Share

Bab 14. Memberikan Kesempatan

Ramon terusik. Matanya mengerjap-erjap sembari meringis kecil. Tubuh kekar yang masih cukup kuat itu, memaksa bangun dari baring yang tak dia sadari kapan dan bagaimana dia bisa berada di sini.

Sensasi nyeri di kepalanya, mengundang tangan untuk memijat pelipis. Ini bukan efek alkohol. Ramon sangat tahu itu. Ingatan datang membelah kepala Ramon.

“Ternyata kau belum berubah, Farah,” desisnya.

Tubuh itu beranjak dari atas ranjang beralih ke atas nakas yang terpatri air di atasnya. Ramon segera meneguk separuh gelas, berusaha menetralisir pusing yang masih menggerogoti.

Tapi tunggu? Kalau Farah berniat lain padanya lalu siapa yang membawanya ke istananya?

Kerutan dahi Ramon tercetak dalam pahatan wajahnya. Dia heran bagaimana bisa dia sampai ke sini, dan tidak terjadi apa-apa.

Kakinya segera melangkah, mengikis jarak dari dalam kamar. Satu anak buah berjaga tepat saat dia keluar.

“Apa yang terjadi? Siapa yang membawaku pulang?” tanya Ramon.

“Amira, Pak. Dia juga menyuruh kami untuk
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status