Share

Bab 28 Rencana Malam Seribu Malam

Matahari sudah terbenam. Dinginnya sehabis senja sudah berkenalan dengan tengkung setiap anak yang bersembunyi di balik pohon. Hutan begitu lembab, basah, becek, licin dan aroma daun melapuk menyebar semerbak. Tumpukkan daun menyamarkan kubangan air bekas hujan tadi pagi. Sepatu, seragam, telapak tangan, rambut, wajah, belakang telinga, semua penuh lumpur dan tanah. Kegelitaan mulai mengisi setiap sudut di dalam hutan. Jarak pandangku pendek, bagaimana tidak, kabut mulai ikut serta, sumber cahaya hanya dari lampu lapangan dan tentu rembulan. Beruntung masih ada rembulan malam ini. Beruntung langit tidak sedang mendung, beruntung langit tidak pelit akan cahaya bintang, beruntung pula langit tidak sedang merundung kami yang sial.

Bara yang berjaga sejak permainan dimulai. Sesuai dengan rencana, dia menjadi orang pertama yang berjaga. Tubuhnya yang atletis, matanya yang jeli dan mentalnya yang kuat menjadikan dia garda terdepan. Dengan dia, kami memulai permainan malam ini. Sesuai denga
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status