaku, bahwa aku tidak pernah sendirian menangis di bilik ini. Kali ini aku memberanikan diri untuk mengetuk pintu disebalah bilik yang selalu kujadikan tempat bersembunyi ini. Kreeeekk.... Suara kayu dari pintu yang sudah lapuk itu membuat bulu kudukku meremang. Sosok itu membuat airmataku kering menatapnya, tubuhku kaku seolah-olah darah tidak mengalir ditubuhku,sosok perempuan yang meringkuk itu menghentikan tangisannya, mendongak menatapku, walaupun diam tetapi aku bisa merasakan sesuatu yang menakutkan, seragamnya sangat lusuh, kulit putihnya seperti menahan dingin, mata itu kosong dan terus menatapku, seolah-olah dia tidak menerima kehadiranku didalam bilik kumuh ini.

View More

Chapter 1

Siswa Di Koridor itu ?

                                                            Side Of Andira

     Langkahku mengayun pelan mencari kelas yang akan kutempati dikelas dua SMA ini, setelah melihat pengumuman dipapan informasi, aku mengetahui kelasku terletak di lantai dua, kelas XI IPS satu. 

     "Huh," Aku menarik nafasku pelan. 

     Aku mengetahui dimana letak kelas itu, rasanya langkahku menjadi semakin berat untuk melangkah kesana, tetapi tetap saja aku harus kesana.

     Tidak ingin terlalu lama berpikir macam-macam kuputuskan untuk melanjutkan langkahku ke lantai dua.

     Suasana sekolah pagi ini masih hening, hanya ada beberapa siswa dari anggota osis di lapangan yang sibuk menyiapkan keperluan untuk kegiatan MOS siswa baru nanti. 

     Aku memang memilih untuk datang lebih awal, bukan karena aku bagian dari anggota osis yang akan sibuk dengan kegiatan itu, tetapi ini adalah kebiasaan aneh yang selalu aku lakukan, datang ke sekolah bahkan sebelum guru-guruku tiba disekolah.

                                                                  ///

     Kutapaki lantai koridor yang masih kosong itu, lantainya masih tampak kotor, mungkin office boy belum sempat membersihkannya karena sibuk membantu kegiatan MOS.

     Langkahku yang pelan mendadak terhenti dipertigaan koridor menuju lorong kamar mandi siswi dipojok koridor sana.

     Padahal tinggal belok kiri sedikit kelasku sudah dekat, tetapi badanku seolah-olah sulit bergerak, memilih memperhatikan suasana lorong yang terlihat sunyi dan kumuh itu.

     Mataku sibuk memperhatikan tetapi pikiranku seperti kosong, sangat kosong sampai…

     "Kenapa bengong ditengah jalan?" Suara pria yang kukenal mengagetkanku. 

     Tubuhku yang tadinya terasa kaku tiba-tiba menjadi lemas tidak bertulang, aku menoleh dan mendapati Nevan sudah ada disampingku, mengikutiku memperhatikan suasana di ujung lorong sana. 

     "Mau ke kelas bareng? gue lihat dipapan pengumuman kita sekelas", Nevan menggerakan sedikit kepalanya, dan mengalihkan perhatiannya padaku yang masih diam bergeming. 

     Aku tidak menjawab ajakannya, kembali melangkahkan kaki mendahuluinya, menuju kelas yang pasti masih kosong, bisa kutebak dia mengikuti langkahku dibelakang, tidak berniat mengejarku, atau meminta penjelasan kenapa aku tidak menganggapi ajakannya. 

                                                                       ///

      Kosong...

      Aku leluasa memilih tempat duduk yang kusukai, tentu saja dipojok belakang dekat dinding.

      Segera ku rapihkan semua keperluanku diatas meja, sedikit melirik pada Nevan yang baru masuk kelas dan memilih bangku di barisan kedua.

      Aku bisa melihat dia melirikku sekilas lalu melakukan hal yang sama dengan yang kulakukan tadi. 

     "Van, cepat Bu Rani sudah nunggu di bawah.’’ Suara Alvino bisa kudengar dari pintu kelas.

      Aku tidak peduli pada mereka, dan masih sibuk merogoh isi tasku, sepertinya aku lupa membawa buku Kimia, padahal aku yakin sudah menyiapkan segala keperluanku dengan baik, malam tadi.

     Mungkin karena terlalu panik memikirkan buku yang tertinggal dirumah, aku tidak menyadari suasana kelas saat ini, aku bahkan lupa jika Nevan dan Alvin sudah ke lapangan untuk kegiatan MOS dihari pertama sekolah. 

     Lamat-lamat aku bisa mendengar suara perempuan menangis, terasa sedih hingga bulu kudukku meremang, aku memberanikan diri untuk menoleh, mencari tahu apa yang sedang kudengar…

     Tidak ada...

     Tidak ada siapapun di kelas ini...

     Hanya aku seorang diri, tetapi suara itu masih bisa aku dengar, bahkan semakin pilu membuat tubuhku seperti menggigil.

     Aku yakin suara tangisan ini nyata, perempuan itu masih menangis, tetapi kenapa aku tidak melihat siapapun yang menangis dikelas ini. 

     Keberanianku menciut, saat aku sadar dihari pertama masuk sekolah, semua siswa pasti akan sibuk dilapangan.

     Mereka akan sangat malas untuk naik ke lantai dua walaupun hanya sekedar menaroh tas, itu berarti tidak akan ada seorangpun siswa dilantai dua ini.

      Aku mencoba untuk tidak peduli dengan suara tangisan itu, aku beranjak dari tempat dudukku, tanpa ingin menoleh ke sisi lain.

      Langkahku semakin terasa seperti berlari saat suara tangisan itu seolah mengikutiku, dengan tergesa-gesa aku berusaha agar segera keluar dari kelas ini.

                                                              ///

      "Maaf"

      Aku berucap tanpa memperhatikan siswi yang aku tabrak di koridor. 

      Rasa ketakutanku mengalahkan atensiku untuk memperhatikan apa yang ada ditempat ini sekarang.

      Aku hanya ingin segera turun ke lantai dasar, bahkan rasanya aku tidak takut jika aku akan jatuh dan berguling-guling ditangga karena terlalu cepatnya aku berlari.

      Perasaanku sedikit lega saat aku melihat banyak siswa dan semua guruku dilapangan sana.

     Ya Tuhan, bahkan aku lupa jika dihari pertama sekolah, ada kegiatan upacara yang harus dihadiri oleh semua warga sekolah. 

                                                              ///

      "Di hari pertama sekolah, sudah telat mengikuti upacara? apa tidak  malu dihari pertama menjadi kakak kelas, menjadi contoh yang tidak baik, Andira?"

      Suara Pak Ardi sangat keras terdengar.

      Dia memberikan petuah dengan aku sebagai contohnya, karena kejadian tadi aku telat mengikuti upacara, dan membuat suasana sedikit gaduh karena kehadiranku yang seperti orang bodoh.

     Sangat buruk dihari pertama aku sekolah. 

     Aku tidak fokus dengan pidato yang disampaikan oleh Pak Ardi, pikiranku saat ini terfokus pada siswi yang aku tabrak dikoridor lantai dua tadi.

     Semua siswa dan guru sedang berada disini, mengikuti kegiatan yang sudah menjadi adat setiap tahunnya, lalu siapa siswi yang aku tabrak tadi?.

     Aku memandangi kelasku dilantai dua sana.

                                                                  ///

     "Kenapa gue sering melihat loe melamun?"

     Suara Nevan mengagetkanku, tangannya menyodorkan sebuah buku dan pulpen.

     Aku menatapnya sekilas, lalu mengedarkan pandanganku kesegala arah, ternyata benar sejak tadi aku melamun, bahkan aku tidak sadar jika upacara sudah selesai dan digantikan dengan kegiatan kelompok siswa baru untuk orientasi sekolah. 

     "Untuk apa buku itu ?"

     Aku mengerutkan alisku, tanpa berniat mengambil buku yang disodorkan Nevan padaku.

     "Wah, bahkan loe tidak mendengar Pak Ardi memberikan loe hukuman untuk menulis apa isi pidatonya hari ini ?" Jelas Nevan. 

     "Gue yakin loe nggak membawa alat tulis, karena tas loe ada dikelas, gue hanya meminjamkan saja." Lanjutnya. 

     Aku diam bergeming tanpa berniat mengambilnya, hal ini terjadi cukup lama hampir satu menit Nevan setia menunggu keputusanku. 

    "Van, cepat jabatan loe sebagai ketua osis sangat dibutuhkan." Alvino menghampiri kami.

    "Ada hal lebih penting dari mengurusi hal ini." Lanjutnya melirikku sinis. 

    "Ini ambilah !!! jangan ke lantai dua sendirian", Nevan meraih tanganku, memaksaku mengambil alat tulis miliknya.

                                                                 ///

     Aku diam disudut lapangan, tidak mengerjakan hukuman yang harusnya kulakukan, percuma saja, karena aku sama sekali tidak menyimak isi pidato Pak Ardi, hal terakhir yang kudengar hanya ucapannya yang menyudutkanku karena telat turun ke lapangan.

     Aku masih memikirkan hal yang kualami tadi pagi, sedikit menyesal karena tidak menoleh untuk melihat siswi itu. 

     Tanpa sadar, aku tidak sengaja membuka buku Nevan pada bagian belakangnya, disana terdapat sebuah tulisan, sepertinya ungkapan hatinya, aku terkesima, laki-laki ternyata menulis isi hati juga. 

‘Perubahan yang kulakukan hanya untuk menyenangi semua orang, tetapi tidak tahu apa aku senang melakukannya, semoga perubahan ini bisa menjadikanku terkenang, sampai nanti aku tidak ada’

     Aku tertegun membaca tulisan ini, seperti menyiratkan sesuatu, seperti ada sebuah paksa’an yang menyakitkan.

     Aku sibuk mencari jawaban atas tulisan Nevan ini sampai...

     Suara itu mengagetkan lamunanku.

      Suara teriakan itu….

Bersambung…

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

10
100%(116)
9
0%(0)
8
0%(0)
7
0%(0)
6
0%(0)
5
0%(0)
4
0%(0)
3
0%(0)
2
0%(0)
1
0%(0)
10 / 10.0
116 ratings · 116 reviews
Write a review
default avatar
Chan
suka baca juga pemuda yang tidak terduga y
2022-02-20 22:58:47
0
user avatar
Dianti W
Suka kk seruuu
2021-06-26 15:53:16
0
user avatar
Rafli123
Suka banget sama ceritanya lanjut kak❤️❤️
2021-06-26 15:43:30
0
user avatar
Alna Selviata
suka , lanjut thor
2021-06-26 15:37:47
0
user avatar
Azura One
Bab 1 sudah seru, mantap thor 🤗
2021-06-26 15:37:11
0
user avatar
MetiMo
Wow crtanya bkin deg2 see thooor ... Lnjut thorrr
2021-06-16 19:38:43
1
user avatar
Dy Robyn
Baca bab satu aja udh merinding. Ah, kak authorrrrrrr 😫 Keren
2021-06-06 20:15:23
1
user avatar
Senada
Bikin malam² takut keluar ini. 😂😂
2021-06-05 23:11:10
1
user avatar
Dayat_eMJe
Yosh lanjut thor .. btw baca sendiri gpp kan ..?
2021-05-26 18:01:06
1
user avatar
Anggraeni
Ngeri sendiri
2021-05-26 13:33:17
1
user avatar
vhiiilut
Keren, kerasa feelnya
2021-05-26 12:57:23
1
user avatar
Luna Lupin
merinding 😳😳😳
2021-05-26 12:49:32
0
user avatar
BabyElle
Halo kak, alur ceritanya bagus kakk, penggambarannya juga okee 👍 Sedikit saran aja, untuk tanda baca setelah dialog harus diletakan sebelum tanda kutip dua ya... 🙏🏻☺ Dan juga perhatikan penggunaan kata di & ke Sukses terus yaa kak
2021-05-26 12:46:59
1
user avatar
Annisa Bachtiar
Bikin merinding, semangat buat up nya kak, seru
2021-05-26 12:46:52
1
user avatar
Ereh
Semangat terus, Kak:')
2021-05-26 12:44:36
0
  • 1
  • 2
  • 3
  • 4
  • 8
13 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status