Malika masuk ke dalam gudang, sesampainya di sana, Malika shock berat karena menemukan banyak sekali bulu-bulu serigala yang berserakan di mana-mana. Ia juga melihat banyak sekali tulang belulang dan kerangka tengkorak manusia serigala yang masih menyatu. Bau di sana sangat tak sedap, pencampuran darah kering, debu dan barang-barang berkarat, membuat Malika batuk-batuk. Tampak lantai di sana dipenuhi banyak darah yang sudah mengering, kemungkinan darah itu adalah darah dari manusia serigala.
Selain semua itu, di sana terdapat banyak rak yang diisi dengan ribuan buku, terdapat juga kursi, lemari, bahkan batu air mancur yang sudah rusak. Masing-masing barang ditutup kain besar berwarna putih, tentunya setiap barang yang ada di sana dipenuhi hama dan debu. Malika menyesuri gudang, tanpa sengaja Malika menemukan sebuah buku yang sangat tebal di lantai yang kotor.
"Buku apa ini?" heran Dokter Malika.
Buku yang ia lihat sepertinya sangat menarik. Namun, sayang buku itu dipenuhi debu, sampai-sampai judul bukunya terhalang karena sangking banyaknya debu yang menyelimuti buku tersebut. Dokter Malika menyapu debu itu dengan tangannya sendiri, lalu perlahan-lahan terlihat judul buku itu sekarang!
"Kitab Kisah dan Silsilah Keluarga Petni?" itulah judulnya, itu judul buku yang Malika temukan di sana.
Seketika Malika mengingat sesuatu tentang nama Petni. Sedikit kilas balik, kemarin Nenek Sumitra memberitahukan bahwasanya keluarga Petni adalah keluarga yang dikutuk menjadi manusia serigala selama 7 generasi berturut-turut. Keluarga Petni pula ialah keluarga yang meninggali rumah itu di saat keluarga mereka masih dalam masa kejayaan.
"Akhirnya, kebingunganku akan terjawab setelah aku membaca kitab ini." Ujar Dokter Malika yang merasa senang telah mendapatkan kitab yang berisi sejarah keluarga Petni itu, sekarang Dokter Malika akan tahu lebih jelas tentang bagaimana keluarga Petni mendapatkan kutukan menjadi manusia serigala selama 7 generasi berturut-turut.
Di sekolah, Sumelika dipanggil ke ruangan Bimbingan Konseling karena dirinya sudah membuat Kevin, Fanny dan Rani dilarikan ke rumah sakit. Hal ini dilaporkan oleh mereka bertiga yang sekarang sudah pulang dari rumah sakit, tampak kedua tangan mereka bertiga dibalut perban. Bu Panna sangat menyayangkan hal ini semua, karena Sumelika adalah seorang juara, ia mengharumkan nama sekolah, akan tetapi Sumelika justru melakukan tindakan bullying dan kekerasan di sekolahnya sendiri.
"Bu, yang sebenarnya bukan saya yang merundungi mereka, tetapi mereka sendirilah yang merundungi saya." Cakap Sumelika, membela dirinya yang memang tak melakukan perbuatan yang salah sedikitpun kepada mereka bertiga.
"Jangan percaya, Bu! Dia bohong!" bantah Kevin, melotot ke arah Sumelika.
"Tunggu! Biarkan Sumelika memberikan penjelasannya terlebih dahulu." Kata Bu Panna, dengan santai.
Sumelika berterimakasih kepada Bu Panna karena beliau telah mengizinkannya untuk menjelaskan semuanya. Sumelika mulai menjelaskan awal mula kejadian yang menimpa dirinya. Pertama sewaktu Kevin dan Fanny merundunginya di gudang, mereka berdua sampai mengolok-olok kedua orang tua Sumelika, Sumelika murka lalu tanpa sengaja kedua tangan Sumelika berubah menjadi tangan serigala. Kemudian, kedua saat Rani membullynya di gang sempit karena Rani sangat iri kepada Sumelika yang telah memenangkan olimpiade kimia di Bandung kemarin. Saat itu Rani berusaha memukul Sumelika, tetapi lagi-lagi tangannya berubah menjadi tangan serigala berbulu lebat dan berkuku tajam, sehingga untuk membela dirinya sendiri Sumelika terpaksa menyerangnya.
Setelah mendengar penjelasan dari Sumelika, seketika Bu Panna sangat marah kepada Kevin, Fanny dan Rani yang sudah menuduh Sumelika perbuat kekerasan, padahal sudah jelas bahwa Sumelika hanya membela dirinya.
Untuk menebus dosa mereka yang sudah berbohong, Bu Panna memberikan hukuman membersihkan semua toilet sekolah hari ini juga.
"Janganlah, Bu! Tangan kami sakit, masa iya Ibu mau menyuruh kita membersihkan toilet." Kata Rani.
"Hmm, yasudah, kalian bertiga berdiri di lapangan dengan kaki kiri terangkat sampai Sumelika sudah melakukan les kimia! Taati, atau hukumannya Ibu tambah, dengan dibertahukannya kejadian ini semua kepada kedua orang tua kalian, agar kalian terkena amarah mereka di rumah nanti!" ancam Bu Pannna.
"I-Iya deh, Bu." Terpaksa, mereka bertiga harus menerima hukuman yang diberikan oleh Bu Panna. Di saat mereka akan pergi ke lapangan, mereka bertiga menatap Sumelika dengan tatapan yang sangat tajam, Sumelika hanya tersenyum kepada mereka.
Bu Panna meminta maaf karena sudah salah paham kepada Sumelika. Setelah terbukti tak bersalah, Sumelika masuk ke kelas 10 IPA 2 untuk mengikuti les kimia, yang dilakukan setiap hari kamis di sekolahnya. Di sana, ia bersama sahabatnya yaitu Tania Virgianisa. Biasanya les usai pukul 5 sore, sehingga mengharuskan mereka pulang magrib.
Waktu begitu cepat berlalu. Di senjakala, Sumelika pulang dengan Tania. Selama di perjalanan, mereka berbincang-bincang santai. Mereka berdua berbicara tentang Kevin, Fanny dan Rani yang dihukum di lapangan upacara. Namun, sesosok kuntilanak hitam berusia 730 tahun muncul kembali di hadapan Sumelika yang kali ini ditemani oleh Tania,. Kuntilanak itu pun lagi-lagi muncul di tempat yang sama yaitu di pohon beringin besar yang ada di dekat jalanan.
"Hihihi!" setiap kuntilanak hitam itu muncul, pasti akan tertawa cekikikan. Tania seketika berteriak-teriak dengan cukup keras, karena ketakutan dengan sosok kuntilanak hitam berwajah mengerikan itu, sementara itu Sumelika santai saja.
"Ya ampunn! Ayo kita lari, Mel! Ayoo!" ajak Tania. berteriak-teriak.
"Jangan! Kita ladenin dulu sebentar." Ucap Sumelika.
"Ihhh! Gue takut, Mel! Gue takutt! Liat noh wajahnya, ihh!" Tania, yang merasa jijik sekaligus takut dengan wajah Sri.
"Tenang saja, aku bisa berubah menjadi cantik, hihihi." Sri seketika berubah menjadi perempuan yang sangat cantik, wajahnya mulus, hidungnya mancung, dan matanya biru tidak seperti wujud mengerikannya.
"Mau apa lo hah?" tanya Sumelika.
"Hihihi, kemarin aku sudah mengatakannya kepadamu, Sumelika. Hihihi." Jawab Sri, tertawa.
"Hah! Kagak mau! Enak aja! Ayo, Tania, kita pergi dari sini sekarang juga. Percuma kalau kita ladenin dia!" Sumelika menarik tangan Tania.
Sumelika marah dan pergi lagi dengan perasaan kesal bersama Tania. Tak sampai di situ, kuntilanak hitam tadi berubah kembali ke wujud mengerikannya dan malah menyerang mereka dengan cahaya api yang keluar dari matanya, seketika mereka berdua tersungkur.
Dug!
"Aduh!" lutut Sumelika dan Tania berdarah gara-gara tersungkur.
"Hihihi! Makannya jangan menantangku, hihihi."
Sumelika melotot ke arah kuntilanak hitam tersebut. Amarah mulai menyelimuti Sumelika. Di setiap Sumelika murka, lagi-lagi tangan serigalanya muncul untuk mencakar siapapun yang telah menjadi ancaman untuknya. Sumelika seketika mencakar tangan kuntilanak tersebut, anehnya cakaran yang dilakukan oleh Sumelika membuat kuntilanak itu kesakitan dan tangannya berdarah-darah seperti nasib tangan Kevin, Fanny dan Rani, padahal kuntilanak tersebut tak kasat mata, ia hanya bisa dilihat oleh Sumelika dan Tania saja yang telah dirinya tentukan orangnya.
"Dasar bocah! Kurang ajar kau!" karena terus dicakar, kuntilanak hitam itu pergi, masuk ke dalam pohon beringin.
Sumedh melihat kejadian tersebut di dalam mobilnya yang terparkir di depan restoran makanan siap saji, restoran itu ada di dekat tempat di mana Sumelika dan Tania bertemu dengan kuntilanak. Di dalam mobil, ia langsung terkejut melihat sang anak memiliki tangan serigala yang dapat menyerang makhluk tak kasat mata, Sumedh pikir malam itu Sumelika hanya mengatakan lelucon dan hanya sekedar membuat prank semata, akan tetapi ternyata itu benar adanya.
"Bagaimana bisa Sumelika bisa mempunyai kekuatan serigala seperti ini? Bahkan dia bisa melawan makhluk yang tak bisa ku lihat! Apa Sumelika hanya kerasukan? Ataukah itu memang murni kekuatannya sendiri?" pikir Sumedh di dalam mobil.
"Aku harus bertindak secepatnya."
Di sisi yang lain, di tengah waktu senggangnya Dokter Malika sedang membaca kitab yang ia temukan di gudang, ia baca di kamarnya. Di dalam kitab serigala tersebut ditemukan banyak rahasia keluarga yang dikutuk menjadi manusia serigala karena sebuah harta karun. Pertanyaan di kepala Malika tentang keluarga ini sekarang telah ia ketahui dalam waktu sekejap."Di sini tertulis, kitab ini adalah kitab kutukan yang diberikan ratu serigala kepada keluarga Petni yang sejarahnya akan ditulis dengan sendirinya sesuai dengan kutukan yang sedang dan telah terjadi. Buku ini ditulis dengan kekuatan ratu serigala yang tersimpan di kitab ini secara otomatis. Setiap keluarga Petni yang mati, yang akan menjadi manusia serigala dan yang sedang menjadi manusia serigala, semuanya akan tercatat di dalam kitab ini. Setelah 7 generasi mendapatkan kutukan, maka kitab ini akan lengkap, lalu kitab ini akan tersimpan ke dalam museum yang ada di kerajaan serigala." Dokter Malika, yang membaca kitab itu de
Sedari tadi sore, Dokter Malika dan kedua susternya mengurus keadaan manusia serigala yang berteriak-teriak kesakitan, ditambah suhu badannya sangat panas bagaikan orang yang sedang dibakar hidup-hidup. Suster Anna dan Suster Amalia memakaikan tabung oksigen dan memasangkan alat denyut jantung ke manusia serigala, tampak sekarang manusia serigala itu dipenuhi dengan alat-alat medis seadanya yang mereka bertiga bawa dari rumah sakit. Dari alat pendeteksi denyut jantung, terlihat bahwa jantung manusia serigala itu berdetak dengan amat kencang. Selain itu, manusia serigala tersebut merasakan sesak napas yang parah, sampai ia terengah-engah.Dokter Malika dan para susternya kebingungan, karena mereka bertiga telah melakukan segala cara untuk membuat manusia serigala kembali normal, akan tetapi mereka sudah melakukan cara, hasilnya nihil, tak ada reaksi sama sekali yang ditimbulkan oleh manusia serigala itu.Sampai malam hari, keadaan tetap sama. Namun, suasananya
Sumelika dalam ketakutan yang luar biasa, para sahabatnya di kelas, sangat heboh ketika Sumelika menceritakan bahwa ia adalah keturunan serigala. Tampak sekarang Tania, Desti dan Aisyah berkumpul di bangku Sumelika untuk membicarakan tentang manusia serigala."Hah? Pantesan lo nyerang mereka bertiga sampe masuk ke rumah sakit! Ternyata ini toh penyebabnya!" Tania yang merasa tercengang dengan apa yang dikatakan oleh Sumelika."Aduh, kok bisa sih, Mel? Padahal kan selama ini lo normal-normal aja. Apa lo disantet? Atau dapet kiriman dari dukun gitu?" tebak Desti, tak percaya."Kagak, Des. Kata Pak Kyai Ujang sih gue kagak disantet, lagian kan gue udah diruqyah tapi kagak ada reaksi." Jawab Sumelika, menyakinkan."Jadi fix lo keturunan manusia serigala, Mel?" Aisyah, memastikan."Kagak tau juga sih, Syah. Nanti setelah Mama gue datang dari desa Tengkorak baru gue sama Papa tanya ke dia. Doain ya, Guys, supaya gue bukan keturunan seri
Malam semakin larut, di jalan raya kota Majalengka yang dipenuhi kendaraan, terlihat Nenek Sumitra tergopoh-gopoh sebari membawa bakul yang berisi kitab kisah keluarga Petni di trotoar. Dari siang, Nenek Sumitra berjalan kaki dari desa Tengkorak tanpa ditemani oleh siapapun dan tanpa kendaraan sama sekali. Nenek Sumitra lelah, Nenek Sumitra juga sampai berkeringat dingin, tetapi ia rela menahan semua penderitaan ini, demi bisa bertemu kembali dengan Malika, anak dari Tarini yang sudah ia ketahui sekarang. Tampak Nenek Sumitra mencari-cari rumah sakit Pelita Kesehatan, tetapi tak kunjung ia temukan. Ia menanyakan orang di sana tentang keberadaan rumah sakit Pelita Kesehatan dan katanya jikalau rumah sakit itu sangat jauh dari keberadaannya sekarang.Tak putus harapan, ia pun terus berjalan, hingga akhirnya ia menyebrang jalanan, tetapi tak sengaja mobil berwarna putih menyerempet Nenek Sumitra, seketika Nenek Sumitra terjatuh di sana. Pemilik dari mobil itu keluar, ingin melih
Dokter Malika tersadar di sebuah tebing yang di langitnya terdapat bulan purnama besar, mungkin ini adalah alam mimpi Malika. Di sama dirinya bertemu dengan seorang wanita tua serigala kemarin, tetapi manusia serigala itu berubah menjadi wanita tua berkebaya yang sangat cantik, ia mirip sekali dengan Malika."Aku Ibumu, Nak." Ucapnya, kesedihan mulai terpancar dari wajahnya."I-Ibu?" Malika tak percaya bahwa pertamakali ia bertemu dengan sang Ibu meskipun hanya di alam mimpi.Di saat Malika mengetahui bahwa itu adalah sang Ibu tercinta, seketika Malika memeluk Ibunya dengan erat. Sebenarnya Malika tak percaya kepada orang-orang yang baru ia lihat, tetapi sekarang entah mengapa orang yang mengaku bahwa itu Ibunya itu langsung ia percaya, mungkin ini adalah ikatan batin yang bisa dirasakan oleh Ibu dan anak."Bu, kenapa Ibu enggak bilang kalau manusia serigala di desa Tengkorak itu Ibu! Hiks-hiks-hiks." Malika menangis histeris di pelukan
Sumelika tak mau sampai sang Ibu dan dirinya menjadi manusia serigala, ia kira jika menjadi manusia serigala kita akan bisa berubah kapanpun, tetapi kita akan berubah selamanya. Sumelika harus berbuat sesuatu, ia mencoba mencari penangkalnya. Pertama, ia bertanya kepada Nenek Sumitra tentang penangkal, akan tetapi Nenek Sumitra berkata tak ada penangkalnya karena kutukan sudah terjadi 100 tahun yang lalu."Yang pasti tidak ada, tetapi mungkin jika dicari ada, Nak." Ucapnya, yang tak tahu pasti atau tidak.Ia pun bergegas ke rumah temannya yang sangat menyukai film serigala, Andra. Andra menyatakan tak ada solusi juga."Kagak ada kayanya, kutukan tetep kutukan. Lo tau kisah Malin Kundang? Dia dikutuk sama Ibunya jadi batu, dan kutukan itu kagak bisa dicabut lagi.""Tapi coba lo tanya ke temen lo yang lain, siapa tau mereka ada solusi yang bisa ngebantu lo." Sambung Andra.Sumelika akhirnya menemui Aisyah di pondok pesantrennya, keb
Di tengah malam, Aisyah, Desti dan Tania baru saja pulang dari pengajian akbar. Tampak mereka membawa makanan berkat yang sangat banyak sekali, tak sengaja mereka melewati jalanan pohon beringin, dan mereka melihat portal yang di depannya terdapat tas, tas itu tak asing bagi mereka. Aisyah menyadarinya, itu adalah tas milik Sumelika!"Hah? Jangan-jangan si Sumelika diculik sama makhluk ghaib?" duga Desti, khawatir."I-Iya, bisa jadi tuh! Soalnya kan dia manusia serigala!" ucap Tania."Aduh, gue takut deh kalo terjadi apa-apa sama si Sumelika!" papar Aisyah."Iya, gue juga takut! Mendingan kita masuk yuk untuk nolongin si Sumelika!" ajak Tania"Tapi ini kan b-bahaya, Tan!" Desti, ketakutan."Halah, ayo-ayo demi keselamatan sahabat kita, kita harus rela melakukan apapun!" Tania menarik pergelangan tangan Aisyah dan Desti lalu mereka masuk ke dalam portal waktu.Sebelummya Sumelika telah masuk ke dimensi waktu, terlihat
Sumelika sangat senang karena di masa-masa ia sedang sulit seperti ini, sahabat-sahabatnya ada untuknya. Aisyah, Desti dan Tania sangat setia kepadanya, ia sangat terharu dengan mereka. Sumelika pun memeluk mereka bertiga dengan menangis bahagia."Makasih ya, Girls. Kalian udah mau nemenin dan ngebantu gue di misi ini, hiks-hiks.""Yaelah, Mel. Santai aja sih." Desti, merasa tidak enak."Iya, Mel. Lebay banget sih pake acara nangis segala. Harusnya kita happy dong bisa jalan-jalan ke masa lalu, hehe." Tania, senang.Sumelika menghapus air matanya, dan tersenyum bahagia."Yaudah, ayo kita ke rumah keluarga gue.""Malam-malam gini?" Aisyah, yang merasa aneh."Bukannya enggak sopan ya, Mel? Terus kalo kita kesana belum tentu mereka percaya gitu aja, mungkin bisa aja mereka itu ngusir kita." Sambungnya."Kalian mau ke rumah keluarga Petni ya?" Ibu itu datang lagi."Iya, Bu. Tapi sepertinya enggak jadi