Share

Bab 16. Menjadi Pelayan Pribadi

Amira bergerak cepat menghampiri perempuan berbalut seragam hitam putih di sana. Segera kedua tangannya memapah untuk bangun, lalu membiarkan menepi dari Ramon. Selesai itu, Amira segera membalikkan badan untuk berhadapan dengan si biang masalah. Matanya kembali nyalang, tidak setuju dengan tindakan Ramon kali ini.

“Pak, apa kau mabuk? Bagaimana bisa kau berbuat tidak baik seperti itu padanya?” hardik Amira.

Ramon mengerang dalam dada, lagi-lagi harus berhadapan dengan Amira. Perempuan itu baginya terus menjadi penghalang amarah yang seharusnya sudah redah jika meluapkan seperti biasanya.

“Jangan ikut campur! Kau kumasukkan ke dalam rumahku bukan untuk mencampuri urusanku!” balas Ramon, tidak peduli.

Amira mendongak penuh. Wajah Ramon terlalu tinggi untuk di tatap dengan kepala datar. Mendengar jawaban Ramon, lagi-lagi membuat dada Amira terbakar. Apa benar kalau laki-laki di hadapannya ini adalah ayah dari kekasihnya? Bagaimana bisa mereka begitu berbeda watak? Bahkan sangat jauh
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status